Rpp Ipa Bab 2 Baru.docx

  • Uploaded by: Inggrid Wie
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rpp Ipa Bab 2 Baru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,531
  • Pages: 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Topik Alokasi Waktu

: : : : :

SMP Negeri 1 Tomohon IPA VII/1 Klasifikasi Makhluk Hidup JP

A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya; 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya; 3. Memahami pengetahuan(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; 4. Mencoba, mengolah, danmenyajidalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. Kompetensi Dasar 3.2 Mengklasifikasikan makluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati. 4.2 Menyajikan hasil pengklasifikasian makluk hidup dan benda di lingkungan sekitar berdasarkan karakteristik yang diamati 2. Indikator KD 3.2 a. Mengidentifikasi ciri-ciri makluk hidup dan benda b. Membedakan makluk hidup dan benda c. Mendeskripsikan pentingnya pengelompokan makluk hidup d. Mengklasifikasikan makluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimiliki e. Menggunakan kunci determinasi sederhana f.

Menjelaskan ciri-ciri makluk hidup pada masing-masing kingdom dalam system klasifikasi 5kingdom

g. Memberi contoh makluk hidup pada masing-masing kingdom dan system klasifikasi 5-kingdom

KD 4.2 a. Menyusun kunci determinasi sederhana b. Mengkomunikasikan hasil pengelompokan makluk hidup dalam bentuk laporan. * Nilai karakter Yang ditananamkan / ditumbuhkan

• •

Religius Nasionalis ( disiplin )

• • •

Mandiri ( Kreatif ,Keberanian ) Gotong Royong ( Kerja Sama ) Integritas ( Kejujuran Dan Tanggung Jawab )

C. Tujuan Pembelajaran  Pertemuan pertama Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran melalui menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa dapat: 1. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup dan benda 2. Membedakan ciri pada makhluk hidup dan benda. 

Pertemuan kedua

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran melalui menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa dapat: 1. Mengelompokkan beberapa mahkluk hidup atau benda dalam satu kelompok berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki, 2. Menyusun kunci determinasi sederhana dengan bantuan lks, 3. Dapat menggunakan kunci determinasi sederhana untuk mengidentifikasi ciri-ciri beberapa makhluk hidup. 4. Mendeksripsikan pentingnya pengelompokan makhluk hidup. 5. Mengomunikasikan hasil pengelompokan makhluk hidup dalam bentuk laporan. 

Pertemuan ketiga

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa dapat: 1. Mendeksripsikan ciri-ciri makhluk hidup pada masing-masing kingdom dalam sistem 5kingdom, 2. Memberi contoh makhluk hidup dalam satu kelompok kingdom tertentu D. Materi Pembelajaran a. Pembelajaran Reguler A. Ciri-ciri benda di lingkungan sekitar B. Cara mengklasifikasikan makhluk hidup 1. Ciri-ciri makhluk hidup a. Bernapas b. Memerlukan makanan dan minuman c. Bergerak d. Tumbuh dan berkembang e. Berkembang biak (Reproduksi) f. Peka terhadap rangsang g. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan C. Pengklasifikasian makhluk hidup 2. Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi a. Kriteria klasifikasi tumbuhan b. Kriteria klasifikasi hewan

3.

4. 5. 6.

7.

c. Kunci determinasi Kelompok makhluk hidu yang berukuran kecil (Mikroskopis) Mengenal dan menggunakan Mikroskop a. Bagian-bagian mikrokop b. Langkah-langkah menggunakan mikroskop Kelomok monera dan protista Kelompokk jamur Kelompok tumbuh-tumbuhan a. Tumbuhan lumut dan paku b. Tumbuhan berbiji (spermatophyta) Kelompok hewan a. Hewan tidak bertulang belakang (avertebrata) b. Hewan bertulang belakang (vertebrata)

b. Pembelajaran pengayaan - Klasifikasi Kunci Dikotom dan Kunci Determinasi (Urutan takson pada makhluk hidup) c. Pembelajaran Remidial - Ciri-ciri benda di lingkungan sekitar - Cara mengklasifikasi makhluk hidup - Pengklasifikasian makhluk hidup E. Metode pembelajaran a. Pendekatan : Scientific b. Model : Discovery learning c. Metode : Diskusi, tanya-jawab, penugasan F. Alat dan Bahan a. Beberapa contoh benda hidup dan tak hidup. b. Gambar beberapa macam tumbuhan c. Gambar beberapa macam hewan d. LKS Bergembira dengan Klasifikasi Dikotom e. LKS Menggunakan Kunci Determinasi Sederhana G. Sumber Pembelajaran Sumber Pembelajaran: 1. Widodo dkk. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas 7 Buku Siswa. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Widodo dkk. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas 7 Buku Guru. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. LKPD 4. Buku lain yang Relevan H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 2JP 1. Pendahuluan (10 menit) a. Guru memberi salam dan menunjuk siswa untuk memimpin doa bersama. (religius) b. Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk siap belajar dengan menyanyikan lagu

Nasional dipimpin salah seorang peserta didik. ( Nasionalis)

c. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan cara meminta peserta didik membersihkan papan tulis dan merapikan tempat duduk, menyiapkan buku pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang diperlukan. d. Absensi kehadiran siswa. Fase 1: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik e. Motivasi: mendeskripsikan ciri-ciri alat tulis, dilanjut tanya jawab hingga diperoleh pemahaman bahwa setiap benda memiliki persamaan dan perbedaan ciri sebagai dasar klasifikasi makhluk hidup dan benda. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaatnya. g. Guru menyampaikan cakupan materi dan kegiatan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran. h. Guru menyampaikan teknik penilaian. 2. Kegiatan inti (50 menit) Fase 2: Menyajikan informasi a. Peserta didik membuat prediksi tentang hal-hal penting tentang ciri-ciri hidup. (mandiri) b. Peserta didik membaca buku siswa tentang ciri-ciri hidup pada makhluk hidup dan menggarisbawahi kata-kata kunci. (mandiri) c. Peserta didik mengamati dua macam benda yaitu ikan di akuarium dan boneka ikan atau mainan elektrik berbentuk ikan (atau contoh makhluk hidup dan benda lain yang setara). (rasa ingin tahu) Fase 3: Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar d. Peserta didik berkelompok yang terdiri dari 4-5 anak dengan kemampuan akademik yang beragam. (kerja sama) e. Pada tahap ini, peran guru sangat penting dalam menentukan anggota kelompok. Karena pada pertemuan ini menggunakan tipe TGT (permainan turnamen antar kelompok), maka dalam satu kelompok, harus ada anggota yang memiliki kemampuan akademik tinggi, cukup, dan rendah. Pada saat lomba anggota kelompok berkemampuan tinggi akan bertanding dengan anggota kelompok lain yang memiliki kemampuan sama. demikian juga dengan anggota kelompok dengan kemampuan sedang dan rendah. (kerja sama) Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar f. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk membandingkan kedua benda tersebut dan menunjukkan sebanyak-banyaknya ciri-ciri hidup yang tampak (kerja sama) g. Hasil diskusi dituliskan pada selembar kertas dan ditempelkan di dinding kelas atau di papan yang disediakan. h. Presentasi hasil dengan kegiatan ‘window shopping’. Anggota kelompok berbagi tugas, satu orang peserta didik sebagai penjaga dan peserta didik yang lain sebagai pengunjung. Penjaga bertugas untuk menjelaskan hasil diskusi kepada anggota kelompok lain yang berkunjung ke kelompoknya. (kerja sama) i. Setelah semua kelompok dikunjungi, pengunjung berbagi informasi hasil kunjungan kepada pasangannya sehingga mendapatkan informasi yang sama. j. Presentasi hasil diskusi oleh beberapa kelompok, guru memberikan umpan balik dan mengonfirmasi prediksi. (kerja sama) k. Guru mengkonfirmasi hasil diskusi seluruh kelompok dan membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman tentang ciri-ciri makhluk hidup. 3. Penutup (20 menit) a. Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat simpulan hasil pembelajaran hari ini. (percaya diri) Fase 5: Evaluasi b. Guru merancang pelaksanaan turnamen antar kelompok. Sebelumnya guru sudah membuat kartu-kartu soal sebanyak jumlah peserta didik ditambah beberapa soal untuk cadangan.

c. Kartu-kartu soal diletakkan di meja depan (meja turnamen). d. Setiap satu anggota masing-masing kelompok dengan kemampuan setara maju ke meja turnamen untuk bertanding. e. Satu peserta didik mengambil kartu soal, mencoba menjawab. Jika jawaban benar akan memperoleh poin, jika jawaban salah maka peserta didik yang lain berebut untuk menjawab. Jika semua peserta didik yang maju tidak dapat menjawab, maka diperebutkan oleh kelompok. f. Kelompok dengan poin tertinggi menjadi juara turnamen. Fase 6: Memberikan penghargaan g. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan hasil terbaik. h. Peserta didik merapikan ruangan kelas agar siap untuk pembelajaran berikutnya. Pertemuan 2: 3 JP 1. Pendahuluan (10 menit ) a. Guru memberi salam dan menunjuk siswa untuk memimpin doa bersama. (religius) b. Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk siap belajar dengan menyanyikan lagu

Nasional dipimpin salah seorang peserta didik. ( Nasionalis) c. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan cara meminta peserta didik membersihkan papan tulis dan merapikan tempat duduk, menyiapkan buku pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang diperlukan. d. Absensi kehadiran siswa Fase 1: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik e. Motivasi: tayangan gambar toko swalayan dan pasar tradisional. Peserta didik mendeskripsikan perbedaan dari kedua gambar tersebut. Tanya jawab dilakukan hingga didapatkan kesimpulan tentang pentingnya pengelompokan dan tujuan pengelompokan benda. f. Guru membagikan LKS: “Bergembira dengan Klasifikasi Dikotom” (LKS juga terdapat dalam buku siswa). g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan teknik penilaian. 2. Kegiatan inti (80 menit) Fase 2: Menyajikan informasi a. Peserta didik membaca buku siswa dan hand-out tentang pengertian klasifikasi dan bagaimana ilmuwan mengelompokkan makhluk hidup, dan mencatat ide-ide penting dari bacaan tersebut. (mandiri) b. Guru memodelkan klasifikasi dengan sistem dikotomi menggunakan alat-alat tulis yang dimiliki siswa. Fase 3: mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar c. Siswa berkelompok heterogen dengan anggota 4-5 anak. Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar d. Semua kelompok bekerja dan belajar dengan menggunakan LKS ‘Bergembira dengan Kunci Dikotomis’. Hasil diskusi ditulis di selembar kertas. e. Searah jarum jam masing-masing kelompok bertukar hasil diskusi. f. Setiap kelompok menanggapi hasil diskusi kelompok lain, ditulis di kertas post-it. g. Setiap kelompok menanggapi tulisan-tulisan pada kertas post it yang mereka peroleh dan disampaikan di depan kelas. h. Secara berkelompok diskusi dengan LKS ‘Menggunakan Kunci Dikotomi Sederhana’. (kerja sama) i. Hasil diskusi disampaikan di depan kelas. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi yang telah disampaikan. 3. Penutup (30 menit) a. Guru membimbing penyimpulan hasil diskusi.

Fase 5: Evaluasi b. Siswa mengerjakan soal postes 2 tentang pengelompokan makhluk hidup dan menggunakan kunci determinasi. (mandiri) c. Hasilnya dibahas dan dinilai bersama. d. Masing-masing siswa membandingkan skor yang mereka peroleh dengan skor dasar mereka (skor postes pertemuan sebelumnya). e. Skor perkembangan masing-masing anggota kelompok dijumlahkan dan dirata-rata. Kelompok dengan rata-rata skor perkembangan tertinggi menjadi kelompok terbaik. Fase 6: Memberikan penghargaan f. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang memperoleh rata-rata skor perkembangan tertinggi. g. Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah pada tempatnya. Pertemuan 3: 2JP 1. Pendahuluan (10 menit) a. Guru memberi salam dan menunjuk siswa untuk memimpin doa bersama. (religius) b. Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk siap belajar dengan menyanyikan lagu

Nasional dipimpin salah seorang peserta didik. ( Nasionalis) c. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan cara meminta peserta didik membersihkan papan tulis dan merapikan tempat duduk, menyiapkan buku pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang diperlukan. d. Absensi kehadiran siswa Fase 1: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik e. Guru memotivasi peserta didik dengan menayangkan gambar beberapa makhluk hidup yang berada dalam satu kelompok klasifikasi. f. Guru membimbing tanya jawab hingga diperoleh pemahaman bahwa contoh makhluk hidup tersebut dikelompokkan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. (rasa ingin tahu) g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan teknik penilaian. 2. Kegiatan inti (60 menit) Fase 2: menyajikan informasi a. Peserta didik membaca buku dan hand-out tentang klasifikasi sistem 5-kingdom, dan menggarisbawahi hal-hal yang penting. Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. b. Peserta didik berkelompok dengan anggota 5-6 anak (kelompok asal). c. Membentuk 5 kelompok baru dengan anggota yang berasal dari perwakilan masing-masing kelompok asal (kelompok ahli). Masing-masing kelompok diberi nama Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia. (kerja sama) Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar d. Kelompok ahli berdiskusi mengenai ciri-ciri (karakteristik) masing-masing kingdom dan contoh-contoh makhluk hidup pada kelompok makhluk hidup tersebut. e. Selesai diskusi kelompok ahli, semua anggota kembali ke kelompok awal. f. Pada kelompok awal, masing-masing anggota berbagi informasi tentang hasil diskusi dikelompok ahli. g. Guru mengingatkan bahwa setiap peserta didik bertanggung jawab untuk memahamkan teman dalam satu kelompoknya tentang informasi yang telah mereka dapatkan dikelompok ahli. 3. Penutup (10 menit) a. Guru membimbing penyimpulan hasil diskusi. b. Guru dan peserta didik merefleksi hasil pembelajaran.

c.

Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah pada tempatnya.

I. Penilaian Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan 1. Teknik penilaian: tes tertulis, penilaian keterampilan 2. Bentuk instrumen  Tes pengetahuan dan rubrik (lampiran 1)  Lembar observasi keterampilan siswa (lampiran 2) 3. Pembelajaran remedial dan pengayaan 4. Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

Mengetahui, Kepala Sekolah

Tomohon, Agustus 2018 Guru Mata Pelajaran

Drs. Jantje S. Mangore, M.Pd NIP. 196801121995121002

Inggrid Y. H. Wie, S.Pd

Lampiran Materi Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup dan Penjelasannya Klasifikasi makhluk hidup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengelompokkan makhluk hidup. Pengelompokan tersebut didasarkan pada kesamaan ciri maupun perbedaan yang ditemukan pada setiap makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan melihat ciri ciri makhluk hidup yang paling umum hingga yang paling spesifik pada makhluk hidup. Selain pengelompokan dari ciri-ciri makhluk hidup, pengelompokan juga dilakukan dengan dasar ukuran, manfaat, dan juga habitat makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup dipelajari dalam ilmu taksonomi. Awalnya, ilmu taksonomi diprakarsai oleh ilmuwan Swedia yang bernama C. Linnaeus. Olehnya, kelompok makhluk hidup diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni animalia (hewan) dan juga vegetabilia (tumbuhan). Linnaeus memperkenalkan tentang klasifikasi makhluk hidup dengan urutan sebagai berikut (tertinggi ke terandah): Kingdom – Filium (Hewan) / Divisio (Tumbuhan) – Klass – Ordo – Famiia – Genus – Spesies Untuk pemberian nama ilmiah dari makhluk hidup diambil dari nama genus dan juga spesies dalam klasifikasi makhluk hidup. Berikut ini aturan yang digunakan untuk pemberian nama ilmiah pada makhluk hidup: Nama ilmiah menggunakan bahasa Latin. Nama ilmiah terdiri atas dua kata, kata pertama adalah nama genus dan kata kedua adalah nama spesies. Penulisan nama ilmiah ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris bawah. Huruf pertama pada kata pertama (nama genus) harus menggunakan huruf kapital. Seluruh huruf pada kata kedua (nama spesies) tidak menggunakan huruf kapital. Sebagai contoh, penulisan nama ilmiah untuk tanaman pisang adalah Musa paradisiaca atau Musa paradisiaca. Musa dalam nama ilmiah tersebut adalah nama genus, sedangkan paradisiaca adalah nama spesies. Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup Mengapa makhluk hidup yang ada di bumi perlu dikelompokkan? Berikut ini akan dipaparkan beberapa tujuan dilakukannya klasifikasi makhluk hidup. 1. Untuk Mempermudah Proses Mempelajari Makhluk Hidup – Klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya. Dengan mengetahui klasifikasi makhluk hidup tertentu kita sekaligus mengetahui ciri-ciri dari makhluk tersebut, kita sekaligus akan mengetahui makhluk hidup apa saja yang memiliki ciri yang serupa. 2. Mengetahui Hubungan Kekerabatan – Klasifikasi makhluk hidup terjadi karena adanya pengelompokan berdasarkan ciri. Tingkat takson yang diperkenalkan oleh Linnaeus dapat membantu kita mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain. Dengan mengetahui ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan tingkatan takson, kita jadi memahami hubungan kekerabatan pada makhluk hidup. 3. Membedakan Makhluk Hidup yang Satu dengan yang Lainnya – Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup, kita dapat mengetahui dan membedakan makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Misalnya

antara kera dan monyet, meskipun mirip namun keduanya memiliki nama ilmiah yang berbeda karena ada ciri yang membedakan antara keduanya. 4. Untuk Menyederhanakan Objek Studi – Makhluk hidup yang ada di bumi berjumlah jutaan. Untuk mempelajarinya tentu dibutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk itu, perlu dilakukan klasifikasi ilmiah agar objek studi menjadi lebih sederhana. Klasifikasi makhluk hidup akan lebih membantu kita untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup karena telah dikelompokkan berdasarkan kesamaan ciri. 5. Memberi Nama Makhluk Hidup yang Belum Diketahui Namanya – Seiring perkembangan waktu, berbagai penemuan spesies baru terus terjadi. Spesies-spesies baru tersebut belum memiliki nama, karena itu perlu dilakukan klasifikasi makhluk hidup. Dengan melihat ciri-ciri spesies yang ditemukan, spesies tersebut akan memiliki nama ilmiah sesuai ciri-ciri yang ditunjukkan. Dasar-dasar untuk Melakukan Klasifikasi Makhluk Hidup Untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup ternyata tidak hanya didasarkan pada kesamaan ciri saja, masih ada beberapa kriteria yang dijadikan dasar untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup, di antaranya: Berdasarkan kesamaan ciri. Dasar pertama yang dijadikan pedoman untuk mengklasifikasikan makhluk hidup adalah berdasarkan kesamaan cirinya. Sebagai contoh elang dan ayam akan masuk ke dalam jenis aves. Penggolongan tersebut didasarkan pada kesamaan ciri makhluk hidup yaitu memiliki paruh, bulu, dan juga sayap. Berdasarkan perbedaan. Meskipun hewan satu dengan yang lainnya bisa masuk ke jenis yang sama namun bisa jadi dua makhluk hidup dalam satu jenis itu memiliki perbedaan. Misalnya antara ayam dan elang. Keduanya merupakan pengelompokan hewan berjenis aves, namun keduanya memiliki perbedaan dari segi jenis makanan yang dikonsumsi. Ayam adalah jenis hewan herbivora karena mengkonsumsi tumbuhan, sedangkan elang adalah hewan karnivora karena mengkonsumsi binatang. Berdasarkan pada ciri morfologi dan juga anatominya. Langkah awal yang dilakukan untuk mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri morfologinya, seperti menggolongkan beberapa jenis tumbuhan berdasarkan bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lain sebagainya. Jika ciri morfologi sudah diamati dan diklasifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui ciri anatominya, seperti ada atau tidaknya sel trakea, kambium, berkas pengangkut, dan sebagainya. Beberapa jenis makhluk hidup mungkin memiliki struktur morfologi yang sama tetapi memiliki struktur anatomi yang berbeda, atau bisa juga sebaliknya. Berdasarkan pada ciri biokimianya. Selain berdasarkan ciri morfologi dan antominya, pengelompokan makhluk hidup juga bisa dilakukan dengan melihat struktur biokimianya, seperti kandungan enzim, jenisjenis protein, dan juga jenis DNA yang dimiliki. Ciri biokimia tersebut akan memberikan bantuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pada manfaatnya. Makhluk hidup dengan ragam yang begitu banyak sudah tentu memiliki manfaat yang berbeda-beda. Perbedaan manfaat itu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan makhluk hidup. Tahapan-tahapan dalam Klasifikasi Makhluk Hidup

Linneaus yang dianggap sebagai bapak taksonomi dunia menyatakan beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup, di antaranya: Tahap pertama adalah identifikasi. Tahapan identifikasi dilakukan dengan mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup yang akan diklasifikasikan. Tahap yang kedua adalah pengelompokan. Tahap pengelompokan dilakukan dengan mengelompokkan makhluk hidup dengan dasar ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup dengan ciriciri yang sama akan masuk dalam satu kelompok yang sama atau bisa dikatakan akan masuk dalam satu takson. Melakukan penamaan takson. Jika makhluk hidup sudah dikelompokkan ke dalam takson-takson yang sejenis, selanjutnya adalah pemberian nama takson. Pemberan nama takson tersebut dilakukan untuk mempermudah pengenalan ciri-ciri pada kelompok makhluk hidup tertentu. Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup Tingkatan klasifikasi makhluk hidup terdiri atas 7 tingkatan. Tingkatan klasifikasi mahluk hidup tersebut pertama kali dilakukan oleh Linneaus. Tingkatan takson tersebut dimulai dari yang paling umum (tinggi) sampai yang paling spesifik (rendah). Berikut ini penjelasan tentang 7 tingkatan klasifikasi makhluk hidup. 1. Kingdom atau Regnum – Kingdom adalah tingkatan tertinggi pada klasifikasi makhluk hidup. Binatang akan diklasifikasikan sebagai kingdom Animalia, sedangkan tumbuhan masuk ke dalam tumbuhan kingdom plantae. 2. Filum atau Divisio – Filum disebut juga dengan keluarga besar. Ciri-ciri umum pada satu kingdom akan dikelompokkan menjadi beberapa filum, tergantung dari ciri-ciri yang ditunjukkan. Beberapa contoh jenis filum pada hewan di antaranya filum Arthropoda dengan ciri-ciri memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras, filum chordata memiliki ciri bertulang belakang dan bernotokorda. Contoh lainnya adalah filum pada tumbuhan, seperti filum Spermatophyta atau tumbuhan berbiji dan filum Basidiomycota atau disebut sebagai tumbuhan jamur berbasidium. 3. Kelas – Tingkatan di bawah filum atau divisio adalah kelas. Jika tumbuhan atau hewan pada filum atau divisio memiliki ciri yang sama maka akan dimasukkan ke dalam satu kelas. Pada tumbuhan dikenal ada dua macam kelas yaitu tumbuhan dengan biji berkeping satu dan tumbuhan dengan biji berkeping dua. Jadi filum Spermatophyta terbagi menjadi dua kelas yaitu Monocotyledonae (berkeping satu) dan Dicotyledonae (berkeping dua). Sedangkan pada hewan, hewan memiliki beberapa kelas. Sebagai contoh kelas hewan mamalia seperti sapi, anjing, kuda, kambing, dan sebagainya. 4. Ordo – Tingkatan takson yang berada di bawah kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo biasanya berakhiran dengan –ales, sedangkan pada hewan tidak ada ciri khusus pada karakteristik penamaan. Contoh penamaan ordo pada hewan misalnya adalah herbivora, carnivora, omnivora, dan sebagainya. Contoh: kelas mamalia terbagi atas beberapa ordo, misalnya ordo herbivora meliputi sapi, kambing, gajah, dan sebagainya, ordo carnivora meliputi anjing, harimau, beruang, dan sebagainya, lalu ordo omnivora contohnya adalah babi. 5. Famili atau Keluarga – Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo, biasanya terdapat suatu kelompok yang berkerabat serta memiliki beberapa kesamaan ciri. Pada tumbuhan, nama famili akan

berakhiran -aceae, sedangkan pada hewan nama famili akan berakhiran dengan -idae. Contohnya: Rosaceae (keluarga mawar), Solanaceae (keluarga kentang), Falidae (keluarga kucing), dan Canidae (keluarga anjing). 6. Genus – Nama genus dari makhluk hidup dapat diambil dari berbagai kata, misalnya dari zat kandungannya, nama hewan, dan lain sebagainya. Nama genus diawali dengan huruf kapital, penulisannya dengan bercetak miring atau tegak namun dengan garis bawah. 7. Species atau Jenis – Species menjadi satuan dasar untuk sistem klasifikasi. Species merupakan tingkatan terendah dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Spesies merupakan makhluk hidup yang melakukan perkawinan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil. Penulisan spesies makhluk hidup biasanya digabung bersama nama genus makhluk hidup. Dua kata dalam penamaan ilmiah makhluk hidup menunjukkan nama genus dan jenisnya. Kata pertama adalah nama genus, sedangkan kata kedua adalah jenis makhluk hidup. Itulah penjelasan mengenai 7 tingkatan takson pada sistem klasifikasi makhluk hidup. Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai perkembangan klasifikasi makhluk hidup dari masa ke masa. Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup dari Masa ke Masa Klasifikasi makhluk hidup telah dikenal sejak zaman dahulu, Seorang ahli filsafat Yunani, Aristoteles (384322 SM), telah melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan. Meskipun telah mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan, pada masa itu manusia belum mengenal mikroorganisme seperti bakteri atau berbagai makhluk bersel satu. Dalam perkembangannya, sistem klasifikasi makhluk hidup telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Semua itu tidak terlepas dari peranan para ilmuwan untuk terus melakukan penelitian. Berikut ini beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup dari masa ke masa. 1. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Pra-Linnaeus Pada masa pra-Linnaeus, sistem klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan dasar pengamatan ciri-ciri morfologis makhluk hidup. Pada masa ini, seorang ahli filsafat Yunani, Aristotels, memiliki peranan besar dalam perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup. Pada masa pra-Linnaeus, makhluk hidup baru diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tumbuhan dan hewan. Sebenarnya, pada masa itu klasifikasi telah dilakukan secara merinci. Hewan-hewan diberi nama berdasarkan manfaat, ciri-ciri, serta manfaat yang dimiliki. Hanya saja pada masa itu orang-orang belum menyadari akan sistem klasifikasi makhluk hidup, selain itu sistem klasifikasi juga dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Mereka mengelompokkan makhluk hidup sebagai hewan dan tumbuhan. 2. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom Sistem klasifikasi 2 kingdom merupakan awal mula majunya perkembangan sistem taksonomi. Pada masa ini dikenal adanya 2 macam kingdom yaitu kingdom animalia (hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Pada masa ini, seorang ilmuwan asal Swedia bernama C. Linneaus adalah tokoh yang berperan besar melakukan sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi 2 kingdom diterapkan pada tahun 1735. Sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap belum sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, seperti penggolongan makhluk hidup yang masih terlalu umum serta kurang spesifiknya penggolongan tersebut. Akibatnya, ada beberapa jenis makhluk hidup yang tidak dapat digolongkan ke dalam dua kingdom tersebut.

Meskipun masih belum sempura dan masih memiliki kekurangan, sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem kingdom selanjutnya. 3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom Jika sebelumnya Linneaus mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 kingdom, selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3 kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan), kingdom plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom ialah ketika makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk hidup bersel satu tersebut dibagi menjadi 2 filum, filum pertama ialah filum Protozoa yaitu untuk menyebutkan makhluk bersel satu yang dapat bergerak, filum yang kedua adalah Thallophyta atau Protophyta yaitu filum yang menyatakan makhluk hidup bersel satu seperti alga dan bakteri. Kingdom Protista digunakan untuk menyatakan organisme bersel satu. Kingdom ini memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus. Sayangnya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang termasuk ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan ke dalam kingdom manapun. Hal tersebut tidak lain karena bakteri merupakan organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel. Terlepas dari itu semua, sistem klasifikasi 3 kingdom menunjukkan adanya kemajuan dalam sistem klasifikasi. Organisme bersel satu atau multiseluler sederhana telah memiliki kingdom tersendiri, mengingat makhluk hidup tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan hewan dan tumbuhan. 4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom Copeland dan Whittaker adalah dua tokoh yang sangat berperan dalam penemuan sistem klasifikasi 4 kingdom. Dua ilmuwan tersebut mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom. Meskipun samasama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom, keduanya memiliki sistem klasifikasi yang berbeda. Copeland mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Monera, kingdom Protoctista, kingdom Metaphyta dan kingdom Metazoa. Tumbuhan Kingdom Monera merupakan kumpulan organisme yang tidak memiliki membran inti dan memiliki sifat prokariotik. Lain halnya dengan kingdom Protoctista (Protista) yang bersifat eukariotik. Kingdom Metaphyta merupakan kumpulan tumbuhan yang mengalami masa pertumbuhan embrio. Sedangkan kingdom Metazoa merupakan kingdom dengan kumpulan hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya. Lain halnya dengan Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Fungi, dan kingdom Protista. Fungi memang memiliki ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki beberapa karakteristik yang berbeda, karenanya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri. Fungi adalah organisme heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain halnya dengan tumbuhan yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur/fungi tidak dapat melakukan proses pencernaan sendiri layaknya binatang, fungi juga tidak dapat membuat makanan sendiri seperti tumbuhan, karena itu fungi dikelompokkan menjadi kingdom tersendiri. Fungi hidup dengan mengeluarkan enzim pencernaan pada sekitar makanan mereka, kemudian fungi akan melakukan penyerapan nutrisi makanan ke dalam sel. 5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Kindom ini dianggap sebagai penyempurna dari sistem klasifikasi sebelumnya, yakni klasifikasi 4 kingdom. Sayangnya, klasifikasi ini ternyata masih dianggap memiliki kelemahan. Sistem klasifikasi 5 kingdom belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera secara tepat. Di dalam kingdom monera masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan, seperti dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.

6. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom Sistem klasifikasi makhluk hidup menjadi 6 kingdom pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan asal Amerika bernama Carl Woese pada tahun 1977. 6 kingdom yang diklasifikasikan oleh Carl Woese adalah kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Protista, kingdom Mycota, kingdom Eubacteria, dan kingdom Archaebacteria. Awal mula dilakukannya klasifikasi 6 kingdom ini karena adanya penemuan monera archaebacteria di samudera. Ternyata monera archaebacteria tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya yang merupakan eubacteria. Berdasarkan penelitian, arcahaebacteria lebih menyerpai sel eukariotik. Namun pada masa ini banyak ilmuwan yang pro dan kontra terhadap pengklasifikasian kingdom monera. Para ilmuwan menganggap bahwa kingdom monera sudah mencakup eubacteria dan juga archaebacteria sekaligus. Namun banyak juga ilmuwan yang setuju dengan sistem klasifikasi pada kingdom monera tersebut. Alasannya, penjelasan mengenai kingdom monera menjadi lebih spesifik sehingga mempermudah proses penelitian lebih lanjut. 7. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom Sistem klasifikasi 7 kingdom pertama kali dikembangkan oleh Cavalier-Smith pada tahun 1998. 7 kingdom yang dimaksud meliputi kingdom Animalia, Plantae, Protista, Chromista, Eumycota, Eubacteria, dan Archaebacteria. Dasar klasifikasi ini adalah dua kelas utama makhluk hidup yakni eukariotik dan prokariotik. Selanjutnya, organisme eukariotik terbagi menjadi 5 kingdom yaitu Animalia, Plantae, Protozoa (protista), Eumycota dan Chromista. Sedangkan organisme prokariotik terbagi menjadi 2 kingdom yaitu Eubacteria dan Archaebacteria. (baca : ciri ciri Archaebacteria dan eubacteria) Dalam klasifikasi 7 kingdom terdapat jenis kingdom baru, yakni kingdom Chromista. Kingdom tersebut memiliki anggota yang berasal dari kingdom fungi dan protista yaitu Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta, dan Phaeophyta. Beberapa jenis organisme tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom asalnya karena organisme tersebut memiliki klorofil a dan klorofil c. Organisme tersebut juga tidak menyimpan makanan sebagai kanji melainkan dalam bentuk minyak, dan juga organisme-organisme tersebut mampu menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan. Klasifikasi kingdom ini dianggap lebih sempurna karena mampu mengklasifikasikan berbagai kingdom menjadi lebih spesifik. Demikian perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup sampai sekarang. Klasifikasi makhluk hidup bisa saja mengalami perubahan sewaktu-waktu mengingat penemuan spesies-spesies baru masih sangat mungkin terjadi. Selan itu, penelitian tentang berbagai makhluk hidup juga terus dilakukan sehingga perubahan juga bisa terjadi untuk menyempurnakan pengetahuan.

Related Documents

Rpp Ipa Bab 2 Baru.docx
October 2019 15
Ipa, Rpp 2.docx
October 2019 40
Rpp Math Bab 2
November 2019 18
Rpp Bab 1 & 2
November 2019 19
Rpp Bab 1 & 2
November 2019 16
Rpp Cikembar Bab 2
December 2019 38

More Documents from "Eli Priyatna"

Silabus D.docx
October 2019 20
Rpp Ipa Bab 2 Baru.docx
October 2019 15
7. Program Tahunan.docx
October 2019 19
Sap-stat-pgsd.docx
November 2019 21
Paru Tb.docx
July 2020 15