BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengingat visi promosi kesehatan adalah masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ( mandiri kesehatan ). Maka promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran. Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai masukan ( input ) dan keluaran ( output ). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping faktor masukannya sendiri juga faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat – alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor – faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. Dalam hal ini, apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode – metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok – kelompok kecil, role play dan simulasi.
Terkadang manusia cepat melupakan hal – hal yang tidak berkesan sehingga pengaplikasianpun amat nihil, metode yang tepat dalam rangka memberikan kesan menarik yang memungkinkan masyarakat mengingat dan mengaplikasikan dengan baik adalah role play dan simulasi. Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan misalnya, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya. Sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian role play? 2. Apa saja tujuan dan manfaat metode pendidikan kesehatan role play? 3. Bagaimana teknik pelaksanaan metode pendidikan kesehatan role play? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian role play. 2. Memahami tujuan dan manfaat metode pendidikan kesehatan role play. 3. Mengetahui teknik pelaksanaan metode pendidikan kesehatan role play.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Role Play adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang ( Jill Hadfield, 1986 ). Role play seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah – olah berada di luar ruangan dan memainkan peran orang lain. Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya dokter di puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peranperan yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian. Misalnya menilai keunggulan maupun kelemahan masingmasing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/alternative pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’ dan bukanpada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. B. Tujuan dan Manfaat Role Play Menurut Mukminan dalam (Hidayati, 2004 : 95) 1. Agar siswa menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita hidup. 2. Agar siswa memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya. 3.
Mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
4. Sebagai penyaluran atau pelepasan ketegangan dan perasaan- perasaan 5. Sebagai alat mendiagnosa keadaan kemampuan siswa. 6. Pembentukan konsep dari suatu peran tertentu secara mandiri.
7. Menggali peranan–peranan dari figur seseorang dalam suatu kehidupan kejadian atau kegiatan. 8. Membina kemempuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analisis, berkomunikasi, dan hidup dalam kelompok. 9. Melatih kemampuan siswa dalam mengendalikan dan memperbaharui perasaan cara berpikir, dan perbuatannya. C. Sasaran Sasaran dari metode pendidikan kesehatan role play ini adalah kelompok kecil yang anggotanya tidak lebih dari 15 orang dalam satu kelompok. D. Teknik Pelaksanaan Metode Role Playing Menurut Roestiyah (2001: 91) 1.
Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupanpeserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaiannya.
2.
Pemilihan peran, memilih peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain.
3.
Menyusun tahap-tahap bermain peran, dalam hal ini guru telah membuat dialog tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri.
4.
Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.
5.
Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing yang terdapat pada skenario bermain peran.
6.
Diskusi dan evaluasi, mendiskusikan masalah-masalah serta pertanyaan yang muncul dari siswa
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. Dalam hal ini, apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode – metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok –kelompok kecil, role play dan simulasi. Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peranperan yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian. Misalnya menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/alternative pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’ dan bukanpada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
B. Saran Diharapkan dengan pembuatan makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca tentang materi “Role Play dalam Metode Pendidikan Kesehatan”. Hal ini terutama berhubungan erat dengan pengertian, tujuan metode, manfaat metode, sasaran dan teknik pelaksanaan metode. Untuk kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.