Rpp Prit.docx

  • Uploaded by: Qaireen Zahra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rpp Prit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 17,870
  • Pages: 82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Tingkat Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Materi Pembelajaran Alokasi Waktu

: : : : : :

SMA Negeri 03 Bombana Kimia X IPA/Ganjil 2016 s/d 2017 Hakikat dan Peran Ilmu Kimia 12 jam Pelajaran (3x45 menit)

A. Kompetensi Inti KI 3

: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KI 4

B.

Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur paretikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, tanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari‐hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumberdaya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.1 Menjelaskan metode ilmiah, hakikat ilmu kimia, keselamatan dan keamanan di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. 4.1 Mengkaji hasil rancangan dan hasil percobaan ilmiah.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi Pertemuan 3.1.1 1

2

3.1.2

3.1.3 3.1.4

Indikator Pencapaian Kompetensi KD 3.1 KD 4.1 Menyebutkan produk kimia 4.1.1 Mempesentasikan bahan-bahan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari yang Mengidentifikasi jenis bahan mengandung bahan kimia kimia yang terdapat dalam produk kimia disekitar. Menjelaskan sejarah 4.1.2 Mempresentasikan sejarah dan perkembangan ilmu kimia ruang lingkup kajian ilmu kimia Mengidentifikasi ruang lingkup Menerapkan konsep/prinsip dan SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

1

3

4

kajian ilmu kimia 3.1.5 Menganalisis manfaat ilmu kimia bagi manusia dan lingkungannya.

strategi pemecahan masalah yang berkaitan dengan konsep sejarah dan ruang lingkup kajian ilmu kimia serta manfaatnya dalam kehidupan

3.1.5 Menjelaskan prosedur keamanan dan keselamatan kerja di Laboratorium kimia

4.1.3 Mendemonstrasikan prosedur keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia

3.1.6 Menjelaskan konsep metode ilmiah dalam ilmu kimia 3.1.7 Menganalisis data penerapan metode ilmiah dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari

4.1.4 Menyajikan data penerapan metode 4.1.5 Merancang penelitian sederhana tentang permasalahan yang berkaitan dengan ilmu kimia di kehidupan sehari- hari.

D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi kelompok dalam pembelajaran konsep hakikat dan peran kimia dalam kehidupan serta metode ilmiah diharapkan siswa terlibat aktif dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring sehingga dapat : 1. Menjelaskan sejarah perkembangan ilmu kimia 2. Mengidentifikasi ruang lingkup kajian ilmu kimia 3. Mempresentasikan sejarah dan ruang lingkup kajian ilmu kimia 4. Menjelaskan peran ilmu kimia dalam perkembangan ilmu lain 5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang berkaitan dengan konsep sejarah dan ruang lingkup kajian ilmu kimia. 6. Menunjukan alat-alat dan bahan kimia serta tata tertib laboratorium 7. Mendeskripsikan konsep metode ilmiah dalam ilmu kimia 8. Menuliskan langkah-langkah metode ilmiah dalam ilmu kimia 9. Melakukan percobaan untuk memecahkan masalah menggunakan langkah‐langkah metode ilmiah 10. Menerangkan data yang berkaitan dengan penerapan metode ilmiah dalam memecahkan masalah E.

Materi Pembelajaran 1. Fakta Produk‐produk kimia dalam kehidupan sehari‐hari Peran kimia dalam perkembangan ilmu lain Artikel tentang hakikat ilmu kimia dan metode ilmiah Keamanan dan keselamatan kerja di Laboratorium 2. Konsep Hakekat ilmu kimia 3. Prosedur Langkah kerja ilmiah

F.

Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran : saintifik Model Pembelajaran : Problem Based Learning Metode Pembelajaran : Inquiri, diskusi kelompok dan Eksperimen SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

2

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 Kegiatan Deskripsi Waktu Pendahuluan  Guru memberi salam kepada siswa 15  Guru meminta kepada salah satu siswa untuk memimpin doa untuk menit mengawali kegiatan pembelajaran Guru mengecek kehadiran siswa  Guru meyampaikan IPK atau tujuan pembelajaran  Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran kimia di SMP.  Guru memotivasi siswa dengan menampilkan gambar‐gambar barang keperluan sehari‐hari dan disekitar lingkungan sekolah dan diri siswa menggunakan media LCD dan komputer, kemudian melakukan tanya jawab. Apa saja materi penyusun sebuah meja? Terbuat dari apakah pakaian yang dipakai? Terbuat dari apakah barang‐barang keperluan sehari‐hari seperti: sabun, pasta gigi, kosmetik? Apakah senyawa penyusun garam dapur, gula dan minyak goreng? Apakah semua benda/zat tersebut berhubungan dengan kimia? Inti

Fase 1: Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan logistik yang dibutuhkan Membagikan LKS dan mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok belajar Guru meminta siswa mengamati benda‐benda disekitar dirinya dan gambar yang ditayangkan guru secara berkelompok Guru memberikan penjelasan umum tentang perkembangan dan kajian ilmu kimia agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan hakekat ilmu kimia Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur.

105 menit

Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan sejarah dan ruang lingkup kajian ilmu kimia. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

3

Hakikat ilmu kimia serta peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Guru Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan hakikat ilmu kimia dan peranan dalam kehidupan sehari-hari termasuk peranannya dalam berbagai bidang. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja diskusi Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa menyelesaikan masalah pada LKS hakikat ilmu kimia dan peranan dalam kehidupan sehari-hari termasuk peranannya dalam berbagai bidang berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam diskusi kelompok.  Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai berupa laporan hasil diskusi kelompok dan berbagi tugas dengan teman Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.  Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.  Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian. Selama kegiatan presentasi diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja presentasi Penutup



Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan hasil 15 diskusi hakikat ilmu kimia dan peranan dalam kehidupan menit sehari-hari termasuk peranannya dalam berbagai bidang untuk dikumpulkan  Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Guru menyampaikan rencana materi yang akan di sampaikan pada pertemuan berikutnya Keamanan dan keselamatan kerja di Laboratoium.  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi tentang Keamanan dan keselamatan kerja di Laboratoium yang melingkupi tata tertib di Laboratorium, pengenalan peralatan di laboratorium serta pengenalan simbol-simbol klasifikasi bahan kimia.  Melakukan tes evaluasi Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

4

Pertemuan Ke-2 Kegiatan Deskripsi Waktu Pendahuluan  Guru memberi salam kepada siswa 20  Guru meminta kepada salah satu siswa untuk memimpin doa untuk menit mengawali kegiatan pembelajaran Guru mengecek kehadiran siswa  Guru meyampaikan IPK atau tujuan pembelajaran  Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran kimia di SMP.  Guru memotivasi siswa dengan menampilkan gambar‐gambar barang keperluan sehari‐hari dan disekitar lingkungan sekolah dan diri siswa menggunakan media LCD dan komputer, kemudian melakukan tanya jawab. Apa saja materi penyusun sebuah meja? Terbuat dari apakah pakaian yang dipakai? Terbuat dari apakah barang‐barang keperluan sehari‐hari seperti: sabun, pasta gigi, kosmetik? Apakah senyawa penyusun garam dapur, gula dan minyak goreng? Apakah semua benda/zat tersebut berhubungan dengan kimia? Inti

Fase 1: Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan logistik yang dibutuhkan Membagikan LKS dan mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok belajar Guru meminta siswa mengamati benda‐benda disekitar dirinya dan gambar yang ditayangkan guru secara berkelompok Guru memberikan penjelasan umum tentang perkembangan dan kajian ilmu kimia agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan hakekat ilmu kimia Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan sejarah dan ruang lingkup kajian ilmu kimia. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan produk kimia yang terdpat dalam kehidupan sehari-hari SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

5

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Guru Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan produk kimia yang terdpat dalam kehidupan sehari-hari Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja diskusi Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa menyelesaikan masalah pada LKS hakikat ilmu kimia dan peranan dalam kehidupan sehari-hari termasuk peranannya dalam berbagai bidang berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam diskusi kelompok.  Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai berupa laporan hasil diskusi kelompok dan berbagi tugas dengan teman Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.  Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.  Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian. Selama kegiatan presentasi diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja presentasi Penutup



Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan hasil diskusi hakikat ilmu kimia dan peranan dalam kehidupan sehari-hari termasuk peranannya dalam berbagai bidang untuk dikumpulkan  Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Guru menyampaikan rencana materi yang akan di sampaikan pada pertemuan berikutnya Keamanan dan keselamatan kerja di Laboratoium.  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi tentang Keamanan dan keselamatan kerja di Laboratoium yang melingkupi tata tertib di Laboratorium, pengenalan peralatan di laboratorium serta pengenalan simbol-simbol klasifikasi bahan kimia.  Melakukan tes evaluasi Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

Pertemuan Ke-3 Kegiatan Pendahuluan

6 Deskripsi  Guru memberi salam kepada siswa  Guru meminta kepada salah satu siswa untuk memimpin

Waktu 20 menit

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran Guru mengecek kehadiran siswa  Guru meyampaikan IPK atau tujuan pembelajaran  Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang prosedur keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.  Guru memotivasi siswa dengan menampilkan alat-alat kimia serta menjelaskan fungsinya. Apa saja materi penyusun alat alat kimia? Terbuat dari apakah gelas kimia yang dipakai?

Fase 1: Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan logistik yang dibutuhkan Membagikan LKS dan mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok belajar Guru meminta siswa mengamati benda‐benda disekitar dirinya dan gambar yang ditayangkan guru secara berkelompok Guru memberikan penjelasan umum tentang perkembangan dan kajian ilmu kimia agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan hakekat ilmu kimia Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan sejarah dan ruang lingkup kajian ilmu kimia. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan keamanan keselamatan kerja di laboratorium.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Guru Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

7

pengenalan peralatan kimia dan simbol-simbol bahan kimia terkait dengan keamann dan keselamatan kerja di laboratorium. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja diskusi Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya  Membantu siswa menyelesaikan masalah pada LKS pengenalan peralatan kimia dan simbol-simbol bahan kimia terkait dengan keamann dan keselamatan kerja di laboratorium berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam diskusi kelompok.  Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai berupa laporan hasil diskusi kelompok dan berbagi tugas dengan teman Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.  Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.  Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian. Selama kegiatan presentasi diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja presentasi 

Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan hasil diskusi tentang pengenalan peralatan kimia dan simbol-simbol bahan kimia terkait dengan keamann dan keselamatan kerja di laboratorium untuk dikumpulkan  Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran  Guru menyampaikan rencana materi yang akan di sampaikan pada pertemuan berikutnya tentang Metode Ilmiah  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi tentang konsep metode ilmiah dalam ilmu kimia.  Melakukan tes evaluasi Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam Pertemuan Ke-4 Kegiatan Pendahuluan

8 Deskripsi  Guru memberi salam kepada siswa  Guru meminta kepada salah satu siswa untuk memimpin

Waktu 20 menit

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran Guru mengecek kehadiran siswa  Guru meyampaikan IPK atau tujuan pembelajaran  Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang prosedur keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.  Guru memotivasi siswa dengan menampilkan alat-alat kimia serta menjelaskan fungsinya. Apa saja materi penyusun alat alat kimia? Terbuat dari apakah gelas kimia yang dipakai?

Fase 1: Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan logistik yang dibutuhkan Membagikan LKS dan mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok belajar Guru meminta siswa mengamati benda‐benda disekitar dirinya dan gambar yang ditayangkan guru secara berkelompok Guru memberikan penjelasan umum tentang perkembangan dan kajian ilmu kimia agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan hakekat ilmu kimia Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan sejarah dan ruang lingkup kajian ilmu kimia. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan keamanan keselamatan kerja di laboratorium. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Guru Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengenalan peralatan kimia dan simbol-simbol bahan kimia terkait dengan keamann dan keselamatan kerja di laboratorium. SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

9

Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja diskusi Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya  Membantu siswa menyelesaikan masalah pada LKS pengenalan peralatan kimia dan simbol-simbol bahan kimia terkait dengan keamann dan keselamatan kerja di laboratorium berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam diskusi kelompok.  Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai berupa laporan hasil diskusi kelompok dan berbagi tugas dengan teman Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.  Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.  Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian. Selama kegiatan presentasi diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja presentasi 

Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan hasil diskusi tentang pengenalan peralatan kimia dan simbol-simbol bahan kimia terkait dengan keamann dan keselamatan kerja di laboratorium untuk dikumpulkan  Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran  Guru menyampaikan rencana materi yang akan di sampaikan pada pertemuan berikutnya tentang Metode Ilmiah  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi tentang konsep metode ilmiah dalam ilmu kimia.  Melakukan tes evaluasi Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

H.

Media, Alat dan Sumber Pembelajaran  Media: LCD, power point : Hakikat Ilmu Kimia dan Peranannya dalam kehidupan sehari-hari.  Alat : Worksheet, Lembar kerja, Lembar Penilaian  Sumber Pembelajaran - Artikel Ilmiah dan Buku SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

10

I.

- Internet http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia - Internet :Peranan Kimia www.e-dukasi.net - Metode Ilmiah http://www.youtube.com/watch?v=UwLJwFFtpMo Penilaian 1. 2. 3.

Teknik/jenis : kuis dan tugas individu Bentuk instrumen : pertanyaan tertulis Instrumen/soal : 1. Jelaskan peranan ilmu kimia dalam bidang kedokteran? 2) Apakah yang dimaksud pestisida? Sebut dan jelaskan jenisnya! 3) Apakah yang Anda ketahui tentang zat pengawet baik pengawet alami maupun sintetis? 4) Apakah yang dimaksud dengan metode ilmiah dan apa hubungannya dengan ilmu pengetahuan? 5) Apakah yang dimaksud keselamatan dan kesehatan kerja dan apakah tujuannya?

No. 1.

Aspek Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian

Intrumen

Evaluasi

Uraian

Tugas Kelompok

Laporan Hasil Diskusi (Soal uraian)

Tugas Individu

Instrumen Penilaian Tugas Pencarian Materi

2.

Keterampilan

Kinerja Diskusi dan Presentasi Portofolio

Instrumen Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi Instrumen Penilaian Laporan

Mengetahui, Kepala SMAN 03 Bombana

Rumbia, Agustus 2016 Guru Mata Pelajaran,

JAM’AN, S.Pd NIP. 19650910 199412 1 007

FITRIANI, S.Pd NIP.

11

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

Lampiran 1: Materi Pembelajaran HAKIKAT DAN PERAN ILMU KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI  Peran ilmu kimia untuk membantu pengembangan ilmu lainnya seperti Pada bidang geologi, sifat-sifat kimia dari berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah mempermudah geolog dalam mempelajari kandungan material bumi; logam maupun minyak bumi. Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit dapat menggunakan pestisida dan Insektisida. Pemberatasan hama wereng salah satunya menggunakan pupuk buatan itu tak lepas dari bahan kimia Bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan lipid. Hal ini mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi khususnya penemuan obatobatan, Bidang kedokteran untuk membantu penyembuhan pasien yang mengidap suatu penyakit, digunakan obat-obatan yang dibuat berdasarkan hasil riset terhadap proses dan reaksi kimia bahan-bahan yang berkhasiat yang dilakukan dalam cabang kimia farmasi. Bidang hukum : membantu dalam Forensik, menentukan umur kapan dia meninggal pada saat pembunuhan itu terjadi , dapat dirasakan ketika diberlakukannya pemeriksaan peralatan bukti kriminalitas (kriminologi). Bagian tubuh tersangka dapat diperiksa dengan memeriksa struktur DNA-nya karena struktur DNA setiap orang berbeda-beda. Pemeriksaan ini melibatkan ilmu kimia. Bidang permesinan yaitu mempelajari sifat dan komposisi logam yang baik untuk pembuatan mesin, mempelajari sifat, komposisi bahan bakar dan minyak pelumas mesin. Bidang Teknik Sipil, bahan-bahan yang digunakan dalam bidang ini adalah semen, kayu, cat, paku, besi, paralon (pipa PVC), lem dan sebagainya. Semua bahan tersebut dihasilkan melalui riset yang berdasarkan ilmu kimia. Peran ilmu kimia dalam hal ini adalah agar bahan-bahan bangunan tersebut dapat diketahui kelebihan serta kekurangannya, sehingga dapat meminimalisir kecelakaan. Bidang Arkeologi. Ilmu kimia juga berperan penting dalam bidang arkeologi. Selama ini, ilmu arkeologi identik dengan penelitian-penelitian lapangan dan pencarian akan fosil-fosil. Setelah fosil ditemukan, para arkeolog memanfaatkan teknologi kimia bernama radioisotop karbon -14 untuk mencari tahu usia fosil tersebut. Bidang Kecantikan, Kosmetik dan berbagai produk kecantikan serta perawatan tubuh dan wajah yang dapat dengan mudah Anda temukan di toko-toko kini adalah hasil dari penelitian-penelitian kimia. Krim wajah, pelembab tubuh, sampo, pasta gigi, hingga parfum, semuanya dibuat melalui penelitian-penelitian yang telah berlangsung lama.  Hakekat kimia Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitual- kimi a yang artinya perubahan materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan(tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secarasingkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubahmateri menjadi materi lain. Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentangsusunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

12

Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatumateri atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan. Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan Sifat kimia. Sifatsuatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut. Perubahan materimeliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi yang menyertai perubahan materi menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan asal usul energi itu. 

Metode Ilmiah Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol. Metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.

Merumuskan masalah. Merumuskan hipotesis. Mengumpulkan data. Menguji hipotesis. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan Masalah Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan? Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Mengumpulkan Data Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Menguji Hipotesis Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri. Merumuskan Kesimpulan SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

13

Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya. 

Keamanan dan Keselamatan kerja di Laboratorium Dalam laboratorium kimia sangat banyak bahan-bahan berbahaya. Oleh karena itu harus berhati-hati dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam laboratorium. Untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berada dalam laboratorium, yakni: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. 8.

9. 10. 11. 12.

13.

14.

15.

16. 17.

Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh dari mulut, kulit, mata dan pakaian. Hindarilah dari menghirup uat atau debu. Untuk mencium gas kibaskas gas menggunakan tangan sampai bau tercium. Jangan mencicipi atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar untuk menutupi seluruh wajah. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia yang masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat dicuci. Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat kerja menggunakan sarung tangan akan sedikit menghambat pekerjaan terutama dalam merangkai alat. Selama bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah kontaminasi pada baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium harus dicuci secara teratur dan berhati bila telah terkontaminasi. Jangan memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan kimia dekat wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan jangan pernah menambah air ke asam atau basa pekat. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari asam dan menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam nitrat berasap, larutan amonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida. Bahan-bahan kimia yang telah di ambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol stok dan jangan membuang pelarut ke wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan organik. Untuk bahan-bahan yang lain dibuang sesuai petunjuk pembimbing. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api. Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau mantel pemanas listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum eter dan karbon disulfida diperlukan perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala yang rendah, sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang terbuka. Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat disusun sebagai refluks atau destilasi. Untuk semua cairan organik jangan pernah menguapkan ke udara. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan. Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida yang eksplosif secara spontan waktu disimpan. Destilasi pelarut yang mengandung peroksida sangat berbahaya, sebab residu peroksida dapat meledak dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak boleh diuapkan atau didestilasi.

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

14

Lampiran Lembar Kerja Menggambar abeberapa alat kimia serta menuliskan fungsinya! Pengenalan Alat_Alat Kimia No.

Nama Alat

Gambar

Fungsi

15

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Tingkat Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Materi Pembelajaran Alokasi Waktu

: : : : : :

SMA Negeri 03 Bombana Kimia X IPA/Ganjil 2016 s/d 2017 Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur 9 jam Pelajaran (3x45 menit)

A. Kompetensi Inti KI 3

KI 4

B.

: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur paretikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, tanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari‐hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumberdaya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton, Thompson, Rutherford, Bohr dan Mekanika Gelombang. 4.2 Menjelaskan fenomena alam atauhasil percobaan menggunakan model atom.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi Petemuan

1

2

Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2.1 Mendefinisikan model atom Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan mekanika gelombang. 3.2.2 Menggambarkan model atom Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan mekanika gelombang. 3.2.3 Membedakan kan model atom Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan mekanika gelombang. 4.2.1

Mendeskripsikan gambar model atom dari teori atom Dalton sampai teori atom Bohr.

3.2.4

Mengidentifikasi partikel‐partikel penyusun atom dengan baik. SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

16

3.2.5 3.2.6

Menjelaskan partikel dasar penyusun atom Menjelaskan eksperimen yang membuktikan

4.2.2 4.2.3

Mempresentasikan partikel‐partikel penyusun atom dengan baik. Mempresentasikan eksperimen‐eksperimen yang membuktikan adanya partikel‐partikel penyusun atom dengan baik.

3.2.7 3.2.8

Menentukan jumlah elektron, proton dan atau neutron suatu atom unsur netral Menentukan jumlah elektron, proton dan atau neutron suatu atom unsur dalam bentuk ion 3.2.9 Membedakan isotop, isoton, isobar dan isoelektron 3.2.10 Menghitung kelimpahan Isotop

3

4

4.2.4

Mempresentasikan perbedaan isotop, isoton, isobar dan isoelektron dengan baik.

D. Tujuan Pembelajaran 1) 2) 3) 4)

Siswa dapat menjelaskan model atom Dalton sampai teori atom Bohr Siswa dapat menjelaskan dan menyebutkan konsep struktur atom Siswa dapat menentukan partikel dasar penyususn atom Siswa dapat menentukan jumlah proton, elektron, dan neutron suatu unsur berdasarkan nomor atom dan nomor massa Siswa dapat menentukan isotop, isobar, dan isoton suatu unsur

5) E.

Materi Pembelajaran  Struktur Atom dan Tabel Periodik

Fakta Partikel Penyusun Atom Isotop, Isoton, Isobar dan Isoelektron Konsep - Model Atom Nomor Atom dan Nomor Massa - Isotop, Isoton, Isobar dan Isoelektron F. Pendekatan, Model dan Metode Pembeajaran 2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning 3. Pendekatan : scientific 4. Metode Pembelajaran: Diskusi Kelompok, Penugasan, Latihan Soal dan Persentase -

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 Kegiatan Deskripsi Persiapan pembelajaran: absensi dan memeriksa Pendahuluan kelengkapan tugas pencarian materi pelajaran  Guru menyampaikan IPK atau tujuan pembelajaran

Waktu

Apresepsi Melakukan tanya jawab tentang materi SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

17

pembelajaran sebelumnya Apa perbedaan atom dengan unsur? Motivasi Guru menampilkan gambar molekul air melalui LCD, kemudian mengajukan pertanyaan: Atom apa saja yang menyusun molekul air? Pernahkah Anda pernah melihat atom Hidrogen dan Oksigen sebagai penyusun air? Berbentuk apakah atom Hidrogen dan Oksigen tersebut? Inti

Menyampaikan tujuan masalah Guru menjelaskan bahwa, pengetahuan tentang atom bukan berdasarkan pengamatan langsung pada objeknya tetapi suatu pemodelan untuk mempermudah dipelajari. Karena ukuran atom sangat kecil. Apa saja yang terdapatdalam atom Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi hasil percobaan Thomson, Rutherford berupa tayangan slide dan siswamenyimak tayangan tersebut. Membentuk kelompok Guru membagi siswamenjadi beberapa kelompok kemudian mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok belajar Bekerja dalam kelompok  Guru membagikan lembar kegiatan siswa  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literature terkait dalam kelompok belajar  Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur.  Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan perkembangan model‐model atom. Persentase hasil kelompok  Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.  Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.  Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

18

santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian. Umpan balik  Setelah kegiatan presentasi kelompok selesai, guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran  Guru meminta satu orang siswa untuk menjelaskan teori atom Dalton, Thomson , Rutherford , Niels Bohr dan mekanika gelombang.

Penutup

H. Media/Alat, Bahan dan Sumber belajar 1. Media/ Alat : Model atom Dalton, Thomson, Rutherford dan Niels Bohr/ LCD 2. Bahan : 3. Sumber belajar : Buku kimia Kelas X Haris Atoni I. Penilaian No. 1.

Aspek Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian Evaluasi Tugas Kelompok

Intrumen Uraian Laporan Hasil Diskusi (Soal uraian)

Tugas Individu 2.

Keterampilan

Kinerja Diskusi dan Presentasi Portofolio

Instrumen Penilaian Tugas Pencarian Materi Instrumen Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi Instrumen Penilaian Makalah

Mengetahui, Kepala SMAN 03 Bombana

Rumbia, Agustus 2016 Guru Mata Pelajaran,

JAM’AN, S.Pd NIP. 19650910 199412 1 007

FITRIANI, S.Pd NIP.

19

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

Lampiran: Materi Pembelajaran Perkembangan Teori Atom 1. Model Atom Dalton Teori atom Dalton ditemukan oleh John Dalton dan merupakan teori atom pertama yang dilandasi data ilmiah. Pokok-pokok teori atom Dalton adalah sebagai berikut: 1. Atom merupakan partikel zat atau materi terkecil yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. 2. Atom berbentuk/digambarkan seperti bola sederhana yang berukuran sangat kecil. 3. Suatu unsur tersusun dari atom-atom yang sama, sedangkan senyawa tersusun dari atom-atom yang berbeda sesuai unsur penyusunnya. 4. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. 5. Reaksi kimia merupakan pemisahan, penggabungan, atau penyusunan kembali atom-atom sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kelebihan model atom Dalton adalah mempu membangkitkan minat terhadap penelitian tentang model atom. 2. Model Atom Thomson J.J. Thomson menggambarkan model atomnya setelah dia menemukan sinar katode. Dia menyimpulkan bahwa atom adalah bola padat bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang bermuatan negatif. Model atom Thomson seperti kismis(elektron) yang melekat pada roti(atom).

3. Model Atom Rutherford Teori atom Rutherford muncul berdasarkan eksperimen hamburan sinar alfa dari uranium. Kesimpulannya adalah atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif seperti tata surya. Kelemahan dari model atom Rutherford adalah teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. 4. Model Atom Bohr Niels Bohr, melakukan percobaan spektrum hidrogen untuk memperbaiki teori atom Rutherford. Hasil percobaan Bohr adalah elektron-elektron mengelilingi inti atom yang terdiri dari Proton dan Neutron pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron tingkat energi.

atau

5. Model Atom Modern Model atom modern ditemukan oleh Schrodinger. Penjelasan model atom modern adalah elektron-elektron yang mengelilingi inti atom memiliki tingkat energi tertentu tetapi keberadaannya tidak dapat dipastikan. Elektron berada di SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

20

dalam orbital-orbital yang merupakan fungsi gelombang tertentu dalam kulit atom yang disebut sebagai daerah dengan kebolehjadian paling besar untuk menemukan elektron. Model atom modern disebut juga model atom Schrodinger.

21

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

Lampiran 2 1. Penilaian Aspek Pengetahuan, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi yang baru saja dikaji a. Sebutkan model atom dalton, Thompson, dan Rutherfod, N.Bohr b. Sebutkan kelemahan masing-masing model atom tersebut Jawaban a. -Model atom Dalton: Atom adalah bagian yang paling kecil dari suatu materi - Model Atom Thompson: atom seperti bola pejal yang bermuatan positif dan elektron tersebar didalamnya - Model Atom Rutherford: Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton dan elektron bergerak mengelilinginya b. - Kelemahan model atom Dalton: Tidak dapat menjelaskan adanya muatan negatif dalam atom. - Kelemahan model atom Thomphson: tidak dapat menjelaskan bahwa adanya pemusatan muatanpositip dalam inti - Kelemahan model atom Rutherford: bertentangan dengan teori fisika klasik Jumlah Skore

Nilai Skore

Skore Total

10

30

10

10 20

70

20

30 100

2. PenilaianAspek Keterampilan terhadap peserta didik dapat diambil dari membuat makalah laporan tentang model atom Dalton, Thompson dan Rutherford yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dengan instrumen penilaian Rubrik penilaian penugasan portofolio Aspek Deskripsi Skor KERAPIHAN Tulisan rapi, penggunaan huruf tepat, jelas dan mudah 0- 100 dibaca SISTEMATIS Penyajian runut, ilustrasi jelas, gambar/grafik berfungsi 0- 100 KONTEN/ISI Isinya benar dan dapat dipertanggungjawabkan 0 – 100 BAHASA Menggunakan bahasa indonesia yang baku dan ejaan 0- 100 yang berlaku (EYD), jika menggunakan istilah asing dicetak miring. ICT Mampu menggunakan berbagai teknologi informasi dan 0- 100 komunikasi Total Skor

0– 100

22

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

Pertemuan ke-2 Partikel Dasar Penyususn Atom A. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelejaran, diharapkan siswa dapat: 1. Mengidentifikasi dan menjelaskan partikel‐partikel penyusun atom serta eksperimen yang membuktikan adanya partikel‐partikel penyusun atom dengan baik. 2. Membedakan nomor atom dengan nomor massa 3. Menuliskan notasi atom/ion untuk menentukan jumlah elektron, proton, neutron, nomor atom dan nomor massa suatu atom unsur netral atau ion. B.

RINGKASAN MATERI 1.

Partikel Penyusun Atom Atom terdiri atas tiga macam partikel, yakni proton, elektron dan neutron. Proton dan neutron berada dalam inti atom, sedangkan elektron berada dalam ruang seputar inti atom. Ketiga macam partikel ini tergolong partikel dasar, sebab atom unsur‐unsur dibentuk oleh partikel‐partikel ini. Massa dan muatan masing‐masing partikel disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Massa dan Muatan Partikel Penyusun Atom Partikel Proton (p+) Neutron (n) Elektron (e‐)

2.

Massa Sesungguhnya 1,67 x 10‐24 g 1,67 x 10‐24 g 9,11 x 10‐28 g

Relatif Terhadap 1 Proton 1 0

Muatan Relatif Sesungguhnya Terhadap 1,60 x 10‐19 C +1 Proton 0 0 – 1,60 x 10‐19 C ‐1

Nomor Atom dan Nomor Massa Nomor atom suatu unsur (lambangnya Z) sama dengan jumlah proton dalam inti atom unsur itu. Nomor atom menentukan ciri khas atom suatu unsur. Nomor atom inilah yang membedakan atom suatu unsur dengan atom unsur lainnya. Dalam keadaan netral: Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron Proton dan neutron sebagai partikel penyusun inti atom dinamakan nukleon. Jumlah nukleun (proton + neutron) dalam atom suatu unsur dinyatakan sebagai nomor massa atom unsur itu (Lambangnya A). Bila jumlah neutron dalam inti dilambangkan N, maka notasi sebuah atom dituliskan sebagai: A

X Z

A = nomor massa = Z + n Z = nomor atom = jumlah proton = jumlah elekron X = lambang suatu unsur

23

Dalam bentuk ion, berlaku: Jumlah proton = nomor atom Jumlah elektron = jumlah proton ± jumlah ion (+ untuk anion; ‐ untuk kation) SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

TUGAS KELOMPOK 1. Apakah yang dimaksud dengan partikel dasar? Apa saja yang tergolong partikel dasar? 2. Eksperimen apa yang memberikan bukti adanya: a. Elektron b. Proton c. Neutron d. Inti atom 3. Berapa kali lebih besar massa neutron terhadap massa elektron? 4. Jelaskan perbedaan antara nomor massa dengan nomor atom relatif! 5. Lengkapi kotak‐kotak kosong pada tabel berikut ini: Lambang Jumlah proton Jumlah neutron Jumlah elektron Nomor massa Nomor atom

32

16

S

58 27

23

Co 20 20 18

Na  8 9 11

24

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

Pertemuan 3: A. Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3.

Menghitung perbandingan massa elektron terhadap massa neutron Membedakan isotop, isoton, isobar dan isoelektron serta menyebutkan contohnya. Menghitug kelimahan Isotop di alam I sotop, Isoton, Isobar dan Isoelektron Isotop adalah atom‐atom unsur sejenis yang mempunyai nomor atom sama tetapi nomor massanya berbeda.

Isobar adalah atom‐atom berbagai unsur yang mempunyai nomor massa sama tetapi nomor atomnya berbeda. Contoh :

Isoton adalah atom‐atom dari berbagai unsur yang mempunyai jumlah netron yang sama.

Isoelektron adalah atom dan ion yang mempunyai susunan atau jumlah elektron yang sama. Contoh : 40

2 20 Ca dengan 18 Ar

40

PROSEDUR KERJA 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kerjakan tugas kelompok di LKS ini (poin D) secara berkelompok Tuliskan hasil diskusi tentang jawaban soal latihan dalam bentuk laporan hasil diskusi untuk dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru Bacalah referensi lainnya yang berkaitan dengan materi/soal Masing‐masing anggota kelompok diharapkan terlibat aktif untuk menyelesaikan tugas/latihan soal dan berkontribusi pada saat presentasi hasil diskusi Bagilah tugas secara merata untuk semua anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas/soal dan kegiatan presentasi Mintalah kesediaan guru atau teman kelompok lain untuk membantu jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas/soal.

25

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

Lampiran : Instrumen Penilaian 1.

Instrumen nilai Pengetahuan

No.

Nama

KD

Penilaian Akhir Semester

Hasil Penilaian Harian 1

2

3

4

Rerata (Pembulatan)

...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2.

No. 1 2 3 4 3.

Analisis Hasil Penilaian

Nama Peserta Didik Irna Irwan Bayu Yudistira

Nilai (PH) 65 70 75 80

IPK Belum Tuntas Belum tuntas Belum tuntas

IPK SudahTuntas

TindakLanjut remidial remidial

tuntas tuntas

Program Remedial dan Pengayaan

1

Irna

3.2.1

Pengayaan/ Remedial Remidial

2

Irwan

3.2.3

Remidial

3

Bayu

Pengayaan

4

Yudistira

3.2.1, 3.2.2, 3.2.3 3.2.1,3.2.2, 3.2.3

Mengerjakan soal2 yg sama dengan tes Mengerjakan soal2 yang sama dengan tes Mengerjakan soal OSN

Pengayaan

Mengerjakan soal OSN

No

NamaPesertaDidik

IPK

RencanaKegiatan

26

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Tingkat Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Materi Pembelajaran Alokasi Waktu B.

: : : : : :

SMA Negeri 03 Bombana Kimia X IPA/Ganjil 2016 s/d 2017 Struktur Atom dan Tabel Periodik 6 jam Pelajaran (3x45 menit)

Kompotensi Inti

KI 3

KI 4

C.

: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar ‐

Kompetensi Dasar

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur paretikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, tanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari‐hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumberdaya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.3 Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar untuk setiap golongan dalam tabel periodik 4.3 Menentukan letak suatu unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron

27

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

D. Indikator Pencapaian Kompetensi 3

KD3.3 Melalui kegiatan kajian pustaka dan diskusi kelompok, siswa dapat: 3.3.1 3.3.2

3.3.3

3.3.4

E.

KD4.3 Melalui kegiatan kajian pustaka dan diskusi kelompok, siswa dapat :

4.3.1 mempresentasikan aturan‐aturan menjelaskan pengertian penulisan konfigurasi elektron konfigurasi elektron dengan benar dengan baik. mengidentifikasi aturan‐aturan penulisan konfigurasi elektron 4.3.2 Melalui kegiatan diskusi kelompok, dengan benar siswa dapat menuliskan konfigurasi elektron suatu atom menjelaskan aturan‐aturan unsur atau ion berdasarkan penulisan konfigurasi elektron aturan‐aturan penulisan konfigurasi dengan baik elektron dengan benar dan terampil. mengaplikasikan aturan‐aturan penulisan konfigurasi elektron untuk menuliskan konfugurasi elektron suatu atom unsur atau ion dengan benar

Tujuan Pembelajaran Dengan kegiatan kajian literatur, penugasan, persentase dan diskusi kelompok dalam pembelajaran Struktur Atom ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta ; 1. 2. 3.

F.

Menuliskan konfigurasi elektron suatu atom unsur atau ion berdasarkan aturan‐aturan penulisannya. Menggambarkan diagram orbital berdasarkan konfigurasi elektron. Terampil dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang konfigurasi elektron dan diagram orbital.

Materi Pembelajaran Fakta Partikel Penyusun Atom Isotop, Isoton, Isobar dan Isoelektron Konsep - Konfigurasi elektron - Diagram orbital - Konfigurasi elektron ion - Konfigurasi elektron gas mulia

-

Prinsip Aturan Aufbau - Larangan Pauli - Aturan Hund - Aturan penuh dan setengah penuh

28

Prosedur Kerja - Langkah‐langkah menuliskan notasi atom - Langkah‐langkah menentukan jumlah proton, elektron dan neutron SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

-

Langkah‐langkah penulisan konfgurasi elektron

G. Model dan Pendekatan Pembelajaran dan Metode   

Model Pembelajaran : Problem Based Learning Pendekatan : scientific Metode Pembelajaran: Diskusi Kelompok, Penugasan, Latihan Soal dan Persentase

H. Langkah‐langkah Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN

DESKRIPSI

WAK TU

Pendahuluan

Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi absensi Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran pertemuan sebelumnya. Sebutkan kelemahan model atom Bohr, sehingga muncul teori atom mekanika kuantum? Apa inti dari teori atom mekanika kuantum? Guru melakukan motivasi dengan mengajukan pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan nomor atom? Teori atom mekanikan kuantum menyatakan bahwa kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan kedudukannya dengan pasti, tetapi yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada ruang‐ ruang tertentu dari segala arah dalam atom. Bagaimana cara untuk menuliskan kedudukan elektron tersebut? Bagaimana hubungan nomor atom dengan kedudukan elektron dalam atom sesuai penjelasan dari teori mekanika kuantum?

Inti

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah Guru memberikan penjelasan umum tentang konfigurasi elektron dan diagram orbital agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar Guru mengarahkan siswa untuk duduk dalam kelompok belajar Guru membagikan lembar kegiatan siswa Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisis lembar kegiatan siswa dan literatur terkait dalam kelompok belajar Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil membaca LKS dan literatur. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan konfigurasi elektron dan diagram orbital. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Guru Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.yang berkaitan dengan konfigurasi elektron dan diagram orbital. SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

29

Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja diskusi

guru

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya  Membantu siswa menyelesaikan masalah pada LKS terkait materi konfigurasi elektron dan diagram orbital berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam diskusi kelompok.  Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai berupa laporan hasil diskusi kelompok dan berbagi tugas dengan teman

Penutup

I.

Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.  Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.  Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian.  Selama kegiatan presentasi diskusi kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kinerja presentasi  Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan hasil diskusi tentang konfigurasi elektron dan diagrom orbital untuk dikumpulkan  Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran dengan cara mengajukan pernyataan dan pertanyaan: “Jika kita menuliskan konfigurasi elektron unsur pada golongan transisi berdasarkan aturan Aufbau dan aturan Hund, maka terdapat beberapa unsur yang tidak stabil. Contohnya pada atom unsur krom (24), kemudian mengajukan pertanyaan:” Mengapa demikian?  Guru menyampaikan rencana materi yang akan di sampaikan pada pertemuan berikutnya tentang Bilangan Kuantum dan Bentuk Orbital  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi tentang Bilangan Kuantum dan Bentuk Orbital  Melakukan tes evaluasi  Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

Media dan Sumber Pembelajaran  Media: Bahan tayang power poin, tabel periodik unsur  Sumber Pembelajaran Artikel Ilmiah dan Buku Internet http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia 30

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

I.Penilaian No. 1.

Aspek Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian Evaluasi Tugas Kelompok

Intrumen Uraian Laporan Hasil Diskusi (Soal uraian)

Tugas Individu

2.

Keterampilan

Kinerja Diskusi dan Presentasi Portofolio

Instrumen Penilaian Tugas Pencarian Materi Instrumen Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi Instrumen Penilaian Makalah

Mengetahui Mengetahui, Kepala SMAN 03 Bombana

Rumbia, Agustus 2016 Guru Mata Pelajaran,

JAM’AN, S.Pd NIP. 19650910 199412 1 007

FITRIANI, S.Pd NIP.

31

SMAN 03 BOMBANA | Fitriani, S.Pd

Lembar Kerja SIswa i.

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran: Setelah kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa dapat: 1. 2. 3.

ii.

Menuliskan konfigurasi elektron suatu atom unsur atau ion berdasarkan aturan‐aturan penulisannya. Menggambarkan diagram orbital berdasarkan konfigurasi elektron. Terampil dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang konfigurasi elektron dan diagram orbital.

RINGKASAN MATERI 1. Konfigurasi Elektron Konfigurasi elektron adalah susunan elektron disekitar inti atom dan bergantung pada nomor atomnya. Konfigurasi elektron ditentukan oleh jumlah elektron. Elektron bergerak mengelilingi inti pada lintasan yang disebut kulit. Semakin jauh dari inti maka semakin besar tingkat energinya. Kulit pertama dinamakan K, kulit kedua dinamakan L, dan seterusnya. Pengaturan pengisian jumlah elektron perkulit didasarkan pada pengisian jumlah elektron maksimum yang dirumuskan oleh Pauli, yaitu: 2n2, dimana n menunjukkan nomor kulit. Jumlah elektron maksimum yang terdapat pada kulit disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Jumlah Elektron Maksimum pada Setiap Kulit Kulit Atom Nomor Kulit Jumlah Elektron Maksimum (n) 1 K 2(1)2 = 2 L 2 2(2)2 = 8 M 3 2(3)2 = 18 N 4 2(4)2 = 32 O 5 2(5)2 = 50 P 6 2(6)2 = 72 Q 7 2(7)2 = 98

Pada mekanika gelombang atau mekanika kuantum, elektron-elektron dalam suatu atom akan tersebar ke dalam orbital-orbital (s, p, d, f, dan seterusnya). Bagaimana pengisian elektron ke dalam orbital? Pengisian orbital oleh elektron mengikuti aturan dengan memperhatikan tiga hal, yaitu asas AufBau, asas larangan Pauli, dan asas Hund. a. Asas AufBau Menurut asas AufBau, pada kondisi normal atau pada tingkat dasar, elektron akan menempati orbital yang memiliki energi terendah terlebih dahulu dan diteruskan ke orbital yang memiliki energi lebih tinggi.

1s<2s<2p<3s<3p<4s<3d<4p<5s<4d<5p<6s... dst. Diagram urutan tingkat energi: b. Larangan Pauli Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900 – 1958) mengemukakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth, dan magnetik yang sama dalam satu orbital, harus mempunyai spin yang berbeda. Kedua elektron tersebut berpasangan. Setiap orbital mampu menampung maksimum dua elektron. Untuk mengimbangi gaya tolakmenolak di antara elektron-elektron tersebut, dua elektron dalam satu orbital selalu berotasi dalam arah yang berlawanan.

c. Aturan Hund Dalam kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894 – 1968) pada tahun 1930, disebutkan bahwa elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan. Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong. Orbital kosong ( tidak mengandung elektron)

Orbital setengah penuh (mengandung elektron yang tidak berpasangan)

Contoh pengisian yang benar:

Contoh pengisian elektron dalam orbital yang salah:

Contoh: Konfigurasi elektron: 24Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 bukan: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Begitu pula konfigurasi elektron:

Orbital penuh (mengandung elektron berpasangan)

29Cu adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 bukan: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9

1.

2.

Contoh soal: Tuliskan konfigurasi elektron untuk atom yang memiliki nomor atom sebagai berikut: a. 17 c. 24 b. 20 d. 26 Jawaban: Konfigurasi elektron yang bernomor atom 17 adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 Konfigurasi elektron yang bernomor atom 20 adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 Konfigurasi elektron yang bernomor atom 24 adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 Konfigurasi elektron yang bernomor atom 26 adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 Tentukan keempat bilangan kuantum dari elektron terakhir suatu atom unsur dengan nomor atom 40. Jawaban: Konfigurasi elektron yang bernomor atom 40= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2 Berdasarkan konfigurasi elektron tersebut, elektron terakhir menempati orbital 4d (sesuai prinsip Aufbau). Dengan demikian harga bilangan kuantum yang dimiliki adalah n=4, l =2, m=-1, s=+1/2.

Untuk penulisan konfigurasi elektron yang mempunyai jumlah elektron besar dapat dilakukan penyederhanaan. Penyederhanaan dilakukan dengan menuliskan simbol dari unsur gas mulia yang mempunyai nomor atom di bawahnya, diikuti dengan penulisan kekurangan jumlah elektron setelah gas mulia tersebut. Contoh soal: Perhatikan konfigurasi elektron unsur-unsur berikut: a. 10Ne : 1s2 2s2 2p6 b. 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 c. 18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 d. 20Ca : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 e. 25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2 sederhanakan penulisan konfigurasi elektron dari unsur diatas! Jawab: Penulisan konfigurasi elektron Na, Ca, dan Mn tersebut dapat disederhanakan menjadi: 11Na : [Ne] 3s1 20Ca : [Ar] 4s2 25Mn : [Ar] 4s2 3d5 d. Penyimpangan konfigurasi elektron Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian elektron. Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f. Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5) atau penuh (d10) bersifat lebih stabil dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4) atau hampir penuh (d8 atau d9). Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4, d8 atau d9 tersebut, maka satu atau semua elektron pada orbital s (yang berada pada tingkat energi yang lebih rendah dari d) pindah ke orbital subkulit di Lihat beberapa contoh dalam Tabel 1.4.

Contoh: Konfigurasi elektron: : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 24Cr bukan: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Begitu pula konfigurasi elektron: 2 2 6 2 6 1 10 29Cu adalah 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 2 2 6 2 6 2 9 bukan: 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d

e. Penulisan Konfigurasi Elektron Pada Ion Penulisan konfigurasi elektron di atas berlaku pada atom netral. Penulisan konfigurasi elektron pada ion yang bermuatan pada dasarnya sama dengan penulisan konfigurasi elektron pada atom netral. Atom bermuatan positif (misalnya +x) terbentuk karena atom netral melepaskan elektron pada kulit terluarnya sebanyak x, sedangkan ion negatif (misalnya –y) terbentuk karena menarik elektron sebanyak y. Penulisan konfigurasi elektronnya hanya menambah atau mengurangi elektron yang dilepas atau ditambah sesuai dengan aturan penulisan konfigurasi elektron. 3.

Tuliskan konfigurasi elektron ion 19K+ dan 8O2Jawaban: Atom K mempunyai nomor atom 19. Konfigurasi elektron atom K adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 Ion K+ terbentuk apabila melepaskan satu elektronnya. Elektron yang terlepas adalah elektron dalam orbital yang terletak pada kulit terluar yakni elektron pada orbital 4s. Sehingga konfigurasi elektron ion K+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6-. (silahkan kerjakan untuk ion 8O2-).

Latihan: 1. Tuliskan konfigurasi elektron berdasarkan teori mekanika kuantum untuk unsur 15P dan 30Zn! Disertai dengan pnyederhanaan konfigurasi elektron! 2. Tuliskan konfigurasi elektron 6C dan 28Ni dan tuliskan diagram orbital berdasarkan teori mekanika kuantum! 3. Tuliskan konfigurasi elektron ion-ion berikut: a. Clc. Al3+ 2b. S d. Na+ (jumlah proton Cl=17, Al=13, S=16, Na=11) 4. Antimoni (Sb) mempunyai nomor atom 51. Bagaimanakah konfigurasi elektron Sb? Tuliskan keempat bilangan kuantum elektron terakhir atom SB! 5. Diketahui harga keempat bilangan kuantum suatu atom adalah sebagai berikut: n=3; l=1; m=-1; s=-1/2. Tentukan berapa nomor atom unsur tersebut! iii.

PROSEDUR KERJA 1. Kerjakan tugas kelompok di LKS ini secara berkelompok 2. Tuliskan hasil diskusi tentang jawaban soal latihan dalam bentuk laporan hasil diskusi untuk dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru 3. Bacalah referensi lainnya yang berkaitan dengan materi/soal 4. Masing‐masing anggota kelompok diharapkan terlibat aktif untuk menyelesaikan tugas/latihan soal dan berkontribusi pada saat presentasi hasil diskusi 5. Bagilah tugas secara merata untuk semua anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas/soal dan kegiatan presentasi 6. Mintalah kesediaan guru atau teman kelompok lain untuk membantu jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas/soal.

iv.

TUGAS KELOMPOK 1. Apa yang dimaksud dengan konfigurasi elektron? 2. Penulisan konfigurasi elektron berdasarkan 3 aturan, yaitu aturan aufbau, prinsip larangan Pauli dan aturan Hund. Jelaskan ketiga aturan tersebut. 3. Tuliskan urutan pengisian elektron sesuai kenaikan nomor kulit dan subkulit atom (tingkat energi). 4. Dengan memperhatikan aturan aufbau dan aturan Hund, gambarkan diagram orbital untuk unsur dengan nomor atom 10 – 18. 5. Dengan memperhatikan kestabilan konfigurasi elektron penuh dan setengah penuh, tulislah konfigurasi elektron unsur Cr (Z = 24) dan Cu (Z = 29). 6. Perhatikan konfigurasi elektron unsur dan ionnya berikut: a) Fe (Z = 26) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 b) Fe (Z = 26) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2

c) d) e) f) g) h)

Fe2+ (Z = 26) : 1s2 2s2 2p6 Fe2+ (Z = 26) : 1s2 2s2 2p6 Fe2+ (Z = 26) : 1s2 2s2 2p6 Fe3+ (Z = 26) : 1s2 2s2 2p6 Fe (Z = 26) : [Ar] 3d6 4s2 Fe3+ (Z = 26) : [Ar] 3d5

3s2 3s2 3s2 3s2

3p6 3p6 3p6 3p6

3d6 4s2 3d4 3d5 4s1 3d5

Benar atau salahkah penulisan kedelapan konfigurasi elektron di atas? Jelaskan! 7.

Konfigurasi elektron kulit untuk kalium (Z = 19): K = 2; L = 8; M = 8; N = 1. Mengapa elektron mengisi kulit N, sedangkan kulit M belum terisi penuh?

Lampiran : Instrumen Penilaian 1.

Instrumen nilai Pengetahuan

No.

Nama

KD

Penilaian Akhir Semester

Hasil Penilaian Harian 1

2

3

4

Rerata (Pembulatan)

...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2.

No. 1 2 3 4 3.

Analisis Hasil Penilaian

Nama Peserta Didik Irna Irwan Bayu Yudistira

Nilai (PH) 65 70 75 80

IPK Belum Tuntas Belum tuntas Belum tuntas

IPK SudahTuntas

TindakLanjut remidial remidial

tuntas tuntas

Program Remedial dan Pengayaan

1

Irna

3.3.1

Pengayaan/ Remedial Remidial

2

Irwan

3.3.3

Remidial

3

Bayu

Pengayaan

4

Yudistira

3.3.1, 3.3.2, 3.3.3 3.3.1,3.3.2, 3.3.3

Mengerjakan soal2 yg sama dengan tes Mengerjakan soal2 yang sama dengan tes Mengerjakan soal OSN

Pengayaan

Mengerjakan soal OSN

No

NamaPesertaDidik

IPK

RencanaKegiatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Tingkat Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Materi Pembelajaran Alokasi Waktu

: : : : : :

SMA Negeri 03 Bombana Kimia X IPA/Ganjil 2016 s/d 2017 Struktur Atom dan Tabel Periodik 9 jam Pelajaran (3x45 menit)

A. Kompetensi Inti : KI 3

KI 4

B.

: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur paretikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, tanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari‐hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumberdaya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.4 Menganalisis kemiripan sifat unsur dalam golongan dan keperiodikannya. 4.4 Menyajikan hasil analisis data-data unsur dalam kaitannya dengan kemiripan dan sifat keperiodikan unsur. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4.1 Mendeskripsikan struktur sistem periodik unsur. 3.4.2 Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. 3.4.3 Menentukan letak unsur dalam sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektron, atau sebaliknya. 3.4.4 Menganalisis tabel atau grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan. 3.4.5 Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.

3.4.6 Mempresentasikan perkembangan tabel periodik unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar. 4.4.1 Menganalisis perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. 4.4.2 Menentukan letak unsur dalam sistem periodik berdasarkan konfigurasi elekron, atau sebaliknya. 4.4.3 Menganalisis tabel atau grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan. 4.4.4 Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid. 4.4.5 Mempresentasikan perkembangan tabel periodik unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar. D. Tujuan Pembelajaran 1. 2.

Mendeskripsikan struktur sistem periodik unsur. Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Menentukan letak unsur dalam sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektron, atau sebaliknya. Menganalisis tabel atau grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan. Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid. Mempresentasikan perkembangan tabel periodik unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar.

3. 4. 5. 6.

E.

Materi Pembelajaran Sistem Periodik Unsur

F.

Model, Metode dan Pendekatan   

Model : Problem Based Learning Pendekatan : Saintifik Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi

G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi Waktu

Pendahuluan

 Guru memberikan salam pembuka, memantau kehadiran, ketertiban dan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran.  Guru menyampaikan indikator pencapaian kompentensi dari sistem periodik unsur  Siswa diajak mengamati barang-barang yang ada di swalayan sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak berpikir apa dasar pengelompokan barang-barang yang ada di swalayan

20 menit

4. Inti

1.

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah  Guru memberikan konsep dasar, petunjuk atau referensi yang diperlukan dalam pembelajaran. Kemudian guru melakukan brainstorming dimana peserta didik dihadapkan pada masalah “apa dasar pengelompokan unsur dalam Tabel Periodik?”. Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar  Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa yang heterogen(dari sisi kemampuan, gender, budaya, maupun agama) sesuai pembagian kelompok yang telah direncanakan oleh guru.  Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan format untuk menyusun hasil kajian permasalah.  Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.  Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan kesulitan yang dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.  Meminta siswa bekerja sama untuk menghimpun berbagai sumber informasi sudah dikaji serta memikirkan secara cermat untuk menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi.

3. Fase 3: Membimbing pengkajian individu dan kelompok. Meminta siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan informasi dari literatur terkait Selanjutnya siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah. b. 4.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya  Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.  Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.  Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas.

5.

Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan efisien waktu.  Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.  Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.

100 menit

 Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar dengan berpedoman pada buku sumber.  Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah menentukan urutan penyajian.  Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan ide dari penyelesaian masalah tersebut.  Guru meminta ketua kelas untuk mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok.  Siswa diminta menyimpulkan tentang dasar pengelompokan unsur  Siswa diminta untuk mengerjakan Tugas rumah  Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar dan membaca materi berikutnya yaitu tentang peran kimia dalam perkembangan ilmu lain dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global .

Penutup

H. Alat, Media, Alat, Sumber Belajar 1. Sumber

: Buku teks kimia kelas X

2. Alat Bantu : Tabel Periodik 3. Media

I.

: Slide Power point

Penilaian a.

Prosedur Penilaian 1.

Penilaian Kognitif b.

Jenis tes : lisan dan tulisan

c. Bentuk : PG dan LKS H. Penilaian Afektif : Lembar Pengamatan

No. 1.

Aspek Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian

Intrumen

Evaluasi

Uraian

Tugas Kelompok

Laporan Hasil Diskusi (Soal uraian)

Tugas Individu

Instrumen Penilaian Tugas Pencarian Materi

15

menit

2.

Keterampilan

Kinerja Diskusi dan Presentasi Portofolio

Instrumen Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi Instrumen Penilaian Laporan

Mengetahui, Kepala SMAN 03 Bombana

Rumbia, Agustus 2016 Guru Mata Pelajaran,

JAM’AN, S.Pd NIP. 19650910 199412 1 007

FITRIANI, S.Pd NIP.

Lampiran-Lampiran Lampiran 1 : Materi Pembelajaran Perkembangan Sistem Periodik Unsur Pada awalnya unsur-unsur dipelajari secara terpisahpisah. Ketika jumlah unsur yang ditemukan cukup banyak, hal ini menyulitkan para ilmuwan untuk mempelajari. Kimiawan dari Arab dan Persia mulai mengelompokkan unsur berdasarkan sifat kelogamannya.

Sifat-sifat fisika logam dan nonlogam Lavoisier masih menganggap cahaya dan kalori sebagai zat/unsur dan beberapa senyawa sebagai unsur. Oleh Lavoisier berdasarkan sifat kimia zat-zat dibagi menjadi unsur gas, logam, nonlogam, dan tanah. Menurut Dalton, atom dari unsur yang berbeda mempunyai sifat dan massa atom yang berbeda. Massa atom adalah perbandingan massa atom unsur tersebut terhadap massa atom unsur hidrogen. Dalton kemudian mengelompokkan 36 unsur yang ada berdasarkan kenaikkan massa atomnya. Meskipun kemudian penentuan massa atom tersebut salah. Setelah ditemukan spektrometer massa (awal abad XX), muncul perubahan dalam penentuan massa atom. Bukan lagi hidrogen yang menjadi pembanding melainkan isotop C-12. Satuan yang digunakan bukan lagi gram melainkan satuan massa atom (sma). 1sma = 1/12 x massa 1 atom 12C = 1/12 x 1,99268 x 10–23 gram = 1,66057 x 10–24 gram Satuan massa atom (sma) terlalu kecil sehingga tidak ada neraca di dunia yang mampu menimbang massa atom. Berdasarkan hasil penghitungan massa atom ini Berzellius kemudian mempublikasikan daftar massa atom unsur-unsur yang akurat. Perkembangan sistem periodik unsur sebagai berikut: 1. Triade Dobereiner

Contoh-contoh kelompok triade

Tahun 1829, Johann Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat. Tiap kelompok terdiri atas 3 unsur (triad). Ternyata terdapat kecenderungan di mana massa atom unsure yang di tengah merupakan rata-rata massa atom 2 unsur yang mengapit. Contoh: Kelompok Li, Na, K

2. Oktaf Newlands Triade Dobereiner mendorong John Alexander Reina Newlands untuk melanjutkan upaya pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikkan massa atom dan kemiripan sifat unsur. Newlands mengamati ada pengulangan secara teratur keperiodikan sifat unsur. Unsur ke-8 mempunyai sifat mirip dengan unsur ke-1. Begitu juga unsur ke-9 mirip sifatnya dengan unsur ke-2.

Tabel unsur Newlands Pada kenyataannya pengulangan sifat unsur tidak selalu terjadi pada unsur ke-8. Hal ini ditunjukkan oleh Lothar Meyer (1864) yang melakukan pengamatan hubungan antara kenaikkan massa atom dengan sifat unsur. Meyer melihat pengulangan sifat unsur tidak selalu terjadi setelah 8 unsur. Berdasarkan kurva tersebut ia melihat adanya keteraturan unsur-unsur dengan sifat yang mirip. Tahun 1870 Meyer mempublikasikan sistem periodiknya setelah sistem periodik Mendeleyev keluar.

Perbandingan massa atom dan volume atom. Sumber: Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti.

3. Sistem Periodik Mendeleyev Sesuai kegemarannya bermain kartu, Dimitri Mendeleyev (1869) mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang unsur, kemudian ia menulis pada kartu-kartu. Kartu-kartu unsur tersebut disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Kartu-kartu unsur yang sifatnya mirip terletak pada kolom yang sama yang kemudian disebut golongan. Sedangkan pengulangan sifat menghasilkan baris yang disebut periode. Mendeleyev menempatkan unsur-unsur periode 5 berdampingan dengan unsur-unsur dalam periode 4.

Sistem Periodik Mendeleyev (1871)

Kelebihan Sistem Periodik Mendeleyev: a. Dapat meramalkan tempat kosong untuk unsur yang belum ditemukan (diberi tanda ?). Contoh: Unsur Eka-silikon (Germanium-Ge) berada di antara Si dan Sn. b. Menyajikan data massa atom yang lebih akurat, seperti Be dan U. c. Periode 4 dan 5 mirip dengan Sistem Periodik Modern. Contoh: K dan Cu sama-sama berada di periode 4 golongan I. Dalam Sistem Periodik Modern K digolongan IA dan Cu di golongan IB. d. Penempatan gas mulia yang baru ditemukan tahun 1890–1900 tidak menyebabkan perubahan susunan Sistem Periodik Mendeleyev. Kelemahan Sistem Periodik Mendeleyev:Adanya penempatan unsur yang tidak sesuai dengan kenaikkan massa atom. Contoh: 127I dan 128Te.Karena sifatnya, Mendeleyev terpaksa menempatkan Te lebih dulu daripada I. Dalam Sistem Periodik Modern yang berdasarkan kenaikkan nomor atom Te (Z = 52) lebih dulu dari I (Z = 53).

4. Sistem Periodik Modern Tahun 1913 Henry Moseley menemukan bahwa urutan kenaikkan nomor atom sama dengan urutan kenaikkan massa atom.Hasil ini diperoleh berdasarkan pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikkan nomor atom adalah Sistem Periodik Modern dan kemudian sering disebut Tabel Periodik

Unsur. Di dalam Sistem Periodik Modern ditemukan keteraturan pengulangan sifat dalam periode (baris) dan kemiripan sifat dalam golongan (kolom).

Pengelompokan golongan dan periode unsur. a. Golongan Golongan adalah susunan unsur-unsur dalam SPU ke arah tegak (vertikal). Secara garis besar unsur-unsur dalam Tabel Periodik Modern dibagi dalam 2 golongan, yaitu: 1) Golongan Utama (A), meliputi: a)golongan IA disebut golongan alkali; b)golongan IIA disebut golongan alkali tanah; c)golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium; d) golongan IVA disebut golongan karbon/silikon; e) golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor; f) golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur; g) golongan VIIA disebut golongan halogen; h) golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/gasinert.

2) Golongan Transisi (B), meliputi: Golongan IB sampai dengan VIIIB. Khusus golongan B. b. Periode Periode adalah susunan unsur-unsur dalam SPU arah mendatar (horizontal). Periode dibagi 2 yaitu: 1) periode pendek, meliputi: a) periode 1 terdiri atas 2 unsur; b) periode 2 terdiri atas 8 unsur; c) periode 3 terdiri atas 8 unsur. 2) periode panjang, meliputi: a) periode 4 terdiri atas 18 unsur; b) periode 5 terdiri atas 18 unsur; c) periode 6 terdiri atas 32 unsur. d) periode 7 belum lengkap

Lampiran 2: Instrumen Penilaian Penilaian Hasil Belajar 1.

Teknik Penilaian: pengamatan sikap, tes tertulis

2.

Prosedur Penilaian:

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian 1. Sikap Pengamatan a. Terlibat aktif dalam pembelajaran Ruang Lingkup Kimia b.

Waktu Penilaian Selama pembelajaran dan saat diskusi

Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

c.

Peduli dan toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. 2. Pengetahuan a. Menjelaskan tentang Perkembngan Tes tertulis Sistem periodik Unsur b. Menjelaskan tentang dasar penempatan unsuur dalam tabel periodik 3. Keterampilan a. Terampil menerapkan konsep/prinsip Pengamatan dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pokok bahasan

Penyelesaian tugas individu dan kelompok

Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi/presentasi

Instrumen Penilaian Hasil belajar LEMBAR DISKUSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jelaskan dasar pengelompokan unsur menurut Triade Dobereiner ! Jelaskan dasar pengelompokan unsur menurut Oktaf Newlands ! Jelaskan dasar pengelompokan unsur menurut Mendeleyev! Jelaskan dasar pengelompokan unsur Sistem Periodik Moderen ! Terletak pada perioda dan golongan berapakah dari unsur C, Mg dan C Bagaimana kesimpulanmu mengenai golongan utama, transisi, lantanida dan aktinida? Bagaimana kesimpulanmu mengenai periode pendek dan periode panjang? Buatlah laporan sementara untuk digunakan presentasi di depan kelas!

Instrumen Nilai Pengetahuan

No.

Nama

KD

1 1 2 3 4 5 6 7

Penilaian Akhir Semester

Hasil Penilaian Harian 2

3

4

...

Rerata (Pembulatan)

No.

Nama

Penilaian Akhir Semester

Hasil Penilaian Harian

KD

1

2

3

4

Rerata (Pembulatan)

...

8 9 10

Analisis Hasil Penilaian No. 1 2 3 4

Nama Peserta Didik Irna Irwan Bayu Yudistira

Nilai (PH) 65 70 75 80

IPK Belum Tuntas Belum tuntas Belum tuntas

IPK SudahTuntas

TindakLanjut remidial remidial

tuntas tuntas

Program Remedial dan Pengayaan

1

Irna

3.4.1

Pengayaan/ Remedial Remidial

2

Irwan

3.4.3

Remidial

3

Bayu

Pengayaan

4

Yudistira

3.4.1, 3.4.2, 3.4.3 3.4.1,3.4.2, 3.4.3

Mengerjakan soal2 yg sama dengan tes Mengerjakan soal2 yang sama dengan tes Mengerjakan soal OSN

Pengayaan

Mengerjakan soal OSN

No

NamaPesertaDidik

IPK

RencanaKegiatan

RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN (RPP)

Satuan Tingkat Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Materi Pembelajaran Alokasi Waktu

: : : : : :

SMA Negeri 03 Bombana Kimia X IPA/Ganjil 2016 s/d 2017 Ikatan Kimia 6 jam Pelajaran (3x45 menit)

A. Kompotensi Inti

KI 3

: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KI 4

B.

Kompetensi Dasar ‐

Kompetensi Dasar

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur paretikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, tanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari‐hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumberdaya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat. 4.5 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukan karakteristik senyawa ion atau senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5.1

Menjelaskan symbol struktur Lewis Metana berdasarkan elektron Valensi

3.5.2

Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.

3.5.3

Menemukan konsep struktur elektron menurut Lewis

3.5.4

Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion

3.5.5

Menjelaskan prose terbentuk ikatan kovalen

3.5.6

Mengidentifikasi jenis-jenis ikatan kovalen berdasarkan PEI

3.5.7

Menngidentifikasi proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi

3.5.8

Menjelaskan tentang ikatan logam

3.5.9

Mengidentifiksdi sifat-sifat senyawa ion dan kovalen

4.5.1

Menggambarkan proses terjadinya ikatan ion dengan struktur lewis

4.5.2

Menggambarkan proses terjadinya ikatan Kovalen dengan struktur lewis

4.5.3

Menggambarkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi

D. Tujuan Pembelajaran

E.

2.

Menjelaskan symbol struktur Lewis Metana berdasarkan elektron Valensi

3.

Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.

4.

Menemukan konsep struktur elektron menurut Lewis

5.

Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion

6.

Menjelaskan prose terbentuk ikatan kovalen

7.

Mengidentifikasi jenis-jenis ikatan kovalen berdasarkan PEI

8.

Menngidentifikasi proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi

9.

Menggambarkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi

10.

Menjelaskan tentang ikatan logam

11.

Mengidentifiksdi sifat-sifat senyawa ion dan kovalen

12.

Mengidentifikasi kepolaran senyawa

Materi Pembelajaran     

F.

Konfigurasi elektron gas mulia Struktur Lewis Ikatan Ion Ikatan Kovalen Ikatan Logam

Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran      G.

Model Strategi Metode Pendekatan

: PBL : Kerja kelompok : Diskusi Kelompok dan Pemberian Tugas : Saintific

Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 Tahapan Kegiatan

Pendahuluan

Rincian Kegiatan a. Mempersilahkan siswa untuk berdoa sebelum Belajar, kemudian mendata kehadiran.

Alokasi Waktu 15 Menit

Tahapan Kegiatan

Inti

Penutup

Rincian Kegiatan

Alokasi Waktu

b. Sebagai apersepsi mengajukan pertanyaan : Tuliskan konfigurasi elektron 6C dan 1H  Sebutkan berapa elektron valensi dari C dan H c. Memperlihatkan moolymod yang menggambarkan CH4 d. Menjelaskan tujuan pembelajaran/KD yang ingin dicapai e. Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari. f. Mengelompokan peserta didik masing-masing kelompok 4 orang. 110 Menit Mengamati 1. Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya 2. Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Menanya 1. Mengajukan pertanyaan mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat? 2. Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menuliskan persamaan reaksinya? 3. Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion? Pengumpulan data 1. Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. 2. Melakukan percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. 3. Mengamati dan mencatat hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Mengasosiasi 1. Menganalisis data untuk menyimpulkan reaksi pembakaran dan serah terima elektron . 2. Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan. 3. Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi. 4. Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran. 5. Menuliskan reaksi serah terima elektron hasil percobaan. 6. Berlatih menuliskan persamaan reaksi serah terima elektron. Mengkomunikasikan 1. Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. 20 Menit 1. Membuat kesimpulan. 2. Memberikan tugas untuk berlatih. 3. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran yang akan datang.

Pertemuan Ke-2: (3 JP) Indikator:  Mendeskripsikan ikatan kovalen dan mekanisme pembentukannya  Membandingkan ikatan ion dan ikatan kovalen

 Membandingkan ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap,dan ikatan kovalen koordinasi a.

Kegiatan Pendahuluan  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran  Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin  Mengulas kembali materi struktur lewis dengan materi yang akan dipelajari  Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.

b. Kegiatan Inti No 1

Tahapan Pembelajaran Stimulus

2

Problem

3

Data collecting

4 5

Data Prosesing Verification

6

Generelation

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Guru memberikan stimulusberupa data tabel sifat fisis beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen Peserta didik diminta mengemukakan pertanyaan secara berkelompok Siswa mendiskusikan pertanyaan yang dituliskan bersama teman kelompok melalui kajian literatur Siswa mendiskusikan hasil temuannya Siswa memverifikasi jawaban –jawaban melalui diskusi kelas Guru sebagai fasilitator Guru membimbingpesertadidikdalammenyimpulka nsekaligusmemberikanpenguatantentangikata n ion dankovalen

c. Kegiatan Penutup 1. 2. 3. 4.

Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari Peserta didik melaksanakan penilaian pembelajaran yang diberikan pendidik. Pesertadidik saling memberikan umpan balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah dicapai. Pendidik menutup pembelajaran dengan ucapan salam

H. Media dan Sumber Belajar Alat : Alat dan bahan (Molymud) Sumber : Buku Teks Kimia dan LKS tentang Ikatan Kimia Media Pembelajaran: LCD dan Laptop I.

Penilaian b.

Prosedur Penilaian 13. Penilaian Kognitif a. Jenis tes : lisan dan tulisan b. I.

Bentuk : PG dan LKS

Penilaian Afektif : Lembar Pengamatan

Lembar Pengamatan Siswa

Nama

Kerjasama

Keaktifa n

Kejujura n

Perhatia n

Kerapihan & Kelengkapa n Tugas

Ratarata

Nilai

Skala penilaian dibuat dengan rentang angka dari 1 s/d 5. Penafsiran Angka: 1. Sangat kurang

4. Baik

2. Kurang

5. Sangat baik

3. Cukup b.

Instrumen

1

Ranah Kognitif C2

Kunci Jawaban B

4

1

C2

C

4

1

C3

D

1

C2

B

1

C3

C

No.

Soal

Indikator

Skor

1.

Aturan duplet terdapat pada molekul: A. Cl2 D. CH4 B. H2 E. CO2 C. CCl4 Struktur Lewis berikut adalah struktur Lewis 6C, 7N, 8O, 10 Ne, 9F. Struktur yang salah adalah... A. C D. Ne B. O E. F C. N Struktur Lewis pada NH3 yang tepat adalah... (x = elektron valensi N, = elektron valensi H) A. H N H D. H N H H H

2

2.

3.

B. H N H H

4.

5.

6.

E. H

N H

H

C. H N H H Senyawa yang terbentuk akibat ikatan ion adalah... A. H2O & NaCl D. KCl & CH4 B. MgCl2 & KF E. NaBr & SO2 C. CaF2 & HCl Jika unsur 19X bereaksi dgn 17Y akan terbentuk... A. Senyawa kovalen dgn rumus XY B. Senyawa kovalen dgn rumus XY2 C. Senyawa ion dgn rumus XY D. Senyawa ion dgn rumus XY2 E. Senyawa ion dgn rumus X2Y Ikatan ion mudah terjadi antara unsur... A. Logam

8

7

3

1

C1

C

7.

8.

9.

10.

B. Nonlogam C. Golongan alkali dengan halogen D. Golongan alkali dengan gas mulia E. Alkali dengan alkali tanah Ikatan kovalen umumnya dibentuk antara unsur... A. Logam dengan nonlogam B. Nonlogam C. Golongan alkali dengan halogen D. Golongan alkali dengan gas mulia E. Alkali dengan alkali tanah Pasangan senyawa yang mempunyai ikatan kovalen adalah... A. CH4 dan H2O B. CH4 dan NaCl C. NH3 dan KI D. KCl dan CCl4 E. H2O dan NaCl Ikatan rangkap dapat terjadi pada senyawa kovalen berikut ini kecuali pada... A. O2 D. CO2 B. C2H2 E. CH4 C. N2 Unsur H, O, Cl nonlogam. K dan Na logam, maka senyawa yang dapat membentuk ikatan ion dan kovalen adalah... A. H2O D. NaCl B. HCl E. NaOH C. K2O

4

1

C1

B

4

1

C2

A

7

1

C3

E

4

1

C3

E

Mengetahui, Kepala SMAN 03 Bombana

Rumbia , Agustus 2016 Guru Mata Pelajaran,

JAM’AN, S.Pd NIP. 19650910 199412 1 007

FITRIANI, S.Pd NIP.

Lampiran-Lampiran Struktur Lewis Lewis selanjutnya mengidentifikasi ikatan kimia sebagai pasangan elektron sekutu, meskipun tidak dapat menjelaskan mengapa pasangan elektron dan bukan jumlah yang lain harus bertanggungjawab dalam pembentukan ikatan. Pasangan elekron sekutu yang kemudian dikenal sebagai ikatan kovalen, dilukiskan sebagai ikatan tunggal A-B untuk sepasang elektron sekutu, ikatan rangkap dua A=B dan ganda tiga A≡B, masing-masing untuk dua dan tiga pasangan sekutu. Pembentukan pasangan elektron ini untuk mencapai konfigurasi elektron terluar delapan, oktet, seperti halnya dijumpai dalam gas mulia (kecuali He) yang ternyata stabil. Sebagai contoh adalah H2O (air), NH3 (amonia), dan CH4(metana) sebagai berikut:

Untuk ion, biasanya muatan dilukiskan untuk satu keseluruhan dan bukan untuk atom secara individu, khususnya jika atom-atom pengelilingnya sama. Sebagai contoh adalah ion karbonat sebagai berikut:

Konsep Ikatan Ion Ikatan Ion Ikatan ion terbentuk antara unsur logam dan unsur nonlogam yang melibatkan serah terima elektron atau perpindahan elektron. Unsur logam cenderung melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang unsur nonlogam cenderung menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.   

ikatan Ion adalah ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik – menarik antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion) Ikatan ion terjadi antara atom logam (golongan IA, kecuali H dan Golongan IIA) dengan unsur non logam (golongan VIA dan golongan VIIA) Akan terjadi serah terima elektron sehingga akan terjadinya tarik menarik antara atom logam yang bermuatan positif dengan atom non logam yang bermuatan negatif

Contoh Ikatan Ion:

11Na : 2e 8e 1e

Na

17Cl : 2e 8e 7e + 1e

: 2e 8e + 1e Cl

: 2e 8e 8e

13Al

dan 8O (ikatan ion terjadi antara unsur logam dan non logam) =283 (melepaskan 3 elektron atau +3) 13Al O = 2 6 (menangkap 3 elektron atau -2) 8

Al Al

O O O

2Al3+ + 3O2-

Al2O3

Ikatan kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersamasama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam). Berdasarkan pasangan elektron ikatan dibedakan menjadi: a) Ikatan kovalen tunggal

b) Ikatan kovalen rangkap (O2 dan CO2)

c) Ikatan kovalen rangkap tiga (N2) d) Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan elektron yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom mempunyai pasangan elektron bebas (PEB), sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron. Contoh:

SO3

NH4+

e) Polarisasi Ikatan Kovalen Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekulnya tidak simetris. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar. Sebaliknya ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekulnya simetris, maka senyawanya bersifat nonpolar, Contoh: - Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3. Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3. SIFAT FISIK SENYAWA IONIK: 1. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi Ion positif dan negatif dalam kristal senyawa ion tidak bebas bergerak karena terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat. Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik. 2. Keras tetapi rapuh Bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terikat kuat ke segala arah oleh gaya elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan gaya luar, ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya sehingga timbul tolak-menolak yang sangat kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan. 3. Berupa padatan pada suhu ruang 4. Larut dalam pelarut air (pelarut polar), tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik (pelarut nonpolar) 5. Tidak menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi menghantarkan listrik dalam fasa cair (larutan dan lelehan) SIFAT FISIK SENYAWA KOVALEN: 1. Berupa gas, cairan, atau padatan lunak pada suhu ruang Dalam senyawa kovalen molekul-molekulnya terikat oleh gaya antar-molekul yang lemah, sehingga molekul-molekul tersebut dapat bergerak relatif bebas. 2. Bersifat lunak dan tidak rapuh 3. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah 4. Umumnya tidak larut dalam air (pelarut polar), tetapi larut dalam pelarut organik (pelarut nonpolar) 5. Pada umumnya tidak menghantarkan listrik Hal ini disebabkan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang dapat bergerak bebas untuk membawa muatan listrik. Namun senyawa kovalen polar yang larut dalam air, dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena dapat terhidrolisis membentuk ion-ion. Sedangkan senyawa kovalen nonpolar tidak larut dalam air dan tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Lampiran: 1.

Instrumen nilai Pengetahuan

No.

Nama

KD

Penilaian Akhir Semester

Hasil Penilaian Harian 1

2

3

4

Rerata (Pembulatan)

...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2.

No. 1 2 3 4 3.

Analisis Hasil Penilaian

Nama Peserta Didik Irna Irwan Bayu Yudistira

Nilai (PH) 65 70 75 80

IPK Belum Tuntas Belum tuntas Belum tuntas

IPK SudahTuntas

TindakLanjut remidial remidial

tuntas tuntas

Program Remedial dan Pengayaan

1

Irna

3.5.1

Pengayaan/ Remedial Remidial

2

Irwan

3.5.3

Remidial

3

Bayu

Pengayaan

4

Yudistira

3.5.1, 3.5.2, 3.5.3 3.5.1,3.5.2, 3.5.3

Mengerjakan soal2 yg sama dengan tes Mengerjakan soal2 yang sama dengan tes Mengerjakan soal OSN

Pengayaan

Mengerjakan soal OSN

No

NamaPesertaDidik

IPK

RencanaKegiatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Materi Pembelajaran Alokasi Waktu

: : : : : :

SMA Negeri 03 Bombana Kimia X IPA/1 (Satu) 2016 s/d 2017 Bentuk molekul 6 jam Pelajaran (3x45 menit)

A. Kompetensi Inti KI 1 KI 2

KI 3

KI 4

B.

: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro‐aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar 3.6. Menentukan bentuk molekul dengan menggunakan teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR) atau Domain Elektron

4.6. Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar atau perangkat lunak kimia

C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6.1 Menjelaskan teori domain elektron. 3.6.2 Menerapkan teori Domain elektron dalam menentukan bentuk molekul 3.6.3 Menjelaskan teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR) 3.6.4 Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSEPR) 3.6.5 Menentukan sifat kepolaran berdasarkan bentuk molekul

4.6.1 Mengaplikasikan teori domain elektron untuk meramalkan bentuk molekul

4.6.2 Membuat bentuk molekul.dengan menggunakan balon 4.6.3 Mengkomunikasikan hasil diskusi mengenai bentuk molekul.

D. Tujuan Pembelajaran 1.

Menjelaskan teori domain elektron.

2.

Menerapkan teori Domain elektron dalam menentukan bentuk molekul

3.

Menjelaskan teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR)

4.

Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSEPR)

5.

E.

Menentukan sifat kepolaran berdasarkan bentuk molekul

Materi Pembelajaran 1. Teori Domain Elektron 2. Teori Tolakan Pasangan Elektron (VSEPR) 3. Bentuk molekul

F.

Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi - Guru menyampaikan salam, berdoa, memeriksa kehadiran siswa - Menyampaikan IPK - Apersepsi: Tanya-jawab tentang ikatan kovalen, tayangan gambar antara air dalam gelas dan gas karbon dioksida. - Motivasi: Mengamati gambar bentuk molekul CH4; H2O; NH3 dan CO2

Kegiatan inti

Stimulation (pemberian stimulus)  Diberikan empat gambar bentuk molekul senyawa H2O, CO2, NH3 dan CH4.  Siswa mengamati bentuk molekul beberapa senyawa melalui gambar/ molymod/animasi. Problems statement (identifikasi masalah); Diharapkan siswa bertanya:  Mengapa bentuk molekul keempa senyawa tersebut

waktu

berbeda?  Bagaimana cara menentukan bentuk molekul suatu senyawa?  Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran senyawa? Data collection (mengumpulkan data);

Keiatan penutup

-

 Siswa mengkaji literatur tentang teori domain electron dan teori VSEPR  Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk menyimpulkan teori domain elektron dan teori VSEPR  Siswa melakukan diskusi kelas hasil kajian literatur dan diskusi kelompok untuk menyamakan persepsi tentang teori domain elektron dan teori VSEPR mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengaitkan hubungan benyuk molekul dengan kepolaran senyawa. Data processing (mengolah data);  Siswa mengerjakan LKS tentang bentuk molekul dengan cara berdiskusi kelompok Verification (memverifikasi);  Siswa dapat memahami bentuk molekul melalui diskusi dan informasi dengan bimbingan guru. Generalization (menyimpulkan);  Siswa dapat menentukan bentuk molekul berdasarkan teori domain electron dan teori VSEPR  Siswa dapat menentukan kepolaran senyawa berdasarkan bentuk molekul Siswa mengerjakan latihan soal mengenai materi yang dipelajari.

-

Siswa mendapat tugas untuk membuat model molekul dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar atau perangkat lunak kimia

H. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat

: molymode, LKS dan Power Point

2. Bahan

: balon

3. Sumber Belajar : Buku pegangan Kimia jilid 1 dan buku penunjang yang relevan I.

Penilaian 1. Sikap

: Observasi

2. Pengetahuan

: Tertulis (pilihan ganda dan uraian ; terlampir

3. Keterampilan : Membuat bentuk molekul dari balon

Lampiran: Lampiran 1: Materi Pembelajaran Untuk memahami teori VSEPR kita gunakan balon, ketika diikatkan antara dua balon, maka balon tersebut akan membentuk linier, jika tiga atau empat balon bentuk segitiga datar atau tetrahedral.

Bentuk molekul dapat diperkirakan dengan menggunakan struktur Lewis. Misalnya struktur Lewis amoniak:

Gambar Struktur Lewis amoniak Dengan tiga pasangan elektron yang berikatan dan sepasang electron bebas, maka menurut domain elektron, akan tersusun dalam bentuk tetrahedral, tapi itu kurang tepat karena besarnya tolakan antar atom H, dengan tolakan antara atom H dan pasangan electron ternyata tidak sama besar, maka pasangan electron bebas diperhitungkan dengan cara terpisah, sehingga bentuk yang tepat adalah piramida.

Bentuk dasar dari suatu molekul ditentukan oleh jumlah pasangan elektron yang ada pada atom pusatnya. Ada 5 bentuk molekul dasar dari suatu senyawa, yakni : 1. Linear 2. Segitiga Datar

3. Tetrahedral 4. Trigonal Bipiramida 5. Oktahedral Bentuk-bentuk molekul tersebut bersifat simetris, apabila suatu senyawa yang memiliki jumlah pasangan elektron pada atom pusat sama dengan bentuk molekul dasar tersebut, namun memiliki bentuk yang berbeda. Hal tersebut disebabkan perbedaan komposisi PEI dan PEB dari pasangan elektron yang ada pada atom pusatnya. Sehingga bentuk molekul dasar (simetris) tersebut terdistorsi menjadi bentuk molekul yang berbeda dan tidak simetris.

BENTUK MOLEKUL

109,5 107,3

1

2

3

Tabel Hubungan antara PEI, PEB, bentuk molekul dan contoh serta gambar

Konsep teori domain elektron

Carilah bentuk molekul berdasarkan PEI dan PEB berikut, tuliskan bentuk molekul pada tabel berikut!

PEB PEI 2 3 4 5 6

1

2

3

Dengan membaca Tabel Hubungan antara PEI, PEB, bentuk molekul dan contoh serta gambar, Coba kalian rangkai bentuk molekul senyawa mengunakan mollymood dan gambarkan hasilnya dalam tabel berikut ini ! Rumus NO

Kimia Senyawa

1

CO2

2

NH3

3

CH4

4

PCl5

5

H2O

Jumlah

Jumlah

PEI

PEB

Rumus

Bentuk Molekul

Meramalkan Bentuk Molekul Untuk meramalkan bentuk molekul, terlebih dahulu menentukan atom pusat (A), PEI (X), PEB (E), jumlah PEI (n), dan jumlah PEB (m). Dengan menggunakan notasi :

AXnEm LAMPIRAN : MATERI PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran

:

Kimia

Kelas/Semester

:

X/1

SKL

:

Kompetensi Dasar

:

Alokasi waktu

:

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. 3.6 Menentukan bentuk molekul dengan menggunakan teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR) atau Domain Elektron 4.6. Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar atau perangkat lunak kimia 6 jam Pelajaran

Indikator pencapaian kompetensi

:

3.6.6 Menjelaskan teori domain elektron. 3.6.7 Menerapkan teori Domain elektron dalam menentukan bentuk molekul 3.6.8 Menjelaskan teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR) 3.6.9 Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSEPR) 3.6.10 Menentukan sifat kepolaran berdasarkan bentuk molekul

4.6.1 Mengaplikasikan teori domain elektron untuk meramalkan bentuk molekul 4.6.2 Membuat bentuk molekul.dengan menggunakan balon 4.6.3 Mengkomunikasikan hasil diskusi mengenai bentuk molekul.

BENTUK-BENTUK MOLEKUl Bentuk molekul (geometri molekul) yang merupakan kedudukan atom-atom dalam molekul. Pada senyawa kovalen bentuk molekul diuraikan berdasarkan 2 teori yaitu teori domain elektron (VSEPR) dan teori hibridisasi. 1.

Teori Domain Elektron Teori ini menyatakan bahwa pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB)

tolak menolak sehingga tiap-tiap pasangan elektron cenderung berjauhan satu sama lain. Jadi bentuk molekul dipengaruhi oleh susunan ruang PEI dan PEB pada atom pusat suatu molekul. Pasangan elektron pada atom pusat disebut domain. Bentuk dasar dari suatu molekul ditentukan oleh jumlah pasangan elektron yang ada pada atom pusatnya. Ada 5 bentuk molekul dasar dari suatu senyawa, yakni : 6. Linear 7. Segitiga Datar 8. Tetrahedral

9. Trigonal Bipiramida 10. Oktahedral

Bentuk-bentuk molekul tersebut bersifat simetris, apabila suatu senyawa yang memiliki jumlah pasangan elektron pada atom pusat sama dengan bentuk molekul dasar tersebut, namun memiliki bentuk yang berbeda. Hal tersebut disebabkan perbedaan komposisi PEI dan PEB dari pasangan elektron yang ada pada atom pusatnya. Sehingga bentuk molekul dasar (simetris) tersebut terdistorsi menjadi bentuk molekul yang berbeda dan tidak simetris. Langkah-langkah meramalkan bentuk molekul a.

Menghitung jumlah pasangan elektron pada semua atom 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖) +(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 2

b.

Menghitung jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) pada atom pusat 𝑃𝐸𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑜𝑚 −1

c.

Menghitung jumlah pasangan elektron yang berada disekitar atom pusat 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 = 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 − (3 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔)

d.

Menghitungjumlah pasangan elektron bebas (PEB) 𝑃𝐸𝐵 = 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 − 𝑃𝐸𝐼

Notasi VSEPR yang menunjukkan jumlah PEI dan PEB : Ket:

AXnEm

A = atom pusat X = PEI n. = Jumlah PEI E = PEB m. = Jumlah PEB

Lampiran 2: Instrumen Penilaian A. Rumusan Soal Pengetahuan IndikatorSoal 

Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori domain electron

RumusanSoal 1.

Menurut

elektron

teori

bentuk

domain molekul

senyawa CH4 adalah .... A. Segitiga pelanar B. Piramida trigonal C. Tetrahedral D. Segitiga bipiramida E. Segi empat datar 

Menetukanjbentukmolekuldanjumlah PEB suatusenyawa 2.

Jumlah pasangan terikat atom pusat suatu molekul senyawa=3,

sedangkan

pasangan

elektron

bebasnya =0, maka bentuk molekul-molekulnya A. Oktahedral B. Segitiga sama sisi C. Tetrahedral 

Diberikan 2 data nomor atom , dapatmenetukanbentukmolekulnya

D. Bipiramida segitiga E. Linier 3. Nomor atom P adalah 15, sedangkan

Br

adalah

35,

bentuk molekul PBr5 adalah A. tetrahedral B. segitiga sama sisi C. trigonal bipiramida 

Menentukanbentukmolekuldanjumlah PEB senyawaamoniak

D. trigonal piramida E. bujur sangkar 4.Alumunium klorida, AlCl3 danamonia,

NH3,

adalah

molekul

kovalen.

Apakah

bentuk molekul dari amoniak dan jumlah pasangan elektron bebasnya berturut-turut; A. Trigonal piramida, 1 

Menentukanposisidari PEB keduabentukmolekul octahedral

B. Trigonal piramida, 3 C. Segitiga sama sisi, 1 D. segitiga sama sisi, 2 E. Segitiga planar, 1 5. Dalam bentuk oktahedral, pasangan pertama

elektron dapat

bebas

menempati

posisi manapun. Dimanakah posisi pasangan elektron bebas yang kedua ... 

MenentukanbentukmolekulberdasarkanTipe/Rumussuatuseny awa

A. 45o dari PEB pertama B. 60o dari PEB pertama C. 90o dari PEB pertama D. 180o dari PEB E. Berdekatan

6. Jika atom pusat dinyatakan dengan X, domain elektron ikatan dengan Y dan domain elektron bebas dengan E, maka 

Menjelaskanteori domain electron dan VSEPR

molekul berikut yang memiliki tipe XY4 adalah



Diberikandatano atom , dapatmenggambarkanbentukmolekuluntukbeberapasenyawad ari data

A. CO2 B. H2O

D. CH4 E. SO2

C. NH3 Uraian : 1. Jelaskan pengertian tentang konsep dasar dari teori domain electron danVSEPR!

2. Gambarkan struktur Lewis dan tentukan jumlah PEI, PEB dan bentuk molekul dari

senyawa-senyawa

berikut! (nomor atom H=1, B= 5, Cl=17, N=7, S=16, F=9, I=53) a. BCl3 b. CCl4 c. NH3 d. SF6 

3. Dari senyawa berikut kelompokan dan jelaskan senyawa yang tergolong polardan non polar H2O , CO2, , NH3 , PCl5 ddan CH4

Menggolongkansenya polar dan non polar

B. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Program : X/M-IPA Observasi No

Nama Siswa

Akt

Disl

Kerjsm

Prnsrt

Visual

Isi

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. 2. 3. 4. Keterangan pengisian skor 4 = Sangat tinggi 3 = Tinggi 2 = Cukup tinggi 1 = Kurang

Kinerja Presentasi Jml Skor

Nilai

Jawablah pertanyaan berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan PEI dan PEB? 2. Ada berapa pasang electron ikatan (PEI) pada H2O, NH3 dan CO2? 3. Ada berapa pasang electron bebas (PEB) pada H2O, NH3 dan CO2? 4. Masih ingatkah kalian mengenai muatan elektron, Bagaimanakah jika antara satu elektron dengan elektron yang lain saling mendekat? 5. Gambarkan kemungkian interaksi yang

terjadi antara elektron atom pusat dalam molekul-

molekul air dan karbondioksida! 6. Buatlah kesimpulan mengenai interaksi PEI – PEI; PEI – PEB; PEB – PEB 7. Dapatkah kalian simpulkan apakah yang menyebabkan terbentuknya struktur pada senyawa! 8. Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran senyawa?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Tingkat Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Pokok Bahasan/Sub Pokok Alokasi Waktu A.

SMA Negeri 03 Bombana Kimia X IPA/Ganjil 2016 s/d 2017 Gaya Antar Molekul 6 jam Pelajaran (3x45 menit)

Kompetensi Inti (KI) KI 1 KI 2

KI 3

KI 4

B.

: : : : : :

: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro‐aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar 3.7 Menentukan interaksi antar partikel (atom, ion dan molekul) dan kaitannya dengan sifat fisik zat 4.7. Menalar sifat-sifat zat di sekitar kita dengan menggunakan prinsip interaksi antar partikel

C.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar 3.7. Menentukan interaksi antar partikel (atom, ion, dan molekul) dan kaitannya dengan sifat fisik zat

Indikator 3.7.1 Menjelaskan hubungan kepolaran beberapa senyawa dengan keelektronegatifan 3.7.2 Membedakan gaya-gaya antarmolekul 3.7.3 Menjelaskan hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa? 3.7.4 Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya Van Der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen) 3.7.5 Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisis logam. 3.7.6 Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis

3.7.7 4.7. Menalar sifat-sifat zat di sekitar 4.7.1. kita dengan menggunakan 4.7.2. prinsip interaksi antarpartikel 4.7.3.

4.7.4.

D.

ikatannya. Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan Mempresentasikan hasil percobaan kepolaran beberapa senyawa dengan menggunakan bahasa yang benar. Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul.

Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3. 4.

Menjelaskan hubungan kepolaran beberapa senyawa dengan keelektronegatifan Membedakan gaya-gaya antarmolekul Menjelaskan hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa? Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya Van Der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen) 5. Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisis logam. 6. Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya. 7. Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa

E.

Materi Pembelajaran Interaksi antar partikel  Fakta  H2O titik didihnya tinggi  Alkohol titik nya rendah dan mudah menguap  Konsep  Gaya Van der Waals  Ikatan Hidrogen  Prosedural  Langkah-langkah kegiatan demonstrasi

F.

Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi - Berdo’a (religius) Pendahuluan - Mengecek kehadiran siswa / perkenalan (disiplin) - Menanyakan kabar siswa- dengan fokus pada yang tidak hadir dan/yang pada pertemuan sebelumnya juga tidak hadir. (peduli, empati). - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi, - Guru bertanya , Ada berapa jenis-jenis interaksi antar partikel? (Jawab : ada dua , yaitu ikatan hidrogen dan gaya Van der Waals - Bagaimana bila alkohol disimpan dalam botol yap dan terbuka? (Jawab: alkohol akan menguap) - Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. - Guru menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang dicapai ( interaksi antar molekul dan sifat fisik zat dengan

Waktu

-

demontrasi Guru menyampaikan teknik dan lingkup penilaian

Inti:

1. Stimulation (memberi stimulus); - Mendemontrasikan air dan alkohol yang dipanaskan sampai mendidih dengan volume yang sama 2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); Diharapkan siswa akan muncul pertanyaan dari peserta didik dapat menjelaskan : - Mengapa Alkohol lebih cepat mendidih dari pada air - Mengapa volume alkohol berkurang lebih banyak dari pada air - Menentukan gaya antara molekul dalam senyawa air dan alkohol 3. Data Collection (mengumpulkan data); - Siswa mencari informasi dan mengumpulkan data tentang hubungan interaksi antara molekul dengan titik didih 4. Data Processing (mengolah data); - Melakukan pengolahan data melalui diskusi. 5. Verification (memverifikasi); - Membandingkan hasil diskusi antar kelompok untuk mengklasifikasikan dan menganalisis dan hubungan interaksi antara molekul dengan titik didih 6. Generalization (menyimpulkan); - Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi pada permasalahan dalam kehidupan sehari-hari interaksi antara molekul dengan titik didih

Penutup

- Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang interaksi antar molekul - Guru melakukan refleksi dan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar - Guru memberikan evaluasi dan penugasan - Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarai pada pertemuan yang akan datang

G. Teknik penilaian 1. Penilaian Sikap : a. Observasi 2. PenilaianPengetahuan a. Teknik Penilaian b. Bentuk soal c. Instrumen penilaian

: tes tertulis : uraian : terlampir

3. Penilaian Keterampilan Projek : Membuat model molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar

No. 1.

Aspek Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian

Intrumen

Evaluasi

Uraian

Tugas Kelompok

Laporan Hasil Diskusi (Soal uraian)

Tugas Individu

Instrumen Penilaian Tugas Pencarian Materi

2.

Keterampilan

Kinerja Diskusi dan Presentasi Portofolio

Instrumen Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi Instrumen Penilaian Laporan

H. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat : Laptop/LCD, gelas kimia, pembakar Bunsen, kaki tiga+ alas asbes 2. Bahan : H2O, alkohol 3. Sumber belajar : Buku Kimia Kelas X Lampiran : 1. Materi pembelajaran 2. Instrumen Penilaian Pengetahuan 3. Instrumen penilaian Observasi 4. Instrumen Penilaian Keterampilan

Mengetahui, Kepala SMAN 03 Bombana

Rumbia, Agustus 2016 Guru Mata Pelajaran,

JAM’AN, S.Pd NIP. 19650910 199412 1 007

FITRIANI, S.Pd NIP.

Lampiran 1. MATERI PEMBELAJARAN Mata Pelajaran

:

Kimia

Kelas/Semester

:

X/1

SKL

:

Kompetensi Dasar

:

Alokasi waktu

:

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. 3.7. Menentukan interaksi antar partikel (atom, ion, dan molekul) dan kaitannya dengan sifat fisik zat 4.7. Menalar sifat-sifat zat di sekitar kita dengan menggunakan prinsip interaksi antarpartikel 6 jam Pelajaran

Indikator pencapaian kompetensi

:

4.7.1 4.7.2 4.7.3 4.7.1

Menjelaskan interaksi antar partikel Menentukan jenis-jenis interaksi antar partikel Menghubungkan jenis interaksi antar partikel dengan sifat fisik zat Menerapkan sifat-sifat zat disekitar kita berdasarkan prinsip interaksi antar partikel

Gaya Antar Molekul Gaya Vander Waals Gaya Vander Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik-menarik di antara molekul-molekul. Gaya ini timbul dari gaya London dan gaya antardipol-dipol. Gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul polar.Gaya ini diusulkan pertama kalinya oleh JohannesVan der Waals (1837–1923). Konsep gaya tarik antarmolekul ini digunakan untuk menurunkan persamaanpersamaannya tentang zat-zat yang berada dalam fase gas. Kejadian ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebutgaya tarik-menarik elektrostatis (gaya coulumb). Umumnya terdapat pada senyawa polar.Untuk molekul nonpolar, gaya Van der Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau gaya London.

Gambar 1. Gaya Van der waals Ada tiga gaya antar molekul yang berperan dalam terjadinya gaya Van der Waals, yaitu gaya orientasi, gaya imbas, dan gaya dispersi. a) Gaya orientasi Gaya orientasi terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai dipol permanen atau molekul polar. Antaraksi antara kutub positif dari satu molekul dengan kutub negatif dari molekul yang lain akan menimbulkan gaya tarik-menarik yang relatif lemah.Misalnya, pada molekul-molekul HCl.

Gambar 2. Gaya Orientasi

b. Gaya Imbas Gaya imbas terjadi bila terdapat molekul dengan dipol permanen, berinteraksi dengan molekul dengan dipol sesaat. Adanya molekul-molekul polar dengan dipol permanen akan menyebabkan imbasan dari kutub molekul polar kepada molekul nonpolar, sehingga elektronelektron dari molekul nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik), yang menimbulkan terjadinya dipol sesaat pada molekul nonpolar tersebut.

Gambar 3. Gaya Imbas 1. London Gaya london adalah gaya tarik-menarik yang sifatnya lemah antara atom atau molekul yang timbul daripergerakan elektron yang acak di sekitar atom-atom.Karena elektron bergerak secara acak di sekitar inti atom,maka suatu saat terjadi ketidakseimbangan muatan didalam atom. Akibatnya terbentuk dipolyang sesaat.Dipol-dipol yang berlawanan ini saling berikatan,walau sifatnya lemah.Adanya gaya-gaya ini terutamaterdapat pada molekul-molekul nonpolar yang dikemukakan pertama kalinya oleh Fritz London.

Gambar 4. Gaya London 2. IkatanHidrogen Ikatan hidrogen adalah gaya tarik-menarik yangcukup kuat antara molekul-molekul polar (mengandungatom-atom sangat elektronegatif, misalnya F, O, N) yangmempunyai atomhidrogen. Ikatan ini dilambangkandengan titik-titik (...).Contoh:Ikatan hidrogen yang terjadi dalam molekul air.Di dalam molekul air, atom O bersifat sangat elektronegatifsehinggapasangan elektron antara atom O dan H lebihtertarik ke arah atom O. Dengan demikianterbentuk suatudipol.

Gambar 5.IkatanHidrogen Senyawa yang di dalamnya terdapat ikatan hidrogenumumnya memiliki titik didih yang tinggi. Sebab untukmemutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk diperlukanenergi lebihbesar

dibandingkan senyawa yang sejenis,tetapi tanpa adanya ikatan hidrogen.Contohsenyawa lain yang mengadungikatanhidrogen :

Gambar 6. Ikatan hidrogen pada senyawa HF Pengaruh Ikatan Hidrogen pada Titik DidihTitik didih suatu zat dipengaruhi oleh a. Mr, jika Mr besar maka titik didih besar dan Mr kecilmaka titik didih kecil. b. Ikatan antarmolekul, jika ikatan kuat maka titik didihbesar dan ikatan lemah maka titik didih kecil.Perhatikan data Mr dan perbedaan keelektronegatifan senyawa golongan halogen (VIIIA) berikut.

Gambar 7.Perbedaantitikdidihsenyawaasamhalida Jadi, urutan titik didihnya: HF > HI > HBr > HCl

Gambar 8.Titikdidihsenyawahidridagolongan IV A dan V A Untuk hidrida unsur-unsur golongan VIA (H2O, H2S,H2Se, dan H2Te) terdapat penyimpangan yang sangatmencolok pada H2O. Penyimpangan yang sama jugaterdapat pada NH3 dengan hidrida unsur-unsur golonganVA lain (PH3, AsH3, dan SbH3) dan juga pada HF denganhidrida unsur-unsur golongan VIIA lainnya (HCl, HBr, HI,dan HAt). Sifat yang abnormal dari HF, H2O, dan NH3tersebut dijelaskan dengan konsep ikatan hidrogen.

Lampiran 2 : 1.

Instrumen Penilaian

KD 3.7 Menentukan interaksi antar partikel (atom, ion, dan molekul) dan kaitannya dengan sifat fisik zat

Me 4.7 Menalar sifatsifat zat di sekitar kita dengan menggunakan prinsip interaksi antarpartikel.

IPK 3.7.1 Menjelaskan interaksi antar partikel 3.7.2 Menentukan jenis-jenis interaksi antar partikel 3.7.3 Menghubungkan jenis interaksi antar partikel dengan sifat fisik zat

4.7.1 Menerapkan sifat-sifat zat disekitar kita berdasarkan prinsip interaksi antar partikel

INDIKATOR SOAL 1. Dapat menjelaskan interaksi antar molekul 2. Dapat Menentukan jenis-jenis interaksi antar molekul 3. Diberikan contoh suatu senyawa peserta didik dapat menghubungkan interaksi antar molekul dan titik didih 4. Dapat memberikan contoh senyawa dalam kehidupan seharihari yang memiliki ikatan hidrogen

Soal uraian 1. 2. 3. 4. 5.

Jelaskan interaksi antar molekul ? Tentukan interaksi antar molekul pada senyawa alkohol ? Diantara beberapa senyawa dibawah ini : H2O, HCl, NH3, C2H5OH, Cl2, H2. Manakah yang memiliki gaya van der waals ? Bagaimanakah hubungan interaksi antar molekul dengan titik didih pada suatu senyawa ? Berikan contoh penerapan hubungan interaksi aksi antar molekul dalam kehidupan sehari-hari ?

Kunci Jawaban dan Pedoman Pengskoran NO KUNCI JAWABAN Gaya yang terjadi antara molekul satu dengan yang 1. lain 2. Pada Alkohol terjadi gaya Van der Waals 3. C2H5OH, Cl2, H2 Apabila hubungan interaksi antar molekul semakin 4. kuat, maka titik didihnya semakin tinggi Bahan bakar bensin memiliki gaya Van der Waals yang lemah sehingga mudah terbakar dan menguap. 5. Kita meletakkan bensin pada tempat yang tertutup dan dijauhkan dari api.

PedomanPengskoran NILAI

=

Jumlah benar x 100 /100

SKOR

SKORMAKSIMAL

20

20

20 20

20 20

20

20

20

20

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Program : X/M-IPA Observasi No

Nama Siswa

Akt

Disl

Kerjsm

Prnsrt

Visual

Isi

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

5. 6. 7. 8. Keterangan pengisian skor 4 = Sangat tinggi 3 = Tinggi 2 = Cukup tinggi 1 = Kurang

Kinerja Presentasi Jml Skor

Nilai

Related Documents

Rpp
November 2019 58
Rpp
May 2020 38
Rpp
October 2019 62
Rpp
May 2020 36
Rpp
June 2020 23
Rpp
April 2020 28

More Documents from ""

Buku Seni Budaya.docx
July 2020 25
Teks Ulasan Irma.docx
June 2020 15
Lks New.docx
December 2019 34
Bhn Ajar Keton.docx
April 2020 18
Rpp Prit.docx
December 2019 26