RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: SMK NEGERI 1 KODI : Desain Dan Tata Letak Wadah Pendederan Komoditas Perikanan : X1/GANJIL : 18 X 45 menit
A. Kompetensi Inti KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI.3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan factual,konsep tual,prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tekhnologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI.4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 3.4 Menerapkan desain dan tata letak wadah pendederan komoditas perikanan 4.4 Membuat desain dan tata letak wadah pendederan komoditas perikanan C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4.1 Menerangkan Desain dan tata letak wadah 3.4.2 Mengidentifikasi Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan 4.4.1 Menggambarkan desain wadah pendederan komoditas perikanan 4.4.2 Menggambarkan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan D. Tujuan Pembelajaran Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik diharapkan dapat : 1. Menerangkan Desain dan tata letak wadah 2. Mengidentifikasi Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan 3. Menggambarkan desain wadah pendederan komoditas perikanan 4. Menggambarkan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan E. Materi Pembelajaran a. Desain dan Tata Letak Wadah Pendederan Desain dan tata letak wadah pembenihan ikan disesuaikan dengan proses kegiatan dan sifat dan karakter telur/larva ikan. Persiapan wadah pendederan benih bertujuan agar benih ikan yang akan dipelihara dapat tumbuh dan memiliki survival rate yang optimal. Agar benih
ikan dapat sehat dan tumbuh dengan optimal, lingkungan kolam harus diciptakan sesuai kebutuhan benih ikan. Sedangkan tata letak wadah pembenihan ikan disesuaikan dengan luas dan bentuk bangunan pembenihan ikan (hatchery).
1.Desain wadah Pemijahan Induk Ikan kebiasaan induk ikan gurame memijah dengan membuat sarang pada dinding sungai atau danau/rawa yang berlubang. Induk gurame membuat sarang terbuat dari rumput, ranting, sampah yang ada di perairan. Kolam pemijahan induk ikan gurame dapat segi empat atau segitiga. air kolam pemijahan induk gurame adalah jernih dan tenang. Ketinggian air kolam pemijahan induk ikan gurame adalah 0,7-1 m.
Kebiasaan pemijahan induk ikan nila adalah membuat sarang berupa lekukan di dasar kolam. Induk jantan membuat lekukan didasar kolam/bak/hapa. Wadah pemijahan induk ikan nila dapat dilakukan di dalam bak, kolam, akuarium atau hapa. Bentuk kolam pemijahan induk ikan nila dapat berbentuk segi empat, bulat atau segitiga. Kolam pemijahan dilengkapi pipa pengeluaran air dengan ketinggian air 0,5 – 1 m.
Kebiasaan pemijahan induk ikan bawal adalah pada air mengalir. Sifat telur ikan bawal tidak memiliki perekat dan mengendap di dasar perairan. Maka wadah pemijahan induk ikan bawal didesain agar telur bawal dapat melayang-layang. Wadah pemijahan ikan bawal dapat dilakukan dalam bak, kolam, fiberglass, hapa. Wadah pemijahan di desain agar ketinggian air pemijahan induk 0,5 – 1 m.
Induk ikan mas dan ikan lele memijah dengan menempelkan telur pada substrat yang terdapat di wadah pemijahan. Wadah pemijahan induk ikan mas dan lele dapat berbentuk segi empat, segi tiga atau bulat. Wadah pemijahan di desain agar ketinggian air dapat mencapai 0,5-0,7 m yang dilengkapi dengan pipa pemasukan dan pengeluaran air. Pada wadah pemijahan disediakan substrat berupa kakaban yang ditata rapi. Substrat di pasang 5-10 cm dibawah permukaan air.
2.Desain Wadah Penetasan Telur Ikan Desain wadah penetasan telur ikan disesuaikan dengan sifat dan karakter telur. Beberapa telur ikan memiliki karakter yang berbeda dengan telur ikan lainnya. Perbedaan sifat dan karakter telur tersebut maka teknis/cara penetasannya juga berbeda. Teknik / cara penetasan telur yang berbeda maka wadah penetasan telur akan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada penetasan telur ikan nila secara intensif dilakukan dalam fiberglass berbentuk trapesium. Pada saat penetasan, telur ikan nila harus melayang-layang. Wadah penetasan telur ikan nila dapat dilakukan di corong tetas yang terbuat dari plastik, fiberglass atau kain.
Corong penetasan telur ikan dapat juga menggunakan kain berbentuk trapesium, ujung bagian bawah dipasang selang.. Corong tetas yang terbuat dari kain ini dapat digunakan untuk penetasan telur nila, bawal, grasscarp, mola dan sebagainya.
Corong tetas dapat juga terbuat dari plastik kantong atau bekas galon air mineral. Corong penetasan dapat juga terbuat dari galon air mineral.. Corong tetas tersebut dapat juga digunakan untuk penetasan/ budidaya pakan alami.
Wadah penetasan telur ikan bawal dapat juga menggunakan corong tetas yang teruat dari fiberglass atau plastic.
Pada beberapa jenis ikan yang memiliki sifat telur mengapung di permukaan memiliki desain wadah yang berbeda seperti Ikan gurame, sepat, tambakang, ikan hias cupang dan sebagainya.
3.Desain Wadah Pemeliharaan Larva dan pendederan Benih Wadah pendederan benih ikan umumnya menggunakan akuarium, bak dan kolam. Penggunaan wadah pendederan berkaitan dengan karakter benih ikan yang dipelihara. Kolam pendederan benih ikan tersebut terdiri dasar kolam, pematang, pipa pemasukan dan pengeluaran air.
Pematang merupakan bagian kolam utama yang memberikan bentuk dari suatu kolam dan berfungsi agar air dapat selalu tertampung dalam volume yang cukup untuk memelihara ikan. Tanpa pematang maka air tidak akan bisa tertampung atau tergenang pada suatu tempat, maka tempat tersebut tidak layak dikatakan sebagai kolam. Pematang kolam harus dibuat dengan ukuran yang memadai sesuai dengan luas kolam. Selain kuat untuk menahan volume air, pematang juga harus mampu menahan arus air yang disebabkan oleh hujan lebat atau banjir. Pematang kolam yang baik adalah berbentuk trapesium. Lebar pematang bagian atas dan bawah hendaknya dibuat dengan perbandingan 1 : 2.
Tinggi pematang harus sesuai dengan luas kolam serta jenis ikan yang akan dibudidayakan. Pematang harus lebih tinggi dari permukaan air di kolam. Misalnya apabila anda menginginkan membuat kolam dengan ketinggian air kolam 75 cm, maka ketinggian kolam sebaiknya 100 cm. Pematang dan dasar kolam berfungsi menahan massa air selama mungkin di dalam kolam, sehingga ikan peliharaan dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak. Pematang dan dasar kolam ada yang dibuat dari beton atau dari tanah asal dari kolam itu dibangun. Pembuatan kolam dilakukan dengan menggali permukaan tanah, dan tanah bekas galian tersebut digunakan untuk membangun pematang. Pematang dibuat berbentuk trapesium, dimana ukuran lebar bagian atas antara 1 – 1,5 meter, lebar bagian dasarnya 2 – 3 meter, dengan tinggi berkisar 1 – 1, 5 meter. Fungsi lain dari pematang ini adalah untuk sarana orang berjalan untuk keperluan budidaya ikan. Kadang-kadang petani dalam membuat pematang juga mempertimbangkan jenis tanah yang akan dibuat kolam, sebagai contoh apabila jenis tanahnya banyak mengandung fraksi tanah liat, maka kemiringnnya lebih curam. Dengan kata lain perbandingan lebar antara bagian atas dan bagian bawah lebih kecil. Untuk kolam yang jenis tanahnya banyak mengandung fraksi pasir, maka pematangnya dibuat lebih landai, agar meminimalisir terjadi longsor pada kolamnya Pintu pemasukan (inlet) dan pengeluaran air (outlet) sangat penting pada kolam, dimana fungsinya untuk mengatur volume dan sirkulasi air kolam sehingga jumlah dan mutu air dapat terjaga. Pintu pemasukan dan pengeluaran air dapat terbuat dari pipa besi, paralon, atau dari bambu yang ditanam pada pematang kolam. Diameter paralon atau bambu dapat disesuaikan dengan debit air yang ingin dialirkan serta yang akan dibuang. Kadangkadang untuk memenuhi kebutuhan debit air, terpaksa menggunakan beberapa buah pipa paralon atau bambu sebagai pintu pemasukan dan pengeluaran air. Pintu pemasukan air letaknya pada bagian depan kolam dimana posisinya berada di dasar saluran air. Hal ini dibuat demikian agar apabila debit air yang masuk ke saluran air pemasukan kecil, masih bisa disalurkan ke kolam. Namun ketinggian inlet ini harus lebih tinggi dari pintu pengeluaran agar air dapat masuk dengan lancar ke dalam kolam. Pintu pengeluaran air terletak pada bagian belakang kolam dan merupakan tempat pengeluaran air baik pada saat air melimpah maupun pada waktu ingin menguras air kolam baik pada saat panen maupun pada saat sampling. Pintu pengeluaran air biasanya terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas yang fungsinya untuk membuang air yang berlebih, dan bagian bawah yang fungsinya untuk menguras dan panen. Untuk mencegah masuknya ikan liar, dan lolosnya ikan dari dalam kolam kedua pintu air tersebut dipasang saringan yang bisa berupa kawat kasa maupun anyaman bambu. Adanya saringan ini dapat menghambat kelancaran air yang masuk dan keluar kolam karena sering tersumbat oleh sampah. Oleh sebab itu harus selalu sering dikontrol dan dibersihkan. Pintu pemasukan air (inlet) berfungsi untuk memasukkan air. Air yang dimasukkan adalah air bersih yang kaya oksigen terlarut (DO), dan kalau memungkinkan kaya zat hara, karena oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh biota air yang ada di dalam kolam terutama ikan budidaya untuk aktifitas respirasinya. Sedangkan zat hara dibutuhkan oleh fitoplankton untuk melakukan proses fotosintesis.
Pintu pengeluaran air (outlet) berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam kolam ke luar. Air yang dikeluarkan adalah air kotor yang banyak mengandung NH3, H2S, CO2, NO2, dan limbah metabolisme (metabolit) lainnya. Inlet kolam bisa terbuat dari paralon atau berbentuk saluran, sedangkan outlet kolam terbuat dari paralon atau dari beton. Outlet kolam terbuat dari paralon disebut tempurung lutut atau pipa goyang. Pipa tersebut bisa digoyang miring tegak, sehingga dapat menentukan ketinggian air di dalam kolam. Outlet kolam yang terbuat dari beton, salah satunya disebut monik. Pengaturan tinggi air di kolam yang menggunakan monik ini dilakukan dengan memasang dan melepas papan sesuai ketinggian air yang kita inginkan. Saluran pemasukan air berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke unit perkolaman, sedangkan saluran pembuangan air berfungsi untuk menyalurkan air dari unit perkolaman ke luar. Saluran pemasukan dan pembuangan dikelompokkan menjadi saluran utama (primer), saluran sekunder dan saluran tersier. Saluran pemasukan primer berfungsi menyalurkan air dari sumber airnya (sungai, irigasi, dan lain sebagainya) ke saluran sekunder. Saluran pemasukan sekunder berfungsi menyalurkan air ke saluran pemasukan tersier, dan saluran pemasukan tersier menyalurkan air ke kolam-kolam. Hal yang sama juga untuk pembuangan air. Pengelompokan tersebut biasanya dilakukan pada areal perkolaman yang luas sehingga dibutuhkan suplai sir dalam jumlah yang banyak dan mamajemen pembagian air yang lebih baik. Saluran pemasukan dan pengeluran air juga bisa menggunakan paralon yang dikubur pada pematang. Keistimewaan saluran pemasukan air dengan menggunakan paralon ini, penyaluran airnya efektif dan efisien. setiap unit kolam yang membutuhkan air bisa disalurkan dari paralon dengan cara membuka kran yang berfungsi sebagai inletnya yang ada pada masing-masing kolam, dan apabila ingin menghentikan penyuplaian air, maka tinggal menutup kran inlet tersebut a. Tata Letak Wadah Pembenihan Ikan Tata letak wadah pembenihan ikan harus dipertimbangkan urutan kegiatan, jumlah wadah yang dibutuhkan setiap kegiatan dan karakter bahan dan alat. Pertimbangan berdasarkan urutan kegiatan akan lebih efisien dalam operasional pembenihan ikan misalnya bak pemijahan berdampingan dengan bak penetasan telur demikian juga bak penetasn telur berdekatan dengan bak pemeliharaan larva/benih. Hasil pemijahan induk dapat langsung ditetaskan pada bak penetasan telur. Demikian juga telur yang baru menetas dapat langsung dipindahkan ke bak pemeliharaan larva dan seterusnya. Setiap kegiatan pembenihan ikan memiliki jumlah bak yang berbeda. Hal tersebut disebabkan setiap ukuran ikan membutuhkan media yang lebih luas, oleh sebab itu perlu penjarangan ukuran larva dan benih. Umumnya bak pemeliharaan larva lebih banyak dibandingkan bak penetasan telur demikian juga bak pemeliharaan benih ikan lebih banyak dibanding bak pemeliharaan larva.
1). Persiapan Bak / Fiberglass / Akuarium pendederan Pendederan ikan di bak umumnya lebih intensif dibandingkan pendederan benih ikan di kolam. Pendederan benih ikan di bak lebih terkontrol baik kualitas air, hama dan penyakit, pertumbuhan, pakan dan sebagainya. Penentuan wadah pendederan benih ikan sangat tergantung pada sifat dan karakter jenis benih ikan. Persiapan pendederan di bak meliputi, pemasangan aerasi, pengeringan, pencucian, sanitasi, perbaikan pengeluaran air. Pemasangan aerasi di bak bertujuan untuk mensuplai oksigen terlarut dalam air. 2). Persiapan Kolam Pendederan Benih ikan Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan benih berupa kolam tanah dengan ukuran 200 – 500 m2, tergantung kepadatan tebar benih yang dipelihara. Sebaiknya kolam pemeliharaan tersebut sudah disiapkan 2 – 3 hari sebelum benih ditebarkan. Perhitungan Kebutuhan Wadah Perhitungan kebutuhan wadah bertujuan untuk menentukan target produksi benih ikan yang akan dicapai. Target produksi akan menentukan kebutuhan fasilitas yang lain seperti jumlah induk, frekuensi pemijahan, pakan, jumlah teknisi dan pendukung lainnya akan dapat di tentukan. Perhitungan kebutuhan wadah didasarkan dari target produksi, proses pembenihan, survival rate larva /benih ikan. Perhitungan wadah pembenihan ikan dapat dilakukan sebagai berikut : Target produksi benih ikan lele : 100.000 ekor / bulan Ukuran produksi
: 4-6 cm ( umur 2 bulan)
Fekunditas telur
: 40.000 – 60.000 butir/kg induk
Frekuensi Pemijahan induk
: 2 kali seminggu @ 3 pasang
Jumlah bak penetasan ukuran 1x4 m
: 1 bak
% penetasan telur
: 60%
Jumlah larva
: 60%x180.000 butir = 108.000 ekor
Padat penebaran
: 25 ekor/liter air
Volume bak pemeliharaan larva uk. 1x4m
: luas bak x tinggi air (0,5 m) 2000 L
Kebutuhan bak : =2 bak Larva tersebut dipelihara selama 2 minggu selanjutnya di lakukan penjarangan ( pendederan 2). Makin besar ukuran benih ikan maka padat penebaran benih ikan semakin
rendah. Setelah umur 2 minggu benih ikan lele dijarangkan dengan padat penebaran 10 ekor/liter, jika diasumsikan survival rate 60% maka jumlah benih ikan lele = 64800 ekor, maka jumlah bak ukuran 1x4x0,5 m yang dibutuhkan adalah sebanyak 3 buah. Selanjutnya 2 minggu kedepan dilakukan pendederan ke 2, benih ikan lele disortir dan penjarangan sehingga membutuhkan penambahan wadah pemeliharaan benih ikan. Demikian seterusnya sampai ukuran target produksi (4-6 cm) Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan : 1). Kolam Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan diterapkan. Ada 3 sistem budidaya ikan air yang biasa dilakukan yaitu: A. Tradisional/Ekstensif Kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah. B. Semi Intensif Kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah. C. Intensif Kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok. Kolam dapat dikelompokkan berdasarkan sumber airnya, antara lain: a). Kolam tadah hujan b). Kolam mata air c).Kolam pengairan setengah teknis d). Kolam pengairan teknis Kolam berdasarkan asal terjadinya, antara lain: a). Kolam yang sengaja dibuat b). Kolam yang tidak sengaja dibuat Kolam berdasarkan bentuknya, antara lain: a). Bentuk persegi panjang b). Bentuk bujur sangkar c). Bentuk lingkaran/bulat Kolam berdasarkan fungsinya, antara lain: a). Kolam pemeliharaan induk b). Kolam pemijahan/perkawinan c). Kolam penetasan telur d). Kolam pendederan e). Kolam pembesaran f). Kolam penumbuhan makanan alami g). Kolam pengendapan h). Kolam penampungan hasil Kolam berdasarkan aliran airnya, antara lain: a). Kolam air tergenang b). Kolam air mengalir
2). Bak Wadah budidaya ikan selanjutnya adalah bak atau tangki yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya ikan. Berdasarkan proses budidaya ikan, jenis bak yang akan digunakan disesuaikan dengan skala produksi budidaya dan hampir sama dengan kolam dimana dapat dikelompokkan menjadi bak pemijahan, bak penetasan, bak pemeliharaan, dan bak pemberokan. Bak yang digunakan untuk melakukan pemijahan ikan biasanya adalah bak yang terbuat dari beton atau fiber sedangkan bak plastik biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan larva ikan. Jenis-jenis bak yaitu bak tembok, bak terpal, bak fiber. Kelbihan bak terpal yaitu Kolam Terpal kini kian populer untuk tempat budidaya ikan. Selain Lele, jenis ikan air tawar lain seperti Gurami dan Patin juga dapat dibudidayakan secara optimal pada kolam terpal. Banyak orang yang telah sukses menerapkan budidaya ikan di kolam terpal ini. Selain lebih praktis, mudah diaplikasikan di lahan terbatas serta biaya pembuatan yang relatif lebih murah dibanding kolam tembok, budidaya ikan di kolam terpal juga memiliki keunggulan dibanding budidaya ikan di kolam tembok atau kolam tanah. Keunggulan kolam terpal untuk budidaya ikan seperti lele dan gurami diantaranya : Kolam Terpal Dapat Diaplikasikan Pada Daerah Kurang Air Bagi anda yang tinggal di pesisir pantai yang notabene tanahnya berpasir dan kurang mampu menahan air (porous), kolam terpal merupakan pilihan yang tepat untuk budidaya ikan. Budidaya ikan pada kolam tanah di daerah pesisir pantai atau daerah lain yang tanahnya porous akan menemui kendala karena air akan terus berkurang karena langsung meresap ke tanah. Kolam terpal inilah solusi yang ciamik jika anda ingin mencoba usaha budidaya ikan. Suhu Air di Kolam Terpal Lebih Stabil Pengalaman pembudidaya gurame di Kulon Progo membuktikan kolam terpal mampu menahan fluktuasi suhu kolam yang biasanya terjadi saat perubahan musim. Rahasianya terletak pada alas sekam yang ditebar sebelum terpal di pasang. Pada musim kemarau alas sekam tersebut disiram air agar cepat busuk. Proses pembusukan sekam ini kemudian menghasilkan panas yang pada akhirnya mampu menjaga suhu air di kisaran ideal untuk budidaya gurame. Ikan Kolam Terpal Tidak Berbau Tanah Berbeda dengan budidaya di kolam tanah yang biasanya ikan hasil panenan masih berbau lumpur, ikan hasil budidaya di kolam terpal sama sekali tidak berbau lumpur. Ikan yang tidak berbau lumpur relatih lebih disukai oleh para konsumen.
Panen Ikan Lebih Mudah Karena ukurannya yang umumnya tidak terlalu besar, panen ikan di kolam terpal relatif lebih mudah dilakukan. Selain itu dasaran kolam terpal biasanya hanya terdapat sedikit lumpur atau malah tidak ada sama sekali sehingga panen ikan di kolam terpal lebih mudah untuk dilakukan. Pengolahan Kolam Terpal Lebih Cepat Proses pembersihan dan pengeringan kolam terpal sebelum digunakan kembali jelas lebih cepat dibanding dengan kolam tanah. Proses pembersihan dan pengeringan ini lazim dilakukan para pembudidaya ikan untuk memutus mata rantai bibit penyakit. Kolam tanah umumnya memerlukan waktu 2-7 hari untuk proses pengeringan. Kolam terpal hanya memelukan waktu beberapa jam saja atau paling lambat 1-2 hari untuk proses pengeringan. Padat Tebar Benih Ikan Lebih Tinggi Pada budidaya ikan di kolam tanah umumnya jarang dilakukan pembersihan kotoran ikan dan sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam. Penumpukan sisa pakan dan kotoran ikan ini kemudian akan menghasilkan amonia dan hidrogen sulfida yang bersifat racun bagi ikan. Ikan pun kemudian ogah untuk berenang di dasar kolam. Akibatnya ruang gerak ikan menjadi terbatas. Lain halnya jika budidaya ikan dilakukan pada kolam terpal. Kotoran ikan dan sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam lebih mudah dibersihkan dengan cara disedot (shift pond). Ruang gerak ikan menjadi lebih luas karena ikan dapat berenang di dasar kolam tanpa takut teracuni amonia. Jarang Ditemui Hama & Penyakit Hama yang memangsa ikan khususnya benih jarang ditemui di kolam terpal. Selain itu ikan yang di budidayakan pada kolam terpal relatif jarang terserang penyakit. Kelangsungan Hidup Ikan Lebih Tinggi Karena kualitas air yang lebih terkontrol serta minimnya serangan hama dan penyakit maka kelangsungan hidup (survival rate) ikan ikan yang dibudidayakan lebih tinggi. Pengalaman pembudidaya lele sangkuriang pada kolam terpal, kelangsungan hidup ikan lele yang dipelihara bisa mencapai 95 %. Demikian beberapa keunggulan kolam terpal untuk budidaya ikan, meskipun memiliki beragam keunggulan, bukan berarti kolam terpal merupakan cara terbaik untuk membudidaya ikan air tawar. Khususnya jika anda ingin membudidaya ikan dalam jangka panjang..
Kekurangan kolam terpal yaitu : 1. Rawan bocor 2. Mudah lapuk karena hujan 3.Miskin ion ion dan mineral dari tanah 4.Air kolam terpal lebih cepat bau 3). Akuarium Akuarium merupakan salah satu wadah pemeliharaan ikan yang relatif sangat mudah dalam perawatannya. Akuarium dapat digunakan untuk budidaya ikan tawar dan air laut biasanya pada proses kegiatan pembenihan ikan atau untuk pemeliharaan ikan hias. Akuarium ini terbuat dari bahan kaca dimana penamaan akuarium ini berasal dari bahasa latin yaitu aqua yang artinya air dan area yang artinya ruang. Jadi akuarium ini adalah ruangan yang terbatas untuk tempat air yang berpenghuni, yang dapat diawasi dan dinikmati. Akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri atau membeli langsung dari toko. Fungsi akuarium sebagai wadah untuk budidaya ikan juga dapat berfungsi sebagai penghias ruangan dimana akuarium tersebut dapat dinikmati keindahannya oleh penggemarnya. Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat dibedakan antara lain adalah: A. Akuarium Umum Akuarium ini diisi dengan berbagai jenis ikan dan tanaman air yang bertujuan untuk penghias ruangan. Syarat akuarium umum: 1). Akuarium akan diletakkan sesuai dan serasi dengan ruangan. 2). Alat perlengkapan akuarium meliputi aerator, kabel listrik, pipa pvc, dan lain-lain, yang diletakkan tersembunyi supaya nampak alami. 3). Usahakan dasar akuarium tampak alami. 4). Tanaman disusun dengan estetika. 5). Jenis ikan yang dipelihara harus harmonis. Jenis akuarium ini biasanya digunakan sebagai hiasan bagi berbagai jenis ikan yang dapat dinikmati keindahan warna tubuh ikan baik ikan air tawar maupun ikan air laut dari jenis ikan hias maupun ikan konsumsi. B. Akuarium Kelompok Ikan-ikan yang dipelihara di dalam akuarium kelompok harus ikan sejenis/keluarga serta ditanami oleh tanaman air yang diperlukan oleh kelompok ikan yang dipelihara. Syarat akuarium kelompok: 1). Jenis ikan yang dipelihara harus masih sekerabat. 2). Susunan tanaman air disesuaikan dengan ikan yang dipelihara. Jenis akuarium ini biasanya digunakan untuk memelihara ikan dalam satu kelompok baik ikan hias maupun ikan konsumsi dari ikan tawar dan laut. C. Akuarium Sejenis Dalam akuarium ini, estetika dan dekorasi dikesampingkan, karena tujuan dari akuarium sejenis untuk mengembangbiakan ikan. Jenis akuarium ini yang biasa digunakan untuk membudidayakan ikan air tawar dan laut. D. Akuarium Tanaman
Dalam akuarium ini yang memegang peranan adalah tanaman air. Ikan dimasukkan ke dalam akuarium untuk penghias dan pemelihara tanaman. F. Pendekatan, Model dan Metode 1. Pertemuan ke 1 : pendekatan saintifik dan model discovery learning 2. Pertemuan ke 2 : pendekatan saintifik dan model discovery learning 3. Pertemuan ke 3 : pendekatan saintifik dan model discovery learning 4. Metode diskusi, penugasan dan Tanya jawab G. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu:*) a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit) 1.Orientasi : Mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa, berdoa dan mendoakan siswa Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin Mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran tentang Desain dan tata letak wadah 2.Apersepsi : Mengajukan pertanyaan mengenai materi sebelumnya tentang prosedur lokasi pendederan pada komoditas ikan air tawar 3.Motivasi : Memberikan gambaran tentang Desain dan tata letak wadah pendederan Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas 4.Pemberian acuan : Memberitahukan materi pelajaran yang akan di bahas Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran Membagi kelompok b. Kegiatan Inti ( 230 menit) 1. Pemberian stimulus Mengamati : - Guru meminta siswa untuk melihat tayangan yang disediakan. - Guru menugaskan siswa membaca buku untuk mencari informasi dari buku atau bahan ajar, internet tentang Desain dan tata letak wadah pendederan. - Siswa Melihat kegiatan-kegiatan Desain dan tata letak wadah. 2. Identifikasi masalah Menanya : - Setelah Guru membagi siswa dalam 2 kelompok setiap kelompok di minta untuk berdiskusi tentang Desain dan tata letak wadah pendederan. - Siswa Menggali informasi yang berkaitan dengan Desain dan tata letak wadah pendederan.
3. Pengumpulan data Mengelola informasi : - Siswa Melakukan pengamatan Membaca materi dari media internet berkaitan dengan pengertian sanitasi wadah pembenihan, prinsip-prinsip sanitasi wadah pembenihan dan pengelolaan sanitasi bak pendederan. - Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data dan mempersilahkan masingmasing kelompok untuk diskusi merumuskan hasil observasi. 4. Pembuktian Menalar : - Guru menugaskan siswa dalam kelompok membahas hasil diskusi secara mendalam dan meminta siswa untuk membuat bahan serta mempresentasikan hasil diskusi. - Siswa Mendiskusikan hasil observasi Desain dan tata letak wadah pendederan - Siswa Menyajikan hasil diskusi dan yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi 5. Menarik simpulan/generalisasi Mengomunikasikan : - Guru menugaskan siswa untuk menyajikan cara-cara serta kesimpulan tentang Desain dan tata letak wadah pendederan - Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan c. Penutup ( 20 menit) - Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. - Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. - Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. - Berdoa dan Mengucap salam penutup
2. Pertemuan Kedua:*) a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit) 1. Orientasi : Mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa, berdoa dan mendoakan siswa Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin Mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran tentang Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan 2. Apersepsi : Mengajukan pertanyaan mengenai materi sebelumnya tentang Desain dan tata letak wadah pendederan 3. Motivasi : Memberikan gambaran tentang Desain dan tata letak wadah pendederan Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas 4. Pemberian acuan : Memberitahukan materi pelajaran yang akan di bahas Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran Membagi kelompok b. Kegiatan Inti ( 230 menit) 1. Pemberian stimulus Mengamati : - Guru meminta siswa untuk melihat tayangan yang disediakan. - Guru menugaskan siswa membaca buku untuk mencari informasi dari buku atau bahan ajar, internet tentang Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan. - Siswa Melihat kegiatan wadah-wadah pendederan. 2. Identifikasi masalah Menanya : - Setelah Guru membagi siswa dalam 2 kelompok setiap kelompok di minta untuk berdiskusi tentang Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan. - Siswa Menggali informasi yang berkaitan dengan Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan. 3. Pengumpulan data Mengelola informasi : - Siswa Melakukan pengamatan Membaca materi dari media internet berkaitan dengan Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan. - Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data dan mempersilahkan masingmasing kelompok untuk berdiskusi merumuskan hasil observasi.
4. Pembuktian Menalar : - Guru menugaskan siswa dalam kelompok membahas hasil diskusi secara mendalam dan meminta siswa untuk membuat bahan serta mempresentasikan hasil diskusi. - Siswa Mendiskusikan hasil observasi Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan - Siswa Menyajikan hasil diskusi dan yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi 5. Menarik simpulan/generalisasi Mengomunikasikan : - Guru menugaskan siswa untuk menyajikan cara-cara serta kesimpulan tentang Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan - Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan c. Penutup ( 20 menit) - Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. - Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. - Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. - Berdoa dan Mengucap salam penutup
3. Pertemuan Ketiga:*) a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit) 1. Orientasi : Mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa, berdoa dan mendoakan siswa Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin Mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran tentang Menggambarkan desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan 2. Apersepsi : Mengajukan pertanyaan mengenai materi sebelumnya tentang jenis-jenis wadah pendederan 3. Motivasi : Memberikan gambaran tentang desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas 4. Pemberian acuan : Memberitahukan materi pelajaran yang akan di bahas Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran Membagi kelompok b. Kegiatan Inti ( 230 menit) 1. Pemberian stimulus Mengamati : - Guru meminta siswa untuk melihat tayangan yang disediakan. - Guru menugaskan siswa membaca buku untuk mencari informasi dari buku atau bahan ajar, internet tentang desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan. - Siswa Melihat kegiatan wadah-wadah pendederan. 2. Identifikasi masalah Menanya : - Setelah Guru membagi siswa dalam 2 kelompok setiap kelompok di minta untuk berdiskusi tentang desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan. - Siswa Menggali informasi yang berkaitan dengan Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan. 3. Pengumpulan data Mengelola informasi : - Siswa Melakukan pengamatan Membaca materi dari media internet berkaitan dengan desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan. - Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data dan mempersilahkan masingmasing kelompok untuk berdiskusi merumuskan hasil observasi.
4. Pembuktian Menalar : - Guru menugaskan siswa dalam kelompok membahas hasil diskusi secara mendalam dan meminta siswa untuk membuat bahan serta mempresentasikan hasil diskusi. - Siswa Mendiskusikan hasil observasi desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan - Siswa Menyajikan hasil diskusi dan yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi 5. Menarik simpulan/generalisasi Mengomunikasikan : - Guru menugaskan siswa untuk menyajikan cara-cara serta kesimpulan tentang desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan - Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan c. Penutup ( 20 menit) - Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. - Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. - Memberikan penugasan terhadap proses dan hasil pembelajaran. - Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap giat belajar dan diakhiri dengan salam
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan Tekhnik penilaian : pengamatan, tes tulis Prosedur penilaian : No Aspek Yang Dinilai Tekhnik Penilaian 1 Sikap : Pengamatan 1) Terlibat aktif dalam pembelajaran desain dan tata letak wadah pendederan komoditas perikanan 2) Bekerjasama dalam kegiatan kelompok 3) Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif 2. Pengetahuan : Tes tulis Menjelaskan kembali desain dan tata letak wadah pendederan dan jenis-jenis wadah pendederan 3. Keterampilan : portofolio Terampil dalam desain wadah pendederan komoditas perikanan dan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan
Instrumen
Waktu Penilaian
pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi
Soal tes tulis
Penyelesaian tugas individu
Lembar observasi unjuk kerja
Penyelesaian tugas baik secara kelompok maupun individu
Instrument penilaian a. Penilaian sikap Indicator : 1. Disiplin 2. jujur 3. Tanggung jawab 4. Santun Tekhnik penilaian : No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Pesert Didik
Aspek Perilaku Yang Dinilai 1
2
3
4
1
2
3
4
Maria kaka Anita haghe Martha kaka marselina Ambu kaka Petrus p.katoda Petrus wungo
Pedoman penskoran: Skor 1 (K) : jika 1 indikator terlihat (1) Skor 2 (C) : jika 2 indikator terlihat (2) Skor 3 (B) : jika 3 indikator terlihat (3) Skor 4 (SB) : jika 4 indikator terlihat (4) Indicator penilaian sikap : Disiplin A. Tertib mengikuti instruksi B. Mengerjakan tugas tepat waktu C. Tidak melakukan kegiatan yang diminta D. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif Jujur A. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya B. Tidak mentupi kesalahan yang terjadi C. Tidak menyontek atau melihat data/ pekerjaan orang lain D. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari Tanggung jawab A. Pelaksanaan tugas piket secara teratur
1
2
3
4
1
2
3
4
B. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok C. Mengajukan usul pemecahan masalah D. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan Santun A. Berinteraksi dengan teman secara ramah B. Berkomunikasi dengan bahasa tubuh yang bersahabat C. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat D. Berperilaku sopan Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap diatas. Kategori nilai sikap : Sangat baik
: apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik
: apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup
: apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang
: apabila memperoleh nilai akhir 1
b. Penilaian pengetahuan Kompetensi Dasar 3.4 Menerapkan desain dan tata letak wadah pendederan komoditas perikanan
Materi 3.4.1 Menerangkan Desain dan tata letak wadah 3.4.2 Mengidentifikasi Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pendederan
Indikator Soal
Jenis Soal
1. Siswa dapat Tes menerangkan tulis Desain dan tata letak wadah pembenihan pembenihan ikan 2. Siswa dapat mengidentifikasi Jenis – jenis wadah sesuai karakter komoditas pembenihan
Soal 1.
Jelaskan tujuan persiapan wadah benih pendederan?
2.
Jelaskan yang perlu dipertimbangkan dalam kolam pendederan benih ikan?
3.
Mengapa pendederan pada kolam terpal kelangsungan hidup ikan lebih tinggi?
4.
Mengapa pendederan ikan mas umumnya dipelihara/dideder kan pada lahan
kolam, sawah? 5.
Jelaskan Fungsi outlet pada kolam pendederan?
Kunci Jawaban Soal: 1. Persiapan wadah pendederan benih bertujuan agar benih ikan yang akan dipelihara dapat tumbuh dan memiliki survival rate yang optimal. Agar benih ikan dapat sehat dan tumbuh dengan optimal, lingkungan kolam harus diciptakan sesuai kebutuhan benih ikan. Sedangkan tata letak wadah pembenihan ikan disesuaikan dengan luas dan bentuk bangunan pembenihan ikan (hatchery). 2. Penggunaan wadah pendederan berkaitan dengan karakter benih ikan yang dipelihara. Kolam pendederan benih ikan tersebut terdiri dasar kolam, pematang, pipa pemasukan dan pengeluaran air 3. Karena kualitas air yang lebih terkontrol serta minimnya serangan hama dan penyakit maka kelangsungan hidup (survival rate) ikan ikan yang dibudidayakan lebih tinggi. 4. Benih ikan mas membutuhkan oksigen terlarut relatif tinggi sehingga membutuhkan pemasukan air secara terus menerus dan permukaan wadah yang luas. Sumber oksigen terlarut di kolam sebagian besar berasal dari air masuk dan difusi oksigen di permukaan air. 5. Pintu pengeluaran air (outlet) berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam kolam ke luar. Air yang dikeluarkan adalah air kotor yang banyak mengandung NH3, H2S, CO2, NO2, dan limbah metabolisme (metabolit) lainnya Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai 1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban 2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban 3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban 4. Nilai 1 :jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor : = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 4 Pengolahan Nilai IPK
No Soal
Skor Penilaian 1
Nilai
1 2 3 4
1 3 2 4 5
3 3,7 4 4 4 18,7
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai IPK (18,7/25) * 100 = 75
Jumlah
Rubrik Penilaian : Skor NO
Ket
Nama Siswa
Jumlah 1
2
3
4
5
Nilai T
TT
1
agustinus bulu
2
3
2
2
3
12
75
T
2
yohanen ngongo
2
3
3
3
3
14
88
T
3
yohana rehi raya
2
2
2
2
2
10
63
4
agustinus kaka
2
3
3
4
3
15
94
5
kristina malo
1
2
3
2
3
11
69
TT
Indikator Soal
Soal
1. Siswa dapat Menggambarkan desain wadah pendederan komoditas 2. Siswa dapat Menggambarkan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan
1. Menggambar desain kolam pendederan tampak dari atas dan samping
c. Penilaian keterampilan Tekhnik penilaian : Unjuk kerja Bentuk instrument : Daftar skala 1-4 Kompetensi Materi Dasar 4.4.1 Menggambarkan 4.4Membuat desain wadah desain dan tata pendederan letak wadah pendederan komoditas perikana komoditas 4.4.2 Menggambarkan perikanan tata letak wadah pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan
TT T
2. Menggambar inlet pada kolam 3. Menggambar outlet pada kolam 4. Menggambar tata letak kolam baik kolam pemijahan, kolam penetasan telur, pemeliharaan larva dan kolam pendederan
Pedoman penskoran : nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai) Indicator penilaian : 4 : jika empat indicator dilakukan
3 : jika ketiga indicator dilakukan 2 : jika dua indicator dilakukan 1 : jika satu indicator dilakukan Rubrik penilaian proses : 1. Menggambar desain kolam pendederan tampak dari atas dan samping Skor 4
Jika seluruh tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 3
Jika sebagian besar tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 2
Jika sebagian kecil tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 1
Jika tahapan proses tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
2. Menggambar inlet pada kolam Skor 4
Jika seluruh tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 3
Jika sebagian besar tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 2
Jika sebagian kecil tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 1
Jika tahapan proses tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
3. Menggambar outlet pada kolam Skor 4
Jika seluruh tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 3
Jika sebagian besar tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 2
Jika sebagian kecil tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 1
Jika tahapan proses tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
4. Menggambar tata letak kolam baik kolam pemijahan, kolam penetasan telur, pemeliharaan larva dan kolam pendederan Skor 4
Jika seluruh tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 3
Jika sebagian besar tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 2
Jika sebagian kecil tahapan proses dilakukan sesuai prosedur
Skor 1
Jika tahapan proses tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
Rumus konfersi nilai 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 4 2.Remedial Dan pengayaan a. Remedial Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan minimal akan dilakukan remedial. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang sama/sejenis terkait dengan materi yang telah dipelajari.
b. Pengayaan Peserta didik yang telah menguasai materi sebelum waktu yang ditentukan atau telah mencapai angka criteria ketuntasan minimal maka akan diberikan pengayaan berupa tambahan materi/soal yang lebih fenomenal atau relevan dengan materi pokok pembelajaran I. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar a. Media dan alat bantu : kolam dll b. Bahan : - buku gambar c. Sumber Belajar : - Contoh gambar wadah kolam pendederan - Buku - Internet - Lokasi/tempat budidaya perairan disekitarnya - Angin , karyawan
perangin.2013. Tekhnik Pembenihan Ikan 1 .Cianjur. Pusat
Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Pertanian Cianjur
Turen ,
2017
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
YOS YINGO BANI, S.Pd.M.Pd
YULIA TRI AGUSTIN, S.Pd
NIP. 19671231199403 1145
NIP.199207312014022002