Rubella Virus.docx

  • Uploaded by: Retno
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rubella Virus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 609
  • Pages: 2
Pemeriksaan Virus Rubella Metode ELISA Febrian Dwi Hastantyo Prabowo ( P1337434116008) Semester V Reguler A Pendahuluan Virus Rubella ditemukan pada tahun 1962 oleh pakman dan Weller. Rubella merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan lesi kulit ringan berupa ruam makulopapular. Rubella merupakan virus yang termasuk dalam golongan RNA dalam genus Rubivirus, famili Togaviridae, yang mempunyai antigen tunggal yang tidak dapat bereaksi silang dengan sejumlah group Togavirus lainnya (Kadek, 2007) (Irma dkk, 2017). Virus rubella dapat dideteksi menggunakan beberapa metode pemeriksaan seperti : Hemaglutination Inhibition, Passive Hemaglutination (PHA), indirect Flourescent Immunoassay (IFA), Enzyme ImmunoAssay (EIA-IgM, IgG), Radioimmunoassay, immunoasai enzim (kadek 20117) Metode Metode yang dilakukan untuk pemeriksaan rubella adalah rubella captute IgM. Dalam serum terdapat antibodi IgM yang spesifik terhadap rubella berikatan dengan Anti-IgM ( anti human tikus) pada mikrowel sehingga terjadi reaksi antibodi dengan anti-antibodi. Antibodi yang tidak berikatan akan hilang pada proses pencucian. Penambahan konjugat yang didalamnya terdapat antigen. Konjugat yang tidak bereaksi akan hilang pada proses pencucian. Substrat ditambahkan membentuk kompleks warna biru, penambahan reagen stop akan membuat perubahan warna menjadi kuning. Intensitas warna tersenut akan sebanding dengan antibodi IgM pada sampel.

Hasil 1 A B 0,001 B NC1 0,062 C NC2 0,053 D CR1 0,381 E CR2 0,353 F PC1 1,333 G PC2 1,394 H 0,048

2 0,043 0,049 0,038 0,049 0,041 -

MNC = (B1 + C1)/2 = 0,058 (MNC< 0,150) MCC = (D1 + E1)/2 = 0,367 (MCC > 0.200) MPC = (F1 + G1)/2 = 1,364 (MPC<2,0 memenuhi syarat) COV=MCC= 0,367

Tidak

Interpretasi Hasil: a. Sampel < COV -10% = rubella IgM Ab Non Reaction b. Sampel > COV+ 10% = rubella IgM Reaction Pembahasan Infeksi pada bayi dapat terjadi secara kongenital maupun pasca melahirkan. Manusia merupakan satusatunya inangnya. Virus rubella ditularkan melalui pernafasan (droplet) dan mengalami replikasi di nasofaring atau

kelenjar gtah bening.viremia terjadi pada hari ke-5 sampai ke-7 . Masa inkubasi virus ini sekitar 14-21 hari (Kadek, 2007) (Irma dkk, 2017). Pemeriksaan laboratorik dilakukan untuk menetapkan suatu diagnosa infeksi terhadap virus rubella dan untuk penapisan terhadap status keadaaan imunologik. Bahan pemeriksaan dapat berupa dari hapusan tenggorokan, darah, air kemih, dan lainnya. Antibodi terhadap virus ini muncul ruam mulai menghilang, dengan ditemukannya IgG dan IgM. Antibodi IgG terdapat dalam tubuh seumur hidup, tetapi antibodi IgM menurun pada minggu ke-4 dan ke-5. Bila penderita semakin parah makan perlu pemeriksaan terhadap serum untuk deteksi IgM yang spesifik terhadap rubella. Secara spesifik terdapat 5 tujuan pemeriksaan serologis rubella ; membantu menetapkan bawaan rubella ,membantu menetapkan diagnosis rubella akut, memeriksa ibu dengan anamnesa ruam, memantai ibu hamil yang terinfeksi rubella, mengetahui derajat imunitas pascavaksinasi. Pada pemeriksaan dengan sampel mahasiswa, hasilnya negatif tidak terdapat antibodi terhadap virus rubella. Hasil false dilihat dari MPC yang tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat dalam rumus yang seharusnya kurang dari 2,0. Hal yang dapat mempengaruhi kemungkinan suhu saat inkubasi, pencucian yang kurang bersih atau waktu yang kurang tepat. Reaksi yang terjadi yaitu antara antigen dan antibodi, sehingga hal yang dapat mempengaruhi hasil harus diperhatikan. Tidak adanya antibodi IgG menunjukka belum pernah terinfeksi virus rubella. Adanya antibodi IgG rubella dalam serum dapat menujukkan bahwa

penderita tersebut pernah terinfeksi virus dan mungkin memiliki kekebalan terhadap virus rubella. Bila pada test terdapat hasil positif pada antibodi IgG dan IgM menunjukkan kemungkinan terdapat infeksi primer baru (Irma, 2017) Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua sampel hasil nya negatif yang menandakan tubuh tidak menghasilkan antibodi terhadap virus rubella. Daftar pustaka Kadek, S Darmadi. 2007. Gejala rubella bawaan (kongenital) berdasarkan pemeriksaan serologis dan RNA virus. FK UNAIR: Surabaya. Irma, Josiah dkk. 2017. Manifestasi okular dan non okular sindrom rubella kongenital pada penderita katarak kongenital. FK Universitas Pelita Harapan; Tangerang. Manual kit rubella IgG capture.

Related Documents

Rubella
November 2019 21
Rubella
June 2020 9
Rubella
November 2019 21
Rubella Virus.docx
May 2020 7
Rubella Virus
August 2019 11
Rubella & Flavivirus
November 2019 9

More Documents from "kiedd_04"