RMK EKONOMI MIKRO LANJUTAN “PASAR OLIGOPOLI (I)” RPS 6
Oleh: Kelompok 13 Ida Ayu Suci Indrayanti Ni Putu Nita Anggreni Jeremi Erick Fandy Yeimo
(1707511124) (1707511126) (1707511146)
EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019
RMK EKONOMI MIKRO LANJUTAN RPS 6
2.1 Konsep Pasar Oligopoli Pasar oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan todal sempurna. Dimana pasar oligopolimerupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual yang memproduksi barang sejenis. Dalam pasar oligopoli,setiap perusahaan yang ada di dalamnya selalu bersaing. Persaingannya bias berupa persaingan harga atau persaingan produk. Untuk persaingan harga,biasanya mereka akan menawarkan harga serendah mungkin atau bahkan memberikan potongan harga maupun hadiah supaya konsumen tertarik untuk membeli produk mereka. Istilah oligopoli berasal dari bahasa Yunani,yaitu : Oligos Polein yang berarti: yang menjual sedikit. Hal ini disebabkan karena jumlah penjual dalam jenis pasar oligopoli memang tidak terlalu banyak. Paling tidak terdapat antara 10-15 penjual. Bahkan ada yang benar-benar hanya terdiri dari 2 penjual yang disebut dengan pasar duopoli. Melihat sedikitnya jumlah penjual pada pasar oligopoli, persaingan yang terjadi di dalamnya sangatlah ketat. Sebuah perusahaan dalam pasar oligopoli akan langsung melakukan reaksi bila perusahaan pesaingannya melakukan tindakan yang mempengaruhi pasar. Istilah oligopoli berarti beberapa penjual. Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan. Pasar oligopoly merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barangbarang yang bersaing. Terdapat beberapa perusahaan raksasa yang mengusai sebagain besar pasar oligopoli, katakanlah 70-80% dari seluruh produksi atau nilai penjualan dan disamping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Beberapa perusahaan golongan yang pertama (yang menguasai pasar) sangat saling mempengaruhi satu sama lain, karena keputusan dan tindakan oleh salah satu dari padanya sangat mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan haus mengambil keputusan yang berhatu-hati didalam mengubah harga,membuat desain,mengubah teknik memproduksi dan sebagainya. Sifat saling mempengaruhi ini merupakan sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar oligopoli, yang tidak terdapat dalam bentuk pasar lainnya. 2
Perusahaan dipasar oligopoli tidak bias seenaknya mengubah harga karena hal itu bias menyebabkan kaburnya konsumen mereka keperusahaan lain. Tak heran bila ada kekhawatiran beberapa akan bekerja sama dalam menetapkan harga. Dipihak lain, ada kekhawatiran terjadi perang harga antar pemain pasar. Hal ini menguntungkan tetapi bias menimbulkan iklim usaha yang kurang sehat. Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak terdapat karena teknologi sudah sangat modern. Teknologi modern mencapai efisiensi yang optimal hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang sangat besar. Keadaan ini menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam industry. Contoh pasar yang tergolong ke dalam pasar oligopoli antara lain adalah pasar mobil,motor dan pembuatan pesawat terbang. Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel. 2.2 Karakteristik Pasar Oligopoli Berdasarkan definisi di atas, terdapat beberapa unsur penting pada pasar oligopoli. (Rahardja dan Mandala, 2010) a. Hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri Secara teori sulit untuk menentukan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar agar dapat dikatakan oligopoly. Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoli). Misalnya dalam pasar mobil di Indonesia,kita mengenal Toyota,Suzuki,Honda,isuzu, dan lain sebagainya, mereka mengusai 70-80% pangsa pasar mobil di Indonesia. b. Produk homogen atau terdiferensiasi Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan peralihan antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Perbedaan sifat output yang dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam upaya mencapai laba maksimum. Jika dalam pasar persaingan sempurna mengatur jumlah output untuk mengatur tingkat laba, dan dalam pasar monopoli hanya terdapat satu perusahaan yang dapat
3
mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopoli persaingan antarperusahaan adalah persaingan harga dan non harga. Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, kosnetik, dan rokok. Sedangkan untuk pasar yang menghasilkan produk homogen adalah industri baja, seng, dan kertas. Semakin besar tingkat diferensiasinya, maka perusahaan semakin tidak bergantung pada kegiatan perusahaan lain. Artinya, oligopoli dengan produk diferensiasi lebih mudah memprediksi reaksi dari perusahaan pesaing. Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industry oligopoli yang menghasilkan produk homogeny lebih sedikit, karena pada industry oligopoly dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek) tertentu. c. Pengambilan keputusan yang saling memengaruhi Keputusan perusahaan dalam menetapkan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada maupun yang masih di luar industry. Oleh sebab itu, untuk menahan perusahaan potensial memasuki industri, perusahaan yang sudah ada akan menggunakan strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices), yang membuat perusahaan menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum. d. Kompetisi non harga Dalam usahanya untuk mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, tetapi juga non harga (non pricing competition). Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga tersebut antara lain dapat berupa sebagai berikut : Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi. Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek. Mempengaruhi perilaku konsumen, keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industry untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi – informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil. 2.3 Tipe Pasar Oligopoli Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 4
1. Pasar oligopoli murni (pure oligopoly) ini merupakan praktik oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktik oligopoli pada produk air mineral dalam kemasan atau semen. 2. Pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly) pasar ini merupakan suatu bentuk praktik oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merk terkenal seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki. 2.4 Model Cournot dan Keseimbangan Cournot Secara formal, suatu industri merupakan oligopoli cournot (cournot oligopoly) jika 1. Ada beberapa perusahaan di pasar yang melayani banyak konsumen 2. Perusahaan menghasilkan produk baik terdiferensiasi maupun homogeny 3. Setiap perusahaan percaya saingan akan mempertahankan keluaran mereka tetap konstan jika ada perubahan pada keluaran. 4. Ada hambatan masuk ke dalam industri. Model ini dikembangkan oleh Augustin Cournot (ekonomi Prancis)1938. Dasar pengembangan model ini adalah keseimbangan duopolies tercapai bila biaya marginal adalah nol (MC = 0). Dengan pembuktian matematis, duopolies (apabila masing-masing perusahaan tidak saling berinteraksi) akan mencapai keseimbangan bial output masing-masing perusahaan adalah separuh jumlah permintaan pada saat harga P = 0. Masing-masing duopolies (perusahaan yang beroperasi dalam pasar duopolis) mempunyai daya monopoli yang sama. Keputusan jumlah output yang diproduksi duopolies berdasarkan asumsi bahwa output duopolies yang satu (saingannya) sudah diputuskan atau tidak akan berubah, Misalkan permintaan dipasar adalah : Q = 30 – P Atau P= 30 – Q Di mana : Q = Q1 + Q2 Maka penerimaan total duopolies yang pertama (TR1 ) dan kedua (TR2 ) adalah jumlah output yang dijual dikalikan harga jual. TR1 = P x Q1 = (30-Q) x Q1 = {(30 – Q1 –(Q1 + Q2)} x Q1 = 30Q1 – Q1 – Q1 – Q2 5
Laba Maksimum tercapai bila MR = 0. MR = 30 – 2Q1 – Q2 = 0 Q1 = 15 – ½ Q2 Persamaan diatas merupakan kurva reaksi Q1, karena menunjukkan besarnya output yang ditetapkan duopolies pertama berdasarkan perkiraan output duopolis kedua. Dengan cara yang sama kita dapat menurunkan kurva reaksi duopolies kedua ( Q2 ) Q = 15 – ½ Q1 Kedua duopolies akan mencapai keseimbangan bila reaksinya sama ( Q1 = Q2 ). Dengan penyelesaian matematika sederhana, keseimbangan akan tercapai pada saat Q = Q2 = 10 unit. Jika P = 30 – Q, maka harga keseimbangan ialah 20. Keseimbangan ini disebut keseimbangan Cournot (Cournot equilibrium) atau Cournot (Cournot poin). Dalam diagram keseimbangan cournot terjadi dititik C. Pada titik Cournot terjadi keseimbangan yang stabil, setiap gerakan menajuhi titik itu akan didorong untuk kembali ke titik keseimbangan, dimana masing-masing menghasilkan 1/3 dari output total industry. Model ini dapat dikembangkan untuk lebih dari dua perusahaan yang bersaing. Apabila terdapat n perusahaan dalam industry, maka masing-masing perusahaan akan menghasilkan 1/ (n + 1) dari output total industry, atau secara bersama-sama mereka menghasilkan sebanyak n/ (n + 1) dari output total industry.
6
2.5 Model Bertrand dan Keseimbangan Bertrand
Bertrand mengetengahkan model duopolinya ini pada tahun 1883. Model ini berbeda dengan model Cournot (tahun 1838). Asumsi yang dipakai Bertrand bahwa setiap perusahaan mengharapkan para pesaingnya akan tetap mempertahankan harga barangnya secara konstan, dengan tidak mengindahkan keputusannya sendiri tentang harga. Dengan demikian berarti setiap perusahaan menetapkan harga barangnya atas dasar permintaan pasar dengan tujuan memaksimumkan labanya atas dasar asumsi bahwa harga para pesaing konstan. Model ini mungkin dipresentasikan dengan peralatan analisis dari fungsi-fungsi reaksi tertentu dari duopolis. Dalam model Bertrand kurva reaksi berasal dari isoprofit-maps yang cembung (convex) terhadap sumbu dimana dapat mengukur harga duopolis. Setiap kurva isoprofit dari perusahaan A menunjukkan tingkat laba yang sama yang akan meluas ke A dari berbagai tingkat harga yang ditentukan oleh perusahaan ini dan pesaingnya. Kurva isoprofit A cembung terhadap sumbu harganya (PA). Bentuk kurva tersebut menunjukkan kenyataan bahwa perusahaan A harus menurunkan harga barangnya sampai mencapai tingkat tertentu (titik e), bertemu dengan potongan harga pesaing dengan maksud menjaga tingkat laba di titik AA2. Kalau tingkat harga telah tercapai dan bila perusahaan B terus memotong harganya menyebabkan perusahaan A tidak akan menerima laba. Sama halnya apabila perusahaan A mempertahankan harga barangnya di PAe. Contohnya apabila perusahaan B memotong harga barangnya di PB perusahaan A akan berada dikurva isoprofit 𝜋A1 yang merupakan tingkat laba yang rendah. Pengurangan laba perusahaan A akibat penurunan harga, penurunan output di luar tingkat optimum penggunaan mesin, sebagai konsekuensi meningkatnya biaya. Dengan begitu, lebih rendahnya kurva 7
isoprofit berarti lebih rendah dari pada tingkat laba yang terjadi. Dapat dikemukakan bahwa terhadap sesuatu harga yang ditentukan oleh perusahaan B ini akan merupakan harga yang unik bagi perusahaan A yang merupakan laba minimum terakhir. Harga laba maksimum ditentukan pada titik terendah pada kurva isoprofit tertinggi yang dapat dicapai. Titik-titik minimum dari kurva tersebut masing-masing terletak kearah sebelah kanan. Refleksi dari kenyataan bahwa bila perusahaan A bergerak kearah laba yang lebih tinggi akan menguntungkan beberapa langganan perusahaan B bila perusahaan tersebut menaikkan harga barangnya. Hal yang sama akan terjadi kalau perusahaan A juga menaikkan harga barangnya. Bila dari beberapa titik terendah kurva isoprofit yang berbeda digabungkan maka akan diperoleh kurva reaksi (reaksi perkiraan) perusahaan A. Ini merupakan kedudukan titik titik laba maksimum, dimana A dapat memperolehnya dengan cara menentukan harga tertentu dengan harga dari pesaing tetap. Kurva reaksi perusahaan B dapat diperoleh dengan cara yang sama, dengan menggabungkan titik-titik terendah kurva isoprofit.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N.Gregory (2006) Pengantar Ekonomi Mikro,Edisi ke 3, Diterjemahkan oleh : Sungkono Chriswan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Panorama, M. 2016. Struktur Pasar:Analisis Menggunakan Kurva. Yogyakarta: Idea Press. Rahardja P. dan M. Manurung. 2010. Teori Ekonomi Mikro; Suatu Pengantar. Edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. https://kuliahfreddy.files.wordpress.com/2018/09/bab-11.pdf
9