RMK SAP 1
Nama Kelompok :
Putu Yuni Kusuma Dewi
(1707531126)
Vebyeta Listiani
(1707531139)
Niellashastri Shania Gayatri
(1707531156)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 2018
A. PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengounikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Konteks audit atas laporan keuangan suatu entitas:
Proses Sistematis Proses sistematis mengandung arti bahwa pengauditan didasarkan pada (paling tidak sebagian diantaranya) disiplin dan filosofi metoda ilmiah, karena audit menyangkut perumusan dan pengujian hipotesa dan menggunakan observasi, induksi, dan deduksi. Namun kenyataannya metode ilmiah tidak sepenuhnya digunakan, karena di lapangan strategi dapat dilaksanakan dengan modifikasi yang cukup luas.
Memperoleh dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif Keobyektifan bukti adalah salah satu dari berbagai faktor yang beerhubungan dengan kegunaan bukti dalam mencapai tujuan pengumpulan bukti. Keobyektifan dalam proses berkaitan dengan kemampuan auditor untuk melaksanakan sifat tidak memihak didalam memilih dan mengevaluasi bukti.
Asersi Tentang Tindakan dan Kejadian Ekonomi Mengingat bahwa subyek pengauditan adalah informasi tentang tindakan dan kejadian ekonomi, maka asersi-asersi haruslah bisa dinyatakan secara kuantitif dan harus dapat diaudit.
Auditor dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: auditor pemerintah, auditor internal, dan auditor independen (akuntan publik) Auditor independen / akuntan publik melakukam pengauditan atas laporan keuangan
yang
diterbitkan
entitas.
Pengauditan
dilakukan
pada
perusahaan-perusahaan terbuka, perusahaan besar dan perusahaan kecil, serta organisasi non-laba. Pada umumnya orang awam menganggap auditor sama dengan akuntan public, padahal terdapat beberapa jenis auditor yang berbeda beda fungsi dan pekerjaannya. Akuntan publik menurut UU No. 15 Tahun 2011 adalah akuntansi yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan public di Indonesia.
B. Hubungan Audit dengan Disiplin Ilmu yang Lainnya Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional dengan empat kelompok penting, yaitu : 1.
Manajemen Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi luas antara auditor dan manajemen untuk mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor memerlukan data rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan auditor terhadap asersi manajemen dapat disebut keraguan manajemen (professional skepticism). Yang berarti auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan kebenaran.
2.
Dewan Direksi dan Komite Audit Dewan direksi bertanggung jawab memastikan perusahaan dioperasikan dengan baik untuk kepentingan pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur sebagian besar bergantung pada komposisi dewan itu sendiri. Komite audit bertindak sebagai penghubung antara auditor dan
manajemen. Fungsi komite audit yang secara langsung mempengaruhi auditor independen adalah :
Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit
Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan masalah-masalah besar yang dijumpai dalam pelaksanaan audit
Me-review leporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada saat penyelesaian penugasan.
3.
Auditor Internal Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak dapat digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya saling melengkapi. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor independen harus, (1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.
4.
Pemegang Saham Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai pengguna utama laporan audit.
C. Perkembangan Audit 1. Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1990 Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad kesembilan belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana yang berlaku di Inggris. Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang disebut Companiest Act. Menurut undang-undang tersebut, semua perusahaan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi
pula meskipun
peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama
dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutkan diatas, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan. Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad kesembilan belas menjadi beraneka ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamatkan kepada pihak intern perusahaan, bukan kepada pemegang saham. 2. Perkembangan Di Abad Keduapuluh Memasuki abad ke-20, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang dunia I. Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute Of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute Of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi yang seragam. Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat
mengembangkan redaksi laporan yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini telah makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan pendapat tersebut. 3. Perkembangan Pengauditan Di Indonesia Profesi akuntansi di Indonesia
masih tergolong muda. Pada masa
penjajahan Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga
akuntansi
dengan
sendirinya
hampir
tidak
dikenal.
Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun lima puluhan, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi. Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Selain itu perkembangan terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di
pasar modal (perusahaan publik). Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha, dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi akuntansi internasional. Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
D. PERAN AUDIT DALAM SUATU NEGARA Saat ini tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas semakin meningkat agar terciptanya tata pemerintahan yang baik (good governance). Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan untuk mewujudkan good governance pada sektor publik antara lain meliputi penetapan standar etika dan perilaku aparatur pemerintah, penetapan struktur organisasi dan proses
pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan
tanggung jawab serta akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan sistem pengendalian organisasi yang memadai, dan pelaporan eksternal yang disusun berdasarkan
sistem
akuntansi
yang
sesuai
dengan
standar
akuntansi
pemerintahan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut dan memperkuat struktur pengendalian serta untuk meneliti, mengevaluasi suatu sistem akuntansi, dan menilai kebijakan manajemen yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi publik, maka peran dan fungsi audit menjadi suatu hal yang mutlak dibutuhkan dan harus direalisasikan dalam suatu organisasi Berdasarkan wacana diatas penulis tertarik untuk mendiskusikan dan mengetahui lebih jauh tentang peranan audit dalam sebuah organisasi publik dan diharapkan pembaca mengetahui bahwa pemerintah telah berupaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara serta
menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih melalui kegiatan
audit.
Daftar Pustaka
Al Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.