Rmk Audit Presen.docx

  • Uploaded by: shinta kusuma
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rmk Audit Presen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,313
  • Pages: 8
RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN 1 “STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN”

Oleh: Made Swari Praba Waloka (170753211) Made Adi Saputra Karya (17075321) I Wayan Agung Shinta Kusumawardani (1707532137)

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM REGULER DENPASAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019

PEMBAHASAN

1. Standar Pekerjaan Lapangan Standar pelaksanaan audit memberikan pedoman kepada auditor tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan audit sehingga hasil auditnya mencapai mutu yang diharapkan. Dengan kata lain standar pekerjaan lapangan merumuskan ukuran yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan audit khususnya oleh auditor independen. Standar pelaksanaan audit memuat tiga pedoman yang meliputi: a. Keharusan bagi auditor untuk mengadakan perencanaan sebaik-baiknya terhadap semua tahap audit dan ditiadakannya supervisi dengan semestinya terhadap tenaga-tenaga pembantunya. Artinya pekerjaan mengaudit harus direncanakan secara memadai agar audit dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit dan perancangan program

audit

untuk

melaksanakan audit.

Meskipun auditor boleh

mempekerjakan para asisten, tetapi tanggung jawab atas pekerjaan tersebut tetap berada di tangan auditor. Oleh karena itu, auditor harus mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasipara asistennya. b. Keharusan bagi auditor untuk memahami struktur pengendalian intern kliennya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk meletakkan keyakinan dan kepercayaan auditor bahwa laporan keuangan yang diperiksa dihasilkan dari suatu sistem yang menjamin ketelitian dan kebebasan dari kesalahan dan kecurangan. Akhirnya auditor dapat merencanakan auditnya dan menentukan sifat, waktu dan luasnya pengujian yang harus dilakukan secara lebih tepat. Maka dari itu pengendalian intern sangat penting dalam melakukan pengauditan agar keandalan data dan keuangan yang dihasilkan sistem akuntansi dan keamanan aset. Pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien akan digunakan untuk: 

Mengidentifikasi salah saji yang potensial.



Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material.



Merancang pengujian substantif.

c. Keharusan bagi auditor untuk memperoleh bukti yang kompeten dan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebijaksanaan atau pertimbangan

profesionalnya, pendapatnya.

untuk Auditor,

digunakan berdasarkan

sebagai

dasar

kemahiran

dalam

memberikan

profesionalnya,

haruus

menentukan jenis dan banyaknya bukti yang diperlukan pada setiap keadaan dan menentukan cara-cara yang harus ditempuh untuk memperoleh bukti-bukti tersebut. Audit juga harus menghimpun evidential matter (hal-hal yang bersifat membuktikan dan tidak sekedar evident atau bukti konkrit sebagai dasar untuk menyatakan) pendapat atas laporan keuangan klien. Yang dimaksud dengan evidential matter misalnya pengetahuan yang ada di pikiran auditor mengenai uang yang sebenarnya dikeluarkan untuk membeli suatu aktiva. Sebagai contoh A mengeluarkan uang Rp 100.000.000,00 untuk membeli mesin tetapi ia memperoleh kuitansi atas pembelian itu sebesar Rp 150.000.000,00. Auditor harus berusaha mencari dan menemukan evidential matter (Rp 100.000.000,00) dan tidak sekedar evident yang berupa cek sebesar Rp 150.000.000,00 tersebut. Auditor harus menggunakan judgement profesional dalam menentukan kecukupan jumlah, kualitas, dan kompetensi bukti yang diperlukan. Di bawah ini tabel perbandingan evidence dan evidential matter. No.

1.

Evidence

Evidentia Matter

Ada diluar benak atau kesadaran

Ada di dalam benak atau kesadaran

auditor

intelektual dan mental auditor

Bersifat konkrit dan empiris

Bersifat abstrak

Realitas objektif

Realitas subjektif

Realitas substantif

Realitas bentu

2. 3. 4.

Perencanaan auditing menyangkut penyusunan strategi yang menyeluruh dari tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam audit. Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas dan waktu dari pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Sebelum menyusun rencana audit yang tetap (final) maka terlebih dahulu harus diperoleh informasi tentang kliennya dan memahami karakterisitik usahanya; informasi-informasi itu antara lain sebagai berikut:

 Hal-hal yang berhubungan dengan usaha dan industri dimana klien tergolong kedalamnya, yang akan dapat membantu auditor untuk mengidentifikasikan permasalahan yang memerlukan pertimbangan khusus, menilai kewajaran estimasi-estimasi yang dilakukan manajemen dan kewajaran representasi manajemen, dan mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya.  Informasi tentang organisasi dan operasi perusahaan, praktik pemasaran dan distribusi, kebijaksanaan dan prosedur akuntansi.  Informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku yang mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap operasi klien, termasuk peraturan mengenai perpajakan.  Metode yang digunakan perusahaan untuk mengolah informasi akuntansi yang penting, termasuk penggunaan jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi yang penting.  Informasi mengenai struktur pengendalian intern yang digunakan klien, sehingga dapat diadakan antisipasi mengenai seberapa jauh pengendalian intern tersebut dapat diandalkan, dan penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.  Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengujian seperti kemungkinan adanya kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.  Pertimbangan awal tentang materialitas untuk tujuan audit dan sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas. Prosedur yang dapat dilaksanakan oleh auditor untuk memperoleh informasi umum dan karakteristik kliennya dan dalam menyusun rencana pemeriksaan adalah:  Pengkajian kembali arsip korespondensi dengan klien, kertas kerja tahun sebelumnya, arsip kertas kerja permanen, laporan keuangan dan laporan audit dari tahun-tahun sebelumya.  Mengadakan

diskusi

mengenai

masalah-masalah

yang

mempengaruhi audit dengan karyawan yang bertanggung jawab.

mungkin

 Berwawancara dengan klien mengenai perkembangan-perkembangan usaha terakhir yang mempengaruhi perusahaan.  Mempelajari laporan keuangan interim dari tahun yang diperiksa.  Mengadakan diskusi mengenai type, lingkup dan saat pelaksanaan anda dengan pimpinan perusahaan, dewan komisaris, atau komisi audit dari perusahaan klien.  Mempertimbangkan pengaruh dari ketentuan-ketentuan mengenai prinsipprinsip akuntansi dan prosedur-prosedur auditing dari lembaga-lembaga yang berwenang dalam profesi akuntansi, terutama ketentuan-ketentuan yang baru.  Mengkoordinasikan para karyawan perusahaan klien yang ditunjuk untuk membantu auditor dalam mempersiapkan data yang diperlukan.  Menentukan keterlibatan para konsultan, spesialis, dan staf auditor intern, kalau ada, dalam pelaksanaan audit.  Menyusun jadwal pelaksanaan audit.  Menentukan personalia anggota team audit dan mengkoordinasikannya. Di samping prosedur-prosedur tersebut, auditor dapat pula melakukan prosedur lainnya dalam memperoleh informasi mengenai kliennya, misalnya:  Memperoleh dan mempelajari majalah-majalah, brosur, textbook, atau buletin khusus yang diterbitkan oleh industri tertentu.  Memperoleh dan mempelajari nonfinancial recrd yang terdiri dari akte pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga, kontrak-kontrak, notulen rapat dewan direksi dan pemegang sahan dan lain-lain.  Melihat secara langsung ke perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tata letak pabrik, mengetahui lokasi catatan akuntansi dan bertatap muka dengan karyawan kunci.  Memperoleh dan mempelajari buku-buku pedoman yang dimiliki oleh klien, misalnya pedoman organisasi, pedoman prosedur atau pedoman prosedur. Pengetahuan mengenai karakteristik usaha klien harus sedemikian rupa tingkatannya sehingga memungkinkan auditor memahami peristiwa-peristiwa, transaksi-transaksi dan praktik-praktik ang menurut pertimbangannya mempunyai pengaruh yang materiil terhadap laporan keungan. Pengetahuan mengenai usaha perusahaan membantu auditor dalam:

 Mengidentifikasikan

masalah-masalah

yang

mungkin

memerlukan

perhatian khusus.  Menilai keadaan-keadaan yang melingkupi pengumpulan, pemrosesan, pengreviewan, dan pelaporan data akuntansi.  Menilai kewajaran taksiran-taksiran yang dibuat perusahaan, seperti penilaian persediaan, penentuan besarnya penyusutan aktiva tetap, penentuan besarnya cadangan kerugian piutang, dan penentuan besarnya presentase penyelesaian kontrak jangka panjang.  Menilai kewajaran pernyataan-pernyataan pimpinan perusahaan baik tertulis maupun tidak.  Mempertimbangkan ketepatan penerapan prinsip-prinsip akuntansi dan kecukupan pengungkapan-pengungkapan di dalam laporan keuangan. Dalam menyusun rencana auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis yang akan dapat membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asistennya mengenai pekerjaan yang harus dilakukannya. Program audit harus menggariskan secara rinci prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk memperoleh bukti yang kompeten dan cukup serta untuk mencapai tujuan audit. Dalam melaksanakan audit biasanya digunakan tenaga pembantu (asisten akuntan) maupun akuntan yang masih yunior dalam arti belum banyak pengalamannya dalam bidang auditing. Dalam hal yang demikian ini bimbingan dan superivisi akuntan senior merupakan hal yang sangat diperlukan, karena para asisten maupun akuntan junior kemungkinan belum mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap auditing secara keseluruhan. Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam pencapaian tujuan audit. Akuntan senior harus memberi pengarahan usahausaha

mereka

agar

bisa

tercapainya

tujuan-tujuan

auditing.

Unsur-unsur

pembimbingan ini dapat berupa instruksi-instruksi kepada mereka baik berupa:  Pengarahan langsung maupun melalui program audit yang jelas dan terperinci,  Digunakannya kertas kerja yang dirancang dan direncanakan dengan baik,  Review atau penilaian terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh asisten pada setiap tahap audit.

2. Unsur-Unsur Standar Pekerjaan Lapangan 3. Tahap-Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan

DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan), Edisi Keempat, Jilid 1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Halim, Abdul. ___ . Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan), Edisi Kelima, Jilid 1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Munawir, H. S. ___ . Auditing Modern Buku 1, Edisi _____. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Related Documents

Rmk Audit 8.docx
November 2019 20
Rmk Audit 7.docx
November 2019 20
Rmk Audit Presen.docx
December 2019 25
Rmk Audit 9.docx
November 2019 16
Rmk
June 2020 28
Rmk
October 2019 46

More Documents from "Muhammad Shinzuko"

Tugas 1 Kl.4.docx
December 2019 15
Rmk 5.docx
October 2019 18
Organisasi Nirlaba 1.docx
December 2019 25
Rmk Audit Presen.docx
December 2019 25
Kata Pengantar.docx
December 2019 10