Roleplay Dematitis Atopik.docx

  • Uploaded by: Dinda Putri Karina
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Roleplay Dematitis Atopik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,412
  • Pages: 5
ROLEPLAY DEMATITIS ATOPIK(KHUSUS BAYI DAN ANAK) Studi kasus: ADE ibu rumah tangga, baru memiliki satu anak, bayi umur 2 bulan, ibu ade bingung karena kulit bayi nya terdapat bintik2 merah kecil, ruam pada pipi paha peurt dada dan tangan, hampr seluruh badan padahal sudah memandikan bayi nya dan memberikan bedak bayi, dan menghindarkan bayi dari bahan-bahan kimia, memberikan asi ) DANANG : moderator n kader puskesmas ADINDA dan ADE : materi awal n diagnosa Adinda: kader puskesmas Ade: ibu keluarga: ade, suami, nenek kakek bude BONEKA BAYI YG DIKASIH BINTIK MERAH2 PAKE SPIDOL/MALAM PROLOG: pembukaan oleh danang( menyapa audeiens, memperkenalkan, adinda/ade ppt dan video ttg dermatitiss selain dermatitis atopik, dan menampilkan bagian tubuh yang kena dermatitis atopik) Setting ruangan : pemeriksaan kesehatan oleh kader di rumah ibu ade, sedang mengendong bayi nya... Kader puskesmas(adinda dan danang) datang ke rumah ibu ade memeriksa kesehatan ibu dan anak Membawa alkes, barang2; salep ,sabun ,bedak, sampo ,lotion bayi Memeriksa bayi Pengkajian: Nama umur jenis kelamin dll Keluhan utama: (Bagaimana awalnya, sejak kapan, apa saja penanganan dermatitis yg sdh dilakukan ) Riwayat kesehatan bayi dahulu Riwayat kesehatn bayi sekarang Riwayat kesehatan keluarga dahulu n sekarang Menyampaikan ttg dermatitis atopik tanda gejala penyebab Pengkajian pola gordon:

Status nutrisi Asi Makanan n minuman yg dikonsumsi bayi dan anak, makanan/menu makan kelaurga..penyuluhan makanan yg sebaiknya dikonsumsi dan diperhatikan kalau memperparah dermatitis Status eliminasi: bab/bak bayi..normal..kadang2msh dipakain popok.. dikasih penyuluhan kalau stelah ngompol/berak dibersihkan lalu dikasih mousturizer/bedak bayi, hati2 memakai tisu basah, ganti popok minimal 4x sehari, celana basah segera diganti Pola aktivitas: bayi lincah/aktif Pola istirahat/tidur: rewel jika cuaca panas/saat tidur siang..penyuluhan dikasih pakaian yg tipis saja, menyerap keringat dan longgar agar tdk menggores kulit Personal hygiene: Mandi pagi n sore,, pakai air hangat n baby oil spt biasa,,,, dikasih penyuluhan pakai sabun shampo yg kusus utk dermatitis... air harus bersih dihanduki dgn hati2

Pemeriksaan head to toe Kepala: ramput bersih tdk ada benjolan di kepala, Mata: simetris, sklera tdk ikterik, ada bintik kemerahan sekitar mata Mulut: mukosa mulut merah, ada papula disekitar bibir Telinga bersih simetris Leher,dada perut: tdk ada pembengkakan, ada banyak eritema(kemerahan), bintik(priuritus), papula bila digosok akan pecah, kulit mjd kering(xerosis) dan mengelupas, lesi meluas hampir seluruh tubuh. Pengobatan farmakologis: antihistamin:untuk mengurangi gatal, antiinfeksi, hidrasi kulit(pelembab , krim hidrofilik urea, hidrokortison, gunakan emolien sbg pelembab), kortikosstreroid( antiinflamasi pad kulit) Nonfarmakologis: cari tau faktor2 yg memperparah(makanan, benda2/mainan. cuaca, personal hygiene), kurangi pejanan debu n sinarmatahari, memberi salep sabun sampo bedak khusus, pakaian tipis longgar, ibu makan makanan yg tdk menimbulkan alergi..kalau tetep parah rujuk ke puskesmas

Materi singkat:

Definisi Eksim atau juga disebut dengan dermatitis atopik adalah kondisi kulit yang mengalami peradangan, di mana kulit akan kemerahan, mengalami iritasi, kasar, dan mungkin bersisik. Kadang, benjolan kecil berisi cairan juga bisa muncul saat bayi mengalami eksim. Biasanya, eksim muncul pada bagian pipi, dahi, punggung, tangan, dan kaki. Dermatitis atopik memiliki 3 fase, yaitu fase bayi pada usia 3 bulan sampai 2 tahun, anakanak pada usia 2 sampai 12 tahun, dan dewasa. Etiologi: Patogenesisnya diduga sebagai interaksi faktor genetik, disfungsi imun(yang menyebabkan pasien DA lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri, tjd peradangan krn pelepasan kemokin dan sitokin proinflamasi) disfungi sawar epidermis(Gangguan fungsi sawar epidermis ini menyebabkan gangguan permeabilitas dan pertahanan terhadap mikroorganisme. transepidermal water loss (TEWL) menjadi lebih tinggi pada DA dibandingkan pada kulit normal karena kandungan lipid stratum korneum pada DA juga berubah, dan peranan lingkungan serta agen infeksius(gampang kena bakteri S. Aureus) Kriteria mayor • Pruritus/gatal • Dermatitis kronis atau kambuhan • Lesi pada wajah dan ekstensor pada bayi dan anak-anak • Lesi pada fleksor dan likenifikasi pada anak yang lebih besar dan dewasa • Riwayat atopik pada diri pasien atau keluarga Kriteria minor Onset dini setelah usia 2 bulan , Xerosis( atau kekeringan kulit) Iktiosis, hiperlinearis palmaris, keratosis pilaris • Eksim puting susu • Kepucatan atau eritema wajah • Dermititis non spesifik pada tangan dan kaki • Infeksi kulit Faktor pemicu Iritan : Pelarut lipid, misalnya sabun dan deterjen, Desinfektan, Iritan pada pekerjaan, Cairan rumah tangga( misalnya getah buah segar), Wool Alergen kontak dan aeroalergen: Kutu debu rumah/dust mites (efek alergen kontak lebih besar daripada efek aeroalergennya), Rambut binatang (kucing dan anjing), Serbuk sari (pollen), bersifat musiman, Jamur,Serpihan dari manusia, misalnya serpihan ketombe Mikroba :Infeksi virus (saluran napas bagian atas dan infeksi kulit), S. aureus, baik sebagai superantigen maupun patogen Lain-lain: Makanan (sebagai iritan kontak > vasodilator > alergen)--- (Beberapa jenis makanan yang mencetuskan dermatitis atopik antara lain susu sapi, telur, ikan

laut, kacang tanah, tomat, jeruk dan coklat.), Stres psikologis, Iklim, Hormon(misalnya siklus haid), Vaksinasi MASALAH kulit Dermatitis Atopik pada bayi yang dibiarkan akan meningkatkan risiko terkena asma hingga kardiovaskular saat dewasa. Bahkan asma juga bisa menghantui sebanyak 50-60% bayi dengan Dermatitis Atopik selama masa tumbuh kembangnya. untuk kondisi atopik, tersedia produk pelembab khusus yang didesain bagi kulit hipersensitif. "Pemakaian pelembab anti sinar ultraviolet atau sunscreen juga baik untuk menjaga kulit anak berjenis atopik. Namun disarankan pemakaiannya dilakukan setelah usia anak mencapai tiga bulan atau lebih," Jangan khawatir, eksim tidak menular. Namun, penyebab eksim pada bayi belum diketahui secara pasti. Jika bayi Anda mempunyai eksim, mungkin Anda harus menghindari beberapa hal yang dapat memicu eksim pada bayi kambuh. Salah satu hal yang bisa memicu eksim adalah makanan yang dikonsumsi ibu menyusui. Nutrisi: Hindari makanan penyebab alergi Jika bayi dengan eksim masih menyusui, sebaiknya ibu menghindari makanan yang umum menyebabkan alergi. Menurut American Academy of Pediatrics, beberapa makanan yang sering menyebabkan alergi dan sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui adalah: Susu sapi, Kacang-kacangan,Telur,Kerang atau makanan laut lainnya Hal ini sebaiknya tidak menghentikan langkah Anda untuk terus menyusui bayi sampai usia 2 tahun. Lagipula, menyusui bayi juga dapat melindungi bayi dari dampak eksim. Hal ini karena ASI mengandung antibodi khusus yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Konsumsi makanan yang dapat mendukung kekebalan tubuh Untuk mencegah eksim pada bayi kambuh Konsumsi makanan yang dapat mendukung kekebalan tubuh Untuk mencegah eksim pada bayi kambuh, ibu menyusui juga sebaiknya mengonsumsi banyak makanan yang dapat mendukung kekebalan tubuh. Salah satunya adalah mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik selama menyusui, bahkan juga disarankan untuk dikonsumsi selama kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat menjaga keseimbangan bakteri baik di usus, sehingga hal ini kemudian dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Beberapa makanan yang mengandung probiotik adalah yogurt, tempe, dan kimchi. Asupan makanan bayi juga harus diperhatikan:

Selain asupan makanan ibu, asupan makanan bayi sendiri juga dapat memengaruhi eksim, terutama jika bayi menerima susu botol atau sudah menerima makanan lain selain ASI. Jika bayi minum susu botol dan memiliki eksim yang parah, Anda mungkin harus memberikan susu formula yang tidak memicu alergi, seperti susu formula yang terbuat dari protein terhidrolisis. Sedangkan jika bayi Anda sudah mulai menerima makanan padat, sebaiknya tawarkan bayi makanan secara satu per satu. Setelah bayi makan, lihatlah tanda-tanda apakah ruam atau bintik kemerahan muncul di kulit bayi atau apakah bayi merasa gatal. Jika iya, mungkin bayi punya alergi makanan. Namun, biasanya reaksi alergi baru muncul setelah beberapa hari bayi makan makanan penyebab alergi. Oleh karena itu, Anda mungkin perlu ke dokter untuk memastikan alergi pada bayi. Untuk membantu mengatasi eksim, berikan juga makanan yang mengandung probiotik pada bayi untuk mendukung kekebalan tubuhnya. Juga, berikan bayi makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial seperti ikan salmon, sarden, tuna, kacang almond, kacang kenari, alpukat, dan lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa asam lemak esensial dapat membantu mengatasi peradangan dalam tubuh, sehingga dapat mendukung kesehatan kulit bayi. 1. Perawatan sederhana di rumah dapat dilakukan dengan menjauhkan bayi dari pencetus alergen di sekitarnya. Untuk mengetahui secara pasti jenis alergi bayi, memang diperlukan tes khusus alergi. Tapi bunda bisa melakukan tindakan awal sederhana seperti mengganti selimut bulu bayi dengan selimut katun, atau memindahkan boneka-boneka bulu yang berpotensi menjadi sarang debu di sekitar bayi. 2. Kulit yang terkena dermatitis atopic sebaiknya dijaga kelembabannya dengan mengoleskan pelembab khusus bayi. Bunda juga disarankan untuk memandikan bayi dengan sabun khusus bayi dan hindari penggunaan sabun-sabun yang mengandung antiseptik karena akan semakin memperkering kulit bayi. 3. Bayi dengan dermatitis atopic sebaiknya tidak terlalu sering dimandikan agar kelembaban kulitnya terjaga. Air yang dipakai juga sebaiknya dijaga suhunya agar tidak terlalu panas. Suhu air mandi cukup sedikit hangat, agar kulit bayi tidak semakin kering. 4. Bagian-bagian kulit yang terkena dermatitis atopic tidak boleh diolesi minyak telon, atau minyak gosok lainnya. Satu lagi yang harus diperhatikan bunda, jangan pernah menaburi kulit bayi dengan bedak, karena bedak akan membuat kulit bayi semakin kering dan memperparah keadaannya. 5. Terakhir, jagalah selalu kelembaban lingkungan di sekitar bayi. Jangan terlalu sering menggunakan pendingin udara agar kulit bayi Anda yang super sensitif terjaga kelembabannya.

Related Documents

Roleplay Senin.docx
May 2020 36
Roleplay Bipolar.docx
June 2020 39
Roleplay Stroke.docx
November 2019 40
Roleplay Komunikasi.docx
December 2019 51
Roleplay Primer.docx
April 2020 33

More Documents from "wiwi"