RITME PENYEGARAN
Ahmad Rasyid Fanani NIM 040071 Jurusan Musik
Diajukan dalam program kompetensi penulisan makalah dari lembaga STSI
SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA (STSI) PADANG PANJANG 2008
1
Kata Pengantar Lailahaillallah Muhammaddarasulullah….. terselesaikan jua akhirnya makalah penelitian dalam pelatihan demi menumbuhkan ide dan semangat dalam menebar ilmu.
“Ide, kecerdasan, dan kreatifitas adalah sebuah utusan malaikatNYA yang kita izinkan masuk kedalam diri kita untuk dilahirkan, diberi makan dengan upaya, diberi minum dengan sikap lalu dipekerjakan dengan ketekunan. Untuk sebuah niat yang bagus dia akan tumbuh begitu hebat karna akan difasilitasi oleh Allah SWT.”
Makalah sederhana ini adalah merupakan gambaran yang sangat unik di tahun 2008 di dalam kemajuan pendidikan seni musik tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang Pariaman Sumatra Barat. Kenapa penulis mengatakan unik, maksudnya adalah sesuatu yang janggal dan beda dari situasi zaman yang seharusnya dipenuhi oleh dunia pendidikan secara menyeluruh di tanah air Indonesia.
“Mereka yang di kota sudah pandai bermain hingga ke bulan dan mendengar sayap sayap para malaikat membawa hadiah dari langit.”
“Mereka di daerah tetap merangkak dan merayap selaksa jangkrik yang hanya bisa terbang dari pohon ke pohon dan kembali kepohon.”
Situasi ini terlihat awalnya oleh penulis pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) STSI Padang Panjang 2008 angkatan XXXI di Kanagarian Tandikat Kec. Patamuan kab. Padang Pariaman, tuntutan program KKN yang ada dari pihak Pusat Penelitian Lembaga salah satunya adalah pelatihan guru kesenian. Di dalam tugas lapangan KKN pelatihan guru kesenian ini hanya sempat diadakan satu kali
2
pertemuan ditangani oleh mahasiswa yang terdiri dari tiga kelompok yang diutus dari jurusan musik sebagai pemberi materi.
Dengan adanya program penulisan makalah dari jurusan STSI Padang Panjang penulis mengambil inisiatif untuk mengadakan pelatihan kembali dengan materi dan sub materi yang sama, bertepatan pada pelatihan sebelumnya penulis juga merupakan pemberi materi.
Kesederhanaan ilmu di bidang musik (Piano/Composition), pengalaman mengajar musik di lembaga swasta dan pemerintah, dan bahan bahan perkuliahan dari materi yang bersangkutan serta searching di internet maka penulis lahirkan dalam upaya, sikap, lalu dipekerjakan dalam bentuk pelatihan sehingga menjadi sebuah lukisan kecil dalam bentuk makalah.
Dengan sederhananya batas ilmu penulis sekarang, namun sedikit diketahui, keberanian saja yang lebih menjadi pemimpin dalam menerapkan ide
untuk
mangadakan pelatihan dengan sub materi “Ritme Penyegaran”.
“Ini adalah sebuah butiran padi, yang ditanam untuk disiram dan akan membuahkan tujuh butir padi lainnya untuk tumbuh kembali dan kembali tumbuh meregenerasi.”
Dalam uraian ini mungkin saja didapat kekurangan dan kelemahan serta analisis yang masih kurang sempurna dalam pembahasan ide, dan solusi. Meskipun penulis sendiri sangat mengetahui kadar minimnya pengalaman dan pengetahuan tentang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas serta metode yang digunakan dalam pembalajaran dengan benar namun puji syukur tetap manjadi akhir dari sebuah usaha bagi penulis. Untuk itu penulis mendoakan semoga termotifasi untuk mebuat hal sekecil ini menjadi suatu ilmu yang besar dan bermanfaat untuk kemajuan pendidikan bangsa khususnya dalam seni musik.
3
Banyak hikmah yang sudah tertangkap dalam penyelesaian makalah ini dan menjadi referensi dalam kehidupan sebagai generasi bangsa, semoga lebih bermanfaat untuk para pembuat karya melalui manusia (pendidik), untuk rekan rekan yang selalu menimba ilmu dalam bermusik di jurusan musik angkatan 2004 begitupun dengan saya pribadi semoga menjadi lebih arif dalam menempatkan ilmu yang ada.
Akhirnya untuk pengembangan dari keragaman wawasan tentu kritik dan saran menjadi penutup dalam lobang dan kepincangan sudut pandang yang saya uraikan. Semoga keresahan hati terobati selalu dengan ilmu dan selalu saling memberikan manfaat yang baik dalam kritik dan saran.
Wassalam
Penulis
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
I.
Pendahuluan
II.
Rumusan Masalah
III.
Musik dalam Kegiatan Belajar Mengajar
IV.
Ritme Penyegaran
V.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN
5
I. Pendahuluan Teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. 2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. 3) Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. 4) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. 5) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 6) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh umpan balik dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu ; 1.
motivasi
2.
pemahaman
3.
pemerolehan
4.
penyimpanan
5.
ingatan kembali
6
6.
generalisasi
7.
perlakuan dan umpan balik.
Tiga tujuan belajar (Syaodih, E. 2008) adalah : 1.
Mempelajari ketrampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran secara spesifik.
2.
Mengembangkan kemampuan konseptual umum, mampu menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang lain
3.
Mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan kita untuk mencapai tujuan tersebut, maka belajar harus efektif, yaitu menyenangkan dan bermakna. Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang baik, diperlukannya SDM,
alat, lingkungan. Kenyataan ini akan dilihat pada salah satu pelajaran kesenian di bidang musik yang ada pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Selama ini dalam proses belajar mengajar yang terjadi adalah fokus dalam waktu yag cukup lama untuk siswa, hal ini akan berakibat daya negatif yang membuat hilang konsentrasi karna otak kanan yang terganggu seperti pada saat mengerjakan tugas, ulangan atau ketika membaca. Otak kanan inilah penyebab stamina dan daya konsentrasi siswa menurun karna penggunaan yang kurang seimbang salah satu ciri cirinya adalah melamun, reaksi lambat, tidak semangat, kurang cekatan dalam merespon pertanyaan guru. Dengan adanya rangsangan pada pancaindra dari ;
1) Telinga 2) Mata 3) Kulit 4) Feeling 5) Vokal
Diterapkan dalam metode demonstrasi oleh sang guru lalu membimbing anak didik berexperiment dalam mencerna bunyi dan menirukannya dengan tangan atau anggota tubuh lainnya. Yaitu dengan memberikan salah satu unsur
7
musik salah satunya ritme penyegaran yang lincah dan bervariasi akan kembali menyegarkan pancaindra yang ada dan menyeimbangkan kinerja otak kanan sehingga tidak mengganggu kinerja otak kiri. Guru perlu menerapkan metodemetode pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang efektif, yaitu menyenangkan dan bermakna, sehingga tuntutan dari kurikulum pada mata pelajaran pendengaran yaitu musik dasar yang di mulai pada kelas tiga (3) SD dapat direduksi secara perlahan lahan. Karena hal itu makalah ini adalah upaya dalam bentuk menggambarkan sebuah solusi dalam mengatasi keterbatasan proses pendidikan kesenian musik yang terjadi di daerah Kec Patamuan Kabupaten Padang Pariaman.
II. Rumusan Masalah Pendidikan mata pelajaran musik ditingkat SD merupakan pelajaran yang di terapkan dalam mata pelajaran kesenian yang terdiri dari beberapa jenis kesenian lainnya. Namun dalam hal ini terdapat sisi pandang yang dangkal dalam membekali bakat siswa terhadap potensi siswa dalam bermusik karna hanya materi teori yang diutamakan sedangkan untuk experiment siswa hal itu jarang dilakukan sepeti drumband dan lainnya. Dikarnakan beberapa factor yang menjadikan hal ini terjadi antara lain yaitu pengadaan alat, SDM serta lingkungan. Akibat dari keterbatasan ini adalah mutu dan kualitas dari pendidikan disekolah itu sendiri serta daya kreatifitas siswa. Seperti sebuah kasus pada sekolah yang ditangani oleh guru kelas bukannya guru bidang study, cara memperoleh nilai pada ujian untuk kesenian musik teori disolusikan dalam bentuk nilai “dongkrak” alias nilai tanpa sebuah kejujuran dari fakta yang ada bahwa sebenarnya bukan siswa yang tidak mampu tetapi sang guru yang bermasalah dalam ilmu tersebut. Kejadian seperti inilah yang membuat generasi siswa tidak membuat hasil yang memuaskan diperkembangan dunia pendidikan daerah dan juga sebagai bentuk minimnya kesiapan SDM dalam persiapan tenaga kerja, hasil dari sebuah media sekolah.
8
Pelatihan terhadap guru kesenian tingkat SD Kec. Patamuan adalah bertujuan sebagai bentuk bekal dalam mensiasati keaadaaan yang terjadi dalam minimnya kebutuhan proses belajar musik. Ritme penyegaran merupakan solusi yang di efisienkan dalam pelaksanaan, tujuan, penetapan materi yang tidak terikat pada kurikulum akan tetapi berpusat pada materi kurikulum untuk SD. Aplikasi yang diterapkan adalah dalam bentuk menyicil dan menyederhanakan serta mendukung keaktifan kegiatan belajar mengajar yang dapat memotifasi dan mempengaruhi perkembangan bakat serta siasat dalam memenuhi kesiapan kegiatan extra kurikuler dalam sekolah lanjutan seperti SMP, dan SMA. Banyak hal yang menjadikan kemerosotan dalam perkembangan pendidkan di daerah Kec. Patamuan, seperti bentuk kesadaran dari kebijaksanaan kepala sekolah dalam menghadapi untuk menyadari bahwa kemajuan pendidikan di zaman sekarang sudah berkembang pesat. Dan perbedaan ini sangat terlihat dari kreatifitas guru yang mempunyai motifasi dalam meningkatkan kreatifitas siswa. Guru yang ikut serta dalam pelatihan adalah guru kelas yang mana mencakup semua mata pelajaran dalam satu kelas dan ini adalah merupakan keterbatasan yang mesti di atasi degan pengadaan guru bidang study. Akan tetapi dalam pemberian ritme penyagaran dapat membantu guru kelas menerapkan metode dan strategi cara belajar yang mampu membuat sesuatu tuntutan kurikulum boleh menjadi lebih ringan dan efisien.
III. Musik dalam Kegiatan Belajar Mengajar Musik dikenal sejak 550 tahun sebelum Masehi bahkan pada zaman Yunani orang sudah menggunakan musik sebagai terapi. Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari musik yang terdiri dari dua unsur pokok yaitu melodi dan ritme.dapat kita lihat dalam tubuh manusia memiliki ritme khusus, seperti denyut nadi, jantung dll. Dalam sitem ini tidak hanya terdapat pada tubuh manusia akan tetapi semua makhluk hidup yang berada dibumi dan jagad raya mengikuti pola tertentu dari suatu ritme yang sangat teratur. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai wujud pikiran dan perasaaannya. Setiap
9
cetusan hati nurani atau daya cipta manusia dalam bentuk suara adalah suatu penjelmaan dari buah pikiran manusia yang dinyatakan dalam suatu bentuk yang bernama musik. Musik selalu mengandung keindahan dan merupakan hasil daya cipta yang bersumber pada ketinggian budi dari daya cipta yang bersumber pada ketinggian budi dari jiwa yang mengeluarkan musik itu, sehingga musik selalu dijadikan tolak ukur dari tinggi rendahnya nilai-nilai dan karakter suatu bangsa. (AH. Suharto, (1995), Serba-serbi keroncong, Jakarta: OK INDAH SARI, hlm. 58.) Dapat di amati dari bunyi bunyian alam (kicauan burung, suara ombak, suara angin, sungai dll) menimbulkan rasa yang berkarakter khas. Manusia akan merespon segala bentuk musik atau bunyi yang ada dan memberikan dampak terhadap pertumbuhandan perkembangan kehidupannya. Salah satu organ tubuh manusia yang mencerna terhadap musik adalah otak kanan yang memberikan perkembangan terhadap IQ dan EQ.
Mari kita lihat peranan IQ dan EQ ;
IQ
: Kemampuan berpikir, analisa, logika, rasio.
Contoh: 7 + 1 = 71
EQ
: Kemampuan mendengarkan suara hati.
Contoh: Sikap empati, loyalitas, tanggung jawab, komitmen.
Manusia
Ilmu pengetahuan IQ
Manusia
Manusia EQ
10
IQ Unsur unsur IQ menurut Howard Gardner yang berjudul Miltiple Intellegences : 1. kecerdasan logika matematika 2. kecerdasan bahasa 3. kecerdasan musikal 4. kecerdasan visual spasial 5. kecerdasan kinestetik 6. kecerdasan interpersonal 7. kecerdasan intrapersonal 8. kecerdasan naturalis.
Dari unsur kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk membedakan dan merespon akan suasana hati, mental, motifasi dan sikap empati. Didalam model pembelajaran, musik adalah salah satu mata pelajaran pendengaran. Siswa yang memiliki kemampuan auditorial dibawah rata rata mungkin akan kwalahan dengan mendengar atau menirukan. Karena kemampuan berasal dari dua bilik otak yang tidak selalu berkembang sama.
Cara kerja otak kiri dan otak kanan : •
Otak Kiri ; Memiliki peran untuk berfikir, sedang bekerja, mengejakan tugas, membaca, menghafal dll.
•
Otak Kanan
: Memiliki peran respon dibawah alam sadar (Intuitif)
tempat segala bentuk pengalaman terkumpul dan akan menjadi pendorong dalam semangat keseimbangan berfikir dan bertindak (akal).
EQ Sternberg dan Salovey, sebagaimana diungkapkan oleh Goleman, disebutkan adanya lima wilayah kecerdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan emosional.
11
Lima wilayah tersebut adalah : 1. Kemampuan mengendalikan emosi, merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Ini sering dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional. 2.Kemampuan mengelola emosi, merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara salah. 3.Kemampuan memotivasi diri, adalah kemampuan memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. 4.Kemampuan mengenali emosi orang lain, adalah kemampuan untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain sehingga orang lain akan merasa senang dan dimengerti perasaannya.Kemampuan ini sering pula disebut sebagai kemampuan berempati, mampu menangkap pesan nonverbal dari orang lain. 5.Kemampuan membina hubungan, adalah kemampuan untuk mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang menjadi lebih luas. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul, dan menjadi lebih populer.
Konsep kecerdasan emosional terkait dengan sikap-sikap terpuji dari kalbu dan akal yakni sikap bersahabat, kasih sayang, empati, takut berbuat salah, keimanan, dorongan moral, bekerja sama, beradaptasi, berkomunikasi dan penuh perhatian serta kepedulian terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan. 1Abuddin Nata, Manejemen Pendidikan (Bogor: Kencana, 2003), h. 45.
IV. Ritme Penyegaran Ritme merupakan unsur musik yang sangat berarti dalam sebuah jiwa melodi, karna apabila ada nada tanpa ritme sudah tentu nada hanya berbunyi panjang dan pendek saja. Ritme dan nada adalah suatu kombinasi yang sempurna menjadi sebuah musik. Ritme adalah kesatuan nilai yang mempunyai penjang pendek bunyi dalam jangka hitungan sekond/ketukan. Di dalam sebuah lagu, sebuah musik yang kaya akan ritme, sangat menetukan karakter lagu yang
12
keluarkannya seiring bersama melodinya seperti riang, sedih, agung , menegangkan, gembira dll. Penyegaran merupakan tujuan dari penerapan ritme ini karna diterapkan dalam jadwal, situasi dan kondisi tertentu dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Yang hanya dilakukan dibawah bimbingan guru kesenian/guru kelas dalam menciptakan suasana yang lebih menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Juga sebagai bekal siswa diluar jadwal sekolah dalam mengenal bunyi dan experiment akan berbagai jenis ritme. Biasanya tubuh dipengaruhi oleh pikiran namun dalam metode experiment ritme penyegaran mengendalikan pikiran melalui control anggota tubuh.
Poin penting Ritme Penyegaran dalam kegiatan belajar mengajar : 1) Karakter ritme yang diberikan : Ceria, berdinamik, variatif, lincah,dan sederhana. 2) Persiapan siswa
: Santai, terjaga, konsentrasi
3) Effect Internal siswa : Kepekaan, daya ingat, mental, suasana hati. 4) Effect external siswa : Beriteraksi dengan lingkungan, teman, guru, tim 5) Berupaya mengelola emosi, mengendalikan emosi, memotifasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan.yang berpusat pada perkembangan IQ dan EQ
Waktu penerapan Ritme Penyegaran
1) Sebelum evaluasi singkat dalam satu mata pelajaran umum. Dalam setiap masa belajar siswa yang paling diingat lebih baik adalah informasi yang dipelajari di awal dan akhir waktu dari pemberian pelajaran, Ritme penyegaran yang dilakukan sebelum evaluasi pendek tentang materi yang diberi oleh guru, memberi peluang untuk penyegaran otak kanan (alam intuisi) sehingga mampu menjadikan proses evaluasi singkat lebih efektif dalam pemerolehan hasil kegiatan belajar mengajar dalam satu atau beberapa bahasan materi.
13
2) Ujian atau Test materi pelajaran secara tulisan. Disaat waktu konsolidasi, yaitu saat pengumpulan data informasi yang diberikan oleh guru kelas, buku, atau hafalan untuk tetap membiarkannya tetap secara mantap kedalam pikiran sadar dan bawah sadar siswa. Hal ini sangat membuat keletihan pikiran, ketegangan mental yang dapat dilihat pada ketertarikan siswa yang menurun terhadap ujian dilaksanakan. Dalam ritme penyegaran dapat membangkitkan otak kanan yang cenderung terganggu pada saat mengikuti pelajaran, mengerjakan tugas, saat mengerjakan ulangan, atau ketika membaca sehingga tidak mengganggu pada otak kiri.
3) Suasana kelas (cuaca, lingkungan dll). Kegiatan belajar yang menyenangkan adalah salah satu faktor keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Terkadang penggunaan waktu dalam memberikan subjek pelajaran melebihi daya batas penalaran siswa. Berakibat siswa mencari aktifitas pelarian karna tingkat kejenuhan, dan aktifitas pelarian ini tidak disadari oleh siswa itu sendiri, seperti melamun, bicara dengan teman, mencari pemandangan (hal hal baru) dalam kelas. Kondisi seperti ini adalah waktu yang tepat memancing kembali kecekatan, interaktif terhadap lingkungan kelas, suasana hati dengan menggunakan ritme penyegaran.
Beberapa kriteria yang dapat digunakan guru/wali kelas dalam memberikan ritme penyegaran •
Metode demonstrasi dan eksperimen. Latihan ritme secara vocal lalu di pindahkan ditepukan tangan.
•
Metode teori dapat digunakan dalam bentuk ilmu pengetahuan lainnya, seperti : Matematika, Bahasa Inggris, Menggambar dan mewarnai.
•
Tingkat kesulitan ritme penyegaran dengan usia siswa
•
Penulisan notasi secara baik, jelas, menarik, sederhana.
14
•
Bahan ritme penyegaran hendaknya sesuai dengan mata pelajaran pendengaran(musik) secara teori dan praktek sesuai kurikulum.
•
Pengambilan contoh ritme dari suara suara sekitar, seperti motor, suara pintu tertutup, suara gesekan langkah dll. Ilustrasinya sesuai dalam kadar imajinasi siswa.
•
Bersifat riang, lincah, bila perlu potongan dari lagu lagu wajib nasional Indonesia.
•
Variasi tempo, sukart, kelipatan ritme, dan dinamik.
Variasi menerapkan Ritme Penyegaran :
1) Secara menyeluruh Ritme di praktekkan oleh seluruh siswa dikelas. Contoh Materi ;
2) Secara Group Jika dalam satu kelas berjumlah 40 siswa dapat dibagi menjadi 2 tim, tim I memainkan ritme dasar/ketukan tempo sedangkan tim II memainkan kelipatan ritme secara bersamaan.. Contoh materi: Group I
:
Group II
:
3) Secara Tim
15
Jika ada 40 siswa dalam satu kelas, bisa dibagi menjadi 4 group. Tiap tiap group memainkan ritme berbeda secara bersamaan/ bergantian (responsorial). Contoh materi : Tim I
:
Tim II
:
Tim III
:
Tim IV
:
4) Perorangan Bentuk perhatian khusus kepada siswa yang memiliki auditorial rata rata, siswa seperti ini juga tampak pada kecakapan dan daya tangkap pada aktifitas perkembangan belajarnya dikelas. Contoh materi :
Beberapa manfaat dari Ritme Penyegaran : •
Pelestarian budaya tradisi lokal dalam seni bermusik.
•
Dalam peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas.
•
Keseimbangan perkembangan IQ dan EQ siswa.
•
Menumbuhkan daya kreatifitas, motifasi, kekompakan tim dan inisiatif.
•
Memenuhi kompetensi berkelanjutan dalam jenjang pendidikan.
•
Pemahaman secara bertahap program kurikulum mata pelajaran musik dalam toeri ataupun praktek.
16
•
Persiapan potensi siswa dalam bermusik yang akan dihadapi di tingkat SMP, SMA.
•
Mengoptimalkan aktifitas belajar mengajar dalam masa perkembangan.
Beberapa kendala dalam pelatihan Ritme Penyegaran antara lain : •
Keterbatasan potensi yang ada pada guru kesenian/wali kelas dalam menerapkan ritme dan mencerna musik.
•
Peserta utusan dari sekolah untuk pelatihan tidak semua hadir dari 15 Sekolah Dasar yang berada di Kec. Patamuan.
•
Peserta pelatihan secara keseluruhan merupakan guru kelas yang mempunyai yang memiliki latar belakang disiplin ilmu yang berbeda, namun diantara peserta tidak ada yang sebagai ahli bidang study musik.
•
Kurangnya latihan akan bakat musik yang ada pada peserta pelatihan selama ini.
V. Kesimpulan Sekolah yang di survey : SD 02 Patamuan. Ritme penyagaran diberikan pada siswa Ibu Marianis yang mengajar dikelas 6 yang terdiri dari 31 siswa. SD 15 Patamuan. Ritme penyagaran diberikan pada siswa Ibu Jusneli JB yang mengajar dikelas 4 yang terdiri dari 17 siswa. SD 08 Patamuan. Ritme penyagaran diberikan pada siswa Ibu Nova Mardina H. yang mengajar dikelas 3 yang terdiri dari 19 siswa. Ketiga sekolah diatas memilki kendala dalam pelaksanaan kesenian adalah alat dan SDM serta lingkungan. Dalam penyuluhan guru kelas juga menyaksikan dan mempraktekkan dalam menerapkan materi ritme penyegaran terhadap siswa. Secara tak langsung melihat kendala kendlaa dan hal hal yang mesti diperhatikan.
17
SD 01 Patamuan. Disaat survey hanya mendapatkan keterangan bahwa Ibu Husni merupakan guru kelas yang bukan merupakan guru bidang study. Penerapan Ritme penyegaran tidak dilaksanakan karena penulis bertepatan pada selesainya jam pelajaran sekolah.
1. Ritme renyegaran bukan saja merupakan permainan yang sederhana akan tetapi strategi dalam mengajar untuk guru. 2. Ritme penyegaran juga mempu membenahi sedikit kekurangan siasat kepada tuntutan kurikulum, dan lapangan kerja yang merupakan hasil dari akhir sebuah sekolah pendidikan itu diciptakan. 3. Ritme penyegaran bukan hanya bersifat sementara yang bertujuan penyegaran saja, akan tetapi menumbuhkan daya IQ, EQ, pola pikir dan tingkat kemajuan kreatifitas dan daya cipta yang inovatif dari siswa. 4. Kelemahan dalam menerapkan ritme penyagaran adalah pada SDM atau guru yang memberikan. 5. Keuntungan ritme penyegaran dalam mengenal bunyi adalah dengan mendengar merekam, menirukan dalam tepukan tangan dengan berbagai variasi dan kombinasi. Kesederhanaan cara tanpa menuntut akan sebuah persediaan alat dan sarana. 6. Bagi kemajuan pendidikan tingkat SD merupakan kinerja ilmu yang dasar dalam pembelajaran. tentu ini harus ditingkatkan dalam era global yang terjadi, karna bukan hanya didalam aktifitas keseharian dan bisnis saja akan tetapi pandidikan juga terbawa dalam arus globalisasi itu sendiri yang membutuhkan kecekatan ketepatan dan SDM yang terus berkembang dikalangan guru. 7. Pada saat survey, dengan tujuan melihat hasil pelatihan setelah diberikan waktu dalam 3 hari untuk guru mengulang materi dirumah dan menerapkan pada siswa pada saat servei akan tetapi kesiapan guru kelas tidak sepenuhnya. Akhirnya penulis memberikan penyuluhan terhadap
18
murid guru kelas yang sudah dilatih, keadaan ini terjadi di 4 sekolah yang disurvei dari 11 sekolah yang ikut dalam pelatihan. 8. Situasi seperti ini benlanjut di daerah, bagaimanpun perkembangan pendidikan seni musik dalam tahap pembekalan siswa tentu terhambat sehingga berakibat pada kreatifitas siswa adalah tradisi yang diwariskan atas kekurangan serta ketidakpedulian pihak yang bertanggung jawab.
19
DAFTAR PUSTAKA Nathanael, Mariano, S.Si. 2008 Pelaksanaan pembalajaran dengan metoda demontras dan experiment untuk pelajaran fisika di tingkat satuan. Program Pembentukan Kemampuan Mengajar (PPKM) Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas langlang Buana. Dari : http//www.pdfcoke.com Sastra, Rosi Selasa, 2008 April 29 Tugas I. Dari : Search http//www.pdfcoke.com Sutrisno, Leo. Menyusuri pembelajaran sains 22: Mengenal sifat-sifat bunyi. Dari : Search http//www.pdfcoke.com Bagian 5 Manajemen sekolah. Manjemen kurikulum dan sumber daya sekolah. Dari : Search http//www.pdfcoke.com Mansour Fakih, Roem Topatimasang, Toto. Desember 2000. Pendidikan Populer : Panduan Pendidikan untuk Rakyat. ReaD Books. Dari : Search http//www.pdfcoke.com BAB 1
: Pengambilan Keputusan Model Pembelajaran Kelas Satu Pengambilan Keputusan Statejik 1 Dari : Search http//www.pdfcoke.com
Santoso, Soegeng. Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Menuju Anak yang Sehat dan Cerdas Melalui Permainan. Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006. Dari : Search http//www.pdfcoke.com Srategi Belajar Mengajar Dari : Search http//www.pdfcoke.com Talibo. Ishak W. Volume 5 Januari - Juni 2008 MEMBANGUN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Dari : Search http//www.pdfcoke.com Agutian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Dari : Search http//www.pdfcoke.com Andargini, Muhammad Rivai. Thursday, September 22. 2005 Tips Menulis Karya Ilmiah Populer. Category: Belajar
Suhardjono. Peningkatan Karir Tenaga Kependidikan, khususnya dalam hal pembuatan Karya Tulis Ilmiah sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi. Dari : Search http//www.pdfcoke.com Quantum Learner Dari : Search http//www.pdfcoke.com Kurniadi Dwi. Diseminarkan tanggal 23 Desember 2002. Mata Kuliah Seminar Persiapan Skripsi Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Nageri Jakarta 2002 Dari : Search http//www.pdfcoke.com Suherjanto, Indra S.Pd. Musik dan Teater. Dari : Search http//www.pdfcoke.com Kurniawan, Mary LGSM.,LLCM : Teori Musik 1 dan 2. Purwacaraka Music Studio.
20