Roleplay Psikoterapi Suportif.docx

  • Uploaded by: Tiyas Asaroh
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Roleplay Psikoterapi Suportif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,410
  • Pages: 6
Nama Kelompok 4: 1. Kholishotun Ni’mah 2. Linda Fitrotul Maulidah 3. Maulida Rahma Romadhoni 4. Naela Durrotun Najiha 5. Nila Olivia 6. Nindi Lathifatul Mar’ah 7. Nurani Fitria Sari 8. Silvia Anendya Putri 9. Tiyas Asaroh 10. Ulfin Nurjannah

ROLEPLAY PSIKOTERAPI SUPORTIF

Dikisahkan ada seorang gadis bernama Millea, dulunya sangat periang, pintar dan selalu juara kelas. Sedang mengalami depresi dikarenakan tekanan-tekanan yang dia alami akhir-akhir ini sebab dia menjadi korban broken home. Dia tinggal bersama ibunya, seorang wanita karir yang sibuk bekerja sehingga melupakan kodratnya sebagai seorang ibu yang masih mempunyai anak gadis yang membutuhkan selalu kasih sayang dan supportnya. Millea menjadi terpuruk, murung dan sering marah-marah, di sekolah Milea punya satu sahabat yang bernama Linda. Namun disisi lain ia juga dijauhi teman-temannya karena sikap Millea akhir-akhir ini yang berubah dan prestasi akademiknya menurun. Ibun

: Bagaimana keadaanmu disekolah Lia?

Millea : Baik bun tidak ada apa-apa. Ibun

: Ingat ya, ini sudah tingkat akhir, kamu harus mempertahankan prestasimu agar kamu bisa masuk ke fakultas kedokteran yang sudah ibun rencanakan sejak dulu, karena itu adalah impian ibun dan ayahmu yang ingin menjadikanmu seorang dokter bedah.

Millea : Iya iya bun, Lia ngerti.

Ibun

: Yaudah ibun pergi ke kantor dulu, hati-hati sekolahnya Lia.

-----Beberapa Minggu berlalu. Di sekolah setelah UTS selesai----Guru

: Anak-anak, hari ini ibu akan mengumumkan siswa-siswi yang remidi pada mata pelajaran ibu. Anastasya, Ciko, Anggun, Koko, Caca, Millea.

Teman1: Masak sih millea remidi? Teman2: Loh kok dia remidi, emang dia kenapa? Teman1: Mungkin dia ada masalah sama keluarganya. Teman2: Tapi dia kan setiap hari mengikuti bimbel, terbukti biasanya dia selalu mendapatkan ringking satu kok. Teman1: Mungkin dia stress karena kebanyakan materi bimbel yang harus dihafalkan. Ih jangan deketin millea lagi, dia jadi bodoh sekarang. Teman3: Ah kalian itu sukanya ngerumpi, biarin aja si urusan dia juga. Jangan asal judge dulu. Guru : Millea,kamu nanti temui ibu dikantor ya! Millea : Baik bu. ------Jam istirahat tiba, millea segera bergegas menuju ke kantor.----Millea : Permisi bu, tadi ibu menyuruh saya untuk datang kesini, ada apa ya bu? Guru : Baiklah duduk dulu Millea, maaf sebelumnya ibu mau bertanya, kamu ada masalah apa sehingga nilai kamu menurun? Banyak para guru yang membicarakan tentang perubahan prestasimu yang menurun akhir-akhir ini. Millea : Tidak ada masalah bu, saya cuma kecapekan saja dan tidak fokus. Guru : Oh begitu ya millea, kamu istirahat yang cukup sehingga prestasimu dapat meningkat kembali. Sayang kalau menurun, sebentar lagi seleksi kampus akan dibuka. Kalau kamu ada masalah, boleh cerita ke ibu ya, siapa tau ibu bisa membantu Millea. Millea : Baik bu, akan saya usahakan, terimakasih atas saran yang ibu berikan. -----Setelah Millea tiba dirumah-----

Ibun

: Lia tadi ibun dapat laporan dari gurumu bahwa nilai kamu menurun dan kamu ikut remidial. Apa benar itu Lia?

Millea : Iya bun benar, maafin lia ya sudah mengecewakan ibun. Ibun

: Ada apa kamu? Nggak seperti biasanya begini Lia, cerita sama ibun.

Millea : Ehmmmmmm. Sebenarnya Lia...... -----Dering telfon berbunyi-----Ibun

: Iya selamat siang pak, ohhh iya baik saya akan segera ke kantor sekarang. Maaf ya Lia, ibun harus ke kantor, ada meeting mendadak. Kamu ceritanya besok saja ya. Sekarang kamu siap-siap ke bimbel supaya kamu bisa mengejar ketertinggalan kamu di sekolah.

Millea : Iya bun. Arghhhhh (marah membanting barang) kenapa sih gaada yang mau dengerin Lia. Lia capek, pusing. -----Millea tidak pergi ke bimbel, dia sedih lalu masuk kamar dan menelfon sahabatnya Linda---Millea : Hikshikshiks….(sambil menangis) Linda : Eh kamu kenapa Lia kok sepertinya kamu sedang menangis. Millea : Aku habis dimarahi oleh ibun gara-gara aku tadi remidi. Linda

: Iya Lia, tumben kamu remidial. Kamu ada masalah apa? kalau tidak keberatan kamu bisa cerita sama aku,siapa tahu aku bisa membantu.

Millea : Sedang banyak fikiran Lin. Linda : Nggak usah terlalu kamu fikirin Lia. Millea : Aku rindu ibun sama ayah yang dulu, yang setiap saat ada waktu untuk aku. Sekarang ibun sibuk terus. Linda

: Kamu yang sabar ya tenang saja pasti ada jalan keluarnya. Bagaimana jika besok aku temani kamu jalan-jalan kita bisa makan ice cream.

Millea : Boleh deh Lin, yaudah see you. -----Keesokan harinya, Lia dan Linda bertemu sepulang sekolah di kedai ice cream favorit mereka.----Linda : Bagaimana Lia, sudah lebih baik belum? Millea : Sedikit membaik Lin. Linda : Yaudah ayo pulang, tapi kita mampir ke RS dulu ya, aku mau kenalin kamu ke tante aku, dia perawat jiwa, kamu bisa sharing apa aja ke dia. Millea : Gila kamu, akutu ga sakit jiwa Lin. Ngapain ke RSJ. Linda : Udah deh, biar kamu ngga sedih terus. Mau balik kaya dulu ngga? Millea : Yaudah iya. -----Linda dan millea pun segera pergi ke RSJ---------Sesampainya di RSJ millea daftar di ruang pendaftaran dan setelah antri beberapa waktu nama Millea dipanggil dan disuruh masuk keruangan khusus untuk konsul. Millea pun segera masuk ruangan sambil ditemani oleh Linda.----Perawat 1

: Nn.Millea…..silahkan masuk.

Millea

: Baik suster.

Perawat 1

: Silahkan duduk.

Perawat 2

: Hallo, selamat siang adek-adek. Loh Linda, sama siapa ini? Sini-sini duduk dulu.

Linda

: Hallo tante, iya ini Linda sama temen dia mau ngobrol sama tante. Boleh kan?

Perawat 2

: Boleh dong. Hallo siapa nama adek? Senang di panggil apa?

Millea

: Saya millea suster. Senang di panggil Lia.

Perawat 2

: Iya Lia, perkenalkan nama suster Nurani, bisa di panggil sus Ani.

Millea

: Iya sus Ani.

Perawat 2

: Bagaimana Lia, mau ngobrol apa sama suster?

Millea

: Iya suster, tapi saya malu ada Linda disini.

Perawat 2

: Linda, bisa menuggu diruang sebelah dulu ya.

Linda

: Oke Tante.

Perawat 2

: Terimakasih Linda. Suster boleh diantar ya.

Perawat 1

: Oke suster.

Perawat 2

: Jadi bagaimana Lia?

Millea

: Saya itu punya masalah, sehingga pikiran dan rasanya saya menjadi tertekan.

Perawat 2

: Coba kamu ceritakan kepada suster Ani mengenai masalahmu itu.

Millea

: Begini lho sus, dulu saya selalu mendapatkan juara 1 di kelas, saya berprestasi dalam bidang akademik, namun semenjak ayah dan ibu berpisah prestasi saya menjadi turun dan saya merasa sangat tertekan dan frustasi karena tuntutan ibu yang mengharuskan saya untuk selalu jadi nomer 1 dan masuk di kedokteran. Saat ibu masih bersama dengan ayah, ayah selalu memotivasi saya untuk tidak harus menjadi ringking 1 yang penting saya bisa, mau, dan berani. Setelah ayah tidak bersama kami, saya merasa bahwa saya tidak memiliki seseorang untuk tempat bercerita dan tidak memiliki seseorang yang selalu memotivasi saya. Ibu selalu sibuk dengan kantor dan tidak ada waktu untuk mendengarkan semua keluh kesah saya suster. Saya juga akhir-akhir ini suka murung dikamar, saya sedih, marah namun tidak bisa berbuat apa-apa. Saya tidak berani cerita ke Linda, saya hanya memendamnya sendiri. Tapi saya capek suster.

Perawat 2

: Sabar ya Lia, suster tau bagaimana rasanya. Semua orang punya masalah, tapi suster salut sama Lia, karena Lia masih mau berinteraksi sama Linda walaupun tidak menceritakan masalahnya ke Linda. Lia itu anak yang cantik, dan hebat. Lia hanya perlu waktu untuk menerima semua ini. Lia harus ingat, karena Lia masih punya Allah. Lia pasti bisa melewati ini semua, Lia harus yakin. Lia mau tidak suster ajari cara mengontrol perasaan emosi Lia, agar tidak cepat marah?

Millea

: Mau suster. Lia mau sembuh dan balik seperti dulu lagi.

Perawat 2

: Sekarang, Lia duduk yang rileks, Lia ikuti suster ya. Tarik nafas dalam lewat hidung, tahan.... 1 2 3 buang lewat mulut perlahan. Ulangi lagi Lia, iya bagus... Setelah Lia tarik nafas, Lia bisa ucapkan “Sabar, Lia kuat, Lia hebat, Lia pasti bisa.” Lia bisa menggunakan cara ini jika Lia merasa sedih dan ingin marah. Mengerti Lia?

Millea

: Mengerti suster.

Perawat 2

: Bagus Lia, sekarang bagaimana rasanya setelah Lia cerita semua pada suster Ani?

Millea

: Lia sudah lega suster, Lia jadi semangat lagi, Lia yakin Lia mampu melewati semua ini.

Perawat 2

: Alhamdulillah, Lia hebat sekali, Lia harus ingat kata-kata suster tadi dan melakukannya ya. Dan jangan lupa, Lia berdoa dan meminta pada Allah untuk selalu diberikan kekuatan. Mengerti Lia?

Millea

: Mengerti suster dan terimakasih sudah membantu dan memberikan saran pada Lia. Lia janji akan selalu melakukan yang suster telah ajarkan.

Perawat 2

: Iya Lia, sama-sama. Kapanpun kamu butuh tempat cerita, datang kesini ya.

Millea

: Baik suster. Kalau begitu Lia pamit dulu ya suster, selamat sore.

Perawat 2

: Selamat sore. Hati-hati Lia.

-----Akhirnya Millea pun menjadi pribadi yang kembali riang, bersemangat, berprestasi dan yang pasti sekarang dia sudah menjadi lebih dewasa karena telah banyak belajar dari masalah yang dia hadapi kemarin. Tamat-----

Related Documents


More Documents from "arya elgiestha"