BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Nyamplung (Callophyllum inophyllum Linn) adalah tanaman yang sudah banyak diteliti dan dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya dari mulai akar, batang, daun, bunga, dan bijinya. Bidang kedokteran telah banyak melakukan penelitian tentang nyamplung terutama bagian biji karena mimiliki senyawa aktif yang mempunyai efek sebagai anti HIV (Pawar et al., 2007), aktivitas penghambat EBV (Epstein Bar Virus), anti tumor dan anti kanker (Itogawa et al., 2001), anti mikrobia (Yimdjo et al., 2004), anti malaria (Hay et al., 2004), dan anti peradangan (Gopalarhisnan et al., 1980). Saat ini, biji nyamplung juga menjadi perhatian industri biodisel karena dapat menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi (40-73%) dibandingkan dengan
jarak (40-60%) dan Sawit (46-54 %) (Masyhud, 2008). Makin
banyaknya industri pengolahan biodisel nyamplung akan menghasilkan produk samping berupa bungkil nyamplung (press cake) yang belum dimanfaatkan, sehingga mulai menarik untuk diteliti mengingat banyaknya manfaat dan senyawa aktif yang terdapat dalam biji nyamplung. Bungkil nyamplung memilki kadar protein 22,76 %db (Putra, 2010), dapat diekstrak dan dimanfaatkan sebagai bahan untuk hidrolisis protein yang dapat menghasilkan peptida bioaktif dengan sifat fungsional tertentu seperti antioksidan. Peptida yang memiliki aktivitas antioksidan sedang menarik perhatian dan banyak
diteliti karena merupakan salah satu sumber antioksidan alami untuk menggantikan antioksidan sintetis. Antioksidan sintetis sudah banyak digunakan untuk memperlambat peroksidasi minyak, namun konsumen mempunyai persepsi negatif dan keamanan terhadap batas pemakaian antioksidan sintetis dalam makanan dengan berbagai bahaya yang mungkin ditimbulkan seperti penyakit kardiovaskuler, neurodegeneratif, diabetes dan beberapa jenis kanker. Aktivitas antioksidan peptida hasil hidrolisis dipengaruhi oleh sumber protein, jenis protease, dan proses hidrolisis yang nantinya akan menentukan ukuran, komposisi asam amino, dan sekuen peptida yang memiliki aktivitas antioksidan. Peptida yang memilki aktivitas antioksidan dapat berperan dalam menginaktifkan oksigen reaktif, memerangkap radikal bebas, pengkelat logam transisi
pro-oksida,
mereduksi
hidroperoxida,
dan
secara
enzimatis
menghilangkan oxidan spesifik, seperti bentuk penghalang fisik untuk memisahkan komponen reaktif dari komposisi makanan (Zue et al., 2008). Hidrolisis enzimatis menggunakan bromelin dapat menghasilkan peptida rantai pendek dengan ukuran kecil dan sedang. Bromelin merupakan endopeptidase yang mengkatalis pemotongan peptida pada sisi karboksil dari alanin, tirosin, glisin, lisin (Farlex, 2012) dan leusin (Wiseman, 1980). Glisin dapat berperan sebagai donor hidrogen dan pemotongan bromelin pada sisi karboksil dari alanin, tirosin dan leusin dapat menghasilkan peptida hidrofobik yang menyumbang sifat antioksidatif. Bromelin termasuk dalam protease yang memilki harga murah dibandingkan protease lain dan dapat diekstrak dari seluruh bagian tanaman nanas. Bromelin juga telah dipakai dalam hidrolisis yang
menghasilkan peptida antioksidan dari bungkil nyamplung (Restiani, 2013) dan isolat bungkil wijen rendah minyak (Liu et al., 2008 dan Septianingrum, 2012). Penelitian
mengenai
produksi
hidrolisat
dari
konsentrat
bungkil
nyamplung belum pernah dilakukan. Penelitian ini perlu dilakukan untuk memanfaatkan produk samping pengolahan minyak nyamplung agar memiliki nilai tambah dan menjadi salah satu alternatif sumber antioksidan alami.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi enzim terhadap derajat hidrolisis (DH) hidrolisat konsentrat protein bungkil nyamplung yang dibuat dengan hidrolisis enzimatis menggunakan bromelin? 2. Bagaimana pengaruh waktu hidrolisis terhadap derajat hidrolisis (DH) hidrolisat konsentrat protein bungkil nyamplung yang dibuat dengan hidrolisis enzimatis menggunakan bromelin? 3. Bagaimana aktivitas antioksidan hidrolisat konsentrat protein bungkil nyamplung yang dihidrolisis menggunakan enzim bromelin?
1.3 Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Meningkatkan aktivitas antioksidan konsentrat protein bungkil nyamplung melalui hidrolisis enzimatis menggunakan bromelin.
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengevaluasi pengaruh konsentrasi enzim bromelin terhadap derajat hidrolisis konsentrat protein bungkil nyamplung 2. Mengevaluasi waktu terbaik hidrolisis konsentrat protein bungkil nyamplung 3. Mengevaluasi pengaruh waktu hidrolisis terhadap aktivitas antioksidan hidrolisat konsentrat protein bungkil nyamplung