TUGAS KEPERAWATAN PALIATIF ROLEPLAY PALIATIF KASUS CHF
OLEH : KELOMPOK 4 (A11-A)
NAMA KELOMPOK : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
DEWA AGUNG ARI DWIJAYANTI ( 17.321.2659 ) DEWA AYU SEPTIANTI DEWI ( 17.321.2662 ) I GEDE ENDRA SURYANTHA ( 17.321.2667 ) I KETUT RAJENDRA PATMA A.W. ( 17.321.2670 ) KOMANG PURNAMA SARI ( 17.321.2676 ) NI LUH GEDE DEVI YULISTYA DEVI ( 17.321.2690 ) NI LUH PUTU DEWI ASTUTI ( 17.321.2692 ) NI PUTU CHANDRA WATI ( 17.321.2699 )
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI TAHUN AJARAN 2018/2019
Peran : Dewa Agung Ari Dwijayanti
(Istri Pasien)
Dewa Ayu Septianti Dewi
(Adik Pasien)
I Gede Endra Suryantha
(Dokter)
I Ketut Rajendra Patma A.W.
(Pasien)
Komang Purnama Sari
(Perawat 2)
Ni Luh Gede Devi Yulistya Devi
(Anak Pasien)
Ni Luh Putu Dewi Astuti
(Kakak Pasien)
Ni Putu Chandra Wati
(Perawat 1)
Perawatan Paliatif (Pendekatan Psikososial Pada Pasien CHF) Bapak Hendra, 43 tahun, dirawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis gagal jantung kiri. Pasien terlihat lemah, konsentrasi menurun, mudah gelisah, dan mengeluh pusing disaat bangun. Sering kali bapak Hendra mengalami serangan nyeri dada mendadak dan menjadi sesak nafas. Pasien juga merasa cemas dan sering mengatakan hal-hal yang aneh. Perawat 1
: “Selamat pagi dok.”
Dokter
: “Selamat pagi sus.”
Perawat 1
: “Dokter saya ingin menginformasikan bahwa keadaan dari pasien Hendra memburuk dok.”
Dokter
: “Begini sus, pasien Hendra diperkirakan akan menjelang ajal sus. Kemungkinan dalam beberapa hari ini pasien Hendra akan mengalami masa terminal sus.”
Perawat 1
: “Tindakan apa yang harus dilakukan untuk masalah tersebut dok?”
Dokter
: “Berikan perawatan paliatif sus, terutama pendampingan psikososial untuk pasien maupun keluarganya. Pasien Hendra
2
terlihat sering melamun, berikan pendampingan psikososial agar pasien merasa tenang sus.” Perawat 1
: “Baik dok, terima kasih.”
Dokter
: “Sama-sama sus.” Perawat 1 dan perawat 2 pun mempersipakan hal-hal yang
diperlukan untuk melakukan pendekatan psikososial. Setelah itu, perawat 1 dan perawat 2 melihat kondisi pasien dan melakukan intruksi yang diberikan oleh dokter. Perawat 2
: “Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Perawat Purnama dan Perawat Chan yang akan bertugas merawat bapak dari pukul 8 pagi sampai pukul 2 sore nanti. Sebelumnya boleh saya tahu nama bapak siapa?”
Pasien
: (pasien terlihat merenung)
Anak Pasien
: “Mohon maaf sus, bapak saya merasa sangat cemas.”
Perawat 2
: “Baik bu, saya mengerti itu, boleh saya tahu nama suami ibu siapa?”
Istri Pasien
: “Nama suami Hendra sus.”
Perawat 2
: “Bapak saya lihat gelang tangannya dulu pak nggih.”
Pasien
: (Pasien menyerahkan tangannya kepada perawat)
Perawat 2
: “Baik pak, identitas bapak sudah sesuai nggih. Pak kedatangan saya kesini akan memberikan pendekatan kepada bapak nggih. Prosedurnya saya akan menanyakan masalah apa yang terjadi kepada bapak dan akan memberikan solusinya. Tujuan saya melakukan tindakan ini agar bapak merasa tenang dan tidak cemas. Waktu yang saya perlukan kurang lebih 15 menit. Sebelumnya apa bapak ada yang ingin ditanyakan pak?”
Pasien
: (Pasien hanya menggelengkan kepala) 3
Perawat 2
: “Baik pak jika tidak yang ditanyakan saya mulai saja pak nggih. Sebelumnya apa yang membuat bapak merasa cemas pak? Katakan saja pak nggih agar bapak merasa tenang”
Pasien
: (Pasien hanya diam)
Anak Pasien
: “Bapak ceritakan saja apa yang membuat bapak merasa cemas. Perawat akan memberikan solusi dari masalah yang membuat bapak tidak tenang.”
Pasien
: (Pasien hanya terdiam)
Perawat 2
: “Apa boleh saya bertanya kepada ibu saja inggih?”
Istri Pasien
: “Boleh sus, maaf suami saya tidak koperatif dalam melakukan tindakan ini.”
Perawat 2
: “Baik bu tidak apa-apa. Bu akhir-akhir ini kondisi bapak memburuk bu. Apa saja yang dialami bapak akhir-akhir ini bu?”
Istri Pasien
: “Suami saya sering merasakan nyeri dada yang mendadak dan sesak nafas sus. Ia juga merasa sering kelelahan, mudah gelisah, sulit berkonsentrasi, dan merasa pusing saat bangun. Suami saya juga sering merenung dan sering mengatakan hal-hal yang aneh sus.”
Perawat 2
: “Baik bu terima kasih informasinya. Untuk bapak hendra, bapak tidak perlu merasa khawatir pak nggih, tim kesehatan akan berusaha melakukan yang terbaik untuk bapak. Bapak tidak usah merasa cemas. Jika bapak cemas, bapak akan semakin sakit nantinya pak. Bapak harus tetap bersemangat pak nggih.”
Pasien
: (Pasien mendengarkan apa yang dikatakan perawat dengan mata yang berkaca-kaca)
Perawat 2
: “Tidak perlu ada yang bapak pikirkan pak, bapak hanya perlu melakukan pengobatan. Banyak orang yang mendukung bapak
4
agar bapak cepat sembuh pak. Jadi bapak harus merasa tenang agar bapak lekas sembuh pak nggih. Usia ada di tangan tuhan pak, jadi bapak harus berdoa agar bapak cepat sembuh.” Pasien
: “Baik sus, terima kasih.” (Pasien terlihat lebih tenang)
Perawat 2
: “Baik pak, tindakan pendekatan sudah selesai. Bagaimana perasaan bapak setelah saya melakukan tindakan ini?”
Pasien
: “Saya merasa lebih tenang sus.”
Perawat 2
: “Baik pak, bapak juga terlihat merasa lebih tenang. Sebelum saya tinggalkan apa bapak ada yang ditanyakan?”
Pasien
: (Pasien hanya menggelengkan kepala)
Perawat 2
: “Baik pak, jika tidak ada yang ditanyakan, saya tinggalkan bapak nggih. Terima kasih bapak dan keluarga bapak sangat kooperatif dalam membantu saya melakukan tindakan. 15 menit lagi saya akan ke sini untuk memberikan bapak obat. Jika bapak perlu sesuatu bapak bisa memanggil saya di ruang perawat atau memencet bel yang ada di sebelah tempat tidur bapak. Baik pak saya tinggalkan pak nggih, selamat pagi.”
Perawat 1 dan perawat 2 meninggalkan ruangan. Perawat 1 melakukan pendekatan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien. Perawat 1
: “Apa ibu sekalian keluarga dari bapak Hendra?”
Istri Pasien
: “Iya sus, saya istrinya, dan dua ibu ini saudara kandungnya.”
Perawat 1
: “Mohon maaf sebelumnya bu, saya ingin menyampaikan berita yang tidak baik mengenai kondisi dari bapak Hendra.”
Adik Pasien
: “Berita apa sus?”
Perawat 1
: “Mohon maaf sebelumnya, saya harap kalian tidak terkejut dengan hal ini.”
5
Kakak Pasien : “Baik sus, ceritakan saja bagaimana kondisi dari adik saya sehingga kami bisa melakukan penanganan yang sesuai.” Perawat 1
: “Begini ibu, dokter mengatakan usia bapak Hendra sudah tidak lama lagi, belakangan ini bapak Hendra akan mengalami masamasa yang sangat sulit.”
Istri Pasien
: (Merasa sangat cemas)
Adik Pasien
: “Saya juga merasa seperti itu sus. Akhir-akhir ini keadaan dari kakak saya semakin memburuk.”
Kakak Pasien : “Bagaimana solusinya sus?” Perawat 1
: “Begini ibu sekalian, hanya dukungan yang dapat keluarga berikan untuk bapak Hendra. Berikan motivasi kepada bapak Hendra untuk melawan penyakitnya. Selain itu, harus banyak berdoa nggih untuk kondisi bapak Hendra.”
Istri Pasien
: “Tapi saya belum bisa menerima kenyataan ini sus?”
Perawat 1
: “Saya mengerti akan hal itu bu, ibu harus bersabar dan tetap berdoa. Mungkin ini jalan terbaik yang diberikan oleh tuhan.”
Istri pasien
: “Baik sus, saya akan berusaha. Mohon bantuanyan sus.”
Perawat 1
: “Baik sus, kami dari tim kesehatan akan berusaha yang terbaik.”
Istri pasien
: “Terima kasih banyak sus.”
Perawat 1
: “Sama-sama.”
Pendekatan psikososial oleh perawat 1 dan perawat 2 sudah dilakukan. Kondisi dari pasien dan keluarga pasien sudah membaik.
6