RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
I. SYARAT- SYARAT UMUM TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
1
PASAL 1 - Umum
1
PASAL 2 - Persyaratan Pelaksanaan 1 2.1.Kontraktor
3
2.2.Koordinasi Dengan Pihak Lain
4
2.3.Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal
4
2.4.Pengawasan Instalasi
5
2.5.Pembersihan Lapangan
6
2.6.Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pendidikan
6
2.7.Service dan Garansi
7
2.8.Izin8 2.9.Korelasi Pekerjaan
8
2.10.Sub Kontraktor
10
2.11.Site Manager
10
2.12.Bahan.
10
PASAL 3 - Lingkup Pekerjaan
II. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
13
PASAL 4 - SYARAT- SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI
13
4.1Umum
13
4.2.Lingkup Pekerjaan
13
4.3.Teknis Pelaksanaan
14
4.4.Instalasi Air Bersih
16
4.5.Instalasi Air Panas
22
4.6.Instalasi Air Kotor/ Air Buangan 25 PASAL 5 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PERLAWANAN KEBAKARAN (FIRE FIGHTING)
24
5.1 Lingkup Pekerjaan
24
5.2 Sistem Dan Persyaratan Operasi
25
5.3 Peralatan dan Pemipaan
26
5.4.Persyaratan Pemasangan
28
PASAL 6 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SISTEM TATA-UDARA (AC) DAN PENGHAWAAN / VENTILASI
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
30
ME ME-i
PT. URBANE INDONESIA
6.1 Lingkup Pekerjaan
30
6.2 Kondisi Dan Operasi Sistem
30
6.3.Pekerjaan Pemipaan Refrijeran Dan Kondensat
31
6.4.Pekerjaan Saluran Udara (Ducting)
33
PASAL 7 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SISTEM DIESEL GENERATOR SET
52 7.1.Lingkup Pekerjaan
52
7.2.Operasi Sistem Emergency
53
7.3.Unit Diesel Generating Set
53
7.4.Rating Dan Klasifikasi
53
7.5Diesel Engine
54
7.6.Alternator
58
7.7.Panel Kontrol Generator
59
7.8.Persyaratan Instalasi
61
7.9.Persyaratan Bahan Instalasi
62
7.10.Persyaratan Pemasangan
66
PASAL 8 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEVATOR (LIFT)
69
8.1.Lingkup Pekerjaan
69
8.2.Ketentuan Umum
69
8.3.Passenger dan Service Elevator
70
8.4.Testing dan Commissioning
76
III. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL dan ELEKTRONIK
77
PASAL 9 - Syarat- Syarat Teknis Instalasi Listrik
77
9.1.Umum
77
9.2.Prinsip Penyediaan Daya Listrik.
77
9.3.Lingkup Pekerjaan
78
9.4.Gambar- Gambar
78
9.5.Ketentuan- Ketentuan Instalasi
79
9.6.Peralatan Penerangan.
94
9.7.Pengujian, Penyetelan Peralatan Dan Sistem
95
PASAL 10 - SARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
96
10.1.LINGKUP PEKERJAAN
96
10.2.Elektroda Penangkal Petir / Air Termination
97
10.3.Hantaran Turun
97
10.4.Elektroda Pembumian
97
10.5.Bak Kontrol / Terminal Penyambungan
98
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-ii
PT. URBANE INDONESIA
10.6.Penyangga Dan Klem
98
PASAL 11 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SISTEM KOMUNIKASI TELEPON
98
11.1.Lingkup Pekerjaan
98
11.2Kemampuan Operasi
99
11.3.Sentral Telepon Langganan Otomatis
101
11.4.Sistem Pembumian Untuk Pengaman
103
11.5 Pemasangan
104
PASAL 12 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENGINDERA KEBAKARAN (FIRE ALARM SYSTEM
105
12.1 Lingkup Pekerjaan
105
12.2 Penjelasan Sistem
106
12.3 Kemampuan Operasi....................................................................................................... 107 12.4.Fire Detection dan Signaling........................................................................................... 107 12.5.Pemutusan Aliran Listrik.................................................................................................. 108 12.6.Pusat Kontrol..................................................................................................................... 108 12.7.Peralatan Pendeteksi (Iniating Devices)....................................................................... 109 12.8.Peralatan Tanda Alarm.................................................................................................... 112 12.9.Kabel Instalasi................................................................................................................... 113 PASAL 13 - SYARAT- SYARAT TEKNIS PEKERJAAN TATA SUARA........................................ 113 13.1.Umum................................................................................................................................. 113 13.2 Lingkup Pekerjaan............................................................................................................ 113 13.3.Prinsip Perencanaan........................................................................................................ 114 13.4.Background Music............................................................................................................ 114 13.5.Cabinet Racks................................................................................................................... 116 13.6.Persyaratan Umum Kontraktor Pelaksana................................................................... 116 13.7.Pelaksanaan Pekerjaan...................................................................................................117 13.8.Pengujian........................................................................................................................... 117 PASAL 14 - PEKERJAAN INSTALASI CCTV....................................................................................118 14.9.Umum................................................................................................................................. 118 14.10.Peralatan Yang Digunakan........................................................................................... 118 14.11.Closed Circuit Televission Camera (CCTV)...............................................................118
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-iii
PT. URBANE INDONESIA
I. SYARAT- SYARAT UMUM TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL PASAL 1 - Umum Syarat- syarat umum instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas / menambahkan hal- hal yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat- syarat Administratif. Dalam hal ini Rencana Kerja dan Syarat- syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat- syarat Umum Teknis Mekanikal / Elektrikal & Plambing. PASAL 2 - Persyaratan Pelaksanaan Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan Undang- undang dan Peraturan- peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan- ketentuan dari Kementrian Tenaga Kerja. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat- syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan / Pengawas. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Mekanikal/Elektrikal, untuk dapat dipertanggung- jawabkan. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Konsultan / Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan / Pengawas. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung- jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas. Semua biaya dan pengurusan perizinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung- jawab Kontraktor. Semua syarat- syarat penerimaan bahan- bahan, peralatan, cara- cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain- lain, untuk sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuai dengan standar- standar sebagai berikut : a. Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 1987. b. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya. c. Peraturan- peraturan yang telah ditentukan Pemda setempat . d. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-1
PT. URBANE INDONESIA
e. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 59/DP/1980. f.
Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
g. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air
buangan,
rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan. h. Peraturan Instalasi Air Minum dari PDAM Kabupaten Pacitan Jawa Timur. i.
Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).
j.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan. k. Peraturan- peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll. l.
Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
m. Peraturan- peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam gambar- gambar. n. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI). o. Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU). p. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada
Bangunan
Gedung tahun 1985 (Departemen PU). q. N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap. r.
Peraturan Telekomunikasi 1989.
s. Peraturan- peraturan lain yang berlaku setempat. Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal / Elektrikal ini selain dari persyaratan- persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. Pekerjaan dianggap selesai apabila : a. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan / Pengawas. b. Semua persoalan
mengenai
kontrak dengan pemberi Tugas telah dipenuhi,
sehingga Konsultan dapat membenarkannya. c. Seluruh instalasi
terpasang telah ditest, bersama- sama dengan Konsultan /
Pengawas dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis. 2.1.
Kontraktor 2.1.1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-2
PT. URBANE INDONESIA
2.1.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai. 2.1.3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PLN Kelas B untuk pekerjaan instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan
plumbing
dan
kebakaran
(pemipaan)
penanggung- jawab di bidangnya masing - masing.
sebagai Kontraktor
bertanggung- jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga akhli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan. 2.1.4. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan- peraturan di lapangan yang ditentukan oleh Konsultan / Pengawas. 2.1.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang- undang, peraturan- peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan standar unit- unit
peralatan,
internasional, persyaratan pabrik pembuat buku- buku
dokumen
pelelangan,
bundel
gambar- gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan. 2.1.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen- dokumen pelelangan, gambar- gambar atau lainnya terdapat hal- hal yang kurang jelas. 2.1.7. Kontraktor
wajib
mempelajari
dan
memeriksa
juga
pekerjaan- pekerjaan pelaksanaan dari pihak- pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. 2.1.8. Bilamana
sampai
terjadi
gangguan,
maka
Kontraktor
wajib
mengerjakan saran- saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung- jawab atas segala kerugian- kerugian yang ditimbulkan.
2.2. Koordinasi Dengan Pihak Lain 2.2.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-3
PT. URBANE INDONESIA
pekerjaan lainnya atas petunjuk akhli sebelum pengerjaan
dimulai
maupun pada waktu pelaksanaan. 2.2.2. Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari. 2.2.3. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya
koordinasi
menjadi
tanggung - jawab Kontraktor. 2.2.4. Kontraktor wajib bekerja- sama dengan pihak- pihak
lainnya
demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor sipil maupun arsitektur. 2.2.5. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak- pihak lainnya, agar sejauh / sedapat mungkin digunakan peralatan- peralatan yang seragam dan merk
yang
sama
untuk
seluruh
proyek
ini
agar
mudah
pemeliharaannya. 2.2.6. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung- jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini. 2.2.7. Kontraktor harus mengizinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada
Kontraktor
lainnya
untuk
melakukan
penyambungan
kabel- kabel, pemasangan sensor- sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain- lainnya pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar sistem Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung- jawab penuh atas peralatan - peralatannya tersebut. 2.3. Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan / Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti. Dalam hal ini Pemberi Tugas dapat menunjuk Pihak Ketiga untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan
tanggung- jawab Kontraktor.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-4
PT. URBANE INDONESIA
2.4. Pengawasan Instalasi 2.4.1. Shop Drawing. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila
gambar kerja telah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan / Pengawas. 2.4.2. Kontraktor
harus
memberikan
contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan / Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK. 2.4.3. Kontraktor
harus
membuat
jadual / skedul
waktu pelaksanaan,
skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan planning
network
yang terrinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan
kepada Konsultan / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Skedul dan network planing harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah menerima SPK. 2.4.4. Kontraktor harus mengadakan : a. Laporan kegiatan pekerjaan harian b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto- foto dokumentasi. 2.4.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Konsultan / Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan
bahwa
tahap
pekerjaan sistem Elektrikal dan
Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap- tahap
pekerjaan
sistem
berdasarkan pada jadual perincian
ini
waktu
ditentukan
kemudian,
yang diserahkan oleh
Kontraktor. 2.4.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal ini harus
dihadiri pihak
Konsultan /
Pengawas, Konsultan, Ahli atau pihak- pihak lain yang ditunjuk oleh Konsultan / Pengawas. Untuk ini harus
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-5
dibuatkan berita acaranya PT. URBANE INDONESIA
bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah diterapkan. Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung- jawab Kontraktor. 2.4.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan / Pengawas atau Ahli yang
ditugaskan
apabila
sekiranya
terjadi
kesulitan
atau
gangguan- gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan. 2.4.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Konsultan / Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor. 2.5. Pembersihan Lapangan 2.5.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang digunakan. 2.5.2. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak- pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut. 2.5.3. Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan. 2.5.4. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan Portable Fire Extinguisher class A/B/C (6 kg) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya Kontraktor. 2.6. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pendidikan 2.6.1. Pada saat penyerahan untuk pertama
kali, Kontraktor harus
menyerahkan : a. gambar- gambar jadi (as- built drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk soft copy sebanyak 1 (satu) set. b. katalog spare- parts. c. buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia. d. buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini juga dalam bahasa Indonesia.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-6
PT. URBANE INDONESIA
Data- data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Konsultan / Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data- data tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan 100 %. 2.6.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas- petugas teknik yang ditunjuk oleh Konsultan / Pengawas secara cuma- cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 orang selama 3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan sesudah penyerahan pertama proyek ini dilakukan. Kontraktor harus mengajukan rencana sistem pendidikan ini terlebih dahulu kepada Konsultan / Pengawas. Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung- jawab Kontraktor. 2.6.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan / Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Konsultan / Pengawas. 2.7. Service dan Garansi Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 6 Bulan sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan / Pengawas secara baik (setelah masa pemeliharaan). 2.7.1. Kontraktor harus bertanggung- jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. 2.7.2. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang- barang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah- terimakan untuk pertama kalinya. 2.7.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal / Elektrikal dan mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-7
PT. URBANE INDONESIA
2.7.4. Kontraktor harus memberikan service secara cuma- cuma untuk seluruh sistem Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah- terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua. 2.8. Izin 2.8.1. Semua izin- izin dan persyaratan- persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor. 2.8.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain- lain, beserta keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Konsultan / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor. 2.8.3. Kontraktor harus bertanggung- jawab atas penggunaan alat- alat yang dipatentkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya- biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di atas. 2.8.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Konsultan / Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan. 2.8.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan / Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur). 2.8.6. Kontraktor harus mendapatkan izin- izin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. 2.8.7. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB. 2.9. Korelasi Pekerjaan 2.9.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal/Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-8
PT. URBANE INDONESIA
sudah
memperhitungkan
pengangkutan
tanah
bekas
galian
/
pembersihan. 2.9.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang- lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai, langit- langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing- nya kembali. 2.9.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel- kabel listrik dari peralatan- peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor listrik sesuai dengan gambar dokumen tender. Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung- jawab Kontraktor. 2.9.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data- data, ukuran- ukuran, gambar- gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan / Pengawas untuk mendapat persetujuan. 2.9.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik,
saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan
terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Konsultan / Pengawas. 2.9.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit- langit dan lain- lain, harus diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis. 2.9.7. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan / Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor. 2.9.8. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas- bekas pembobokan. 2.9.9. Selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya. Jika
hal
ini
tidak
dilaksanakan,
maka
segala
akibatnya
menjadi
tanggung- jawab Kontraktor.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-9
PT. URBANE INDONESIA
2.10. Sub Kontraktor 2.10.1. Apabila diperlukan tenaga- tenaga akhli khusus karena tenaga- tenaga pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain- lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya
kepada Sub
Kontraktor lain setelah
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan / Pengawas. 2.10.2. Kontraktor masih harus bertanggung- jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap
pekerjaan
yang
diserahkan
kepada
Sub
Kontraktor
(di- subkontrak- kan). 2.11. Site Manager 2.11.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang Site Manager yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan kontrak untuk mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung- jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada proyek ini dan harus selalu berada di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya. 2.11.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada saat penawaran dilakukan. 2.11.3. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Konsultan / Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk
kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus
menggantinya dengan orang lain. 2.11.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, Penanda- tangan kontrak yang harus bertindak sebagai Site Manager. 2.12. Bahan. 2.12.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama Mekanikal / Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup- katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data- data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-10
PT. URBANE INDONESIA
brosur- brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas. 2.12.2. Apabila ada data- data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan di dalam gambar- gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. 2.12.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor. 2.12.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan- bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang. 2.12.5. Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan lama, bekas dipergunakan, bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan- bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor. 2.12.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site sebelum contoh atau brosurnya disetujui oleh Konsultan / Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan / pengawas.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan
tersebut segera akan dimusnahkan. PASAL 3 - Lingkup Pekerjaan Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan
pengadaan
bahan- bahan serta peralatan- peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat- alat,
pemasangan, termasuk pengadaan
listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan- keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-11
PT. URBANE INDONESIA
adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat- syarat Khusus Teknik) : 3.1. Sistem Mekanikal. 3.1.1. Instalasi Plumbing Air Bersih, Air Panas ,Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan dan Bio Septic. 3.1.2. Instalasi Air Conditioning (AC) 3.1.3. Instalasi Pemadam Kebakaran APAR 3.1.4. Instalasi Genset dan kelengkapannya 3.1.5. Instalasi Lift SERVICE(LIFT BARANG) 3.2. Sistem Elektrikal. 3.2.1. Instalasi sistem Listrik lengkap berikut panel- panel daya 3.2.2. Instalasi Penangkal Petir 3.2.3. Instalasi Pengindera Kebakaran / Fire Alarm 3.2.4. Instalasi Sound system/Tata Suara 3.2.5. Instalasi Telpon dan Data 3.2.6. Instalasi CCTV 3.2.7. Instalasi MATV 3.3. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar- gambar yang ada. 3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak. 3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. 3.6. Apabila
sampai
terjadi
kelalaian
dan
kekurangan,
Kontraktor
harus
bertanggung- jawab atas kerugian- kerugian yang mungkin terjadi. 3.7. Semua
pengadaan,
pemasangan
dan
pengujian
pekerjaan
instalasi
Mekanikal/Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya. 3.8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal- klausal / butir- butir yang ditulis / disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya. 3.9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal / Elektrikal segala biaya pengujian di pabrik pembuatnya dan memberikan izin
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-12
PT. URBANE INDONESIA
untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Sistem pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-13
PT. URBANE INDONESIA
II. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL PASAL 4 - SYARAT- SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI 4.1.
Umum Syarat- syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan plumbing / sanitasi. Sumber air bersih ini berasal dari jaringan distribusi air bersih yang disuplay dari Sumber Air Utama Sumur Dalam
( Deep Well ) atau Sumur Semi Deep Well dan
cadangan bisa juga sumber air bersih didapat dari jalur pipa PDAM langsung disalurkan ke Ground Tank dan kemudian dipompa ke tangki atas bangunan (Roof Tank) sesuai dengan gambar rencana. Dalam hal ini Syarat- syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat- Syarat Teknis ini. 4.2.
Lingkup Pekerjaan Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas, air hujan dan penyediaan air bersih dan penyediaan air panas) di dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun
bagian- bagiannya,
seperti
yang
tertera
pada
gambar- gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan. Ketentuan- ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat- syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah : pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat- syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat- syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen. Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-13
PT. URBANE INDONESIA
4.2.1. Instalasi Air Bersih. a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya. b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta peralatan- peralatannya. c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor. d. Pengujian terhadap kebocoran pipa- pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman. e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site. 4.2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan. a. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya. b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan
BIO SEPTIK TANK/
Sewage Treatment Plant (STP). c. Pembuatan BIO SEPTIK TANK lengkap dengan pemipaan vent- out dan filternya. d. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali. e. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis. f.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat- alat kerja yang diperlukan.
4.3.
Teknis Pelaksanaan 4.3.1. Umum a. Pengecatan.
Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan- bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing- masing.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-14
PT. URBANE INDONESIA
Pengecatan tidak diperlukan bila alat- alat sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium.
Untuk peralatan yang tampak, maka bahan- bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merek ICI atau setara dengan merek sebagai berikut : - pipa air bersih
: biru (ICI R 404- 41001)
- pipa drain / waste
: hitam (ICI R 404- 40009)
- gantungan / support : hitam (ICI R 404- 40009) - panah pengarah
: putih (ICI R 404- 101)
Kontraktor harus memberikan tanda- tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda- tanda yang hendak dipasang pada peralatan- peralatan itu kepada Konsultan / Pengawas. 4.3.2. Peralatan Kontraktor harus
menyediakan dan memasang pengumpul kotoran
pada tempat - tempat rendah tertutup. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat- tempat yang penting. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta simetris. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat - tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve beserta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara. 4.3.3. Ukuran (dimensi) Ukuran- ukuran pokok dan ukuran- ukuran detail yang terdapat pada gambar
harus
ditaati
oleh
Kontraktor.
Kontraktor
harus
meneliti
(mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat perbedaan antara suatu
dengan
yang
lain,
harus
segera
dibicarakan
dengan
Konsultan/Pengawas. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-15
PT. URBANE INDONESIA
pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan. 4.4.
Instalasi Air Bersih 4.4.1. Pipa Pipa dengan diameter 1 s/d 3, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures menggunakan Pipa Propilene PPR-PN 10 yang memenuhi standar. Pipa ex Wavin, TORO atau setara. 4.4.2. Fitting Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa. 4.4.3. Valves Valve dengan diameter lebih kecil dari 3 diperkenankan menggunakan sambungan ulir (screwed). Valve pada fixture terbuat dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya. Semua valve dari merek KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi). 4.4.4. Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve. Bak kontrol untuk pipa penyambungan dari jaringan utama sistem distribusi air bersih, dibuat dari beton tulangan besi yang dilengkapi dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci. 4.4.5. Pemasangan Pipa. a. Pipa Tegak Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor harus membuat alur- alur dan lubang- lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas- bekas dari bobokan. b. Pipa Mendatar Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger).
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-16
PT. URBANE INDONESIA
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan. c. Penyambungan Pipa Sambungan ulir Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm (1 1/2 ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak. Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
Sambungan Lem. Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
Sambungan Las. Sambungan las hanya diizinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las/elektrode yang sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan izin tertulis dari Konsultan / Pengawas. Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
Sleeves. Sleeve untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap / flens / water stop. Untuk pipa- pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-17
PT. URBANE INDONESIA
4.4.6. Penanaman Pipa di Dalam Tanah. a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. b.
Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa. d.
Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm dihitung dari atas pipa. f.
Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula. 4.4.7. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran. a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis sebesar 15 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan. b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor. c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan / Pengawas. d. Apabila
terjadi
kegagalan
dalam
pengujian
Kontraktor
harus
memperbaiki bagian- bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik. e. Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan listrik. 4.4.8. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run). Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan / Pengawas sampai sistem bisa bekerja dengan baik. 4.4.9. Pekerjaan Lain- lain. Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain- lainnya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula. 4.5.
Instalasi Air Panas
4.5.1. Pipa
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-18
PT. URBANE INDONESIA
Pipa dengan diameter 1 s/d 3, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures menggunakan Pipa Propilene PPR-PN 20 yang memenuhi standar. Pipa ex Wavin, TORO atau setara. 4.5.2. Fitting Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa. 4.5.3. Valves Valve dengan diameter lebih kecil dari 3 diperkenankan menggunakan sambungan ulir (screwed). Valve pada fixture terbuat dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya. Semua valve dari merek KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi). 4.5.4. Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve. Bak kontrol untuk pipa penyambungan dari jaringan utama sistem distribusi air bersih, dibuat dari beton tulangan besi yang dilengkapi dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci. 4.5.5. Pemasangan Pipa. a. Pipa Tegak Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor harus membuat alur- alur dan lubang- lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas- bekas dari bobokan. b. Pipa Mendatar Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
c. Penyambungan Pipa Sambungan ulir
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-19
PT. URBANE INDONESIA
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm (1 1/2 ). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak. Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
Sambungan Lem. Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
Sambungan Las. Sambungan las hanya diizinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las/elektrode yang sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan izin tertulis dari Konsultan / Pengawas. Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
Sleeves. Sleeve untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap / flens / water stop. Untuk pipa- pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk. 4.5.6. Penanaman Pipa di Dalam Tanah. a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. b.
Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-20
PT. URBANE INDONESIA
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa. d.
Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm dihitung dari atas pipa. f.
Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula. 4.5.7. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran. a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis sebesar 15 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan. b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor. c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan / Pengawas. d. Apabila
terjadi
kegagalan
dalam
pengujian
Kontraktor
harus
memperbaiki bagian- bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik. e. Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan listrik. 4.5.8. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run). Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan / Pengawas sampai sistem bisa bekerja dengan baik. 4.5.9. Pekerjaan Lain- lain. Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain- lainnya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula. 4.6.
Instalasi Air Kotor / Air Buangan 4.6.1. Material a. Pipa di dalam bangunan Pipa dengan ukuran 1.1/2“ – 6” baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-21
PT. URBANE INDONESIA
b. Pipa di Luar Bangunan. Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa PVC class AW. Pipa PVC ex RUCIKA atau setara. c. Accessories. Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection moulding. Floor drain dan clean out dari bahan stainless- steel. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl. 4.6.2. Cara Pemasangan Pipa. a. Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent). Pipa Mendatar Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 - 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai. Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan sudut 45
o
(misalnya Y branch dan
sebagainya) jenis long radius. b. Pipa di Dalam Tanah. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah/lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian
harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula. Penanaman pipa. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap- tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan. Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 - 2 % dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainasi. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-22
PT. URBANE INDONESIA
c. Pipa Saluran Luapan BIO SEPTIK TANK/STP. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan kemiringan 1 - 2 % dari titik permulaan BIO SEPTIK TANK/STP ke Resapan. Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 80 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa. 4.6.3. Penyambungan Pipa. a. Pipa PVC dengan diameter 3 Inch ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus disambung dengan rubber ring joint (RRJ). b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement. c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak. d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang akan saling melekat. e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas dari benda- benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa. 4.6.4. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out. Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya. 4.6.5. Pengujian. a. Seluruh sistem air kotor / buangan harus
diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung keperalatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2. b. Pengujian dilakukan dengan tekanan air
setelah
ujung pipa ke
peralatan ditutup rapat. c. Untuk pemipaan air kotor, air bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air. d. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air. e. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian
disediakan oleh
Kontraktor.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-23
PT. URBANE INDONESIA
f. Kontraktor
harus
memperbaiki
segala
cacat
dan
kekurangan- kekurangannya. g. Konsultan / Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu. h. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab Kontraktor. i. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil
pengujian dinyatakan
baik oleh Konsultan / Pengawas. PASAL 5 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN 5.1. lingkup Pekerjaan a. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik dalam Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ataupun yang tertera dalam Gambar Pelaksanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan
ketentuan pada
Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan ini. b. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : Pengadaan dan pemasangan unit Kotak hidran, Pilar hidran, tabung Fire Extinguisher Tabung APAR berikut isinya, dan lainnya secara lengkap. Pekerjaan lain yang masih termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan Persayaratan Teknis dan Gambar Pelaksanaan. c. Peralatan bantu dan pendukung yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci didalam gambar pelaksanaan dan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan. 5.2. SISTEM DAN PERSYARATAN OPERASI a. Sistem perlawanan kebakaran dengan bahan kimia yang diterapkan adalah : Tabung APAR (Portable Fire-extinguisher) jenis Dry Chemical Multi Purpuse. b. Standar yang diikuti adalah,
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-24
PT. URBANE INDONESIA
1) Surat keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No: 02/KPTS/1985, tentang
ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung. 2) Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI 5.3. Peralatan dan Pemipaan a) Jenis
:
Oblique cast iron landing valve dicat merah
terang, b) Ukuran
: 2,5 inch
c) Kelengkapan
: cap and chain, hose coupling, rising OSdanY stem,
handwheel operated, cadmium plated escutcheon. d) Standar,kelas : ANSI, 300 psi WOG. 1) Hydrant Pillar a) Jenis
: two-way hydrant pillar, cast iron dicat merah
b) Kelengkapan
: cap and chain, hose coupling, hydrant keys
c) Ukuran
: 4 x 2,5 inch
2) Standar
: ANSI, 300 psi WOG.
3) Siamesse Connection, a) Jenis
: bronze two-way.
b) Kelengkapan
:
check-valve, hose
coupling, cap
and
chain
dilengkapi cadmium plated escutcheon. c) Dimensi d) Standar
: :
4 x 2,5 x 2,5 inch
ANSI, 300 psi WOG.
4) Air Release Valve a) Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak hidran dalam bangunan. b) Jenis
:
cast-iron floating ball
c) Ukuran
:
0,75 inch connection, 1,625 inch valve
d) Standar,kelas :
ANSI, 300 psi WOG
5) Orifice Plate, a) Harus dipasang pada setiap katup
pengatur cabang pemipaan
sprinkler dan katup pengeluaran selang hidran untuk mengatur tekanan air pada keadaaan operasi sehingga sesuai dengan kriteria tekanan yang ditentukan oleh standar yang diikuti. b) Orifice plate boleh tidak dipasang bila ternyata dalam pemeriksaan ulang terhadap
tekanan
air
menunjukkan
besar
tekanan yang
memenuhi kriteria tekanan yang ditentukan oleh standar yang diikuti. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-25
PT. URBANE INDONESIA
6)
Alat Pemadam Api Ringan a) Portable Fire Extinguisher yang digunakan berisi bahan pemadam jenis dry chemical powder kelas A, B, C dengan kapasitas tabung sesuai dengan kelas pemadaman 2A-10B / NFPA.10 atau 2A / SKBI atau minimum 6 Kg. b) Extinguisher Head (Operating Head) dari jenis High Strength Non Corrosive dan dilengkapi dengan Discharge Hose yang mempunyai Discharge Nozzle. c) Tabung APAR dipasang di dalam bangunan di area koridor atau di area yang mudah dijangkau oleh oaring.
5.4. Persyaratan Pemasangan a) Dengan demikian segala metoda dan cara pengujian baik untuk pengujian sistem maupun pengujian pemipaan yang terdapat pada referensi diatas adalah mengikat dan merupakan bangian yang tidak terpisahkan dari
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan yang
diuraikan dalam Buku ini dan Gambar Pelaksanaan.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-26
PT. URBANE INDONESIA
PASAL 6 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SISTEM TATA-UDARA (AC) DAN PENGHAWAAN / VENTILASI 6.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan sistem tata-udara dan penghawaan meliputi : Instalasi AC system VRV adalah menggunakan Merk DAIKIN atau setara. a. Pengadaan dan pemasangan Indoor dan Outdoor unit dengan sistem distribusi dan ekstraksi udara beserta seluruh peralatan utama AC System VRV dengan Indoor Unit
jenis Wall Type , Ceiling Cassette dan Ceiling Mounted duct
beserta peralatan bantunya secara lengkap sampai sistem tersebut dapat beroperasi dengan baik. b. Pengadaan dan pemasangan Indoor Unit dan Outdoor Unit dengan sistem distribusi udara melalui ducting beserta seluruh peralatan utama AC VRV jenis Duct Type beserta peralatan control dan peralatan bantunya secara lengkap sampai sistem tersebut dapat beroperasi dengan baik. c. Pekerjaan Pemipaan Refrijeran dari Indoor Unit ke Condensing Unit / Outdoor Unit. d. Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainasi yang disediakan oleh plumbing . e. Pekerjaan Panel-Panel Daya Tegangan Rendah. f. Pekerjaan
Panel-panel Daya AC dan termasuk peralatan bantunya yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan system AC VRV g. Instalasi Daya h. Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, Unit Outdoor dan Indoor , Exhaust Fan, motor-motor listrik pada peralatan Sistem VAC sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-27
PT. URBANE INDONESIA
i. Pekerjaan Balancing, Testing dan Commisioning terhadap seluruh sistem VAC sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk penyediaan peralatan uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara lengkap. Pembuatan buku manual operasi dan jadual perawatan rutin maupun berkala sampai dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part number list untuk setiap peralatan/unit-mesin yang dipasang dan segala keperluan operasi lainnya untuk seluruh peralatan dalam sistem ini. 6.2. Kondisi Dan Operasi Sistem a. Sistem yang diterapkan adalah, 1) Sistem Direct Expansion AC dengan jenis Duct type Connection , dan Wall Type. 2) Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem AC VRV ini adalah, a) Indoor unit b) Outdoor unit b. Operasi sistem AC Pengatur temperatur ruangan dilakukan dengan thermostat c. Kondisi desain, : 23 ± 1 oC
1) Suhu ruangan 2) Kelembaban nisbi
: 60 + 10 % RH
3) Fresh air ventilation : ASHRAE Standar 62-1981. 6.3. Pekerjaan Pemipaan Refrijeran Dan Kondensat 6.3.1. Persyaratan Umum Pemipaan Bahan Refrigerant adalah dari tipe R410. 1) Harus mengikuti Safety Code for Mechanical Refrijeration ASA-B9.1-1965 dan Code for Refrigerant Piping ASA-B3.5-1962. 2) Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Pelaksanaan dengan peraturan / rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada
Konsultan/
Pengawas
untuk
mendapatkan
penyelesaian. 3) Suction Line. a) Harus dibuat dengan Total Pressure Drop maksimum 3 psi (setara dengan perubahan temperatur sebanyak 2oC). b) Harus memiliki kecepatan aliran yang cukup untuk menghantarkan oli ke Compressor. c) Harus diisolasi dengan lapisan isolasi yang khusus untuk pipa refrijeran. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-28
PT. URBANE INDONESIA
d) Harus dilapisi dengan Vapor Barrier dari bahan Aluminium Foil, untuk pemipaan yang langsung terkena sinar matahari. e) Harus dibuat Suction Line Loop untuk Evaporator yang lokasinya lebih tinggi dari Compressor. 4) Liquid Line. a) Harus dibuat dengan Total Pressure Drop antara 3 sampai 6 psi (setaraf dengan perubahan temperatur 1 - 2o). b) Refrijeran harus pada tingkat keadaan Sub Cooling pada saat mencapai Refrigerant Control Device. c) Sub-Cooling harus diperhitungkan untuk dapat mengatasi Friction Loss pada pipa dan Vertical Rise. d) Liquid Line yang berada di luar gedung, atau yang terkena sinar matahari langsung harus diisolasi seperti Suction Line. 6.3.2. Persyaratan Pemasangan Pipa Refrijeran 1) Sambungan. a) Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting. b) Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting sesuai dengan c) Standar ASA-B.16.181963. d) Harus dengan proses Hard Solder. e) Filter Material dengan Silver Base Alloy Melting for 1000 degree F. f)
Sambungan ke peralatan disesuaikan dengan outlet dari peralatan
tersebut. g) Proses soldering / brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Nitrogen pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpukan jelaga pada bagian dalam pipa sambungan / fitting / elbow. 2) Belokan-belokan
harus
menggunakan
elbow,
tidak
diizinkan
membengkokkan pipa untuk membuat belokan. 3) Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa ditest. 4) Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa. 6.3.3. Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrijeran 1) Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah tersedia tanpa merobek isolasi tersebut. 2) Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya. 3) Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus diganti. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-29
PT. URBANE INDONESIA
4) Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari langsung, harus dibungkus dengan Aluminium Foil. 5) Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga benar-benar rapat. 6) Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi. 7) Pada bagian Filter Driyer dan peralatan lainnya, isolasi menggunakan Foamed Plastic Insulating Tape. 6.3.4. Persyaratan Pemasangan Pipa Kondensat 1) Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1%. 2) Sambungan dengan Solvent Cement. 3) Pipa harus diisolasi dengan lapisan isolasi jenis Styrofoam yang sudah dicetak setengah pipa dan dibungkus dengan Aluminium Foil, Isolasi sampai penyambungan ke scope Kontraktor lain. 4) Fitting harus dari jenis Injection Moulded Fitting. 6.4. Pekerjaan Saluran Udara (Ducting) 6.4.1. Persyaratan Bahan 1) Saluran persegi empat dari bahan ducting PU a) Digunakan untuk saluran udara supply, return dan exhaust dari ruangan yang tidak menghasilkan udara yang mengandung asam maupun lemak. b) Daftar penggunaan bahan untuk saluran dengan kecepatan udara tidak lebih besar dari 500 fpm dan tekanan statik tidak lebih besar dari 2 in WG, menggunakan bahan yang sesuai dengan tabel di bawah ini, c) Standar mutu bahan adalah SII.0137-80. 2) Lubang Pengujian a) Harus disediakan lubang-lubang pengujian sesuai dengan tempattempat yang diberi notasi pada Gambar Pelaksanaan dan tempattempat lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan kondisi di lapangan. b) Lubang pengujian harus ditempatkan pada daerah dengan aliran turbulen yang sekecil mungkin. c) Lubang pengujian dibuat dengan melubangi saluran udara pada sisisisinya dengan diameter 50 mm, mengelilingi saluran udara pada setiap jarak seperti yang ditentukan oleh SMACNA. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-30
PT. URBANE INDONESIA
d) Lubang tersebut diberi tutup dari bahan karet penutup sehingga kedap udara dan dapat dibuka dengan mudah bila diperlukan. 3) Plenum dan lining akustik a)Plenum. Dibuat dari bahan dengan persyaratan dan ketentuan seperti pada pembuatan saluran udara. Dilengkapi dengan access door dan thermometer pengukur suhu udara. Harus dipasang lining akustik, pada sisi dalam plenum. b) Lining akustik. Harus dipasang pada sisi dalam saluran udara supply sepanjang seperti notasi pada Gambar Pelaksanaan. Bahan yang digunakan adalah Acoustic Rigid Board Insulation. Tujuan pemasangan lining akustik ialah untuk mendapatkan Noise Criteria berkisar sebagai berikut : Ruang kantor atau ruang kerja
:
NC range : 30 - 45,
Ruang Audio dan Video Control
:
NC range : 30 -
35, Ruang Studio 2 dan 3
:
NC range : 25 - 30,
Ruang Public/Lobby dan Gallery :
NC range : 35 - 40,
Apabila mesin yang dipasang oleh Kontraktor dapat menyebabkan atau menyebabkan Noise-Criteria di luar batas yang ditentukan di atas maka Kontraktor harus menyesuaikan panjang lining akustik yang
dipasang
dengan
kebutuhan
berdasarkan
hasil
perhitungan/pemeriksaan tersebut.
Ukuran saluran udara pada bagian yang dipasang lining akustik harus diperbesar dengan ditambahkan tebal lapisan lining akustik, terhadap ukuran pelat baja saluran yang tercantum pada Gambar Pelaksanaan.
4) Intake Fresh-air/Outdoor-air dan Exhaust a) Selama
tidak
dinyatakan
lain,
Intake-air
dan
Exhaust
Air
Chambers/Louvers harus disiapkan dan dipasang oleh Kontraktor. b) Louvers harus dari aluminium-louvers dilengkapi dengan birds-screen terbuat dari bahan yang sama dengan bahan louvers. c) Effective Face-area louvers aluminium, Tidak boleh lebih kecil dari 80 % total area MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-31
PT. URBANE INDONESIA
Sama dengan luas saluran udara yang disambungkan ke louver tersebut. d) Sisi-sisi ujung louvers yang dipasang pada dinding luar harus dilengkapi dengan penahan air hujan sehingga tidak akan terjadi percikan air hujan yang masuk/mengalir ke dalam saluran udara. e) Air chamber dibuat dari bahan yang sama dengan louver dan dicat dengan anti corrosive paint. 5) Air supply-return terminal a) Diffusers, grilles dan registers, Ukuran harus sesuai dengan ukuran yang dinyatakan dalam Gambar Pelaksanaan. Swirl Diffusers Type VDL spesial Diffuser yang dipasang di ruang Studio. Dari bahan aluminium powder coated finish dengan warna standar yang ditentukan kemudian oleh Konsultan/Pengawas. b) Circular, Square, Rectangular Diffuser,
Untuk penggunaan ceiling air supply-terminal Pattern distribusi selama tidak ditentukan lain harus dari jenis 4way. Dilengkapi dengan volume-damper yang dapat diatur dari dalam ruangan tanpa harus melepas langit-langit. Cone harus dapat dilepas tanpa menggunakan alat khusus untuk access ke dalam saluran udara. c) Register Harus dari bahan aluminium, dilengkapi dengan sponge rubber gaskets untuk mencegah kebocoran. Supply registers harus dari jenis adjustable double deflection. Dilengkapi dengan air volume damper dari jenis group operated, opposed blade, adjustable type yang diatur dengan kunci melalui sisi muka register. Exhaust dan return register harus dibuat sama dengan supply register dengan kekecualian dari jenis single deflection. d) Grilles, Harus memenuhi ketentuan yang sama dengan register dengan kekecualian tanpa volume damper. 6) Damper MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-32
PT. URBANE INDONESIA
a) Volume damper
Volume damper harus dari jenis louvers volume dampers kecuali bila dinyatakan secara jelas di dalam Gambar Pelaksanaan sebagai splitter dampers. Splitter dampers dipasang pada setiap percabangan untuk saluran udara supply/return/exhaust. Louvers volume dampers dipasang pada percabangan saluran udara utama, percabangan pada plenum atau lainnya sesuai dengan indikasi pada Gambar Pelaksanaan. Kelengkapan dampers, casing, blades dari baja galvanis tebal minimum 1,2 mm, worm gear, extension rod assy, kelengkapan lainnya untuk pengoperasian. Louvers dampers harus factory fabricated Splitter dampers harus dibuat di tapak dari BjLS 100-K dengan self locking operating assy (threaded swivel assy on threaded steel rod) dengan universal joint untuk sambungan antara batang dengan pelat. b) Fire dampers Dipasang sesuai dengan indikasi pada Gambar Pelaksanaan dan sesuai dengan persyaratan daerah setempat. Harus dari jenis vertikal atau horisontal, segi-4 atau bulat dilengkapi dengan fusible link dengan ukuran dampers sesuai dengan lubang pada dinding. Damper dapat dipilih dari salah satu jenis yang dicantumkan dibawah ini, - Continuous stainless spring steel curtain type damper dengan batang gandar di tengahnya, dimana damper ini akan tertutup sendiri akibat berat sendiri pada saat fusible link terbakar /putus. - Integrally hinged galvanized steel folding blade curtain type damper dengan pengaktifan melalui pegas stainless steel, dilengkapi dengan pengunci untuk menjamin penutupan yang sempurna. Luas area bersih paling rendah yang diizinkan adalah 95 % gross area.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-33
PT. URBANE INDONESIA
Damper harus mengikuti standar NFPA.90A atau setaraf dengan konstruksi sesuai SMACNA SB.10H dan SB.14H, terbuat dari bahan baja galvanis tebal 1,6 mm minimum. Titik lebur untuk fusible link ditentukan sebesar 70 Centigrade. c) Backdraft dampers Dari jenis shop/factory fabricated backdraft damper. Blades harus balans secara statis sehingga dapat terbuka/tertutup dengan sendirinya akibat adanya aliran udara dan akan menutup secara gravitasi bila aliran terhenti. 7) Noise Silencer a)
Jenis
b) Infill
: Prefabricated sound attenuators : Eurolon atau sejenis dengan.
Flame spread rating kelas 1 pada BS.476 atau setara Toxic gases/smoke nigligible. c) Casing
: Galvanized mild steel sheet dengan tebal
minimum 1,4 mm, dicat dengan bahan cat anti corrosive paint dan cat finish. d) Ujung akhir
: flange, dengan lubang mur-baut, diberi perapat dari
jenis neoprene rubber gasket. e) Jaminan : harus disertai dengan sertifikat / jaminan pabrik terhadap hasil pengujian yang menunjukkan, Dynamic insertion loss dalam satuan dB, Static isertion loss dalam satuan dB, Pressure loss dengan metoda pengujian sesuai BS.4718 atau setara. f)
Insertion loss minimum yang harus dipenuhi oleh silencer pada setiap band frequencies harus memenuhi ketentuan berikut, Pada 500 Hz : IL = 32 dB Pada 1000 Hz : IL = 42 dB Pada 2000 Hz : IL = 38 dB
g) Kecepatan aliran udara maksimum adalah 2000 fpm pada NC 25. 8) Lain-lain a) Flexible ducts Digunakan untuk menghubungkan saluran udara kaku dengan plenum dari continuous line diffuser. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-34
PT. URBANE INDONESIA
Sambungan harus dilengkapi dengan klem baja atau steel strap yang diperkuat dengan kontruksi pengikat mur baut. Harus terbuat dari cold-rolled spiral steel yang dibungkus dengan fabric reinforced neoprene. Sambungan dengan saluran udara kaku harus dengan duct collar coupling dengan perkuatan klem baja atau steel strap yang diikat dengan kontruksi pengikat mur baut. b) Flexible connection Dipasang pada sisi tekan dan sisi hisap fan dan semua unit ventilasi, dan sebagai sambungan saluran udara yang menyilang dilatasi bangunan. Bahan yang digunakan adalah, -
Jenis
: Fibreglass fabric impregnated and coated with
neoprene, 2 (dua) lapis dengan isolasi fibreglass blanket diantaranya. -
Tebal
: minimum 0,35 mm
-
Fire rating
: sesuai BS.476
-
Dengan kekuatan yang cukup untuk menahan tarikan terhadap getaran fan dan harus kedap udara atau sebagai berikut, tear test : 5,0 Kg weft minimum 4,0 Kg warp minimum 35,0 Kg/cm weft minimum 44,0 Kg/cm warp minimum
Jarak antara dua ujung yang disambung dengan sambungan flexible adalah 15 cm. c) Turning vanes Harus dipasang pada setiap belokan, percabangan, dan lainnya sesuai dengan indikasi pada Gambar Pelaksanaan. Dari jenis double wall vanes Shop fabricated dari bahan galvanized steel atau dapat juga dari aluminium. d) Access door Harus dipasang pada sisi hulu dan hilir setiap filter, coil, damper, dan peralatan lainnya sesuai dengan indikasi pada Gambar
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-35
PT. URBANE INDONESIA
Pelaksanaan untuk keperluan pengaturan, pemeriksaan dan pembersihan. Dibuat dengan ukuran 61 x 152 cm kecuali dinyatakan lain. Panel pintu harus dari baja tebal 1,4 mm, 2 lapis dengan lapisan isolasi di tengahnya dengan engsel dan bukaan pintu dari bahan baja galvanis dengan rubber gasket pada tepi-tepi pintu. Dilengkapi dengan jendela berukuran 30 x 30 cm (observation windows) dengan double glass. e) Access door untuk saluran udara Harus dipasang pada sisi hulu dan hilir setiap filter, coil, damper, dan peralatan lainnya sesuai dengan indikasi pada Gambar Pelaksanaan untuk keperluan pengaturan, pemeriksaan dan pembersihan. Dibuat dengan ukuran 46 x 46 cm atau sebesar mungkin sesuai dengan ukuran ducting kecuali dinyatakan lain. Panel pintu harus dari baja tebal 1,4 mm, 2 (dua) lapis dengan lapisan isolasi di tengahnya dengan engsel dan bukaan pintu dari bahan baja galvanis dengan rubber gasket pada tepi-tepi pintu. Dilengkapi dengan jendela (observation windows) dengan double glass.
6.4.2. Persyaratan Pemasangan Saluran Udara 1) Segala yang tercantum pada Gambar Pelaksanaan adalah gambar perancangan dan bukan merupakan gambar untuk pelaksanaan seperti definisi gambar yang dijelaskan di depan. 2) Kontraktor harus memperhitungkan adanya jalur-jalur instalasi lain pada daerah jalur saluran udara terutama jalur pemipaan dan fixture penerangan. 3) Seluruh saluran udara harus dibuat dari PIU (pluirethene) yang baru dan bersih / bebas dari karat atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari tempat penyimpanan yang dilindungi atap dan dinding. 4) Dimensi yang ditulis / disebut dalam gambar maupun buku spesifikasi adalah ukuran bersih sisi dalam saluran, dengan demikian untuk saluran dengan infill lining harus diberikan koreksi terhadap dimensi saluran baja tersebut. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-36
PT. URBANE INDONESIA
5) Dinding saluran udara harus bebas dari gelombang maupun gelembunggelembung setempat, untuk itu pemotongan dan penekukan / lipatan pelat harus dibuat dengan mesin (mesin potong pelat atau mesin tekuk). 6) Perubahan ukuran dan belokan. a) Selama tidak dinyatakan lain, setiap perubahan ukuran saluran udara harus dibuat taper/konis dengan kemiringan 15 derajat atau maksimum 1 : 5. b) Belokan
harus
dibuat
dengan
r/d
=
1.5,
kecuali
bila
tidak
memungkinkan, boleh dibuat dengan konstruksi belokan patah dan dilengkapi dengan turning vanes, dengan seizin Konsultan / Pengawas. 7) Pembersihan saluran udara. a) Pembersihan saluran udara harus dilakukan sebelum outlet terminal dipasang dan sebelum ceiling dan carpet pada pekerjaan finishing dipasang. b) Sebelum fan dijalankan, saluran udara harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat, debu, lemak, bekas-bekas pengerjaan dan segala jenis kotoran lainnya. c) Selama pekerjaan berlangsung, saluran yang telah selesai dikerjakan harus
ditutup
dengan
rapat
menggunakan
pelat
baja
untuk
menghindarkan kotoran masuk ke dalam saluran. d) Bila ditemukan kotoran yang cukup mengganggu maka saluran udara harus dibongkar untuk dibersihkan dan kemudian bila
masih
memungkinkan dapat dipasang kembali. e) Perapat untuk saluran udara. f)
Seluruh sambungan pada saluran udara harus diberi perapat dari jenis fire resistant duct sealer untuk mendapatkan saluran udara yang kedap terhadap kebocoran. Sealant tersebut harus dioleskan pada saat fabrikasi.
g) Sambungan dan detail sambungan. h) Saluran udara harus dibuat dengan konstruksi mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh SMACNA Sheet Metal and Air-Conditioning National
Association
dengan
detail
konstruksi
seperti
yang
dicantumkan pada buku SMACNA Low Velocity Duct Construction Standar. i)
Pemasangan semua peralatan di dalam saluran udara harus mengikuti ketentuan yang diberikan oleh SMACNA, seperti pada buku :
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-37
PT. URBANE INDONESIA
j)
SMACNA, Duct liners Application Standars.
k) SMACNA, Duct heaters Application Standars. l)
Dan lainnya sesuai dengan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
m) Sambungan saluran udara dengan outlet-terminals harus benar-benar kedap udara, dengan bantuan sealant atau neoprene sponge rubber gasket pada sambungan tersebut. n) Semua slip-joint harus dibuat dengan arah yang sama terhadap arah aliran udara sehingga tidak menyebabkan turbulensi pada aliran udara. o) Konstruksi saluran udara segi empat. p) Sambungan pelipit (seams), Groove, Pittsburgh lock seams dan Slip joints harus digunakan pada seluruh sambungan saluran udara, kecuali dinyatakan lain dalam buku ini maupun dalam gambar. q) Khusus untuk kitchen exhaust duct dan bath room exhaust duct, sambungan dibuat dengan solder atau dapat juga dengan sealing packing seams. r) Sambungan (connection) antara saluran. s) Sambungan antara saluran harus dengan sambungan flange, dari bahan besi siku yang diikat dengan paku keling terhadap saluran udara, dan diberi sealing packing untuk menjamin kedap udara. Baja siku yang digunakan harus mengikuti ketentuan seperti tabel berikut
Ukuran sisi
Flange
Terpanjang Saluran-saluran
Baja siku
(inch)
(mm)
S/d. 12
25 x25 x 3
13 - 18 19 - 30 31 - 42 MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
30 x 30 x 3 40 x 40 x 3 40 x 40 x ME ME-38
Paku Keling
Sambungan
Dia
Pitch
Dia
Pitch
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
1800
4.5
65
8.0
100
1800
4.5
65
8.0
100
1800
4.5
65
8.0
100
1800
4.5
65
8.0
100
Jara k (mm)
PT. URBANE INDONESIA
3 42 - ke atas
40 x 40 x3
1800
4.5
65
8.0
100
Penguatan saluran udara Baja siku atau pelipit yang digunakan untuk perkuatan saluran udara harus mengikuti ketentuan seperti pada tabel berikut ini : Perkuatan melebar (Width reinforcement) Standar Seam Reinforced Air Duct
Ukuran sisi terpanjang saluran (inch)
Tinggi Seam (mm)
Jarak Maks. (mm)
S/d 12
25
1200
13 – 18
25
900
Ukuran sisi terpanjang
Engle steel seam reinforced air duct
Saluran (inch)
(mm) Tinggi seam
Jarak Maks
19 - 30
30 x 30 x 3
900
31 - 42
40 x 40 x 5
900
42 ke atas
40 x 40 x 5
900
Perkuatan arah memanjang (Longitudinal reinforcement) Ukuran sisi terpan-
Dimensi
jang saluran (inch)
Siku (mm)
70 – 88
40 x 40 x 5
88 ke atas
40 x 40 x 5
Standing Seam (mm) 1 (satu) buah perkuatan di tengah 2 (dua) buah perkuatan di tengah
Penumpu / Penggantung saluran udara
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-39
PT. URBANE INDONESIA
Baja siku penggantung harus mengikuti ketentuan seperti pada tabel di bawah ini : Ukuran sisi
Fitting penggantung
Terpanjang saluran (inch) S/d 12 13 – 18 19 – 30 31 – 42 42 ke atas
Fitting
Jarak
Baja Siku
Baja rod
Penumpu
Maksimum
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
25x25x3
9
25 x 25 x 3
2700
25x25x3
9
25 x 25 x 3
2700
25x25x3
9
25 x 25 x 3
2700
25x25x3
9
25 x 25 x 3
2700
30x30x3
9
30 x 30 x 3
2700
30x30x3
9
40 x 40 x 3
2700
40x40x4
9
40 x 40 x 3
2700
40x40x4
12
50 x 50 x 6
2700
50x50x5
12
50 x 50 x 6
2700
50x50x5
12
60 x 60 x 6
2700
Baja siku dalam tabel di atas, tercantum di sisi atas adalah untuk saluran tanpa isolasi thermal. Plenum dan lining akustik. Kontraktor harus mengajukan contoh pemasangan lining ke pada Konsultan/Pengawas untuk diperiksa dan disetujui apabila telah memenuhi persyaratan. Lapisan harus dipasang di sisi dalam saluran udara dengan butt and mitred joints yang dirapatkan dengan adhesive tapes. Lapisan harus kokoh pada posisinya dengan diberi jepitan dari metal stud atau plastic stud pada setiap jarak antar stud 150 mm. Stud dipasang dengan epoxy based adhesive / perekat epoxy atau dapat juga dengan split lug pin yang di las atau dipatri. Diffuser, grilles dan registers. Harus dipasang sesuai dengan as bangunan dan berdasarkan pola langit-langit
seperti
pada
gambar
finishing.
Apabila
terdapat
perbedaan yang cukup jauh antara gambar rancangan AC dengan pola rancangan langit-langit, maka Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan / Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Segala kerusakan pengecatan pada diffusers, grilles atau registers,
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-40
PT. URBANE INDONESIA
harus diperbaiki dengan cat aslinya, bila perlu harus dicat ulang keseluruhannya. Damper. Fire damper harus dilengkapi dengan sertifikat yang menjelaskan standar yang diikuti. Sebelum dipasang, damper harus diperiksa terhadap kelancaran mekanisme kerjanya dan harus diganti dengan yang baru bila ternyata terdapat kerusakan pada mekanisme operasi damper tersebut, Exhaust hood. Bahan yang digunakan untuk hood harus baru dan masih terbungkus plastik pelindung. Pembuatan tekukan harus menggunakan mesin tekuk dan pemotongan harus menggunakan mesin potong sehingga diperoleh hasil kerja yang rapi dan akurat. Exhaust hood harus digerinda setelah selesai pengerjaan untuk kehalusan hasil kerja. Las yang digunakan harus las khusus untuk bahan stainless steel. Flexible connection. Sambungan-sambungan antara fabric / cloth dengan alat / unit mesin harus kokoh dan kedap udara untuk mencegah kebocoran. Turning vanes. Harus dari jenis double wall turning vanes dan dipasang dengan kokoh pada setiap belokan-belokan patah (abbrupt elbow) dan belokan-belokan pada saluran udara utama dengan bantuan paku keling
sedangkan
penggunaan
self
tapping
screw
tidak
diperkenankan. Access door. Pintu harus diengsel pada rangka baja yang dipasang pada saluran udara / plenum dengan dilengkapi sponge rubber gasket yang dipasang antara sisi tepi daun pintu dan rangka kosen pada saluran udara untuk mencegah kebocoran, dan harus dipasang dengan kokoh sehingga dapat berfungsi sebagaimana seharusnya dan tidak menimbulkan getaran maupun suara. 8) Pemasangan Isolasi Pemasangan isolasi diuraikan secara detail pada pasal sebelumnya. 9) Pemasangan Inside Duct Liner a) Pemasangan duct liner harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SMACNA, Duct Liner Application Standar. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-41
PT. URBANE INDONESIA
b) Duct liner dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan indikasi dalam Gambar Pelaksanaan. c) Seluruh bagian dalam saluran udara termasuk sambungan melintang maupun membujur harus tertutup seluruhnya dengan lining material, tidak diperkenankan adanya celah atau lining yang terputus. d) Lining
material
dilekatkan
kepada
dinding
saluran
dengan
menggunakan bahan adhesive dengan adhesive-coverage = 100 % demikian juga untuk daerah sambungan melintang maupun membujur. e) Adhesive material yang digunakan harus mengikuti persyaratan dari ASC-A-7001A-1971 Adhesive Sealant Council atau standar lain yang setaraf dan disetujui. f) Lining material tersebut selanjutnya diikat dengan pin (mechanical fastener) dengan bahan yang sesuai dengan MF-1-1971 Mechanical Fastener Standar atau standar lain yang setara dan disetujui. g) Pada sisi-sisi sudut saluran, bahan lining tersebut harus dipotong sedemikian rupa sehingga dalam pemasangannya akan terjadi sistem pemasangan saling tindih dan tekan (overlapped and compressed). 10) Pemasangan Noise silencer a) Noise silencer harus dipasang pada tempat yang telah diberi indikasi pada gambar. b) Noise silencer harus memiliki flange-end dan berlubang untuk baut pengikat dengan ducting. c) Ducting yang akan disambung dengan noise silencer harus diberi flange-end dengan cara menekuk dan diperkuat menggunakan besi strip dengan ukuran yang sesuai terhadap flange end dari silencer. d) Dimensi ducting yang akan dihubungkan dengan flange dari noise silencer harus sama, dalam arti diperbolehkan adanya taper offset maupun adapter untuk pemasangan noise silencer. e) Pada sela-sela antara flange noise silencer dan ducting harus diisi dengan
gasket
untuk
menjamin
kerapatan
sambungan,
tidak
diperkenankan adanya kebocoran pada sambungan antara duct dengan silencer. f) Noise silencer harus diberi penggantung khusus ke pelat beton atau dudukan khusus, dalam arti bahwa silencer tidak boleh membebani saluran udara.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-42
PT. URBANE INDONESIA
g) Besaran dan dimensi sistem rangka penggantung silencer dibuat sesuai dengan besaran dan dimensi silencer dengan konstruksi sesuai dengan konstruksi silencer. 11) Pemasangan Filter Housing a) Filter housing harus dipasang pada tempat yang telah diberi indikasi pada gambar. b) Filter housing harus memiliki flange-end dan berlubang lubang untuk tempat baut pengikat filter housing tersebut dengan ducting. c) Ducting yang akan disambung dengan filter housing harus diberi flange-end dengan cara menekuk ducting dan diperkuat dengan besi strip dengan ukuran yang sesuai terhadap flange-end dari housing. d) Dimensi ducting yang akan dihubungkan dengan flange dari filter housing harus sama, dalam arti diperbolehkan adanya taper offset maupun adapter untuk pemasangan filter housing. e) Pada sela-sela antara flange filter housing dan ducting harus diisi dengan
gasket
untuk
menjamin
kerapatan
sambungan,
tidak
diperkenankan adanya kebocoran pada sambungan antara duct dengan filter housing. f) Filter housing harus diberi penggantung khusus ke pelat beton atau dudukan khusus, dalam arti bahwa housing tidak boleh membebani saluran udara. g) Accees-door ditentukan dari samping. h) Rangka penggantung tidak boleh menghalangi access-door dari filter housing. 12) Pemasangan Alat Sensor / Alat Ukur a) Peralatan ukur harus dipasang pada daerah dimana pada daerah tersebut tercapai kepadatan aliran seragam dan mudah dibaca. b) Daerah dengan aliran udara yang seragam adalah daerah yang berjarak (minimum) 2 kali diagonal terhadap belokan terdekat atau percabangan yang terdekat. c) Peralatan ukur atau peralatan sensor harus ditempatkan di tengah saluran dengan dudukan dari baja sirip yang cukup kuat (bila perlu diberi penguatan dengan konstruksi khusus) tetapi tidak boleh mengakibatkan hambatan terhadap aliran udara tersebut kecuali untuk peralatan ukur tekanan dan kecepatan udara.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-43
PT. URBANE INDONESIA
d) Lubang-lubang untuk kabel harus berbentuk bundar dengan diameter 5 kali diameter seluruh kabel yang akan dilewatkan lubang tersebut, kemudian sisi-sisi tajam dari lubang tersebut diberi pelindung dari bahan karet yang berbentuk lingkaran dengan lubang di tengahnya. e) Lubang tersebut di atas untuk selanjutnya dirapatkan dengan pita perekat sehingga cukup rapat dalam arti tidak terjadi kebocoran aliran udara melalui lubang tersebut. 6.4.3. Persyaratan Unit- Unit Mesin 1) Air cooled AC VRV air conditioner a) Ketentuan umum, Harus dari jenis Air Cooled CRV Air Conditioner secara lengkap berikut sistem kontrol operasinya (thermostat, relay, kontaktor dan kontrol-kontrol lainnya). Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang tercantum dalam gambar Skedul Peralatan AC dan Fan. Unit
harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk
disambung dengan refrigerant piping dan diisi refrijerant untuk kemudian dioperasikan tanpa perlu ditambah dengan kelengkapan lainnya. b) Condensing unit, Dilengkapi weather-proof casing yang mampu melindungi seluruh komponen di dalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan sinar matahari. Kelengkapan unit harus mengikuti ketentuan berikut, - Air-cooled condenser coil - Fan dan motor drive - Refrigerant circuit c/w receiver, drier dan filter - Charging valve - Heavy duty coil guard - Hermetic compressor - Control equipment. c) Refrigerant field piping, Mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat untuk penentuan diameter pipa, penempatan trap, tambahan receiver dan lainnya. Dilengkapi dengan isolasi dari jenis Foamed Neoprene Rubber Pipe Insulation tebal 0,5 inch, Armaflex atau setara. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-44
PT. URBANE INDONESIA
Menggunakan hard drawn copper tube sesuai dengan ketentuan pada Bab Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan M dan E atau sesuai rekomendasi pabrik, pembuat unit AC. 2) Axial flow ventilating fan a) Ketentuan umum, Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban kerja seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan. Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas fan, Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas terhadap pertambahan static pressure sebagai akibat dari static pressure loss pada diffuser atau grille atau atau filter atau damper dan/atau peralatan lain di dalam saluran udara sesuai dengan yang akan dipasang. b) Konstruksi, Harus dari jenis ADJUSTABLE PITCH AXIAL-FLOW FAN factory adjusted dan fixed pada sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara. c) Impeller, Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standar ARI atau standar lain yang setara yang disetujui. Harus seimbang secara dinamis maupun statis. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya. d) Casing, Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi dengan bahan chlorinated rubber paint Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan saluran udara. e) Motor, Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-greasecorrosion-proof motor dengan insulation class F. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar antara 50 - 75 C-grade. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-45
PT. URBANE INDONESIA
Kelengkapan (jika diperlukan) - Rainhood, - Shutter, - Fan quard. 6.4.4. Persyaratan Pemasangan 1) Ketentuan Umum a) Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba di lokasi
proyek,
segera
harus
dilakukan
pembongkaran
peti
pembungkus atau container dengan disaksikan secara bersama oleh Konsultan / Pengawas dan petugas dari perusahaan jasa pengiriman (carrier/transporter agencies) dan dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi peralatan. b) Kontraktor
bertugas
membuat
dan
pemeriksaan dan diserahkan kepada
mengisi
check-list
Konsultan /
untuk
Pengawas.
Ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh Konsultan / Pengawas. c) Apabila dalam pemeriksaan visual di atas ditemukan kerusakan fisik terhadap peralatan, maka segala penggantian / perbaikan dan lainlainnya diatur oleh Konsultan / Pengawas. d) Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang paling tidak harus sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan yang
sempurna (dengan sikat kawat,
degreasing liquid dan sebagainya). e) Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian di atas menjadi tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan. 2) Pemasangan unit mesin Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan harus disesuaikan dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak sesuaian dengan Dokumen Kontrak, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya operasi, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui oleh Konsultan / Pengawas. 6.4.5. Persyaratan Pengujian 1) Ketentuan umum a) Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan / Pengawas.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-46
PT. URBANE INDONESIA
b) Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan baik selama 3 x 24 jam. c) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor harus mengajukan prosedur pengujian kepada Konsultan / Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. d) Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh ahli dari perwakilan merk tersebut di Indonesia. 2) Penyediaan peralatan pengukur dan pengujian a) Alat-alat dan segala keperluan untuk pengujian harus disediakan oleh dan atas biaya Kontraktor. b) Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang sedikitnya harus disediakan Kontraktor untuk pengujian adalah: Thermo Hygrograph
: 3 (tiga) buah.
Sling Psikrometer
: 2 (dua) buah.
Portable Measuring Station
: 1 (satu) buah.
Portable Hotwire Anemometer
: 1 (satu) buah.
c) Peralatan ukur lainnya yang harus dipasang pada sistem pemipaan, saluran udara dan tempat lainnya sesuai dengan rencana pengujian yang diajukan oleh Kontraktor dan telah disetujui. 3) Pengujian sistem pemipaan a) Dilakukan dengan metoda Hidrostatik Test sesuai dengan ketentuan pada Bab Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan M dan E. b) Tekanan pengujian adalah 8 atm. c) Bila selama 12 jam tidak terjadi penurunan tekanan, maka pengujian dinyatakan selesai. d) Bila terjadi penurunan, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut dan pengujian harus diulangi dari awal. 4) Pengaturan distribusi aliran udara ke ruangan, a) Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara dan seluruh komponen dalam saluran telah selesai dipasang. b) Pekerjaan yang harus dilakukan : Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan sesuai dengan yang tertera pada gambar. Mengatur splitter damper dan volume damper sehingga jumlah udara yang mengalir ke setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-47
PT. URBANE INDONESIA
Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan mesin-mesin Air Conditioning dengan ketelitian pengaturan + 10 % atau – 5 %. 5) Pengujian kriteria kebisingan (noise criteria), a) Pengukuran dilakukan terhadap Tingkat Tekanan Suara dalam satuan ukuran atau skala weighing decible (dB CA) pada berbagai pita frekuensi sehingga dapat dibuat kurva Noise Criteria. b) Hasil pengukuran harus dilaporkan dalam bentuk hasil pengukuran dan diplot pada NC chart. c) Apabila NC melebihi angka-angka perancangan seperti pada pasal terdahulu, maka Kontraktor harus menambahkan beberapa peredam suara pada saluran udara, misalnya duct acoustic lining. 6) Penyetelan dan pengujian operasi sistem kontrol, a) Setelah
sistem
dioperasikan,
dengan
disaksikan
oleh
Konsultan/Pengawas, Kontraktor harus memeriksa seluruh wiring hookup dari seluruh peralatan kontrol dan melakukan dummy test untuk memeriksa gerakan-gerakan, response dan kehalusan kerja sistem tersebut. b) Hal-hal yang harus diset dan dilakukan pengaturan (set and adjustment) adalah set point dan throttling range dari setiap peralatan sehingga tidak terjadi kegagalan operasi / kerja akibat perbedaan throttling range antara setiap peralatan. 7) Pengujian operasi sistem, a) Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji dan dibersihkan, dan telah menjalani trial-run selama 3 x 24 jam. b) Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem dengan dioperasikan secara terus menerus selama 3 x 24 jam. c) Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama Konsultan/Pengawas dan atas petunjuk Konsultan / Pengawas, hal-hal berikut : Mengamati seluruh sistem saluran udara. Mengamati kerja sistem kontrol. Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam sistem Air Conditioning. Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi dengan semestinya dan bila terdapat getaran atau noise yang berlebihan dan MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-48
PT. URBANE INDONESIA
segala hal yang menurut Konsultan / Pengawas perlu diadakan penyempurnaan. 8) Laporan pengujian, a) Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku SMACNA, Testing and Balancing of Air Conditioning System dan/atau buku NEBB, National Engineering Balancing Bureau. b) Segala kebutuhan untuk hal tersebut di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian yang baik. 9) Pemberian tanda-tanda penyetelan (marking), Setelah seluruh sistem bekerja dengan baik, lancar dan sesuai dengan fungsinya Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada pressure gauge, thermometer, valve opening, flow meter, splitter damper, volume damper dan peralatan pengatur serta pengukur lainnya dengan cara-cara yang disetujui Konsultan / Pengawas.
PASAL 7 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SISTEM DIESEL GENERATOR SET 7.1. Lingkup Pekerjaan a.
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan sistem diesel electric generating
set beserta panel kontrol secara lengkap berikut segala sesuatu / kelengkapan yang diperlukan (alat bantu) untuk dapat mengoperasikan mesin tersebut. b.
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan sistem exhaust knalpot, exhaust
radiator
beserta
sistem
peredaman
noise-nya,
(Muffler
dan
Silencer/Attenuator). c. Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Sistem Peredam Getaran pada sistem pondasi Genset maupun penggantung peralatan (pipa knalpot, Silencer dan sebagainya).
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-49
PT. URBANE INDONESIA
d.
Melakukan pekerjaan sipil yang diperlukan, seperti pembobokan, grouting
dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan. e.
pekerjaan pengadaan dan pemasangan panel-panel kontrol generator
yang berfungsi; f. Menghidupkan diesel secara
otomatis jika sumber
dari PLN mengalami
gangguan (mati). g.
Memindahkan beban listrik dari PLN ke genset dan sebaliknya secara
otomatis maupun secara manual. h.
Pekerjaan
Testing dan Commissioning
sistem
catu
daya cadangan
secara lengkap termasuk pengujian kebocoran, pengujian tekanan, start-up, pengujian pembebanan dan pengujian sistem pemindahan beban dan sistem kontrol operasi. i. Melatih tenaga operator dan maintenance dari Pemberi Tugas serta menyerahkan brosur Maintenance dan Operation Manual. j. Melaksanakan
supervisi
pengoperasian
sistem
dan
melaksanakan
pemeliharaan.
7.2. Operasi Sistem Emergency a. Menghidupkan mesin secara otomatis bila sumber PLN hilang dengan jumlah dan selang waktu cranking yang dapat diatur dengan maksimal waktu 15 detik. b. Mematikan mesin secara otomatis bila beban telah dialihkan kembali ke PLN. c. Dapat memberi alarm bila terjadi kegagalan dalam usaha menghidupkan mesin diesel dan kegagalan pemindahan beban. d. Memindahkan beban listrik ke genset secara otomatis dengan selang waktu yang dapat diset antara 10 - 60 detik setelah cranking yang berhasil. e. Memindahkan kembali beban ke PLN jika PLN hidup/normal kembali dengan selang waktu yang dapat disetel antara 5 sampai dengan 15 menit setelah PLN hidup / normal bila operasi diset pada kondisi otomatis. f. Genset tidak boleh mati / berhenti beroperasi / rusak walaupun beban preference yang bekerja/on hanya 5 % atau kurang dari nominal bebannya. 7.3. Unit Diesel Generating Set a. Harus dari jenis Packaged Diesel-electric Generating Set dengan Jacket Water Cooled Radiator Mounted Diesel Engine.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-50
PT. URBANE INDONESIA
b. Unit Diesel harus didatangkan dari negara asal pembuatnya oleh agen-tunggal resmi di Indonesia secara lengkap berikut segala sertifikat uji dan kelengkapan lainnya yang merupakan standar pabrik dan optional yang disetujui. c. Factory Test (Dummy Load) dilakukan di negara asal dan disaksikan oleh Engineer, Konsultan Pengawas, dan Pemberi Tugas. 7.4. Rating Dan Klasifikasi 7.4.1. Rating adalah Continuous Output pada kondisi kerja sebagai berikut, 1) Duty
: stand-by,
2) Drive
: directly coupled,
3) Speed
: 1500 rpm nominal,
4) Engine Power
: dihitung untuk 1 x 175 kVA pada putaran 1500 rpm,
5) Altitude
: 0 di atas muka laut,
6) Suhu Udara
: 30 - 45 C-grade,
7) RH
: 70 - 95%,
8) Generator Output a) Tegangan
: 400V/230V + 5%,
b) Phasa
:3
c) Frekuensi
: 50 Hz,
9) Daya Netto
: seperti yang ditunjukkan pada gambar,
10) Power Factor
: 0,8
7.4.2. Harus mampu beroperasi sebagai continuous duty, untuk itu harus mampu dibebani 10 % di atas ratingnya selama 1 (satu) jam di dalam 12 jam operasi pada kecepatan nominal tanpa terjadi overheating pada engine maupun
altenator dan
mampu
beroperasi
pada beban nominal terus
menerus selama 24 jam. 7.4.3. Mampu dibebani sebesar
nominal daya outputnya
dan PF = 0,8 pada
waktu 10 (sepuluh) detik setelah cranking yang berhasil. 7.4.4. Dilengkapi starting aids sesuai standar / ketentuan manufacturer sehingga persyaratan tersebut di atas dapat dipenuhi. 7.5. Diesel Engine 7.5.1. Konstruksi 1) Engine harus dari jenis high speed stationery diesel engine khusus untuk penggerak sistem pembangkit listrik. 2) Engine Features, harus mengikuti ketentuan berikut, a) Heavy duty diesel engine, MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-51
PT. URBANE INDONESIA
b) Jacket Water Cooled, c) 4 strokes engine type. d) Engine arrangement, harus Vee-engine untuk 12 (duabelas) silinder atau yang lebih besar, e) Turbocharged dengan aftercooled f) Replaceable cylinder liners g) Replaceable valve seat inserts h) Main bearing caps harus diikat secara
cross tie terhadap
crankcase. 3) Engine mounting harus dari jenis neoprene inshear. 4) Base frame boleh produk lokal dengan konstruksi sesuai dengan konstruksi asal dari pabrik pembuat unit mesin diesel dan di lengkapi dengan surat pernyataan dan
jaminan
kekuatan
dari perwakilan
perdagangan unit mesin tersebut. 7.5.2. Sistem Pendingin 1) Pendinginan menggunakan sistem cylinder jacket water cooled dengan bantuan penukar panas radiator. 2) Harus mampu mendinginkan bagian bagian engine secara baik. 3) Air pendingin disirkulasikan dengan cooling water pump dari jenis neoprene impeller pump atau setara yang digerakkan langsung dari putaran poros engkol dilengkapi
atau
melalui
transmisi roda
gigi, sistem
dengan cooling water flow control yang akan memberi
peringatan bila terjadi water temperature pada sisi engine outlet tidak boleh melebihi 93 oCelcius (200 oFahrenheit). 4) Harus disediakan kran air (faucet) tepat di atas tutup radiator untuk pengisian air pendingin. 5) Radiator. a) Harus dari heavy duty heat exchanger b) Harus mampu untuk mengeluarkan kalor sebesar 1,8 kali dari kalor yang dihasilkan oleh mesin diesel pada kondisi operasi normalnya. 6) Dilengkapi
dengan jacket
water
heater,
dikontrol oleh adjustable
thermostat, temperatur dijaga konstan 90 F-grade pada saat siap start. 7) Dilengkapi intake-air silencer dan exhaust-air sound attenuator. 7.5.3. Sistem Start 1) Sistem starter menggunakan DC electric motor.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-52
PT. URBANE INDONESIA
2) Sistem pengisian batere menggunakan dua cara yaitu pengisian dari altenator
mesin bila
diesel
dalam keadaan
operasi
dan sistem
pengisian secara otomatis dari battery charger. 3) Kapasitas
batere
harus
disesuaikan
untuk
melakukan
12
kali
cranking masing-masing selama 10 detik, atau serendah-rendahnya adalah 400 AH seperti dibawah ini, a) Jenis batere
: lead acid
b) Plat per cell
: 29
c) Rated voltage : 24 V d) Kapasitas
: minimum 400 AH pada 80 F-grade
e) Instrumentasi : batere voltage indicator, batere charging indicator, electrolyt hydrometer. f) Kelengkapan : Automatic battery charger. 7.5.4. Sistem Pernapasan (Intake/Respiration) 1) Harus melalui saringan
udara dengan
kemampuan saring terkecil
untuk partikel 50 micron. 2) Melalui turbocharged dan aftercooler. 7.5.5. Sistem Pembuangan (Exhaust-gas) 1) Exhaust pipe diameter harus disesuaikan dengankemampuan engine back pressure, dilampiri dengan perhitungan, dengan memperhitungkan adanya muffler sesuai dengan yang disyaratkan. 2) Sambungan
exhaust
pipe
dengan
engine
menggunakan bellow
type
exhaust pipe
exhaust
port
harus
joint (flexible joint) yang
memiliki kemampuan expansi-kontraksi thermal sebesar 25 mm dan kemampuan geser sebesar 25 mm. 3) Pada bagian pemipaan yang dapat terjangkau oleh orang atau lebih rendah dari 2,10 m harus dilapisi dengan bahan isolasi seperti asbes tali diameter minimal 10 mm sehingga suhu permukaan tidak melebihi 30 oCelcius pada suhu engine exhaust port sebesar 565 oC (1000 oF) dan dilapis metal jacketing. 4) Pemipaan harus dibuat miring dengan slope sebesar 0,5 % ke arah menjauhi engine dan dilengkapi dengan drain cock dan condensation trap. 5) Tidak diperkenankan menggunakan sharp bend harus menggunakan long radius elbow untuk belokan dan standar tee untuk condensate trap. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-53
PT. URBANE INDONESIA
6) Seluruh
bagian
pemipaan dan muffler harus digantung dengan
konstruksi gantungan seperti pada gambar detail. 7) Muffler. a)
Muffler harus dari jenis Multi Chamber Reactive Muffler kelas critical / residential muffler dengan besarnya peredaman noise minimal adalah 30 db(A) pada 500 Hz, sehingga dicapai setinggi-tingginya 70 dB pada jarak 1 (satu) meter dari ujung exhaust pipe.
b)
Muffler harus dipasang sedekat mungkin terhadap engine exhaust port, jarak minimum terdekat yang diperkenankan adalah 1 m.
8) Konstruksi mengikuti Gambar Pelaksanaan. 9) Pemipaan yang menembus dinding atau lantai dan semacamnya harus tidak menyebabkan atau mendapat tekanan/tarikan dan getaran. 10) Pemipaan, penggantung, penjepit dan semacamnya harus dicat dengan cat alumunium khusus tahan temperatur sampai dengan 500 C-grade. 11) Muffler harus dipilih dari buatan NAP Silent :
type RR/AE-AS atau
setara. 7.5.6. Sistem Pelumasan (Lubrication) 1) Minyak
pelumas
harus
disirkulasikan
dengan
bantuan
positive
displacement oil pump dari jenis rotary atau gear pump. 2) Harus dilengkapi oil filter. 3) Pompa
harus digerakkan
oleh
putaran poros mesin
diesel, boleh
melalui reduksi roda gigi. 4) Harus dilengkapi dengan lubricant oil pressure control
yang akan
memberi peringatan bila kondisi tekanan minyak pelumas mengalami penurunan hingga di bawah batas terendah yang diperbolehkan dan kontrol tersebut akan menghentikan kerja mesin diesel. 7.5.7. Sistem Pengaturan Putaran (speed control) 1) Harus menggunakan constant speed governor
dari jenis electronic
sesuai petunjuk/standar manufacturer. 2) Harus mampu mengatur putaran dalam range 3 %
dari putaran
nomimalpada saat ada kejutan-kejutan listrik. 7.5.8. Sistem Bahan Bakar 1) Bahan bahan yang dipergunakan Diesel Fuel Oil (minyak solar). 2) Spesifikasi bahan bakar sesuai dengan persyaratan PERTAMINA
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-54
PT. URBANE INDONESIA
3) Pengiriman bahan bakar dari daily tank ke injector menggunakan fuel injection pump built in pada engine. 4) Dilengkapi built in fuel strainer sisi hulu pompa dan water separator. 5) Strainer harus mampu menyaring partikel yang lebih
besar dari 10
micron. 7.5.9. Pengisi Batere Otomatis (Battery Charger) 1) Harus dari jenis float type battery charger. 2) Charger dihubungkan ke jala-jala dan dilengkapi dengan sistem pengatur yang secara otomatis akan melakukan charging bila tegangan turun hingga mencapai 95 % nominal. 7.5.10.
Kontrol dan Instrumentasi (EGC)
1) Harus dilengkapi dengan switch pengaman automatic terhadap : a) Temperatur air yang melebihi safe working limit. b) Tekanan minyak pelumas dibawah safe working limit. c) Kecepatan melebihi 110 % nominal. 2) Kelengkapan engine mounted instrument panel : a) Pengukur suhu air, b) Pengukut suhu minyak pelumas, c) Pengukur tekanan minyak pelumas, d) Pengukur tekanan bahan bakar, e) Dan lain lainnya sesuai standar pabrik. 7.6. Alternator 7.6.1. Konstruksi 1) Merupakan generator sinkron dengan rotor silinder yang dilengkapi dengan damper cage dan reactive current compensator. 2) Direncanakan untuk daerah tropis sehingga mampu beroperasi normal di atas suhu 35 C-grade dan kelembaban udara sampai 90 %. 7.6.2. Penguatan Medan 1) Secara excitation dari exciter yang dipasang satu as dengan rotor. 2) Catuan arus medan secara brushless, dapat dikontrol secara otomatis dari rangkaian electronik. 7.6.3. Data Teknis 1) Daya output nominal (sesuai dengan skedul). 2) Tegangan output
380 V, 3 phasa dengan minimum 4 kawat dan
tegangan dapat diatur dalam batas ketepatan 5 %. 3) Frequensi 50 Hz. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-55
PT. URBANE INDONESIA
4) Isolasi kelas F. 5) Effisiensi diatas 90 %
pada variasi beban 50 % hingga 110 %
pembebanan nominal. 6) Urutan phasa U-V-W searah jarum jam. 7) Pengatur tegangan tidak lebih dari 1 % baik pada saat alternator dingin maupun panas, pada saat PF = 0,8 maupun PF = 1. 8) Total maximum distorsi gelombang tegangan open circuit antara fasa tidak lebih dari 2 %. 9) Response pada beban penuh dan PF = 0,8 tegangan output mencapai steady pada toleransi + 2 % dapat dipenuhi dalam waktu 0,25 detik. 10) Overload secara kontinu maupun sesaat, harus dapat menahan overload current sampai 300 % selama 1,5 detik dan 150 % selama 120 detik. 11) Interferensi radio pada jarak 10 m tidak lebih dari 50 Oersted. 12) Noise level pada jarak 1 (satu) m tidak lebih dari 60 dB(A). 13) Pendinginan harus secara axial dengan suatu fan dan dilengkapi filter udara dan alarm atau peralatan generator tripping dalam hal filter jenuh atau terjadi kenaikan temperatur pada stator. 14) Exciter ditempatkan dalam arah aliran udara pendingin. 7.7. PANEL KONTROL GENERATOR 7.7.1. Konstruksi 1) Panel kontrol generator merupakan floor standing indoor installation type. 2) Panel terbuat dari steel plate dengan ketebalan minimal 3 mm dicat dasar tahan karat dan cat finish warna abu-abu. 3) Panel kontrol mempunyai pintu yang
dilengkapi
dengan
kunci dan
operating handle yang berada pada sisi sebelah luar pintu. 4) Panel kontrol dilengkapi dengan gambar, diagram yang memperlihatkan hubungan komponen panel kontrol dengan peralatan peralatan yang dikontrolnya dan dilengkapi dengan lampu-lampu indikator yang ditempatkan pada diagram tersebut di atas. 7.7.2. Fungsi Panel control generator harus dapat melakukan fungsi-fungsi control sebagai berikut: 1) Pengaturan start-stop mesin diesel 2) Pengaturan kecepatan, beban dan lainnya sesuai Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-56
PT. URBANE INDONESIA
3) Pengaturan di atas harus dapat dilakukan secara manual dan otomatik sehingga
harus disediakan
mode
selector
switch untuk operasi
manual dan otomatik. 7.7.3. Peralatan Ukur Pada panel kontrol disediakan peralatan-peralatan alat ukur listrik seperti : 1) AC voltmeter kelas 2, 2) AC amperemeter kelas 2, 3) Frequency meter kelas 2, 4) Multi Function Emergency duter yang dapat mengukur : a) Volts (V) b) Ampere (A) c) Power factor (PF) d) Active power (KW) e) Apparent Power (KVAR) f)
Frequency (Hz)
g) Active pwer consumption (KH) h) Apparent power consumption (KVARH) Max. Demand (KW), Max. Demand (KVA), 5) KWH meter dan Cosphi meter. 7.7.4. Protective Relay dan Pemutus Daya 1) Panel kontrol dilengkapi dengan peralatan-peralatan proteksi seperti: a) Reverse power, b) Short circuit, c) Overload, d) Ground Fault (Earth leakage current), e) Gangguan gangguan lainnya sesuai standar dan optional dari pabrik yang relevan. 2) Pemutus daya menggunakan MCCB dari High Breaking Capacity sebesar minimal 50 kA. 7.7.5. Peralatan Alarm Panel dilengkapi dengan peralatan peralatan visual yang menunjukkan untuk gangguan gangguan sebagai berikut : 1) Gangguan pada batere, 2) Over temperature, MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-57
PT. URBANE INDONESIA
3) Over speed, 4) Over crank, 5) Reverse power, 6) Over current 7) Control Source 8) Engine over speed 9) Engine high temperature 10) Coolant low level 11) Engine fail to start 12) Over voltage 13) Under voltage 14) Lot of control relay 15) Alarm accept push button 16) Engine fail to paralel 17) Fuel tank low level 18) Reset push button 19) Lamp test push button 20) Emergency stop push button 21) Kegagalan cranking dan kegagalan pemindahan beban, 22) Gangguan pada charge alternator 23) Low Oil pressure 24) Dan lain-lain sesuai standar dan optional pabrik yang relevan. 7.8. PERSYARATAN INSTALASI 7.8.1. Dudukan Mesin Genset 1) Lantai beton, a) Mesin ditempatkan di atas pelat beton dengan ketebalan 200 mm dengan plint setempat. b) Semua bagian/komponen mesin harus lurus, rata dan diikat dengan baut terhadap base frame baja yang mana harus cukup kuat untuk menahan seluruh beban statis maupun dinamis selama mesin itu dioperasikan dan dapat tetap mempertahankan kelurusannya. c) Base frame harus ditumpu secara
rata terhadap lantai dengan
vibration mounting tidak kurang dari 8 (delapan) buah. 2) Vibration Mounting a) Harus dari jenis Composite steel spring and Polychloroprene Rubber Pad. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-58
PT. URBANE INDONESIA
b) Memiliki Fabricated/cast bracket yang mendukung pegas secara lateral. c) Memiliki kekakuan (stiffness) yang sama pada arah horisontal maupun vertikal. d) Spesifikasi : Height to diameter ratio tidak lebih dari 2,1. Jenis open spring yang tidak bertumpu pada
housing untuk
stabilitas arah lateral. Pemilihan dilakukan pada kondisi putaran nominal mesin dengan batasan defleksi pada beban penuh tidak kurang dari 50 mm atau pada angka yang akan memberikan efisiensi peredaman 98 %, dipilih yang memberikan hasil lebih besar. Dengan ditambahkan sebesar 50 % dari operating deflection sebelum pegas habis (solid). e) Riding clearence minimum 30
mm antara machine base dengan
lantai (plint) pada kondisi operasi. f) Dilengkapi dengan Accoustic Barrier antara base plate dengan lantai. g) Dipasang pada
titik-titik yang
akan
menghasilkan defleksi yang
seragam antara masing-masing vibration isolators. 7.8.2. Penggantung Saluran Gas Buang dan Muffler 1) Penggantung yang dilengkapi dengan pegas isolator dan double deflection neoprene in shear 8 mm defleksi yang berada di dalam rangka baja dimana ukuran dan lendutan disesuaikan dengan beban. 2) Lubang untuk batang penggantung pada rangka baja harus dilengkapi neoprene
spacer,
diberi
kelonggaran
untuk
lendutan
batang
penggantung sebesar 30o. 7.8.3. Discharge dan Intake Attenuators 1) Harus dari jenis low pressure sound attenuators. 2) Harus fabricated dengan galvanized sheet metal case dengan tebal pelat minimum 1,2 mm. 3) Sound Absorptive harus dari bahan mineral wool yang diberi pelindung dari fibreglass tissue dengan tebal tidak kurang dari 400 micron. 4) Sebelum
melakukan
perhitungan
Kontraktor
harus
mengajukan
attenuation calculation untuk menentukan ukuran dengan
persyaratan iInsertion
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
pembelian, loss
ME ME-59
yang
sesuai untuk
meredam
suara
PT. URBANE INDONESIA
sehingga tidak melebihi dari 55 dB bila diukur dari jarak 1 meter di luar ruang harus dipilih dari NAP Silentflo H-series atau setara. 7.8.4. Acoustic Louvers 1) Harus dipasang pada bagian terluar dari discharge air attenuators. 2) Harus dari jenis aluminium sheet fabricated louvers. 3) Acoustic blades harus berlapis dengan acoustic material dan dilengkapi dengan Corrosion resistance wire bird quard. 4) Harus dipilih dari NAP silentflo flowline acoustic louvers. 7.9. PERSYARATAN BAHAN INSTALASI 7.9.1. Pipa dan Fitting 1) Black steel pipe dan black steel fitting, dipergunakan untuk instalasi sistem berikut ini seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar, a) Saluran gas buang diesel b) Saluran pemipaan bahan bakar dari tangki mingguan sampai ke tangki harian. c) Saluran pemipaan bahan bakar dari tangki harian ke unit diesel. 2) Pipa yang dipergunakan untuk sistem pemipaan harus memenuhi persyaratan berikut, a) Kelas
: MEDIUM
b) Standar
: SII-0161.81 atau standar lain yang setara.
3) Ujung akhir pipa (end-finish) dari jenis, a) Berulir
: 65 mm atau lebih kecil
b) Biasa/plain
: 75 mm dan yang lebih besar
4) Fitting berulir (screwed-fitting) harus memenuhi persyaratan berikut, a) Ukuran
: 65 mm atau lebih kecil
b) Bahan
: malleable-iron
c) Standar
: BS, ANSI, atau JIS.B.2301 atau setara.
5) Fitting las (Welded-fitting) harus memenuhi persyaratan berikut, a) Ukuran b) Bahan c) Standar
: 75 mm dan lebih besar : Forged steel : BS, ANSI, atau JIS.B.2304,2305,2306 atau
setara 6) Fitting flange (flanged-fitting) harus memenuhi persyaratan berikut, a) Ukuran
: 75 mm dan lebih besar
b) Bahan
: Forged steel
c) Standar
: BS, ANSI, atau JIS.B.2221-3,2211-3 atau setara
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-60
PT. URBANE INDONESIA
7) Flange, a) Bahan
: Malleable
iron
atau
forged steel (sesuai dengan
tekanan kerja) b) Standar
: BS, ANSI, atau JIS.B.2210-2215 (malleable iron)
JIS.B.2221-2225 (steel) atau setara. 8) Material pipa, fabrikasi pipa, dimensi pipa dan pengujian pipa harus sesuai dengan standar yang berlaku. 9) Setiap batang pipa yang disediakan oleh Kontraktor harus terdapat indikasi tentang, jenis pipa, standar pipa, nama pabrik pembuat pipa tersebut, sebagai tanda jaminan yang diberikan pabrik kepada konsumen atas mutu setiap batang pipa, kecuali untuk copper-tube. 10) Pita perapat sambungan (seal-tape) pada pemipaan bahan bakar, a) Bahan
: Teflon tape
b) Standar
: BS, ANSI, atau JIS
11) Gasket untuk sambungan flange pada pemipaan bahan bakar, a) Jenis I
: Ring-type
b) Bahan
: Long
fibre
asbestos,
cross
laminated
dilumasi
pada kedua sisi. c) Tebal
: 1,6 mm
d) Standar
: BS, ANSI, atau JIS
7.9.2. Persyaratan Peredam Suara Ruangan : 1) Intensitas suara yang diterima oleh sekeliling ruang genset harus sesuai dengan standar instensitas suara yang dipersyaratkan / diperbolehkan terjadi pada ruangan trsebut. 2) Struktur
dinding
ruang
genset
harus
merupakan
dinding ganda
(double wall) yang diantaranya dilapisi dengan rockwool dengan density minimal 80 Kg /m3 dan dengan ketebalan minimal 2 serta jarak antara kedua dinding bersih (setelah dilapisi rockwool) minimal 10 cm. 3) Dinding bagian dalam ruang genset dilapisi dengan rockwool dengan density 80 Kg / M3 dengan ketebalan 2 serta bagian dalam terluar dilapisi dengan glass cloth. 4) Noise transmitted dari ruang genset tidak boleh melebihi 60 dB pada jarak 1 meter dari ruang genset dan diukur pada sembarang tempat. 7.9.3. Persyaratan Bahan Isolasi Suara (Peredam) 1) Persyaratan ketahanan api
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-61
PT. URBANE INDONESIA
Perekat, bahan-bahan isolasi, acoustic insulation dan sejenis, harus dari bahan dengan ketentuan sebagai berikut : a) Karakteristik fire hazzard rating Combustibility
: none
Frame spread maksimum
: 25
Smoke developed maksimum
: 50
Toxic gas/vapour developed max. b) Pengujian untuk hal di
atas
harus
: none dilakukan
di
pabrik sesuai
dengan metoda uji salah satu dari daftar berikut : BS.476-P4.1970 atau, ASTM.E.136-82 atau, ISO.R11 atau, DIN.4102 atau, atau yang setara dan disetujui Konsultan / Pengawas. c) Perekat yang repellent)
digunakan harus dari bahan yang tahan air (water-
dan bersifat memadamkan api bila terbakar / fire-
retardant. 2) Bahan isolasi dan pembungkusnya a) Jenis
: 50 mm wired mats, stitched to hexagonal galvanized,
wire mesh 345 g/m2 20 gauge 0.635 m dia, water repellent, noncapillary, non-hygroscopic. b) Berat jenis
: minimum 80 Kg / m3
c) Konduktivitas : 0.252 Btu/h.sqft.F-grade, pada 100 F-grade d) Alkalinitas
: none
e) Acoustic prop :
Frequency Bands
Sound absorption Minimum ISO R.354
125
0,20
250
0,60
500
0,90
1.000
0,90
2.000
0,90
4.000
0,80
f) Adhesive-Tape, MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-62
PT. URBANE INDONESIA
Jenis
: Al. backing adhesive tape,
Tebal Al.foil
: minimum 50 micron.
Adhesive
: fire retardant adhesive.
3) Perekat untuk isolasi Adhesive / perekat untuk isolasi, harus mengikuti persyaratan sebagai berikut : a) Piping jacket adhesive; digunakan untuk merekatkan jacket pada Isolasi harus dari jenis weather proof mastic. b) Vapour Barrier Coating; coating untuk jacket atau glass cloth pada pemipaan, katup, fitting, strainer dan lainnya harus dari jenis yang disetujui oleh Konsultan / Pengawas. c) Insulation Cements; cements untuk katup dan fitting harus dari jenis/bahan yang disetujui oleh Konsultan / Pengawas. 4) Perekat untuk pelat logam Adhesive / perekat untuk pelat logam, harus mengikuti persyaratan sebagai berikut : a) Perekat yang digunakan untuk merekat lapisan isolasi dengan lapisan flame retardant atau glass cloth harus dari jenis/bahan yang disetujui Konsultan/Pengawas. b) Perekat untuk metal clips harus dari
fire
retardant epoxy resin
adhesive. c) Insulating cement; lapisan perekat untuk katup dan fitting harus dari buatan pabrik yang disetujui. d) Metal clip boleh disambungkan dengan sambungan patri. e) Pengikat isolasi harus dari twisted jute atau kawat baja anealed 16 US Gauge. f) Metal mesh harus dari standar expanded metal lath atau 20 mm mesh kawat hexagonal yang digalvanis. 7.9.4. Kabel Tegangan Rendah dan Pentanahan 1) Jenis kabel yang digunakan : a) Kabel NYY untuk kabel kontrol, b) Kabel BC untuk pentanahan, c) Kabel serabut untuk accu. 2) Bahan
kabel terbuat
dari
tembaga
dengan
isolasi
yang sesuai
dengan jenis kabel.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-63
PT. URBANE INDONESIA
3) Bahan kabel yang diusulkan, diantaranya KABELMETAL, SUPREME, KABELINDO, TRANKA. 7.10. PERSYARATAN PEMASANGAN 7.10.1.
Persyaratan tangki harian
1) Dibuat dengan kapasitas dan dimensi seperti pada gambar. 2) Tangki dibuat di dalam negeri (ex lokal) dengan syarat-syarat pembuatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3) Dinding harus terbuat dari material mild steel. 4) Dinding dibuat dengan konstruksi las. tukang las yang digunakan harus memenuhi
persyaratan (kualifikasi) sebagai tukang las dan memiliki
sertifikat yang dikeluarkan oleh Depnaker setempat. 5) Tebal dinding tanki tidak boleh lebih tipis dari 2 mm atau setara dengan US gauge 15. 6) Tangki
harus
dilengkapi
dengan
cleaning
berpenutup, lihat gambar detail. Penutup
access,
tersebut
yaitu lubang
dipasang pada
dinding tangki dengan konstruksi mur baut serta diberi packing agar tidak bocor. 7) Konstruksi tangki harus memenuhi persyaratan persyaratan dari ASME standar, PERTAMINA dan Depnaker. 8) Kelengkapan tangki : a) Delivery line ke mesin diesel dan fire pump, b) Fuel level (tipe elektris maupun mekanis), c) Return line, d) Over flow line, e) Drain valve, f) Cleaning access, g) Tank ventilation, h) Magnetic floating switch dan sight glass 9) Seluruh pekerjaan besi/baja harus dicat. 7.10.2.
Persyaratan tangki mingguan / storage tank
1) Dibuat sesuai dengan kapasitas dan dimensi seperti pada gambar. 2) Tangki boleh dibuat didalam negeri (ex lokal), dengan syarat-syarat pembuatan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan PERTAMINA. 3) Sebagian dari persyaratan konstruksi
tangki yang
harus dipenuhi
diuraikan di bawah ini : a) Dinding harus terbuat dari material mild steel. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-64
PT. URBANE INDONESIA
b) Konstruksi
dinding adalah
single
walled
dengan konstruksi las
dimana pada bagian luar maupun bagian dalam harus dilapisi bahan anti karat dari bahan bakar yang bersifat agresif. c) Tukang las yang digunakan harus memenuhi persyaratan (kualifikasi) sebagai tukang las tangki dan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja setempat. d) Tebal bahan dinding tangki tidak boleh lebih tipis dari 6 mm. e) Konstruksi tangki harus memenuhi persyaratan dari ASME standar, ketentuan PERTAMINA dan DEPNAKER. f) Tangki harus dilengkapi dengan lubang bertutup (lihat gambar detail g bahan bakar). g) Penutup tersebut dipasang dengan konstruksi mur baut dan diberi packing agar dapat tertutup dengan rapat. h) Kelengkapan minimum untuk konstruksi tangki, Pipa isap, Fuel level (tipe elektris maupun mekanis), Drain valve, Cleaning access, Pipa pengisi, Pipa return, Pipa ventilation dengan flame arrester, 4) Tangki harus diberi perkuatan seperti pada Gambar Pelaksanaan. 7.10.3.
Persyaratan pompa bahan bakar
1) Harus dari jenis hand swing pump dan gear pump atau self primming regenerative pump. 2) Harus khusus untuk pompa transfer bahan bakar, memindahkan bahan bakar dari storage tank ke daily tank. 7.10.4.
7.10.5.
Persyaratan pipa bahan bakar 1) Jenis
: black steel pipe, medium class,
2) Sambungan
: screwed/welded joint,
3) Kelengkapan
: filter dan meteran bahan bakar.
Start- Up, Testing dan Commissioning 1) Harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk oleh manufacturer (pabrik pembuat unit packaged diesel generating set) atau tenaga ahli yang telah pernah mendapat pendidikan khusus dan sertifikat untuk start-up dan commissioning mesin tersebut.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-65
PT. URBANE INDONESIA
2) Pengujian dilakukan untuk mesin, alternator, sistem catu daya cadangan keseluruhan. 3) Harus menggunakan 2 (dua) macam beban pengujian, yaitu dummy load dan beban gedung sesungguhnya. 4) Selama pengujian semua parameter yang terindikasikan pada alat ukur dicatat, termasuk oil dan fuel consumption.
PASAL 8 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEVATOR (LIFT) 8.1. Lingkup Pekerjaan a. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini ataupun
yang tertera
dalam Gambar Pelaksanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini. b. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis yang ditentukan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga seesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1). Pengadaan dan pemasangan sistem elevator elektrik barang secara lengkap
sehingga
dapat
beroperasi
dengan
baik sesuai dengan
fungsinya. 2). Penyelesaian
lubang
hoist-way,
termasuk
perapihan
sumur,
pemasangan guide rail dan seluruh peralatan yang diperlukan untuk dapat mengoperasikan elevator tersebut. 3). Perapihan celah-celah antara panel-panel operasi pada dinding beton dan celah-celah
antara jam maupun
transom dengan dinding beton
sesuai dengan finishing arsitektur.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-66
PT. URBANE INDONESIA
4). Peralatan pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem,
meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas
atau terinci di dalam gambar pelaksanaan dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis. 5). Penyelesaian segala perizinan kepada badan yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6). Pengujian dan commissioning terhadap seluruh sistem oleh ahli
dari
perwakilan merk tersebut di Indonesia. 8.2. Ketentuan Umum a. Sistem harus dari jenis yang sesuai untuk beroperasi didaerah tropis dengan kelembaban tinggi. b. Sistem harus mengikuti standar yang dikeluarkan berikut ini,
oleh salah satu dari
BRITISH STANDAR INSTITUTION, Specification for Lifts,
Escalators Passengers Conveyors and Patternosters; BS.2655 AMERICAN NATIONAL STANDAR INSTITUTE, Safety Code for Elevators, Dumbwaiters, Escalators and Moving Walks; ANSI 17.11.3 Japan Industrial Standars, atau standar lain yang dianggap setaraf dan disetujui untuk di pergunakan oleh Konsultan/Pengawas. c. Hal penting yang harus diperhatikan adalah sistem harus beroperasi tanpa menyebabkan penerusan suara ke daerah hunian hingga menyebabkan polusi suara
di atas ambang
batas yang diizinkan. Sistem juga harus tidak
menyebabkan menerusan getaran melalui
struktur bangunan yang lebih
besar dari toleransi yang diizinkan. d. Faktor keamanan desain kereta tidak boleh kurang dari yang dituliskan di bawah ini : 1) Rope Suspenssion Breaking load : working load = 10 : 1 2) Governor tripping speed maximum/minimum, Stopping distance harus sesuai dengan ketentuan pada BS. 2655 atau ANSI A17.1. Brake/rem mampu menahan tidak kurang dari 125 % contact load. 3) Mesin lift dengan safety factor = 10. 4) Kontraktor harus memberikan surat jaminan dari pabrik pembuat bahwa mesin/sistem elevator
tersebut memenuhi salah
satu dari
standar
tersebut di atas. 8.3. Service Elevator 8.3.1.
Persyaratan Operasi
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-67
PT. URBANE INDONESIA
1) Operasi Dan Penggunaan Kereta : a) Elevator No. 1 SERVICE ELEVATOR TYPE seperti yang dijelaskan pada gambar dan lampiran yang menyertai dokumen ini. 2) Panel operasi kereta (Car operating panel) a) Harus dipasang pada sisi kanan depan dan kiri depan di dalam kereta dengan kelengkapan seperti berikut ini, b) Push-button, dengan lampu tanda terdaftar (identification to register call), dan lampu tersebut akan padam bila kereta sampai pada lantai pendaratan tersebut. c) Tanda asal gerak dengan tanda panah menyala (illuminated car direction indicator). d) Tombol penghenti dan alarm bell dipasang rata (recessed alarm bell stop button). e) Tombol permintaan mempercepat pembukaan dan penutupan pintu (door reopen and close button). f) Intercom 2 (dua) arah komunikasi dengan microphone and receiver slave niti antara kereta dengan ruang mesin dan front office / jaga piket. g) Recessed
cabinet
dengan
kunci
khusus di bagian bawah panel
operasi berisi peralatan kontrol sebagai berikut : Tombol
UP,
DOWN
dan
BY-PASS.
WITH
dan
WITHOUT-
ATTENDANT selector switch. ON/OFF switch untuk penerangan kereta dan kipas ventilasi. Independent service switch. Emergency stop dan reset switch. 3) Panel Operasi Hall (Landing Panel) Dari jenis illuminated hall-call push button dengan tanda panah arah gerak kereta harus dipasangpada setiap lantai pendaratan sebagai berikut, a) Tombol permintaan naik pada lantai dasar. Tombol permintaan naik dan turun pada lantai lainnya. b) Tombol-tombol tersebut harus dipasang pada recessed box dengan steel face plate c) Penunjuk-arah gerakan kereta, dan arrival gong tanda posisi kereta harus dipasang pada setiap lantai 1 dan lantai 2. 4) Sistem Operasi dan Pengaman a) Sistem untuk operasi adalah sebagai berikut ; MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-68
PT. URBANE INDONESIA
LIFT SERVICE b) Pada saat terjadi permintaan kereta pada suatu lantai, permintaan tersebut akan didaftar (registered call). c) Bila suatu permintaan akan kereta
terjadi pada
saat kereta yang
searah dengan permin dengan permintaan telah melalui lantai tersebut (permintaan yang
terlambat) maka permintaan
tersebut
menjadi
permintaan yang didaftar. d) Permintaan yang didaftar (registered demand/hall call) dilayani sesuai dengan priority order yang ditentukan, e) Kereta yang sedang bertugas menjemput penggilan menuju kepada panggilan pertama yang
terdaftar dan kemudian menuju ke lantai
panggilan berikutnya untuk panggilan searah. f) Pintu Lobby Lift untuk lantai Non-Standar, hanya dapat dibuka dari dalam kereta dengan menggunakan pass card atau kunci khusus. g) Kelengkapan operasi seperti pada schedule operasi elevator terlampir dan operasi lainnya berikut ini : Attendand Operation Dengan sebuah saklar yang ditempatkan pada kotak terkunci di bawah panel operasi dalam kereta yang akan memberikan kontrol secara penuh kepada petugas untuk mengoperasikan kereta terhadap panggilan, berangkat, berhenti dan arah gerak arah kereta. Auto/Hand Operation - Dengan sebuah saklar AUTO/HAND OPERATION yang berada di atap kereta,
kereta dapat dioperasikan secara langsung dengan
tom bol-tombol berikut dan seluruh kontrol otomatis akan padam. - Tekanan jari (continuous pressing) pada tombol UP atau DOWN pada panel operas pada panel operasi di atas atap kereta akan membuat kereta bergerak
naik atau turun dengan kecepatan
rendah 0.25 m/detik atau lebih lambat, dan kereta akan segera berhenti bila tombol dilepas. - Operasi
ini
digunakan
untuk
kepentingan
perawatan
dan
pemeriksaan saja.
Automatic Bypass Operation Operasi ini harus secara
otomatis mengirim kereta
kepada
permintaan mendarat dari dalam kereta pada lantai terdekat apabila kereta telah dibebani secara penuh kereta akan secara otomatis MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-69
PT. URBANE INDONESIA
mengabaikan
panggilan dari lantai pendaratan bila kereta telah
mendapat pembebanan penuh.
Overload Protection - Sebuah peralatan pengaman beban lebih (overload protection device) harus dipasang pada setiap kereta dan akan secara otomatis tetap menahan pintu landing dan pintu kereta pada posisi terbuka serta menahan kereta. - Sistem tersebut
akan membunyikan buzzer dan
kedip pertanda overload bila jumlah
lampu kedip-
penumpang
melebihi
kapasitas beban yang ditentukan (predetermined contract load). Automatic Emergency Power Operation Pada kondisi power supply utama mengalami harus kembali
ke
lantai terdekat dan
gangguan, kereta
mengabaikan seluruh
panggilan panggilan pendaratan dan permintaan kereta, membuka pintu dan mematikan seluruh sistem operasi sampai daya listrik cadangan masuk kembali.
Fire Emergency Return Operation - Dalam keadaan ini, kereta harus kembali ke lantai utama dan membuka mengabaikan seluruh panggilan-panggilan pendaratan dan permintaan kereta, membuka pintu dan mematikan seluruh sistem operasi. - Dalam keadaan ini akan dapat dioperasikan kembali dengan kunci khusus, menggunakan sumber daya emergency.
Firemens Operation h) Kelengkapan pengamanan, harus dilengkapi pada setiap kereta atau sistem, peralatan pengaman seperti berikut ini :
Magnetic brake, Terminal slow down switch, Car dan counter weight buffer, Limit dan final limit switch Overtravel limit switch, Electromechanical door interlock, Phase reversal protection for power supply, Emergency stop switch dalam kereta, Emergency stop/run switch di atas atap kereta, Overcurrent protection, MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-70
PT. URBANE INDONESIA
Electronic door safety edge dan sefety ray, Stop switch dalam pit, Cut-off switch untuk car top emergency exit, DC battery operated alarm bell, A.R.D (Automatic Radius Device) Lain-lain sesuai dengan ketentuan pada standar yang diikuti. 8.3.2.
Kontruksi Kereta dan Mesin Pengangkat
1) Ketentuan Umum a) Harus mengikuti standar
BS
:
segala 2655
ketentuan
dan
yang
suplemennya
tercantum atau
pada British
ANSI.A17.1
dan
supplemennya atau standar lain yang setara dan telah disetujui. b) Apabila konstruksi
sistem pengangkat dan kereta
yang ditawarkan
tidak mengikuti mengikuti ketentuan di atas maka Kontraktor harus secara jelas dan dapat menyerahkan tembusan, standar yang diikuti oleh sistem elevator tersebut kepada Konsultan/Pengawas
untuk
diperiksa. c) Tembusan standar tersebut harus dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. d) Dengan
menyerahkan
tembusan
standar
tersebut,
tidak berarti
bahwa sistem bahwa sistem standar tersebut disetujui dan dapat digunakan pada elevator bangunan ini. 2) Pintu, Dinding dan Lantai a) Dinding kereta Harus dari konstruksi baja dengan dinding dalam (interior wall panel) seperti yang disyaratkan. Kereta harus dilengkapi dengan hal-hal berikut : - Pencahayaan fluorescent tak langsung. - Penerangan darurat dengan batere di dalam kereta. - Automatic charger and rechargeable battery unit untuk penerangan darurat, alarm dan intercom. - Ventilasi dengan ceiling fan. - Pintu darurat di langit-langit. - Intercom darurat yang dihubungkan ke ruang mesin/operator dan ke ruang kontrol, dengan sumber daya batterai. - Socket outlet untuk maintenance/hand lamp. b) Pintu kereta dan pintu masuk MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-71
PT. URBANE INDONESIA
Pintu masuk (entrance door) harus dari konstruksi pintu lapis rapat udara dengan pembukaan sesuai dengan skedul / spesifikasi kereta. Operasi pintu harus menggunakan sistem otomatis dengan listriksearah tanpa terjadi suara maupun getaran maupun kejutan pada saat bekerja dan dilengkapi dengan retractable safety edge. Harus dilengkapi dengan sistem interlock sehingga hal-hal berikut dapat terpenuhi, - Pintu-pintu kereta dan entrance harus tidak
dapat terbuka atau
dibuka sebelum kereta mencapai pemberhentiannya dengan benar. - Kereta
harus tidak dapat
berjalan
apabila
ada
pintu kereta
maupun pintu landing yang terbuka pada lantai pemberhentian tersebut maupun pada lantai pemberhentian lainnya. - Pintu landing harus tidak dapat dibuka atau terbuka pada saat kereta sedang bergerak. - Setiap pintu harus dilengkapi dengan kunci khusus untuk membuka dari sisi masuk. Jenis Pintu Kereta - Kereta Penumpang (No.1 dan.2) : Centre Opening c) Lantai / dasar kereta Lantai kereta harus terdiri dari 2(dua) lapisan; lapisan atas tersebut dari kayu lunak lunak dan lapisan
bawah dari
kayu keras dari jenis kayu yang
mempunyai serat terpasang saling tegak lurus atau jenis lainnya yang disetujui Konsultan/Pengawas sesuai dengan standar pabrik. Pada dasar lantai kereta (bagian paling bawah) dilapis dengan lembaran baja galvanis, tebal tidak kurang dari 20 gauge. Di atasnya harus dilapis
dengan lantai karet dengan
tebal tidak
kurang dari 6 mm Dasar kereta harus didudukkan pada dudukan karet yang diikatkan pada rangka baja rangka kabin. Rangka kereta harus terbuat dari profil baja yang dibentuk dengan las dan baut, sehingga tidak akan berubah bentuk atau rusak pada semua kondisi beban. Bila lantai dengan finish dari vinyl, harus menggunakan vinyl dengan tebal yang tidak kurang dari 6 mm.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-72
PT. URBANE INDONESIA
8.3.3.
Sistem Kontrol dan Pengkabelan
1) Panel Kontrol a) Harus dari jenis free standing dan merupakan kotak panel yang kokoh, dilengkapi dengan lubang lubang ventilasi dan pintu dari jenis pintu berengsel yang dilengkapi kunci. b) Seluruh
peralatan
kontrol
harus
ditempatkan
di
dalam
panel
tersebut di atas. c) Sistem kontrol harus tidak menimbulkan suara bising dan harus dipasang dengan jarak-jarak antar peralatan secukupnya agar tidak terjadi loncatan listrik statik. d) Sistem kontrol harus dilengkapi
dengan peralatan
yang akan
mencegah terjadinya kegagalan operasi kereta dengan adanya kebocoran arus listrik. 2) Controller, a) Harus dilengkapi dengan control system untuk sistem operasi, sistem pengamanan kereta dan sistem pengatur pintu. b) Kabinet untuk penempatan peralatan kontrol ini harus dengan konstruksi yang tidak membutuhkan
peralatan-peralatan pengatur
kondisi lingkungan sehingga dapat secara secara bebas ditempatkan di ruang mesin. c) Sistem harus dari jenis yang memudahkan pekerjaan pemeriksaan / perbaikan dengan maksud agar down time seminimal mungkin. d) Sistem harus dari Variable Voltage Variable Frequency Controller. e) Sistem harus dilengkapi dengan Wall Mounted Type Supervisory Panel yang diletakkan di Front Office. 3) Pengkabelan Segala peraturan dan ketentuan dalam British Standar BS.2566.72
pengkabelan harus mengikuti
dan suplemennya atau
ANSI.A17.1 dan
supplemennya atau standar lain yang setaraf dan telah disetujui serta mengikuti standar yang berlaku di Indonesia. 8.4. Testing dan Commissioning a. Harus dilakukan oleh ahli dari agen tunggal / perwakilan pabrik pembuat elevator di Indonesia. b. Ahli tersebut harus telah mendapat training / pendidikan khusus untuk itu di negara asal pembuat elevator dan mendapat sertifikat tanda lulus pendidikan MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-73
PT. URBANE INDONESIA
tersebut, sertifikat tersebut
harus dibuatkan tembusannya dan diserahkan
kepada Konsultan/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. c. Testing dan commissioning harus dibuatkan test procedurs jadualnya oleh Kontraktor paling lambat 3 (tiga) minggu sebelum dilaksanakan, kecuali dinyatakan lain, dan harus diserahkan kepada Konsultan/Pengawas. d. Testing dan commissioning meliputi hal-hal berikut, 1) Pengujian pembebanan kereta 2) Pengujian kecepatan kereta 3) Pengujian operasi kereta. 4) Pengujian lainnya sesuai dengan persyaratan pada standar yang diikuti dan persyaratan instansi yang
berwenang setempat (Authority Having
Juridication) e. Pekerjaan ini harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada standar yang diikuti dan menggunakan formulir-formulir isian (test report form) yang dilampirkan pada standar yang diikuti tersebut kecuali bila ditentukan lain pada saat keputusan penentuan standar yang diikuti.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-74
PT. URBANE INDONESIA
III. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL dan ELEKTRONIK PASAL 9 - Syarat- Syarat Teknis Instalasi Listrik 9.1. Umum Syarat- syarat Khusus Teknis
yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan Gedung Museum Situs Song Pacitan Jawa Timur. Dalam hal ini Syarat- syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat- Syarat Khusus Teknik ini. 9.2.
Prinsip Penyediaan Daya Listrik. Sumber daya listrik utama bagi Gedung Museum Situs Song ini diperoleh dari jaringan tegangan Rendah PLN dari Gardu Travo Portal
diterima oleh Main
Distribution Panel (MDP) yang diletakkan di Ruang Panel dalam bangunan. Daya dari Ruang Panel Tegangan Rendah tersebut disalurkan ke panel- panel daya dan Panel penerangan gedung secara radial dengan sistem distribusi tegangan rendah tiga fasa - empat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman). 9.3.
Lingkup Pekerjaan Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian- bagiannya, seperti yang tertera pada gambar- gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah- terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan- ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat- syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah : Pengadaan dan
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-75
PT. URBANE INDONESIA
pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat- syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat- syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi : a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel MDP (PUTR), SDP (Sub Distribution Panel) dan panel - panel tegangan rendah lainnya. b. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan
panel- panel daya /
penerangan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral / badan panel. c. Pengadaan dan pemasangan kabel TR yaitu kabel- kabel daya jenis NYY untuk
penghubung antarpanel daya / penerangan dan kabel- kabel daya
menuju pompa air bersih dan panel AC. d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan dalam bangunan maupun penerangan luar bangunan. e. Pengadaan dan pemasangan grounding dari panel-panel. f. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir type Electro static Field (EF). 9.4.
Gambar- Gambar Gambar- gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran- besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan- peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar- gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan. Kontraktor harus
menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Konsultan / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu. 9.5.
Ketentuan- Ketentuan Instalasi
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-76
PT. URBANE INDONESIA
9.5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah. Meliputi
pengadaan
dan
pemasangan
power
receptacle
outlet
(stop- kontak), saklar, kotak- kotak tarik (pull box), kabinet / panel daya, kabel, alat- alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan penerangan. a. Kotak- kotak (doos) Outlet.
Jenis. Kotak- kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar lain. Kotak- kotak ini bisa berbentuk single/ multi gang box empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak- kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
Ukuran. Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung
jumlah dan
ukuran conduit,
sesuai
dengan
persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan. b. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type). Kotak- kotak outlet di tempat- tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
tempat- tempat yang kena matahari.
tempat- tempat yang kena hujan.
tempat- tempat yang kena minyak.
tempat- tempat yang kena udara lembab.
tempat- tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
c. Outlet Pada Permukaan Khusus. Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar- saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi- sisi tegak. d. Saklar dan Stop Kontak. Bahan Doos. Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak- kotak outlet untuk saklar dinding dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-77
PT. URBANE INDONESIA
10,1 cm untuk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak- kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan. Cara Pemasangan. Saklar- saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar- saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Konsultan / Pengawas. Saklar dan stop kontak ex LEGRAND dan BERKER atau setara. Jumlah Kutub. Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan. Pendukung dan Pengikat. Kotak- kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap. e. Kabel- kabel. Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel
tegangan
rendah,
kabel
kontrol,
accessories,
peralatan- peralatan dan barang- barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V). Kabel tegangan rendah yang digunakan
harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai
kabel
instalasi
dan peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-78
PT. URBANE INDONESIA
pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol). Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas rangka plafon atau menempel pada pelat lantai di atas ruang sesuai dengan kebutuhannya. Semua konduit, kabel- kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel- kabel maksimum adalah sebesar 40 %. Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar). Kabel Tanah Tegangan Rendah. Kabel
tegangan
rendah yang
digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2). Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin - cold pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar- benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-79
PT. URBANE INDONESIA
terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM atau setara. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak. Kabel- kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high- impact heavy gauge. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat
lain.
Home run
untuk rangkaian
instalasi
bertegangan 220 volt yang panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A). Splice / Pencabangan. Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan - sambungan di dalam pipa konduit. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak- kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat
secara elektris dengan solderless connector jenis
tekan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor - konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Bahan Isolasi Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain- lain seperti karet, PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan lain- lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain- lain yang
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-80
PT. URBANE INDONESIA
tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran Konsultan / Pengawas atau pabrik pembuatnya. f.
Pemasangan Kabel. Pemasangan di Permukaan. - Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan. Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high- impact heavy gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit- langit dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung- pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat. Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari- jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat- syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL atau setara. - Kabel Daya Penghubung Antarpanel. Kabel- kabel daya diletakkan di atas cable tray, di klem pada cable tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan
cable
tray
harus
mengikuti
jalur
yang
direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang diklem ke pelat beton. Untuk
keperluan
pemasangan
kabel,
Kontraktor
harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal. Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut. Pemasangan di Dalam Dinding Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran minimum 3/4. Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam. Pemasangan Menembus Dinding.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-81
PT. URBANE INDONESIA
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui
sparing
kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel. Penggunaan Warna Kabel. Penggunaan
warna
kabel NYY,
NYM dan NYFGbY untuk
tegangan fasa, netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987, yaitu : - Sistem tegangan 220 V, 1 fasa : hitam
: fasa
biru
: netral
kuning/hijau
: pentanahan
- Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa : merah
: fasa R
kuning
: fasa S
hitam
: fasa T
biru
: netral (N)
kuning/hijau
: pentanahan (G)
g. Pendukung Kabel. Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak- kotak yang ada di atas panel daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain- lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung. h. Konduit Tertanam. Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit- langit. 9.5.2. Sistem Race Way Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel. a. Ukuran Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain- lain. Diameter minimum konduit adalah 3/4 menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-82
PT. URBANE INDONESIA
b. Bahan Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan uPVC high- impact heavy gauge yang memenuhi standar BS 4607 dan BS 6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa
yang
digunakan harus dari jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I dan II class 4. c. Pemasangan Race Way yang Ditanam di Dinding. Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan kondisi semula. Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung- ujung konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran- kotoran lainnya. Race Way yang Dipasang di Permukaan. Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar atau tegak- lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang- bidang vertikal dengan langit- langit. Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit- langit, harus digunakan klem- klem khusus untuk pipa sejajar. Ujung- ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus
ditutup /
dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai. Untuk daerah yang lembab,
semua peralatan pembantu,
fitting- fitting, klem dan lain- lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif. Pipa- pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan / Pengawas. Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut : - Pipa penerangan dan daya MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-83
- orange PT. URBANE INDONESIA
- Pipa Elektronik / telepon dll
- hijau
Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah. Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum dipasangkan. Di atas race way tersebut
harus diberi
patok penunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar SII. Race way Melintas / Menembus Dinding. Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit- langit dan lain- lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap. Konduit Logam Flexibel Tahan Air. Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa. Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel. Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis insulated throat type yang dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan cairan tersebut. Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way / konduit ini. Pengakhiran dan Sambungan. Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain- lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau fibre minded yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way. Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock compressed. 9.5.3.
Pentanahan.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-84
PT. URBANE INDONESIA
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan- bahan logam/metal dari peralatan- peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal
harus
dihubungkan
dengan
konduktor
kontinyu
untuk
pentanahan. Penggunaan konduit metal sebagai satu- satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan. Dalam hal ini, harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi. Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm2 dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan / Pengawas. Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah maksimum 2 Ohm.
9.5.4. Panel Tegangan Rendah dan Perlengkapannya a. Umum. Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator,
magnetic
contactor,
accessories,
peralatan- peralatan dan barang- barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan peralatan- peralatannya. Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel- panel tegangan rendah dan dapat memberikan keterangan bahwa panel- panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 tahun. Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti. b. Panel- panel. Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain.Seluruh assembly termasuk housing, bus- bar, alat- alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan seperti disyaratkan di bawah ini : Umum
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-85
PT. URBANE INDONESIA
Setiap panel daya utama harus
dari jenis indoor, dead- front,
terbuat dari plat baja (metal clad) dengan ketebalan minimum 1,7 mm. Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat hubung- singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik). Panel harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi- sisinya. Bagian bawah dan atas panel dilengkapi dengan pelat penutup yang bisa dilepas. Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu
untuk rangkaian
kontrol, daya dan lain- lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut. Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian- bagian yang mengalirkan arus pada nilai- nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian belakang harus mempunyai
lubang sekrup untuk
pemasangan secara kokoh menempel ke dinding. Material- material
yang
bertegangan
harus
dicegah
dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pelat baja yang digunakan minimum 1,7 mm. Konstruksi Panel- panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk dalam
gambar untuk melaksanakan fungsi yang
diperlukan. Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai. Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain- lain harus diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi). Tempat struktur bus- bar dan hubungan- hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung- singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-86
PT. URBANE INDONESIA
Hubungan- hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin daerah kontak yang baik. c. Ventilasi Lubang- lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine. Untuk menjaga benda- benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di- punch). d. Papan Nama. Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus papan nama yang
dilengkapi dengan
dipasang pada pintu panel dekat
dengan
pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara- cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus
daya
atau
alat- alat
yang
tersambung
padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja. Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan komponen- komponen dan tanda- tanda untuk komponen tersebut. e. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari. Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan - ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan pemutus daya
cadangan, terminal, klem- klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di kemudian hari. Kemungkinan penyambungan peralatan baru, misalnya
di kemudian
hari dapat berupa
saklar, pemutus daya, kontaktor dan
lain- lain. f. Bus- Bar / Rel Daya. Bus- Bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi. Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam PUIL 1987. Bus- Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis hard drawn high conductivity yang memenuhi standar B.S. 1433,
dilapisi perak pada bagian luarnya secara
menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran bus- bar disesuaikan dengan peraturan PUIL 1987 (daftar no. 630 - D1 - D4 / PUIL 1987). Semua bus - bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-87
PT. URBANE INDONESIA
bahan yang tidak menyerap air
(non- hygroscopic) misalnya porselin
atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat arus hubung- singkat. Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70
o
C. Setiap panel harus mempunyai bus- bar netral dengan
kapasitas penuh (full neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus- bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus. Semua hubungan dari bus- bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang- batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus- bar. Untuk arus yang lebih kecil, diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA). Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran- ukuran dari bus- bar dan susunannya. Ukuran dari bus- bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara- cara untuk penyambungan di kemudian hari. Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu teminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus- bar. Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan. g. Alat- alat Ukur. Setiap panel harus dilengkapi dengan alat- alat ukur dan trafo ukur seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana. Bila digunakan amperemeter selector switch (ASS / saklar pindah), pada saat pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk ampermeter harus berada pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan terhubung- singkat. Meter- meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-88
PT. URBANE INDONESIA
mm x 144 mm. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter harus ditandai dengan jelas.
Amperemeter (A- m) Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk menandai besarnya arus beban penuh. Amperemeter harus mampu untuk menahan pergerakan yang timbul akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat (compressed) untuk
keperluan
pembacaan
arus
start
tersebut.
Pada
amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
Voltmeter (V- m) Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang masuk
melalui sikring
pengaman
jenis
di sisi daya
HRC dengan arus
nominal 3 A. Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero
adjustment)
berupa sekrup pemutar
di
bagian depan. h. Trafo Arus. Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan standar- standar VDE untuk keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya- gaya
mekanis
yang
timbul
pada
waktu
terjadinya
hubung- singkat 3 fasa simetris. Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan kWh- meter
dengan syarat
tidak mengurangi ketelitiannya (kapasitas burden mencukupi). Bila ternyata ketelitian terganggu,
harus digunakan trafo arus khusus
(terpisah). i. Kabel- Kabel Kontrol. Kabel kontrol (control wiring) dari panel- panel harus sudah dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-89
PT. URBANE INDONESIA
Pada setiap ujung
kabel kontrol ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat penekan (press- tang / kerf tang) secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (loose contact). Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh. j. Merk Pabrik. Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan- peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada rangka panel. k. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) Untuk pemutus daya cabang dengan arus antara 80 A sampai dengan 800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 40 o
C (fully tropicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660
VAC dengan rating 1.000 VAC. - MCCB harus dapat dioperasikan secara reverse feed baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance. -
Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan membuka
kontak - kontak
utamanya secara menyapu (wiping action). - Mekanisme operasi harus dari jenis quick make dan quick break secara simultan pada ketiga / keempat
kutubnya
sewaktu opening, closing maupun trip. Mekanisme ini harus trip- free
untuk mencegah
kontak utama menutup kembali
tanpa sengaja. - Handle togel MCCB
harus dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir
pada
salah
satu
kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan. - MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada
masing -
masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-90
PT. URBANE INDONESIA
beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal,
pengatur
arus
hubung- singkat
(overcurent
-
instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis). Miniature Circuit Breaker (MCB). -
MCB digunakan untuk arus kurang dari 80 A, harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /Part 1 1977 atau IEC157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
- MCB harus dapat dioperasikan secara reverse feed, baik pada
posisi horisontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance. - Kontak utama yang meneruskan dari
bahan silver / tungsten
dirancang untuk
menutup
dan dan
arus beban harus terbuat mekanisme
operasinya
membuka kontak- kontak
utamanya secara menyapu (wiping action). - Mekanisme operasi harus dari jenis trip- free untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja. - Handle togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan. - MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload- inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung- singkat
(overcurent- instantaneous)
secara
mekanis dengan solenoid (magnetis). Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan
(breaking capacity) disesuaikan dengan
letak
pemutus daya tersebut. l. Terminal Pembantu. Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan. Terminal pembantu tersebut harus terbuat
dari bahan yang sama dengan
terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-91
PT. URBANE INDONESIA
mur- baut yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan hubungan- longgar (loose contact). 9.6. Peralatan Penerangan. 9.6.1. Umum Peralatan penerangan meliputi
armatur, lampu- lampu, aksesoris,
peralatan serta alat- alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar- gambar. 9.6.2. Kualitas dan Pengerjaan. Semua material dan aksesoris, baik yang disebut secara umum maupun khusus harus dari kualitas terbaik. Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini. Armatur ex PHILIPS/ARTOLITE atau setara. 9.6.3. Jenis Armature. a. Lampu- lampu Flourescent (TL) Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe. Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead- lag untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII / LMK. b. Lampu Sorot (Flood Lighting). Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan cuaca (tahan korosi), baik untuk badan maupun kaca pelindung armatur. Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear cover) terbuat dari high- pressure die- cast allumunium dengan kandungan tembaga yang rendah. Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca tahan panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate dengan gasket karet- silikon sehingga keseluruhan armatur mempunyai derajat perlindungan IP 55. Jenis lampu yang digunakan adalah HPI- T 400 W, lengkap dengan ballast, ignitor dan kapasitor. Armatur dan komponen ex PHILIPS atau setara (HNF-003).
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-92
PT. URBANE INDONESIA
c. Lampu Downlight (DL) Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96, ballast harus dari tipe low losses. 9.6.4. Pemasangan. Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara- cara yang disetujui Konsultan
/
Pengawas.
Harus
disediakan
pengikat,
penyangga,
penggantung dan bahan- bahan lain yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Baris armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul- betul lurus. Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai sela- sela di antara bagian- bagian fixture dan permukaan- permukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded). Pada
waktu
diselesaikannya
pemasangan
armature
penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan. Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap.
9.7.
Pengujian, Penyetelan Peralatan Dari Sistem 9.7.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan- ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang. 9.7.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan- peralatan dan kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning. 9.7.3. Pengujian- pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan / Pengawas antara lain :
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-93
PT. URBANE INDONESIA
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun keseluruhan (overall). b. Pengujian pentanahan panel. c. Pengujian kontinuitas konduktor. d. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel- panel daya. e. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing- out) f. Load testing. g. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data setelan yang dilakukan. h. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan / Pengawas. 9.7.4. Hasil- hasil pengujian harus sesuai dengan syarat- syarat teknis yang telah diuraikan di atas atau standar- standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.
PASAL 10 - SARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR 10.1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi sistem penangkal petir seperti dipersyaratkan di dalam buku Persyaratan Teknis ini dan seperti ditunjukkan pada Gambar Pelaksanaan. Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku Persyaratan Teknis ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem penangkal petir. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut : MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-94
PT. URBANE INDONESIA
1) Elektroda penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir (air termination), dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penangkal petir. 2) Hantaran Turun, Didalam item ini termasuk juga
pipa pelindung dan klem untuk dudukan
dan pemasangan hantaran turun. 3) Elektroda Pembumian, Item ini meliputi batang pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol dan material - material bantu lainnya. Instalasi sistem penangkal petir harus
mengikuti
Peraturan Umum Instalasi
Penangkal Petir atau peraturan peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. 10.2. Elektroda Penangkal Petir / Air Termination Elektroda penangkal petir ini terdiri dari : 1)
Air Termination dari jenis Electro Static lightning terminal.
2)
Dudukan air termination yang terbuat dari fiber glass dengan diameter 70 mm dan ketinggian minimum 2,5 meter.
3)
Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh goncangan dan angin.
Air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari Departemen
Tenaga
Kerja Republik
Indonesia atau instansi lain yang
berwenang. Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis radioaktif. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan gambar pelaksanaan. Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan. Elektroda penangkal petir harus dihubungkan dengan hantaran turun Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian atau benda yang berada di atap
sampai dengan lantai - 4.m, harus
dapat terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir. 10.3. Hantaran Turun Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang diterima / ditangkap oleh elektroda penangkal petir ke konduktor
pembumian.
Oleh
karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda
penangkal petir maupun elektroda pembumian. Hantaran turun
terbuat dari konduktor yang dirancang khusus untuk hantaran turun sistem
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-95
PT. URBANE INDONESIA
penangkal petir.Hantaran turun yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk sistem penangkal petir. Hantaran turun yang digunakan mempunyai ukuran sesuai dengan standar produk yang dipilih. Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis. 10.4. Elektroda Pembumian Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 1 1/4 Inch dan plat tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan. Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 12 m, telah mencapai lapisan air dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar 1 Ohm. Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian dengan hantaran turun harus dilakukan di test box. Penyambungan tersebut harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Sistem pembumian untuk penangkal petir ini harus terpisah dari sistem pembumian untuk sistem elektrikal lainnya. 10.5. Bak Kontrol / Terminal Penyambungan Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian. Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Pelaksanaan. Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton. Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah. 10.6. Penyangga Dan Klem Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir. Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat. Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-96
PT. URBANE INDONESIA
PASAL 11 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SISTEM KOMUNIKASI TELEPON 11.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh sistem komunikasi telepon seperti dipersyaratkan di dalam buku Persyaratan Teknis ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar Pelaksanaan. Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaanpekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalam buku Persyaratan Teknis ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adal ah sebagai berikut :
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-97
PT. URBANE INDONESIA
1)
Sentral
Langganan Telepon Otomatis/STLO yang digunakan adalah
Private Access Branch Exchange (PABX). Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah unit PABX, Operator Console yang dilengkapi dengan Direct Selector Switch (DSS), Printer, Main Distribution Frame (MDF) dan Sumber Catu Daya Listrik Cadangan (Charger dan Ni-Cad Battery). 2)
Instalasi Telepon, Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah terminal box, kabel instalasi yang menghubungkan antara terminal box satu dengan terminal box yang lainnya,
kabel instalasi
yang menghubungkan
terminal
box
dengan
outlet-outlet telepon termasuk outlet-outlet telepon, metal doos serta conduit / sparing pelindung kabel instalasi. 3)
Pesawat telepon, dipilih pesawat telepon push button dialler.
4)
Peralatan
bantu
kesempurnaan
yaitu kerja
peralatan-peralatan sistem,
meskipun
yang
diperlukan
peralatan
untuk
tersebut tidak
disebutkan secara jelas atau terinci didalam Gambar Pelaksanaan dan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan. 5)
Penyambungan saluran telepon TELKOM, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk nomor saluran baru.
11.2. Kemampuan Operasi a. Sistem komunikasi ini harus dapat berfungsi sebagai : 1) Sarana hubungan komunikasi telepon 2) Sarana hubungan komunikasi intercom 3) Sarana hubungan komunikasi data b. Komunikasi antar extension (pesawat cabang) 1) Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi antar extension. 2) Komunikasi antar extension tersebut harus dapat diprogram untuk bisa komunikasi langsung, melalui operator atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi (diblok). Hal tersebut disesuaikan dengan ketentuanketentuan yang berlaku. c. Komunikasi dari extension (pesawat cabang) ke luar. Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi dari extension keluar sesuai dengan tingkatan/jabatan yaitu: 1) Tingkatan 1:
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-98
PT. URBANE INDONESIA
Extension yang diprogram untuk tidak bisa berkomunikasi ke luar kecuali disambungkan oleh operator. 2) Tingkatan 2 : Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi ke luar (tanpa melalui operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal). 3) Tingkatan 3 : Extension yang
diprogram untuk bisa
berkomunikasi ke luar (tanpa
melalui operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal) dan dalam negeri (sambungan jarak jauh). 4) Tingkatan 4 : Extension yang
diprogram untuk bisa
berkomunikasi ke luar (tanpa
melalui operator) dan tidak terbatas artinya dapat melakukan sambungan lokal, jarak jauh dan sambungan international. Pemilihan extension yang masuk ketingkatan 1,2,3 dan 4 ditentukan kemudian dan disesuaikan dengan peraturan dan struktur organisasi, harus dapat diprogram secara bebas. d. Komunikasi dari luar ke dalam Komunikasi dari luar ke dalam harus dapat diprogram untuk dapat dihubungi langsung dari luar atau tidak dapat dihubungi langsung dari luar kecuali melalui operator. e. Sistem Konferensi Sistem harus mampu untuk melakukan pembicaraan sistem konfrensi (pembicaraan lebih dari dua orang) berupa: 1)
Extension - extension - extension - ...
2)
Luar - extension -
3)
Luar - luar - extension -... dll.
extension - ...
f. Sistem paging (bila dibutuhkan) Sistem harus mampu berintegrasi dengan Sistem Tata Suara (public address system, car call dan lain-lain sesuai keinginan seperti ditunjukkan dalam Gambar Pelaksanaan)
sehingga memungkinkan melakukan paging dari
pesawat telepon. g. Trafic metering Sistem harus dilengkapi dengan sarana trafic metering unit dan printer, sehingga mampu melakukan pencatatan mengenai trafic seperti nomor extension yang melakukan pembicaraan,
waktu pembicaraan,
jam mulai
melakukan pembicaraan, lamanya pembicaraan dan lain lain sehingga dari
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-99
PT. URBANE INDONESIA
hasil pencataan tersebut dapat dilakukan analisa traffic. Hasil pengukuran tersebut dapat langsung di-print out. h. Penomoran pesawat cabang. Penomoran extension harus dapat diprogram secara bebas dan flexible. i. Call hold and music call hold. Setiap pesawat extension harus dapat menunda pembicaraan dengan pihak luar dan kemudian mengambil atau melanjutkan kembali pembicaraannya dari pesawatnya atau pesawat yang lain. Selama menunggu, lawan bicara diberi musik yang berasal dari dalam PABX itu sendiri atau musik yang dari tape (luar) yang telah di program untuk call hold music. j. Night Service, Di luar jam kerja incoming call dapat dialihkan ke salah satu pesawat cabang lain yang dipilih. k. Salah satu nomor diperuntukkan khusus untuk pimpinan, sehingga bila pesawat diangkat,
maka akan langsung tersambung ke nomor TELKOM
tersebut. l. Panggilan ke pesawat pimpinan harus dapat diprogram untuk dijatuhkan ke telepon sekretarisnya. m. Kemampuan kemampuan lain yang harus dimiliki adalah: 1) Automatic callback on busy station, 2) Automatic callback on busy trunk, 3) Last number dialling, 4) Busy overide, 5) Speed dialling, 6) Fasilitas-fasilitas lain sesuai
dengan rekomendasi dari produk
yang
dipilih. 11.3. Sentral Telepon Langganan Otomatis a. Ketentuan Umum 1) PABX
yang
digunakan
harus
memenuhi
standar
atau spesifikasi
TELKOM dan CCITT yang dibuktikan oleh sertifikat yang dikeluarkan 2) PABX harus mempunyai kemampuan seperti ditunjukkan didalam item kemampuan operasi di atas. 3) PABX yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari pabrik pembuatnya untuk dipasang di daerah tropis dengan kondisi lingkungan a) Temperatur ruangan : 10 o C s/d 40 o C. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-100
PT. URBANE INDONESIA
b) Kelembaban relatif
: s/d 80 %
b. Data teknis 1) PABX yang digunakan dari jenis: 2) Digital, fully electronic microprocessor controlled communication system with stored program. a) Kapasitas 3/20 dapat di Expandable sampai 10/100 b) Switching system menggunakan teknologi Pulse Code Modulation dan time devision multiplexing. 3) PABX harus mampu diextend (diperluas) untuk pengembangan dimasa yang akan datang. 4) PABX mempunyai sumber catu daya listrik 220 Volt + 10 %, 1 Phasa, 50 Hertz. 5) Mempunyai catu daya listrik cadangan berupa batere yang mampu bekerja dalam keadaan sumber catu daya utama PLN mengalami gangguan minimal 8 (delapan) jam pada kondisi full traffics. 6) Unit catu daya listrik cadangan dilengkapi dengan Charger / Rectifier. 7) PABX harus dilengkapi dengan : a) 2 buah operator console. b) 1 buah printer. 8) Alat ukur. a) Main distribution frame (MDF), b) Sistem grounding dengan tahanan sesuai yang direkomendasikan pabrik pembuat PABX sehingga sistem bekerja sempurna. c. Persyaratan pemasangan. 1) PABX dipasang pada ruangan seperti dalam Gambar Pelaksanaan. 2) PABX dipasang dengan perkuatan sehingga tidak akan roboh, rusak atau bergeser oleh gangguan mekanis. d. Terminal Box Telepon Terminal box telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mm. Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh perencana Interior. Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Pelaksanaan. Terminal box telepon dipasang
flush mounting
pada dinding. Terminal box telepon dilengkapi
dengan pintu, kunci dan handle. Penyambungan kabel instalasi telepon didalam
terminal
box
dilakukan
dengan
menggunakan
terminal
penyambungan dari jenis sambungan jepit. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-101
PT. URBANE INDONESIA
e. Kabel Instalasi Kabel instalasi
telepon
menggunakan
kabel
PVC berukuran 0,6 mm2
dengan jumlah kabel per pesawat sesuai merk PABX terpilih. Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem pada rak kabel atau ditanam didalam dinding. Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan tembaga. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-pipa
pelindung kabel untuk keperluan
instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat finish berwarna hijau. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan. f. Outlet Telepon Outlet telepon dipasang pada : Dinding dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai. Floor outlet box. Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer. Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box. Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan dengan rekomendasi dari produk yang dipilih. g. Pesawat Telepon Pesawat telepon cabang berupa pesawat telepon meja dengan tipe push button dialler. Persyaratan-persyaratan lain mengenai pesawat telepon, sesuai dengan rekomendasi dari produk yang pilih. 11.4. Sistem Pembumian Untuk Pengaman a. Ketentuan umum. 1) Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan
seperti
hubung
singkat
phasa
ke
badan
peralatan
kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan. 2) Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan / keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-102
PT. URBANE INDONESIA
3) Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini. 4) Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standarstandar lain yang diakui di Negara Republik Indonesia. b. Konstruksi. 1) Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda yang
diketanahkan
dan peralatan
bantu lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. 2) Grounding
rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan
tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan. 3) Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod terbuat dari bare copper conductor atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Pelaksanaan. 4) Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt. 11.5. Pemasangan 1) Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 m dan masing-masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm. 2) Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. 3) Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan. 4) Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan gangguan mekanis. 5) Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar Pelaksanaan. 6) Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus meng gunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum didalam Gambar Pelaksanaan. 7) Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian : MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-103
PT. URBANE INDONESIA
8) Pembumian jaringan tegangan tinggi, 9) Pembumian instalasi sistem penangkal petir, 10) Pembumian sistem tegangan rendah, 11) Tata letak sistem pembumian harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
PASAL 12 - SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENGINDERA KEBAKARAN (FIRE ALARM SYSTEM) 12.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang lengkap serta sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran
seperti dipersyaratkan
didalam
buku Persyaratan
Teknis ini dan ditunjukkan di dalam Gambar Pelaksanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak mungkin disebutkan secara tetapi dianggap perlu
terperinci didalam buku Persyaratan Teknis ini
untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan
operasi sistem pengindera kebakaran secara keseluruhan.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-104
PT. URBANE INDONESIA
Item-item pekerjaan yang termasuk
di dalam
pekerjaan ini adalah sebagai
berikut : 1)
Pusat Kontrol, Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan Central Processing Unit (CPU), Monitor unit (Visual Display Unit), Printer, Annunciator panel, Interface Panel
dan
peralatan-peralatan
bantu
lain
yang
dibutuhkan
untuk
kesempurnaan sistem. 2)
Interface unit. Dalam item pekerjaan ini harus termasuk pula batere cadangan berikut charger-nya.
3)
Initiating Device, Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan Ionization Smoke Detector, Rate of Rise and Fixed Temperature Detector, Fixed Temperature Detector dan Manual Detector/Alarm.
4)
Alarm Device, Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices (lampu indikator dan lampu exit) dan Audible Alarm Device (bell).
5)
Instalasi Sistem, Pekerjaan ini meliputi Central Terminal Box, Terminal Box, pengkabelan lengkap dengan conduit, sparing, metal doos untuk fixture unit, pencabangan dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya.
12.2. PENJELASAN SISTEM 12.2.1.
Pusat Kontrol
1) Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring, alerting / signalling dan controlling baik secara otomatis dan atau manual. Operasi otomatis dilakukan berdasarkan suatu program tertentu yang
telah ditentukan sebelumnya sedangkan operasi
manual berdasarkan suatu prosedur operasi
tertentu melalui input
unit. 2) Pusat kontrol tersebut harus dapat memonitor dan mengontrol : a) Pendeteksi kebakaran dan tanda (alarm) kebakaran. b) Peralatan bantu evakuasi yang terdiri dari lampu exit, lampu emergency dan lainnya. c) Lampu lampu penerangan. d) Pemutusan aliran listrik. 12.2.2.
Interface Panel
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-105
PT. URBANE INDONESIA
1) Yang dimaksud dengan interface unit / data gathering panel / autotherm / IQ panel / Transponder atau nama lain sesuai produk terpilih adalah bagian sistem yang menghubungkan antara peralatan input (peralatan deteksi) dan output unit (alarm system, actuator unit dan lain lain) dengan pusat kontrol. 2) Interface unit berkemampuan untuk memonitor dan mengontrol sehingga
apabila
komunikasi
dengan
pusat kontrol
terputus /
terganggu, interface unit dapat mengambil alih fungsi monitoring dan controlling. 12.2.3.
Peralatan Pendeteksi.
Peralatan pendeteksi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Pendeteksi kondisi area/ruang/tempat yang terdiri dari : a) Rate of rise and fixed temperature detector, fixed temperature detector, ionization smoke detector dan manual station untuk mendeteksi kebakaran dalam ruangan. b) Water level kontrol untuk mendeteksi kondisi air dalam ground reservoir dan bahan bakar dalam tanki bahan bakar. c) Flow switch untuk mendeteksi adanya aliran air / udara dalam pipa / ducting. 2) Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi yang disesuaikan dengan jenis dan kerja dari peralatannya. 12.3. KEMAMPUAN OPERASI 12.3.1.
Ketentuan Umum
1) Sistem harus mampu melakukan fungsi monitoring yaitu memonitor : a) Kejadian atau kondisi ruang / tempat yang dilengkapi dengan peralatan deteksi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. b) Kondisi operasi peralatan yang harus dimonitor oleh supervisi. 2) Sistem harus mampu melakukan fungsi alerting and signaling yaitu bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan memberikan tanda-tanda tertentu. 3) Sistem
harus
mampu
melakukan
fungsi
controlling
yaitu
mengoperasikan semua sistem yang dikontrolnya. Pengoperasian tersebut harus dapat dilaksanakan dengan cara: a) Secara otomatis berdasarkan kejadian, artinya
apabila
sistem
mendeteksi adanya ketidak wajaran maka secara otomatis sistem menjalankan fungsi pengontrolan. Sebagai contoh apabila sistem MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-106
PT. URBANE INDONESIA
mendeteksi adanya asap pada suatu ruangan, maka sistem akan otomatis memberikan tanda alarm. b) Secara manual melalui pusat kontrol. 4) Pengoperasian seperti dijelaskan di atas harus dapat diprogram sesuai kebutuhan. 12.4. Fire Detection dan Signaling 1)
Dari Pusat Kontrol (Control Room), harus dapat diprogram (maupun dikerjakan secara manual) perintah pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan bekerjanya Control Point pada masing masing zone, dapat dimonitor / direkam oleh Fire Alarm Control Panel dan ditandai dengan adanya alarm cahaya maupun alarm bunyi.
2)
Dari pusat kontrol (Control Room) harus dapat dimonitor adanya ketidak wajaran operasi sistem baik pada bagian-bagian instalasi, power supply, monitor point, batere maupun pusat kontrol sendiri.
3)
Setelah pusat kontrol (Control Room) menerima sinyal dari Initiating Devices, maka harus mampu (secara otomatis) untuk memberikan perintah Tripping (Shunt Tripping) kepada Circuit Breaker PDUTR, perintah pengoperasian fire hydrant
pump,
perintah pengoperasian smoke
vestibule ventilator dan lain-lain. 4)
Untuk lebih efektifnya sistem pada tiap lantai disediakan pula annunciator panel yang menunjukkan lokasi/zone terjadinya bahaya kebakaran.
5)
Dari pusat kontrol harus dapat diprogram secara otomatis atau secara manual untuk
melakukan general alarm ke
seluruh ruangan / lantai /
gedung / zone pengindera kebakaran. 12.5. Pemutusan Aliran Listrik 1)
Pada saat terjadi indikasi bahaya kebakaran, maka dari pusat control (Control Room) harus dapat dikirim sinyal kontrol untuk pemutusan aliran listrik.
2)
Pemutusan aliran listrik ini dilaksanakan melalui fasilitas shunt release unit yang dipasang pada sisi incoming panel utama pada jaringan sistem distribusi listrik.
12.6. Pusat Kontrol 12.6.1.
Power Supply 1) Catu Daya Primer menggunakan sistem tegangan 220 V AC , 50 Hz, 1 phasa, sistem 3 kawat dan dilengkapi dengan Electronics Voltage
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-107
PT. URBANE INDONESIA
Stabilizer
sehingga fluktuasi tegangan sumber berada pada batas
kerja Pusat Kontrol dan interface unit. 2) Pusat Kontrol dan interface unit dilengkapi dengan stand by battery unit (24V-DC) jenis Nickle Cadmium Battery, rechargeable yang dilengkapi dengan chargernya. 3) Jika Primary Supply mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani oleh Stand by Battery. 4) Stand by Battery harus mampu melayani sistem selama 24
jam
dalam Normal Operation dan ditambah 30 menit dalam keadaan alarm (terjadi bahaya kebakaran). 12.6.2.
Peralatan Indikasi Alarm
FACP harus mempunyai lampu-lampu indikator untuk memberitahukan kepada operator tentang apa yang terjadi. 1) Indikasi True Alarm, 2) Lampu indikator berwarna merah : a) Menandakan adanya initiating device yang aktif. Dari lampu indikator yang menyala, juga dapat diketahui initiating device dari zona mana yang sedang aktif. b) Menandakan bahwa alarm devices pada zone yang sedang aktif tersebut juga telah berbunyi/menyala. c) Menandakan bahwa pemutusan daya listrik telah beroperasi. 3) Indikasi False Alarm, Lampu indikator berwarna kuning: a) Menandakan adanya trouble seperti: short circuit, open circuit dan lain lain. Dalam kondisi seperti ini juga harus dapat diketahui mengenai wiring pada bagian mana yang mengalami trouble. b) Menandakan tegangan stand by battery lebih rendah dari harga yang diijinkan. c) Menandakan catu daya primer mengalami kegagalan. 4) Indikasi Power Supply On. Lampu indikator berwarna hijau, menandakan bahwa catu daya primer dalam keadaan normal. 12.6.3.
Konstruksi Enclosure
1) Enclosure harus merupakan factory made dimana pintu enclosure dilengkapi dengan kunci.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-108
PT. URBANE INDONESIA
2) Khusus untuk switch kontrol diberi pintu khusus yang dilengkapi dengan kunci, sehingga jika akan dilakukan pengontrolan dari switch control tersebut tidak perlu membuka seluruh pintu enclosure. 3) Enclosure harus dilapisi dengan cat dasar dan diberi cat akhir dengan warna merah enamel. 12.6.4.
Kelengkapan Kelengkapan Lain
1) Peralatan Recording yang terdiri dari Dot Matrik Printer. 2) Peralatan Monitoring yang terdiri dari Visual Display Unit. 3) Peralatan lain sesuai dengan fungsi sistem yang diharapkan. 12.6.5.
Persyaratan Pemasangan
Pemasangan enclosure secara wall mounting dengan tata letak / penyusunan disesuaikan atau dikoordinasikan dengan modul ruang kontrol dan peralatan lain yang ada di ruangan tersebut. 12.7. Peralatan Pendeteksi (Iniating Devices) 12.7.1.
Ketentuan Dasar
1) Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Automatic Initiating Devices dan Manual Initiating Devices dimana Automatic Initiating Devices yang
digunakan terdiri
dari Ionization Smoke Detector,
Combination Rate of Rise and Fixed Temperature Detector dan Fixed Temperature Detector. 2) Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Break Glass dan PreSignal Alarm. 3) Rangkaian Initiating Devices yang digunakan jenis surface mounting. 4) Rangkaian Initiating Devices harus menggunakan End of Line Resistance (EOLR) yang ditempatkan dalam Electrical Box (metal doos) atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat. 12.7.2.
Detektor Asap
1) Ionization Smoke Detector yang digunakan harus jenis Completely Solid
State,
berkadar
pengionisasiannya
rendah
dengan
menggunakan
bahan
radioaktif
sistem 2 ruang ionisasi (two ionization
chamber) sehingga sensitivity deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan. 2) Ionization Smoke Detector harus mempunyai switch untuk mengatur tingkat sensitivitas (2 posisi) dan mempunyai indikator alarm (LED) yang menyala jika kondisi alarm.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-109
PT. URBANE INDONESIA
3) Ionization
Smoke
Detector
harus
kebakaran (detector coverage area)
mampu
mendeteksi
minimal seluas 80
daerah m2 pada
ketinggian ceiling 4,5 m. 4) Ionization Smoke Detector bekerja pada tegangan nominal sebesar 24 Volt dan tetap bekerja normal pada tegangan kerja + 25% diatas nominal. 5) Ionization Smoke Detector harus mampu bekerja dengan normal pada kondisi temperatur kerja 0 – 60
O
C, Air Velocity 90 m/menit dan
Relative Humidity 95 %. 6) Kontraktor harus mengatur posisi pemasangan Ionization Smoke Detector sehingga sistem pendeteksi kebakaran bekerja dengan tepat dan LED Alarm terlihat dengan jelas dari arah pintu masuk. 12.7.3.
Detektor Manual
1) Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang digunakan jenis Pre Signal Alarm dimana Manual Initiating ini juga dilengkapi dengan kunci untuk General Alarm. 2) Manual
Initiating
Devices yang
digunakan jenis
dengan Breakglass Cover atau jenis lain
Pulling Handle
sesuai dengan merk yang
dipilih. 3) Kontraktor harus menyediakan Glass Cover sebanyak 20 % dari jumlah Manual Initiating Devices yang terpasang untuk spare. 4) Manual Initiating Devices harus tetap dapat dioperasikan dengan baik pada temperatur operasi 0 – 60 oC dan pada Relative Humidity 95 %. 5) Manual Initiating Devices dari bahan metal difinish dengan cat merah enamel, dipasang pada dinding secara inbow dengan menggunakan metal doos
(sesuai dengan rekomendasi dari pabrik). Sedangkan
yang dipasang pada kolom-kolom beton menggunakan Surface Mounting Box menggunakan box khusus untuk Manual Initiating Devices sesuai dengan merk yang dipilih. 12.7.4.
Detektor Panas
1) Rate of Rise and Fixed Temperature Detector yang digunakan mempunyai
Rate of Rise Setting sebesar 80 oC/menit dan fixed
temperature setting 56oC. 2) Rate of Rise and Fixed Temperature Detector harus mampu mendeteksi di dalam suatu ruangan minimal seluas 40 m2 pada ketinggian ceiling 4,5 m. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-110
PT. URBANE INDONESIA
12.7.5.
Parallel Indicator Lamp
1) Parallel Lamp Indicator yang dimaksud adalah lampu indikator yang dipasang paralel dengan Initating Devices pada zona bersangkutan. 2) Apabila Initiating Devices mengindikasikan adanya bahaya kebakaran, maka secara
otomatis lampu
indikator tersebut harus menyala
sehingga mudah dilakukan pemeriksaan terhadap zone yang sedang bekerja. 3) Lampu Indikator tersebut dipasang pada kosen pintu dengan box (metal doos yang merupakan factory product). 12.7.6.
Persyaratan Pemasangan
1) Pemasangan Initiating Devices harus menggunakan metal doos. 2) Heat Detector a) Pemasangan Heat Detector setiap 40 m, minimum 1 (satu) buah detector dan jarak maximum dari dinding 4,4 m. b) Pemasangan Heat Detector langsung menempel pada plafond (lihat gambar detail pemasangan). 3) Smoke Detector Pemasangan Smoke Detector setiap 80 m, minimum 1 (satu) detector dan jarak maximum ke dinding 6,7 m. Jarak pemasangan
Smoke
Detector ke plafond minimum 30 mm dan maximum 200 mm. 12.8. PERALATAN TANDA ALARM 12.8.1.
Ketentuan Dasar
1) Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Audible Alarm Devices dan Visual Alarm Devices. 2) Audible Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Bell (buzzer) sedang Visual Alarm Devices digunakan Flashlight Lamp. 3) Semua rangkaian Alarm Devices harus menggunakan/dipasang EOLR walaupun di dalam Gambar Pelaksanaan tidak ditunjukkan dengan nyata dan EOLR harus ditempatkan didalam metal doos. 12.8.2.
Alarm Suara ( Audible Alarm )
1) Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24V DC atau 220V AC. 2) Bell mempunyai sound level kira-kira 100 dB pada jarak 1 m pada tegangan kerja masing masing. 3) Bell harus dapat bekerja pada tegangan nominal dan harus tetap dapat bekerja pada tegangan + 25 % di atas nominal.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-111
PT. URBANE INDONESIA
4) Box Alarm Bell harus
dibuat Corrosion Proof dengan dicat warna
enamel dan didesain untuk pemasangan di dalam ruangan. 12.8.3.
Alarm Cahaya ( Visual Alarm )
1) Visual Alarm Devices yang digunakan dari jenis High Intensity Flash Lighting dengan nyala lampu berwarna merah. 2) Visual Alarm jenis Electronic Flashing dengan menggunakan kapasitor sebagai penyimpan muatan listrik. 3) Visual Alarm harus tetap dapat bekerja pada
kondisi tegangan
sebesar + 25 % di atas tegangan nominalnya. 4) Daya Flash Light 15 W dengan kecepatan 60 flash / menit. 12.8.4.
Persyaratan Pemasangan
1) Dalam pemasangan, Visual Alarm Devices dipasang di bawah Audible Alarm Devices (Horn) atau bersebelahan. 2) Pemasangan Alarm Devices harus menggunakan Metal Doos. 3) Ukuran 119 x 119 x 54 (mm) atau ukuran lain sesuai dengan produk yang dipilih. 12.9. Kabel Instalasi 12.9.1.
Persyaratan pengerjaan
1) Kecuali kabel
untuk
keperluan
Emergency
Call
(Voice
Communication) semua wiring (kabel) instalasi baik yang ada di dalam FACP
dan LFACP maupun
di luar panel kontrol harus
digunakan kabel jenis Solid Conductor (bukan Stranded Conductor) dari bahan tembaga. 2) Kecuali instalasi untuk control point ke Terminal Tripping, semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel PVC dengan ukuran luas penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai rekomendasi dari produk terpilih. 3) Semua kabel instalasi, kecuali untuk kabel jenis tahan api harus dimasukkan dalam conduit / sparing yang sesuai (minimal 3/4). 4) Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi instalasi sistem pengindera kebakaran kelas A. 5) Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi. 12.9.2.
Instalasi Penunjang
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-112
PT. URBANE INDONESIA
Persyaratan
Teknis
Pelaksanaan
Pekerjaan
mengenai
instalasi
penunjang seperti konduit, sparing, rak kabel dan lain-lain
sama
dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik.
PASAL 13 - SYARAT- SYARAT TEKNIS PEKERJAAN TATA SUARA 13.1. Umum Syarat- syarat teknis pekerjaan tata- suara yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat- syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat- syarat Teknis ini. 13.2. Lingkup Pekerjaan 13.2.1.
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi sistem suara lengkap
dengan peralatan- peralatan yang diperlukan seperti yang ditunjuk pada
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-113
PT. URBANE INDONESIA
gambar rencana untuk mendapatkan sistem tata suara yang baik, stabil, free of distorsion serta mencapai frekuensi response yang direncanakan. 13.2.2.
Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh
Konsultan / Pengawas yang akan
menyatakan
bahwa
instalasi
berfungsi dengan baik dan dapat diterima. 13.2.3.
Melaksanakan pemeliharaan sistem sekurang- kurangnya selama 12
bulan termasuk penyediaan suku cadangnya. 13.3. Prinsip Perencanaan Untuk keperluan background music dan pengumuman para karyawan yang ada didalam gedung, disediakan sistem tata- suara yang tersusun atas 4 tone chime mic, pre- power amplifier,power amplifier, CD. Sistem distribusi yang digunakan bertegangan 12 V, sehingga masing- masing ruangan dilengkapi dengan sound atenuator untuk mengatur operasional ceiling speaker. Pengumuman kepada para karyawan apabila terjadi keadaan emergency (darurat). 13.4. Background Music Peralatan- peralatan sistem tata- suara
harus baru, tidak cacat, belum pernah
dipakai, telah diuji, dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan / Pengawas. Peralatan tata- suara ini harus dapat menerima supply tegangan 220 VAC + 10 % pada 50 Hz. 13.4.1.
Power Amplifier 240 W. a. Dirancang dengan sistem modul untuk dipasangkan pada frame mixer. b. Spesifikasi teknis sbb :
- Output power
: 240 W RMS
- Frequency response
: 40 Hz - 16000 Hz (+/- 2 dB) at
rated output
- Distortion
: less than 1 % (at rated output)
- Inputs
: 2 priority input (parallel)
- Input sensitivity
: - 0 dBV
- Input impedance
: 200 KiloOhm (balanced)
- S/N (20 Hz - 20 kHz) - Indicators
: 80 dB : in use green LED indicator, red LED
priority indicator
- Output dan load imp.
: 100V/42 ohm, 70V/21 ohm, 50
V/11
ohm
- Power consumption MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-114
: AC mains 220 V, 50 Hz PT. URBANE INDONESIA
c. Merek TOA ,PRO atau setara 13.4.2.
Line Amplifier Module. a. Dirancang dengan sistem modul untuk dipasangkan pada frame mixer. b. Dilengkapi pengatur bass dan treble dan LED output indicator. c. Spesifikasi teknis sbb :
- Input sensitivity : - 20 dBV - Output level : 0 dBV - Output impedance : 600 ohm (balanced) - Frequency response : 30 - 20000 Hz +/- 1 dB - Distortion : less than 0,3 % (f=1kHz sine wave) - Tone controls : bass +/- 10 dB at 100 Hz treble +/- 10 dB at 10 kHz - Signal level
: - 102 dBV
- Power requirements : 24 VDC, 85 mA - Indicators
: LED output level indicator
- Controls
: 1 slide volume control, 2 tone controls
- Connections
: input 10- pin connector, output/DC input
5- pin DIN d. Merek TOA, PRO atau setara 13.4.3.
Junction Box.
a. Digunakan untuk mencatu daya 220 VAC bagi peralatan yang membutuhkannya (tape deck, power - amplifier, blower, power supply module dll.) b. Diletakkan di bagian belakang audio rack. c. Mempunyai 8 outlet 2 kutub switchable dan 5 outlet unswitchable). d. Kapasitas 2,4 kVA. e. Merek TOA seri JB- 600A atau setara 13.4.4.
Remote Mic with Pre- amplifier dan 4 Tone Chime.
a. Jenis unidirectional condenser mic yang mampu menghasilkan suara jernih dengan gangguan noise lingkungan seminimum mungkin. b. Bagian mic terpisah dari pre- amplifier dengan kabel paling tidak 1 meter, dilengkapi dengan indikator LED, one touch 4- tone chime- switch. c. Spesifikasi teknis sbb :
- Type
: remote mic w/ 4- tone chime and
pre- amplifier
- Mic. type
: electret condenser
- Mic. polar pattern
: cardioid (unidirectional)
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-115
PT. URBANE INDONESIA
- Mic sensitivity
: - 74 dB SPL
- Pre- amp output imp.
: 600 ohms balanced
- Pre- amp output level
: 0 dB (1 V) at no load
- Pre- amp distortion
: 2 % 50- 20000 Hz at 0,2 V o/p and 600
ohms load
- Freq. response
: 30- 6000 Hz +/- 3 dB w/o microphone,
50- 20000 Hz +/- 10 db w/microphone at 5 cm
- Noise level
: - 65 dB at rated output
- Chime tone
: 4 cont tone 440, 554, 659 and 880 Hz
+/- 5 %
- Switches
: 1 o/p ON/OFF switch with extra rmt ctrl
contact 1 chime sw. for internal chime - Remote ctrl cap.
: 300 mA atau 30 VDC
- Power requirements
: 220 V / 50 / 60 Hz
d. Merek TOA , PRO atau setara. 13.4.5.
5 W - Ceiling Speaker.
a. Ceiling speaker 5 W (rated input) , frekuensi respons yang baik. b. Ceiling speaker ini harus disesuaikan dengan kondisi ceiling 13.5. Cabinet Racks. a. Digunakan untuk menampung keseluruhan peralatan utama sound system (kecuali remote mic yang dipasang di atas meja). b. Bahan rak dari pelat besi yang dicat bakar. c. Dimensi dan jumlah rak yang digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan
banyaknya peralatan satu sistem car call. 13.6. Persyaratan Umum Kontraktor Pelaksana 13.6.1.
Instalasi sistem suara harus dikerjakan oleh Kontraktor yang secara
teratur mengerjakan instalasi sistem suara. 13.6.2.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, kecuali bilamana
perlu dapat diusulkan untuk melakukan perubahan tanpa pembebanan biaya
tambahan
kepada
Pemberi
Tugas.
Perubahan
tadi
dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan / Pengawas. 13.6.3.
Dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan sebagai pelaksana, Kontraktor
diharuskan untuk menyerahkan daftar bahan yang akan dipasang, lengkap dengan katalog, spesifikasi dari pabrik, diagram pengawatan dan lain sebagainya. 13.7. Pelaksanaan Pekerjaan MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-116
PT. URBANE INDONESIA
13.7.1.
Semua pemasangan peralatan pada rak harus dilengkapi dengan
peralatan- peralatan tambahannya agar peralatan dapat terpasang dengan sempurna dan sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan petunjuk pabrik, termasuk pemasangan grill pada tempat yang diperlukan juga pemasangan blank panel pada tempat terbuka di depan maupun dibelakang rak. Minimum harus dipasang 2 buah blower untuk ventilasi pada rak tersebut. 13.7.2.
Merek peralatan sistem tata suara harus sesuai dengan spesifikasi
(atau setara) dan harus mempunyai jaminan purna jual dari distributornya di Indonesia. 13.7.3.
Pemasangan seluruh peralatan sistem tata suara harus mengikuti
petunjuk pemasangan dari pabrik, sehingga diperoleh hasil pemasangan dan operasi yang baik. 13.7.4.
Keseluruhan peralatan utama (mic, tape, power amplifier) disusun di
dalam rak audio yang sesuai dan dilengkapi dengan kipas pendingin yang dioperasikan oleh thermostat. 13.7.5.
Stop- Kontak Daya.
13.7.6.
Kontraktor harus menyesuaikan stop- kontaknya dengan kebutuhan
peralatannya, demikian pula bila diperlukan beberapa stop- kontak extension, maka Kontraktor wajib menambahnya.
13.8. Pengujian 13.8.1.
Instalasi.
Pengujian instalasi tata suara harus dilakukan oleh tenaga ahli dari pihak Kontraktor dan harus disaksikan oleh Konsultan / Pengawas. 13.8.2.
Komponen
Semua komponen yang harus dipasang harus diuji terlebih dahulu sesuai dengan kemampuannya. 13.8.3.
Sistem.
Setelah sistem terpasang harus dilakukan pengujian secara keseluruhan akan fungsi- fungsi sistem dengan beban penuh dan lain- lain. 13.8.4.
Hasil Pengujian.
Bila ternyata hasil pengujian
tidak sesuai dengan persyaratan, maka
Kontraktor wajib memperbaiki / menggantinya. Sistem dapat diterima bila telah ada persetujuan dari Konsultan / Pengawas. MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-117
PT. URBANE INDONESIA
PASAL 14 - PEKERJAAN INSTALASI CCTV 14.1 Umum Fungsi sistem CCTV adalah untuk memudahkan pengawasan Komplek gedung MUSEUM SITUS SONG PACITAN JAWA TIMUR 14.2 Peralatan Yang Digunakan. Sistem CCTV Camera Image Control. a. Umum Sistem ini terdiri dari Video Control dan Time Division Multiflexers b. Video Control Switcher Video control switcher terdiri dari fasilitas kontrol input dan output, kontrol untuk kamera dan alarm. Unit ini harus dapat diprogram terlebih dahulu untuk memudahkan operator dalam memasang dan mengoperasikannya dengan waktu yang seminimal mungkin dan diprogram bantuan menu setup. Video control mengontrol input video ke output video, fasilitas untuk menu setup, identifikasi video input / output alarm dan control text lengkap dengan tanggal dan waktu. Kontrol dari remote kamera seperti scanner,
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-118
PT. URBANE INDONESIA
lensa / zoom dan fungsi pelengkap lainnya harus dapat dioperasikan dari keyboard. c. Time Division Multiflexer (TDM). TDM untuk merekam semua gambar video kedalam suatu kaset video perekam dan kemudian ditampilkan pada monitor video. d. CCTV dengan colour standar. 14.3
Closed Circuit Televission Camera (CCTV) Kamera CCTV harus memiliki stabilitas yang tinggi untuk sensitifitas dan ketajaman gambar, peralatan yang digunakan untuk kabel di dalam tanah, resolusi yang tinggi. Kualitas luas sehingga ditangkap yang tinggi dan standar lensa yang memiliki ketajaman yang tinggi. Kamera televisi harus memenuhi ketentuan dan karakteristik teknik sebagai berikut : - Standar sensor
: TV C.C.I.R ½ IL(725 H x 582 V Pixel) 625 saluran,50
Hz. - Sensitifitas
: 0,25 Lux ( f 1.0 = 6dB)
- Resolusi
: 504 saluran TV
- Imaging Device
: ½ inch CCO colour
- AGC
: 26 dB
- Rasio S/N
: 68 dB
- Koasial output video : IVPP (VBS) pada 75 ohm - Koreksi Gamma
: 0,45
- Autoblack - Control Connection - Operating Storage - Contras compression Indoor camera (kamera di dalam, ditempatkan dalam gedung dan dicat untuk melindungi kamera dari debu dan interferensi fisik). Rumahnya dilengkapi dengan sliding track untuk memudahkan pemasangan dan pemilihan kamera. Type camera : Dome dan Housing type a. Monitor CCTV. Diagonal panjang tiang tiap monitor 510 mm, solid state dan mempunyai resolusi yang tinggi. Monitor dari type LCD 24 ditempatkan di ruang Security dan ruang Control Room. Tabung gambar harus dilapisi alumunium dengan defleksi tidak kurang dari
114 . Monitor harus
mempunyai impedansi input yang sama ketika beroperasi path efisiensi.
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-119
PT. URBANE INDONESIA
Maximum kontrol untuk power supply ,vertikal hold,
horizontal hold,
ketajaman kontras dan lampu pilot harus terdapat. Kontrol untuk frekwensi horisontal , fokus, bias vertikal, lineatitas vertikal, ketinggian, video melalui konektor dan fuse. Monitor harus mempunyai karakteristik teknik yang sama dengan spesifikasi kamera CCTV seperti tersebut diatas, kecuali untuk rasio S/N tidak kurang dari 35 DB. b. Digital Video Recorder ( DVR) 32 Channel. Perekam video mempunyai selang waktu 12,5 mm yang dapat memberikan rekaman kejadian yang kontinyu sampai 122 jam. Bila input alarm diaktifkan, DVR harus dapat kembali ke keadaan normal (dalam keadaan merekam). c. Generator untuk tanggal / waktu. Generator ini harus dilengkapi dengan tampilan yang menunjukkan tahun, hari, jam, menit dan detik kedalam sistem video seperti terlihat pada gambar semua fungsi termasuk pergantian tahun harus dapat terprogram secara otomatis. d. Kabel dan Aksesoris. Kabel coaxial digunakan dalam transmisi sinyal video antara kamera, monitor dan sebagainya. Amplifier sinyal video harus tersedia dimana panjang dari kabel dipertimbangkan. Semua pengkabelan dilakukan dengan sistem konduit EMT, pada sistem trunking didalam kabel duct kecuali kabel yang terdapat dalam shaft Llft. Daftar data-data teknis : Peserta / Kontraktor harus melengkapi daftar seperti di bawah ini dan memasukkan beberapa informasi tambahan yang akan dipertimbangkan untuk membuat gambaran lengkap dari peralatan yang ditawarkan. Syarat dari spesifikasi dan gambar adalah syarat standar dan minimum yang dapat diterima dalam pelaksanaan kontrak. 1. Time Division Multiflexer - Fungsi
: Untuk merekam sinyal video
- Pabrik pembuat
:-
- Agen lokal
:-
- Standar
: TEC 65 dan BS 415, ISO 9001
- Tipe / model
:
- Warna kemasan
: Bligef putih
- Mounting
:
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-120
PT. URBANE INDONESIA
- Kategori proteksi
:
- Max alarm
:
- Temperatur operasi sampai 50o C - Input kamera
: 16
- Layar
: full
2. Video Control Switcher - Fungsi
: Mengontrol input / output video, text, alarm
- Pabrik pembuat
:-
- Negara
:-
- Agen lokal
:-
- Standar
: ISO 9001
- Tipe / model
:-
- Warna kemasan
:-
- Mounting
:-
- Kategori produksi
:-
- Warna
: PAL, NISC, Y/C
- Input
: 75 Ohm
- Boundwidth
: 4 Hz – 11 Mhz, -3dB
- Input Video
: 32
- Output Video
:8
- Input Alarm
: 48
- Output Alarm
:6
3. Indoor Camera - Fungsi
: Mengawasi keamanan
- Pabrik pembuat
:-
- Negara
:-
- Agen lokal
:-
- Standar
:-
- Tipe model
:-
- Warna kemasan
:-
- Mounting
:-
- Kategori proteksi
:-
MUSEUM SITUS SONG TERUS-PACITAN
ME ME-121
PT. URBANE INDONESIA