Ristia Purwatiningsih_a41170541_gol.a_penyanderaan Tanaman Menyerbuk Silang.docx

  • Uploaded by: Muchammad Dzulkifli
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ristia Purwatiningsih_a41170541_gol.a_penyanderaan Tanaman Menyerbuk Silang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,157
  • Pages: 15
LAPORAN PRAKTIKUM PERAKITAN GALUR TANAMAN MENYERBUK SILANG

”PENYANDERAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG”

DOSEN

: Dr.Nurul Sjamsijah, M.P Ir.Titien Suhermiati, M.P. Dwi Rahmawati, S.P. M.P

TEKNISI

: Syaiful Mukhlis, S.P. Nisa Budi Arifiana S.S.T

Identitas Penyusun: RISTIA PURWATININGSIH

NIM. A41170541

POLITEKNIK NEGERI JEMBER Jl. Mastrib PO.BOX 164 Jember 68101 Telp. (0331) 333532, Fax (0331)333531 Website: www.Polije.ac.id TEKNIK PRODUKSI BENIH LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI BENIH 2019

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu hal yang perlu kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan yang kita pelajari bersifat dinamis. Dalam ilmu biologi misalnya kita mengenal apa yang dimaksud dengan morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji masalah – masalah tentang tumbuhan berkenaan dengan bagian – bagian luar yang tampak pada tumbuhan tersebut. Ilmu tumbuhan pada saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat. Dari berbagai ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi tumuhan. Makalah ini akan menguraikan soal morfologi dalam arti sempit. Yang hanya membahas tentang bunga, buah dan biji dengan bagian-bagiannya. Istilah Morfologi berasal dari kata Morphologi (Gk. Morphe, bentuk, logos, ilmu) ; berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya. Morfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari pemahaman tentang sistematika tumbuhan. Banyak istilah yang kita jumpai dalam morfologi sebagai identitas nama atau penunjuk utama dari suatu divisio, anak divisio, kelas, anak kelas, bangsa/ordo, keluarga/famili, marga/genus, maupun penunjuk spesies/jenis tumbuhan. Pencandraan atau pertelaan (deskripsi, deskriptio) adalah teknik penggambaran sifat-sifat tumbuhan dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, manfaat dari golongan tumbuhan yang dimaksud. Pertelaan golongan (takson) tumbuh dapat pada tingkat suku (familia), marga (genus), jenis (spesies), dan dibawah tingkat jenis yaitu anak jenis (sub jenis), varitas (varietas), dan forma. Pertelaan suatu jenis takson tumbuhan dilakukan untuk populasi dalam wilayah penyebarannya sehingga dapat menggambarkan variasi sifat yang ada. Untuk mempertelakan suatu takson tumbuhandiperlukan adanya aturan baku tertentu (Issirep, 2005). Pencandraan merupakan proses awal klasifikasi. Yang dilakukan dalam proses ini adalah identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk yang lainnya. Pencandraan digunakan untuk mengamati tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi dan fisiologi pada makhluk hidup. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui bentuk morfologi suatu jenis tanaman 2. Dapat menyusun secara sistematis gambaran ciri suatu tanaman 3. Dapat menyebutkan tipe-tipe pertumbuhan tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung Menurut Roesmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun. Menurut Syafruddin (2002) menyatakan bahwa Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar. Menurut Palliwal (2000) menyatakan bahwa jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan. Menurut Kresnatita (2009) menyatakan bahwa pemupukan N yang cukup, maka pertumbuhan organ-organ tanaman akan sempurna dan fotosintat yang terbentuk akan meningkat, yang pada akhirnya mendukung produksi tanaman. Menurut Anonim (2012) menyatakan bahwa jarak tanam yang tepat juga dapat menekan pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari. Menurut Febrina (2012) menyatakan bahwa jarak tanam harus diatur untuk mendapatkan populasi yang optimum sehingga diperoleh hasil yang maksimum. Menurut Setyowati dan Utami (2013) menyatakan bahwa perlakuan jarak tanam tidak berbeda nyata baik pada pertumbuhan maupun produksi jagung pulut, sehingga dapat disarankan untuk pemakaian jarak tanam rapat (60X20 cm), karena dapat meningkatkan perluasan tertentu. Menurut Prahasta (2009) menyatakan bahwa pemupukan dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara, kesehatan tanaman dan menekan perkembangan penyakit. 2.2 Anggrek Anggrek berasal dari daerah tropika basah, penyebaran anggrek di daerah Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko, India, Indonesia, Thailand dan Malaysia yang merupakan daerah beriklim tropis. Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembap Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Namun demikian, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak

intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang. Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akarakar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek. Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya. Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air. Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan. Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan     

Meteran Pensil Kertas HVS Jangka sorong Beberapa macam tanaman menyerbuk silang (anggrek dan jagung)

3.2 Waktu dan Tempat Praktikum Perakitan Galur Tanaman Menyerbuk Silang dilaksanakan pada Hari Senin, 11 Maret 2019,Pukul 07.00-09.00. Dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Benih Lantai 1. 3.3 Prosedur Kerja  Menyiapkan alat dan bahan  Mengidentifikasi ekologi tanaman Jagung dan Anggrek.  Membuat laporan sementara untuk di ACC pembimbing dan mengumpulkan laporan resmi satu minggu setelah paktikum dilakukan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Jagung Varietas NK 1. 2. 3. 4.

5.

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

15.

Total jumlah daun per tanaman : 11 daun Panjang daun : 84 cm Lebar daun : 9,5 cm Indeks tulang daun : Tulang daun = 11 = 1,16 Lebar daun 9,5 cm A. Orientasi daun A.2 (Menggantung) B. Bentuk ujung daun pertama B.1 (Runcing) C. Sudut antara helaian daun dan batang 5 (Sedang) D. Arah helaian daun dan batang D.3 (Sedikit Melengkung) Adanya lidah daun (ligula) 0 (Tidak ada) Volume akar : 5 (Sedang) Panjang malai (cm) : 2 cm Panjang tangkai bunga (cm) : 5,5 cm Jarak cabang malai : 1 cm Jumlah cabang primer pada malai : 6 Jumlah cabang sekunder : 0 Jumlah cabang tersier : 0 A. Ukuran malai A.5 (sedang) B. Cabang lateral B.3 (Sedikit melengkung) C. C.5 (Sedang ±50⁰) Jumlah daun hijau : 7 (tinggi)

Jagung Varietas Bisi 1. Total jumlah daun : 13 daun 2. Panjang daun : 208 cm 3. Lebar daun : 8 cm 4. Indeks tulang daun : 5. Tulang daun = 13 = 1,6 Lebar daun 8 cm 6. Adanya lidah daun : + ada 7. Panjang malai (cm) : 35 cm 8. Panjang tangkai bunga (cm) : 0 9. Jarak cabang malai (cm) : 6 cm 10. Jarak cabang primer pada malai : 10 cm 11. Jumlah cabang sekunder : 12. Jumlah cabang tersier : 13. A. Ukuran malai A.5 (sedang) B. cabang lateral B.3 (Sedikit melengkung) C. C.3 (Kecil ±25⁰) 14. Jumlah daun hijau : 7 (tinggi) Anggrek Varietas Dendrobium 1. Tipe pertumbuhan : 1.2 (Sympodial) 2. Karakter daun : 2.1. Bentuk daun 6 (Berbentuk lanset/mata lembing) 2.2. Bentuk ujung daun : 1 (Lancip/menajam ke ujung) 2.3. Penampang melintang daun : 4 (Tidak rangkap) 2.4. Susunan daun : 2 (Rangkap) 2.5. Bentuk tepi daun : 10 (Berjumbai) 2.6. Tekstur permukaan daun : 7 (Berkeriput) 2.7. Simetri daun : gambar Pertama (1) 3. Pseudobulb 3.1. Bentuk Pseudobulb : 2 (Berbentuk manset/mata lembing) 3.2. Penampang melintang pseudobulb 3 (Menyudut persegi)

4.

5.

6. 7.

Pembungaan 4.1. Posisi pembungaan : 2 (Sisi/diantara dua ketiak daun) 4.2. Tipe pembungaan : 4 (Tandan) 4.3. Resupinasi : Resupinat/terpuntir 4.4. Spur : Tidak ada Spur Perhiasan bunga 5.1. Bentuk bunga : 2 (Bintang) 5.2. Bentuk sepal : 2 (Berbentuk pita/lurus) 5.3. Bentuk petal : 7 (Bulat elur) 5.4. Susunan petal : 1 (Terbuka) 5.5. Bentuk ujung sepai dan petal 1 (Lancip / menajam ke ujung) 5.6. Penampang melintang sepal dan petal 1 (Cembung) 5.7. Labellum 5.7.1 Bentuk bibir 3 (Trapesium) 5.7.2 Letak letuk bibir 1 (Lekuk di ujung) 5.7.3 Penampang melintang bibir 3 (Melengkuk agak ke dalam) 5.7.4 Bentuk bibir untuk aksesi 1 (Jorong/bujur telur) 5.7.5 Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi 2 (Bulat telur) 5.7.6 Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi 1 (Mengginjal) 5.7.7 Bentuk keping sisi 5.7.8 Kuruatur keping sisi 1 (Tipe I) 5.8. Tipe kalus 3 (Sederhana) Buah Akar

8.

Tipe Perakaran Tanah 1 (Akar tanah) Karakter – karakter lain atau karakter kuantitatif 8.1 Tangkai bunga 8.1.1 Panjang tangkai bunga : 33 cm 8.1.2 Panjang rangkaian bunga : 10 cm 8.1.3 Diameter tangkai bunga : 0,5 mm 8.2 Daun 8.2.1 Panjang daun : 95 cm 8.2.2 Lebar daun : 5 cm 8.2.3 Ketebalan daun : 3,95 mm 8.3 Pseudobulb 8.3.1 Panjang pseudobulb / panjang tanaman / panjang rata – rata anggota rumpun : 3 cm 8.3.2 Lebar pseudobulb (cm) : 1,5 cm 8.3.3 Ketebalan pseudobulb (cm) : 15,5 mm 8.4 Bunga 8.4.1 Panjang bunga (cm) : 6,5 cm 8.4.2 Lebar bunga ( cm) : 7 cm 8.4.3 Panjang X lebar sepal dorsal (cm) : 3,5 cm X 2,7 cm = 9,45 8.4.4 Panjang X lebar sepal lateral (cm) : 3 X 2 cm = 6 8.4.5 Panjang X lebar petal (cm) : 3 X 4,2 cm = 12,6 8.4.6 Jumlah kuntum : 4

Anggrek Varietas Bulan 1. Tipe pertumbuhan : 1.1 (Monopodial) 2. Karakter daun : 2.1. Bentuk daun 6 (Berbentuk lanset/mata lembing) 2.2. Bentuk ujung daun : 1 (Lancip/menajam ke ujung) 2.3. Penampang melintang daun : 4 (Tidak rangkap) 2.4. Susunan daun : 2 (Rangkap) 2.5. Bentuk tepi daun : 1 (Mengutuh) 2.6. Tekstur permukaan daun : 1 (Gundul) 2.7. Simetri daun : Tidak simetri 3. Pseudobulb 3.1. Bentuk Pseudobulb : 4 (Jorong/ujur telur)

4.

5.

3.2. Penampang melintang pseudobulb 1 (Jorong,bujur telur,oval) Pembungaan 4.1. Posisi pembungaan : 1 (Pangkal/sisi pseudobulb) 4.2. Tipe pembungaan : 4 (Tandan) 4.3. Resupinasi : Non Resupinat/ tidak terpuntir 4.4. Spur : Tidak ada Spur Perhiasan bunga 5.1. Bentuk bunga : 1 (Bulat) 5.2. Bentuk sepal : 4 (Oval) 5.3. Bentuk petal : 8 (Agak membulat) 5.4. Susunan petal : 1 (Terbuka) 5.5. Bentuk ujung sepal dan petal 1 (Lancip / menajam ke ujung) 5 (Tumpul) 5.6. Penampang melintang sepal dan petal Sepal 2 (Datar) Petal 2 (Datar) 5.7. Labellum 5.7.1 Bentuk bibir 1 (Segitiga menyempit) 5.7.2 Letak letuk bibir 2 (Lekuk di pangkal) 5.7.3 Penampang melintang bibir 6 (Membalik sangat dalam) 5.7.4 Bentuk bibir untuk aksesi 1 (Jorong/bujur telur) 5.7.5 Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi 2 (Bulat telur) 5.7.6 Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi 1 (Mengginjal) 5.7.7 Bentuk keping sisi 5 (Tipe 5) 5.7.8 Kuruatur keping sisi 2 (Tipe II)

6. 7.

8.

5.8. Tipe kalus 2 (Komplek) Buah 1 ( Kapsul) Akar Tipe Perakaran Tanah 2 (Akar udara) Karakter – karakter lain atau karakter kuantitatif 8.1 Tangkai bunga 8.1.1 Panjang tangkai bunga : 37 cm 8.1.2 Panjang rangkaian bunga : 12 cm 8.1.3 Diameter tangkai bunga : 0,5 mm 8.2 Daun 8.2.1 Panjang daun : 29 cm 8.2.2 Lebar daun : 10,0 cm 8.2.3 Ketebalan daun : 0,16 mm 8.3 Pseudobulb 8.3.1 Panjang pseudobulb / panjang tanaman / panjang rata – rata anggota rumpun : 6 cm 8.3.2 Lebar pseudobulb (cm) : 2,5 cm 8.3.3 Ketebalan pseudobulb (cm) : 1,72 mm 8.4 Bunga 8.4.1 Panjang bunga (cm) : 7 cm 8.4.2 Lebar bunga ( cm) : 6,5 cm 8.4.3 Panjang X lebar sepal dorsal (cm) : 3,5 cm X 2 cm = 7 8.4.4 Panjang X lebar sepal lateral (cm) : 3 X 2 cm = 6 8.4.5 Panjang X lebar petal (cm) : 3 X 3 cm = 9 8.4.6 Jumlah kuntum : 4

4.2 Pembahasan Pencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat dari golongan tanaman yang dimaksud. Pencandraan terhadap keragaman tingkat spesies tanaman sangat penting fungsinya dalam kegiatan pemuliaan tanaman.Pemuliaan tanaman yang terdiri atas tiga gatra, yaitu variabilitas, seleksi, dan hibridisasi, membutuhkan kemampuan khusus dalam pencandraan tanaman oleh para pelakunya. Fungsinya antara lain adalah untuk menunjukkan adanya variabilitas pada tanaman,untuk melakukan seleksi dalam kegiatan pemuliaan tanaman, untuk membedakan keragamanyang ada pada tingkat spesies, serta sebagai langkah dalam pengamatan dan identifikasi plasma nutfah dengan berbagai sifat penting. Pencandraan secara visual dengan melakukan evaluasi terhadap penampilan fenotipik tanaman pada lingkungan tertentu, dengan faktor penilaian berupa sifat-sifat agronomi, morfologi, serta kenampakan atau sifat lain yang menjadi pembeda antara suatu varietas dengan varietas lainnya. Pada praktikum yang kami lakukan pada hari senin adalah mengidentifikasi bagian ekologi pada tanaman Jagung dan Anggrek. Dari hasil praktikum di dapatkan data ekologi pada tanaman jagung dengan varietas NK yaitu, Jumlah daun 11,panjang daun 84 cm,lebar daun 9,5 cm,indeks tulang daun 1,16 , orientasi daun menggantung,bentuk ujung daun pertama runcing,sudut antara helaian daun dan batang sedang,arah helaian daun dan batang sedikit melengkung,tidak mempunyai lidah daun/ligula,volume akar sedang,panjang malai 28 cm,panjang tangkai bunga 5,5 cm,jarak cabang malai 1 cm,jumlah cabang primer pada malai sebanyak 6,tidak mempunyai cabang sekunder dan tersier,ukuran malai sedang,cabang lateral sedikit melengkung,serta memiliki jumlah daun hijau yang cukup tinggi. Sedangkan pada Jagung dengan Vaerietas Bisi,memiliki total daun sebanyak 13 daun,panjang daun 208 cm,lebar daun 8 cm,indeks tulang daun 1,6 , orientasi daun tegak,bentuk ujung daun pertama runcing,sudut antara helaian daun dan batang sedikit melengkung,mempunyai lidah daun,panjang tangkai bunga 0,panjang malai 35 cm,jarak cabang malai 6 cm,jarak cabang primer pada malai 10 cm,tidak memiliki cabang sekundr dan tersier,ukuran malai sedang,cabang lateral sedikit melengkung dan memiliki jumlah daun hujau yang tinggi sama dengan jagung Varietas NK. Pada tanaman anggrek dengan Varietas Dendrobium didapatkan hasil identifikasi yaitu tipe pertumbuhan sympodial (memiliki ujung batang yang terbatas,bentuk daun lanset/mata lembing,bentuk ujung daun lancip/menajam ke ujung,penampang melintang daun tidak rangkap,susunan daun rangkap,bentuk tepi daun berjumpai,tekstur permukaan daun berkeriput,memiliki simetri daun,bentuk pseudobulb manset/mata lembing,penampang melintang pseudobulb menyudut persegi,posisi pembungaan sisi/antara dua ketiak daun,tipe pembungaan tandan,resupinasi terpuntir,tidak memiliki spur,bentuk bunga seperti bintang,bentuk sepal berbentuk pita/lurus,bentuk petal bulat elur,susunan petal terbuka,bentuk ujung sepal dan petal lancip/menajam ke ujung,penampang melintang sepal dan petal cembung,bentuk bibir trapesium,letak lekuk bibir di ujung,penampang melintang

bibirmelengkung agak kedalam,bentuk bibir untuk aksesi yang tidak memiliki keping sisi jorong/bujur telur,bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi belah ketupat,tope kalus sederhana,bentuk buah tidak ada,tipe perakarannya akar tanah,panjang tangkai bunga 33 cm,panjang rangkaian bunga 10 cm,diameter tangkai bunga 0,5 cm,panjang daun 95 cm,lebar daun 5 cm,ketebalan daun 3,95 mm,panjang pseudobulb cm,lebar pseudobulb 1,5 cm,ketebalan pseudobulb 15,5 mm,panjang bunga 6,5 cm,lebar bunga 7 cm,,dan jumlah kuntum 4. Pada tanaman anggrek dengan Varietas Bulan didapatkan hasil identifikasi yaitu tipe pertumbuhan monopodial (memiliki satu batang utama yang tumbuhterus ke ata tanpa batas),bentuk daun lanset/mata lembing,bentuk ujung daun lancip/menajam ke ujung,penampang melintang daun tidak rangkap,susunan daun rangkap,bentuk tepi daun mengutuh,tekstur permukaan daun gundul,tidak memiliki simetri daun,bentuk pseudobulb ujur telur,penampang melintang pseudobulb oval,posisi pembungaan pangkal/sisi pseudobulb,tipe pembungaan tandan,tidak resupinasi tidak terpuntir,tidak memiliki spur,bentuk bunga bulat,bentuk sepal berbentuk oval,bentuk petal agak membulat,susunan petal terbuka,bentuk ujung sepal dan petal lancip dan sepal tumpul,penampang melintang sepal dan petal datar,bentuk bibir segitiga menyempit,letak lekuk bibir di pangkal,penampang melintang bibir membalik sangat dalam,bentuk bibir untuk aksesi yang tidak memiliki keping sisi jorong/bujur telur,bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi belah ketupat,tipe kalus komplek,bentuk buah seperti kapsul,tipe perakarannya akar udara,panjang tangkai bunga 37 cm,panjang rangkaian bunga 12 cm,diameter tangkai bunga 0,5 cm,panjang daun 29 cm,lebar daun 10,5 cm,ketebalan daun 0,16mm,panjang pseudobulb cm,lebar pseudobulb 6 cm,ketebalan pseudobulb 1,72 mm,panjang bunga 7 cm,lebar bunga 6,5 cm,,dan jumlah kuntum 4.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan : a) Pencanderaan tanaman adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar,datapenyebaran,habitat,asal-usul,dn manfaat dari golongan tanaman yang dimaksud. b) Fungsinya pencandraan tanaman adalah untuk menunjukkan adanya variabilitas pada tanaman, untuk melakukan seleksi dalam kegiatan pemuliaan tanaman,untuk membedakan keragaman yang ada pada tingkat spesies,serta sebagai langkah dalam pengamatan dan identifikasi plasma nutfah dengan berbagai sifat penting. c) Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama yang berperan penting dalam program peningkatan produksi. 5.2 Saran Pada saat melakukan praktikum mahasiswa harus lebih teliti dalam melakukan segala macam praktikum yang diberikan oleh teknisi dan dosen. Jauh lebih disiplin.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L). Kultivar Cp. 1 http://iptekkonsultan.blogspot.com/p/pengaruh-jaraktanam-terhadap.html. (diakses 18 Juni 2016). Febrina L.2012. Menetukan Jarak Tanam Pada Jagung. http://cybex.deptan.go.id/lokalita/menentukan-jarak-tanam-pada-jagung. (diakses 18 Juni 2016). Kresnatita, Susi. Koesriharti dan Mudji Santoso, 2009. Aplikasi Pupuk Organik dan Nitrogen pada Jagung Manis. Jurnal Agritek. Paliwal. R.L. 2000. Tropical maize morphology. In: tropical maize: improvement and production.Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. p 13-20 Prahasta. 2009. Agribisnis Jagung. Pustaka Grafika. Bandung, Hal. 1. Purwono dan R. Hartono. 2008. Bertanam Jagung Unggul. Swadaya. Jakarta, hal.10-11. Roesmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Syafruddin. 2002. Tolok ukur dan konsentrasi Al untuk penapisan tanaman jagung terhadap ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan. 24: 3-4. Setyowati, Ninik., dan Ning Wikan Utami. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuha dan Produksi Tiga Aksesi Jagung Pulut Lokal Maros. Jurnal Agrotropika. 18(1): 1-7. OIHJ

Related Documents


More Documents from "Eli Knde Azz"