1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intra uterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan berlangsung relatif tinggi pada bayi dan akan melambat selama masa kanak-kanak dan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan akhirnya laju pertumbuhan menjadi melambat sampai maturitas. Ketiga faktor yang berpengaruh pada hasil akhir ukuran tubuh manusia adalah waktu mulai terjadi percepatan pertumbuhan, besarnya percepatan pertumbuhan dan waktu pertumbuhan berakhir (Myrtati, 2008; Melani dkk., 2012) Perempuan
mengalami
percepatan
pertumbuhan
lebih
dahulu
dibandingkan laki-laki, akan tetapi besarnya percepatan pada perempuan tidak lebih besar dibandingkan dengan percepatan pertumbuhan laki-laki. Usia kronologis pada saat terjadi dan berakhirnya tahap–tahap pertumbuhan adalah bervariasi antar individu dan jenis kelamin. Masa pubertas pada anak perempuan 2 tahun lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki. Perempuan mengalami pubertas usia 10-12 tahun sedangkan laki–laki usia 13-14 tahun (Foster, 1997; Bishara, 2001; Myrtati, 2008) Pertumbuhan wajah berkaitan erat dengan pertumbuhan tubuh secara keseluruhan dan mengalami peningkatan selama masa pubertas. Dentokraniofasial adalah kesatuan komponen jaringan lunak dengan jaringan keras penyusun kranium wajah dan kranium serta gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.
2
Pertumbuhan dentokraniofasial berlangsung dalam tiga arah (anteropostrior, lateral dan vertikal), ketiganya mempunyai perbedaan baik dalam durasi, potensi , kecepatan maupun percepatan dalam pertumbuhan (Salzman, 1966). Komponen pembentuk dimensi vertikal wajah adalah pertumbuhan mandibula dan maksila serta perkembangan prosesus alveolaris sebagai akibat dari erupsi gigi geligi. Pertumbuhan tinggi wajah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ras genetik, jenis kelamin, usia, satus gizi dan penyakit. Laju peningkatan wajah terjadi pada usia
10 bulan dan kemudian menunjukkan
penurunan sampai usia 3 tahun. Percepatan pertumbuhan wajah terjadi pada usia 3-4 tahun, 7-11 tahun, dan 16-19 tahun (Moyers (1998); Viazis (1998); (Salzman, 1966 cit Sutardjo, 1993)). Gambaran sefalometri menunjukkan bahwa laju pertumbuhan wajah tidak konstan selama periode pertumbuhan. Berbagai indikator untuk mengevaluasi pertumbuhan wajah individu antara lain kematangan somatik, seksual, skeletal, dan gigi (Ogedscu dkk., 2011). Tingkat pertumbuhan skeletal manusia tidak konstan. Intensitas , onset dan durasi puncak pertumbuhan pada anak pubertas bervariasi dan bersifat individual. Puncak pertumbuhan skeletal seorang anak bervariasi. Menurut Grave dan Brown (1976) umur maturasi sering tidak sesuai dengan umur kronologis seorang anak sehingga sering timbul masalah dalam menentukan kapan puncak tumbuh kembang itu terjadi pada seorang anak. Pengetahuan tentang tumbuh kembang dan kemampuan dalam menentukan kapan saat yang tepat untuk memulai perawatan merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan perawatan gigi pada seorang anak (Kuswandari, 2013).
3
Beberapa
penelitian menunjukkan
bahwa radiografik hand-wrist
dianggap menjadi metode yang paling standar akan tetapi vertebra servikalis dapat menjadi cara alternatif dalam menilai kematangan skeletal (Gupta,2008). Menurut Chatzigianni dan Halazonetis ((2009), cit Kuswandari, 2013) bentuk tulang vertebra servikalis mempunyai hubungan yang erat dengan kematangan skeletal tapi tidak memiliki nilai prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan umur kronologis. Cervical Vertebral Maturation Indicators (CVMs) adalah salah satu indikator yang digunakan pada analisa radiograf melalui kecekungan tepi bawah korpus, ketinggian korpus dan bentuk tulang vertebra servikalis. Gambaran
radiograf
tersebut
menunjukan
informasi
mengenai
tingkat
pertumbuhan seperti percepatan, puncak dan penurunan, serta berakhirnya maturitas skeletal individu (Melani dkk., 2012). Pada penelitian Uysal (2009) di Turki menunjukkan bahwa tahap maturasi tulang vertebra servikal secara klinis bermanfaat sebagai indikator maturitas pada periode pertumbuhan pubertas.
Metode kuantitatif Cervicalis Vertebrae
Maturation merupakan cara pendektan yang efisien, obyektif dan relatif sederhana untuk menilai tingkat maturasi skeletal pada anak selama masa remaja (Chen et al, 2008) (cit.Kuswandari 2013). Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa terdapat hubungan pertumbuhan wajah dalam arah vertikal dengan vertebra sevikalis.Penelitian Bench(1963) mengemukakan bahwa pertumbuhan vertikal dari wajah setelah pubertas memiliki hubungan yang kuat dengan pertumbuhan tulang vertebra servikalis, sehingga pasien dengan wajah dolikosefali sering memiliki tulang vertebra servikalis yang lurus dan panjang (Flores dkk., 2003). Solow dan Sandham (2002)
4
menyatakan bahwa postur kranio-servikal dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi dari
struktur kranio dentofasial. Subjek yang memiliki sudut
kranioservikal yang besar memperlihatkan tinggi wajah anterior yang panjang dan inklinasi mandibular plane besar. Subjek yang memiliki sudut kranio-servikal yang kecil diikuti dengan pertumbuhan kedepan dari maksila dan mandibula, sedangkan subjek yang memiliki sudut kranioservikal yang besar diikuti dengan perkembangan wajah vertikal, dapat terlihat perubahan posisi vertikal dari tulang hyoid. Karlsen (2004) menyatakan bahwa secara morfologi hubungan antara pertumbuhan vertikal tulang vertebra servikalis dan wajah mempunyai hubungan yang lemah pada periode umur 6- 12-tahun tapi mempunyai hubungan kuat selama pubertas.
B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas timbul permasalahan : Bagaimanakah dimensi vertikal wajah berdasarkan tingkat
maturasi
tulang
vertebra servikalis pada anak periode gigi bercampur?
C. Keaslian Penelitian Penelitian tentang maturasi tulang vertebra servikalis yang berkaitan tumbuh kembang telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya adalah :
5
1. Karlsen (2004) melakukan penelitian tentang hubungan antara perkembangan vertikal dari tulang leher belakang dengan pola perkembangan vertikal wajah pada subyek usia 6-15 tahun. 3. Baccetti dkk (2005) melakukan penelitian lanjutan mengenai penggunan metode Cervicalis Vertrebral Maturation (CVM) untuk mendeteksi puncak pertumbuhan mandibula. Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian terdahulu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karena
ukuran dimensi vertikal wajah
berdasarkan tingkat maturasi tulang vertebra servikalis pada anak periode gigi bercampur.
D. 1.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
maturasi
tulang vertebra
servikalis dengan dimensi vertikal wajah anak laki-laki dan perempuan periode gigi bercampur 2.
Untuk mengetahui perbedaan ukuran dimensi vertikal wajah berdasarkan maturasi tulang vertebra servikalis anak laki-laki dan perempuan periode gigi bercampur
E. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat untuk Ilmu pengetahuan a) Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah di bidang Ilmu
Kedokteran
Gigi
Anak
pada
aspek
tumbuh
kembang
6
dentokraniofasial secara vertikal dengan melihat tingkat maturasi tulang vertebra servikalis pada anak periode gigi bercampur b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan dasar penelitian lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya. 2.
Manfaat untuk Klinisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam
menegakkan
diagnosa, perencanaan dan tujuan serta
prognosa
dari suatu
perawatan orthodontik dan kasus-kasus kompleks yang berkaitan dengan perkembangan maturasi skeletal. 3.
Manfaat untuk Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat terutama orang tua anak bahwa
perkembangan maturasi tulang
vertebra servikalis berkaitan dengan pertumbuhan wajah, pertumbuhan rahang, dan gigi geligi, sehingga orang tua dapat lebih memperhatikan tumbuh kembang anak.