Risalah Islamiyah Sebagai Pesan Dakwah: Dr. Afifi

  • Uploaded by: Arif Abdullah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Risalah Islamiyah Sebagai Pesan Dakwah: Dr. Afifi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,999
  • Pages: 6
1

RISALAH ISLAMIYAH SEBAGAI PESAN DAKWAH∗ Oleh : Afifi Fauzi Abbas A. PENGANTAR 1. Kondisi Global : a. Millenium III (Global System & World Society) b. Perubahan – trans nasional – trans cultural – multy cultural c. Globalisasi kehidupan ekonomi (dunia pasar bebas – kompetisi yang tinggi – kapitalisme) d. Sikap hidup yang terbuka – kompetitif – penetrasi kebudayaan – konflik peradaban e. Sekularisasi/me – materialisme – hedodisme bahkan atheisme yang sistematik f. Degradasi kemanusiaan 2. Kondisi Nasional a. Reformasi yang belum menampakan hasil yang maksimal – partisipasi politik yang luar biasa yang melahirkan radikalisme dan anarkhisme b. Meningkatnya kriminalitas – pornograf -, pornoaksi – narkoba – demoralisasi c. Meningkatnya angka kemiskinan – pengangguran d. Sering terjadi kerusuhan – disintegrasi e. Rendahnya mutu SDM 3. Kondisi Umat Islam a. Rendahnya mutu kerjasama antar dunia muslim ( 47 negara dan seperempat penduduk dunia) dan tingginya ketergantungan dengan dunia Barat. Khusus untuk umat Islam Indonesia meskipun sudah maju tingkat pendidikannya secara individual tetapi rentan dalam masalah ekonomi b. Pengamalan agama yang kurang sejalan dengan arahan al-Quran an alSunnah c. Rendahnya semangat jihad dalam berdakwah dan berorganisasi d. Belum menyatunya komitmen dengan profesionalitas e. Belum meratanya kualitas organisasi Islam di Indonesia, kualitas dakwah, kader pimpinan, daya dukung fasilitas, sehingga organisasi belum berkembang secara efektif dan efisien f. Keterbatasan media informasi yang dimiliki, dll



Sebagai baham kajian dalam perkuliahan Komunikasi dalam Perspektif Islam di FISIP UHAMKA

2 B, RISALAH MUHAMMAD Muhammad Rasulullah adalah teladan umat manusia dan itu dinyatakan sendiri oleh Allah SWT dalam al-Quran. Sekurang-kurang Allah menyebut kata uswatun itu sebanyak tiga kali dalam al-Quran, yaitu : Firman Allah dalam al-Quran :

‫ﺍ‬‫ﻪ ﹶﻛِﺜﲑ‬ ‫ﺮ ﺍﻟﱠﻠ‬ ‫ﻭ ﹶﺫ ﹶﻛ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻡ ﺍﻟﹾﺂ ِﺧ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻴ‬‫ﺍﹾﻟ‬‫ﻪ ﻭ‬ ‫ﻮ ﺍﻟﱠﻠ‬‫ﺮﺟ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻨ ﹲﺔ ِﻟ‬‫ﺴ‬  ‫ﺣ‬ ‫ﻮ ﹲﺓ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻮ ِﻝ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ ﹸﺃ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻢ ﻓِﻲ‬ ‫ﺪ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﹶﻟ ﹸﻜ‬ ‫ﹶﻟ ﹶﻘ‬ .

( 21 : 33/‫) ﺍﻻﺣﺰﺍﺏ‬

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.Al-Ahzab/33 : 21)

‫ﻭ ﹶﻥ‬‫ﺒﺪ‬‫ﻌ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭ ِﻣﻤ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻨ ﹸﻜ‬‫ﺁ ُﺀ ِﻣ‬‫ﺑﺮ‬ ‫ﺎ‬‫ﻢ ِﺇﻧ‬ ‫ﻮ ِﻣ ِﻬ‬ ‫ﻪ ِﺇ ﹾﺫ ﻗﹶﺎﻟﹸﻮﺍ ِﻟ ﹶﻘ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬‫ﻢ ﻭ‬ ‫ﺍﻫِﻴ‬‫ﺑﺮ‬‫ﻨ ﹲﺔ ﻓِﻲ ِﺇ‬‫ﺴ‬  ‫ﺣ‬ ‫ﻮ ﹲﺓ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻢ ﹸﺃ‬ ‫ﺖ ﹶﻟ ﹸﻜ‬  ‫ﻧ‬‫ﺪ ﻛﹶﺎ‬ ‫ﹶﻗ‬ ‫ﻮ ﹶﻝ‬ ‫ﻩ ِﺇﻟﱠﺎ ﹶﻗ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻮﺍ ﺑِﺎﻟﱠﻠ ِﻪ‬‫ﺆ ِﻣﻨ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻰ‬‫ﺣﺘ‬ ‫ﺍ‬‫ﺑﺪ‬‫ﺎ ُﺀ ﹶﺃ‬‫ﻐﻀ‬ ‫ﺒ‬‫ﺍﹾﻟ‬‫ﻭ ﹸﺓ ﻭ‬ ‫ﺍ‬‫ﻌﺪ‬ ‫ﻢ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻨ ﹸﻜ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨﻨ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬‫ﺑﺪ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺎ ِﺑ ﹸﻜ‬‫ﺮﻧ‬ ‫ﻭ ِﻥ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ ﹶﻛ ﹶﻔ‬‫ﻦ ﺩ‬ ‫ِﻣ‬ ‫ﻚ‬  ‫ﻴ‬‫ﻭِﺇﹶﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﺒﻨ‬‫ﻧ‬‫ﻚ ﹶﺃ‬  ‫ﻴ‬‫ﻭِﺇﹶﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻮ ﱠﻛ ﹾﻠﻨ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻚ‬  ‫ﻴ‬‫ﻋﹶﻠ‬ ‫ﺎ‬‫ﺑﻨ‬‫ﺭ‬ ‫ﻲ ٍﺀ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻦ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ ِﻣ‬ ‫ﻚ ِﻣ‬  ‫ﻚ ﹶﻟ‬  ‫ﻣِﻠ‬ ‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﻭﻣ‬ ‫ﻚ‬  ‫ﺮ ﱠﻥ ﹶﻟ‬ ‫ﻐ ِﻔ‬ ‫ﺘ‬‫ﺳ‬ ‫ﻢ ِﻟﹶﺄﺑِﻴ ِﻪ ﹶﻟﹶﺄ‬ ‫ﺍﻫِﻴ‬‫ﺑﺮ‬‫ِﺇ‬ (4 : 60/‫ﲑ ) ﺍﳌﻤﺘﺤﻨﺔ‬ ‫ﺼ‬ ِ ‫ﻤ‬ ‫ﺍﹾﻟ‬ Artinya : Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,(Al-Mumtahanah/60 : 4)

‫ﻮ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻮ ﱠﻝ ﹶﻓِﺈ ﱠﻥ ﺍﻟﱠﻠ‬ ‫ﺘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻡ ﺍﻟﹾﺂ ِﺧ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻴ‬‫ﺍﹾﻟ‬‫ﻪ ﻭ‬ ‫ﻮ ﺍﻟﱠﻠ‬‫ﺮﺟ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻨ ﹲﺔ ِﻟ‬‫ﺴ‬  ‫ﺣ‬ ‫ﻮ ﹲﺓ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻢ ﹸﺃ‬ ‫ﻢ ﻓِﻴ ِﻬ‬ ‫ﺪ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﹶﻟ ﹸﻜ‬ ‫ﹶﻟ ﹶﻘ‬. ( 6 : 60/‫)ﺍﳌﻤﺘﺤﻨﺔ‬

. ‫ﺪ‬ ‫ﺤﻤِﻴ‬  ‫ﻲ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻐِﻨ‬ ‫ﺍﹾﻟ‬

Artinya : Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya lagi terpuji. (Al-Mumtahanah/60 : 6) Kata uswah berarti idealisasi, bukan imitasi. Bedanya adalah, imitasi berarti menjadikan sesuatu sebagai idola, ditiru karena sedang menjadi trendi, nilainya musiman, sifatnya sesaat dan fisikal. Sedangkan idealisasi, berarti menjadikannya sebagai panutan, menjadi-kannya sebagai cita-cita yang ingin diraih, atau diwujudkan. Nilainya abadi, bahkan mungkin menjadi sakral/suci. Yang dicari adalah nilai keagungan dari kepri-

3 diannya. Jika kita coba mencermati ketiga ayat di atas maka akan dapat kita tangkap beberapa makna simbolik dari kata uswah tersebut. Pertama : Kita harus dapat membangun dan mengembangkan sesuatu yang bersifat kejiwaan, moralitas, dan bathiniyah sehingga tidak mudah terpukau dengan hal-hal yang bersifat lahiriyah. Kedua : Kita harus mampu menembus rasa cinta yang hanya didasarkan pada hal-hal nyata, yang dapat dilihat dan diraba, menuju sesuatu yang hanya dapat dirasakan dalam kalbu, akan tetapi sangat sulit untuk diceritakan. Itulah “mahabbah”. Ketiga : Kita jangan mudah terjebak dengan kehijauan dan kerimbunan pepohonan di gunung, akan tetapi rasakanlah ketenangan, kedamaian dan kekukuhannya. Keempat : Kita jangan mudah terkecoh oleh keindahan cover dan luxnya kertas yang digunakan oleh sebuah buku, tetapi perhatikanlah kearifan isinya. Kelima : Kita jangan cepat terpesona dan kagum serta mengukur kesalehan seseorang dengan tanda hitam di keningnya, peci putih yang dipakainya dan tasbih yang selalu berada di tangannya, akan tetapi lihatlah prilaku sehariharinya dan kepeduliannya terhadap sesama. Di sinilah kita harus menjadikan Muhammad sebagai suri tauladan, karena banyak sekali keindahan pribadi beliau yang dicatat oleh sejarah a.l. : 1. Rasulullah selalu peduli terhadap duka cita orang lain, beliau sangat care, keluh kesah umat selalu ditanggapinya, yang susah selalu ditolongnya. 2. Rasulullah selalu membalas kebajikan orang lain dengan kebajikan pula dan tidak pernah membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan akan tetapi selalu dibalasnya dengan kebajikan. 3. Beliau tidak pernah mau diistimewakan, beliau selalu berupaya menghapuskan sikap diskriminasi dan penghormatan yang berlebihan terhadap dirinya. Ada satu kisah yang patut kita simak, ketika suatu hari Rasulullah melakukan perjalanan bersama para sahabat, ketika datang waktu makan, maka para sahabat bermaksud untuk menyembelih seekor domba. Satu dan dan lainnya saling berebutan untuk menunjukan peran dan partisipasinya, ada yang mengatur dan mengomandoi ada yang menguliti, ada yang memotong dan ada pula yang akan membakarnya. Tiba-tiba Rasulullah berkata : “biarlah aku yang mencari kayu bakarnya”. Para sahabat merasa keberatan, mereka menjawab : biarlah kami saja yang bekerja. Rasul berkata : “Aku tidak suka jika aku diistimewakan melebihi kalian. Allah sangat

4 membenci hamba-Nya diistimewakan sendiri melebihi teman-temanya yang lain”. 4. Rasululllah selalu mendengar dengan seksama setiap keluhan umatnya, ia dengan senang hati meladeni seorang badui kelana yang datang dengan kaki telanjang, meskipun Rasulullah memilki kekuasaan yang sangat besar 5. Rasulullah tak mau mengganggu ketenangan orang lain, termasuk ketenangan istrinya sendiri. Dalam satu kisah diceritakan : suatu kali Rasul Allah pulang agak larut malam sehabis melakukan dakwah. Ia dapati istrinya A’isyah r.a telah terlelap tidur dengan nyenyak. Rasulullah tidak membangunkannya dan memilih tidur di teras rumah ketimbang mengganggu tidur istrinya. 6. Beliau tidak pernah dendam dengan musuh-musuhnya, meskipun beliau telah disakiti, diusir dan diperangi. Ini semua menunjukan kepada kita betapa agungnya kepribadian beliau, dan itu pulalah yang patut kita jadikan contoh, suri tauladan. Kita idealisasikan untuk diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita, karena beliau adalah contoh pribadi yang paling sempurna. Itulah yang membedakan antara kita dengan beliau, itu pulalah kenapa Allah memilih beliau untuk rasul terakhir, dan memerintahkan kepada kita supaya mengikuti dan meneladani beliau. Firman Allah :

‫ﻢ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻳ ﹾﺄ‬ ‫ﻧﺠِﻴ ِﻞ‬‫ﺍﹾﻟِﺈ‬‫ﺍ ِﺓ ﻭ‬‫ﻮﺭ‬ ‫ﺘ‬‫ﻢ ﻓِﻲ ﺍﻟ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻨ‬‫ﺎ ِﻋ‬‫ﻮﺑ‬‫ﻣ ﹾﻜﺘ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻧ‬‫ﻭ‬‫ﺠﺪ‬ ِ ‫ﻳ‬ ‫ﻲ ﺍﱠﻟﺬِﻱ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻲ ﺍﹾﻟﹸﺄ‬ ‫ﻨِﺒ‬‫ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟ‬‫ﺮﺳ‬ ‫ﻮ ﹶﻥ ﺍﻟ‬‫ﺘِﺒﻌ‬‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺍﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺻ‬  ‫ﻢ ِﺇ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻨ‬‫ﻋ‬ ‫ﻊ‬ ‫ﻀ‬  ‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺚ‬ ‫ﺎِﺋ ﹶ‬‫ﺨﺒ‬  ‫ﻢ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻴ ِﻬ‬‫ﻋﹶﻠ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺤ‬  ‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺕ‬ ِ ‫ﺎ‬‫ﻴﺒ‬‫ﻢ ﺍﻟ ﱠﻄ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺤ ﱡﻞ ﹶﻟ‬ ِ ‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﻨ ﹶﻜ ِﺮ‬‫ﻤ‬ ‫ﻋ ِﻦ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨﻬ‬‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﻑ‬ ِ ‫ﻭ‬‫ﻌﺮ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺑِﺎﹾﻟ‬ ‫ﻚ‬  ‫ﻪ ﺃﹸﻭﹶﻟِﺌ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻧ ِﺰ ﹶﻝ‬‫ﺭ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﹸﺃ‬ ‫ﻮ‬‫ﻮﺍ ﺍﻟﻨ‬‫ﺒﻌ‬‫ﺗ‬‫ﺍ‬‫ﻩ ﻭ‬ ‫ﻭ‬‫ﺼﺮ‬  ‫ﻧ‬‫ﻭ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﻭ‬‫ﺰﺭ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻮﺍ ِﺑ ِﻪ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺀَﺍ‬ ‫ﻢ ﻓﹶﺎﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﻴ ِﻬ‬‫ﻋﹶﻠ‬ ‫ﺖ‬  ‫ﻧ‬‫ﺍﹾﻟﹶﺄ ﹾﻏﻠﹶﺎ ﹶﻝ ﺍﱠﻟﺘِﻲ ﹶﻛﺎ‬‫ﻭ‬ ( 157 : 7/‫)ﺍﻻﻋﺮﺍﻑ‬.

‫ﻮ ﹶﻥ‬‫ﻤ ﹾﻔِﻠﺤ‬ ‫ﻢ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻫ‬

Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma`ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

‫ﺤﻴِﻲ‬  ‫ﻳ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻪ ِﺇﻟﱠﺎ‬ ‫ﺽ ﻟﹶﺎ ِﺇﹶﻟ‬ ِ ‫ﺭ‬ ‫ﺍﹾﻟﹶﺄ‬‫ﺕ ﻭ‬ ِ ‫ﺍ‬‫ﻤﻮ‬ ‫ﺴ‬  ‫ﻚ ﺍﻟ‬  ‫ﻣ ﹾﻠ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﹶﻟ‬‫ﺟﻤِﻴﻌ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻴ ﹸﻜ‬‫ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ ِﺇﹶﻟ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻲ‬‫ﺱ ِﺇﻧ‬  ‫ﺎ‬‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﻳﻬ‬‫ﺎﹶﺃ‬‫ﹸﻗ ﹾﻞ ﻳ‬ ‫ﻭ ﹶ‬‫ﺘﺪ‬‫ﻬ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻌﱠﻠ ﹸﻜ‬ ‫ﻩ ﹶﻟ‬ ‫ﻮ‬‫ﺗِﺒﻌ‬‫ﻭﺍ‬ ‫ﺎِﺗ ِﻪ‬‫ﻭ ﹶﻛِﻠﻤ‬ ‫ﻦ ﺑِﺎﻟﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﺆ ِﻣ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻲ ﺍﱠﻟﺬِﻱ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻲ ﺍﹾﻟﹸﺄ‬ ‫ﻨِﺒ‬‫ﻮِﻟ ِﻪ ﺍﻟ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻮﺍ ﺑِﺎﻟﱠﻠ ِﻪ‬‫ﺖ ﻓﹶﺂ ِﻣﻨ‬  ‫ﻳﻤِﻴ‬‫ﻭ‬ 7/‫ﻥ )ﺍﻻﻋﺮﺍﻑ‬ ( 158 : Artinya :

5 Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

‫ﻲ ٍﺀ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻪ ِﺑ ﹸﻜ ﱢﻞ‬ ‫ﻭﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺍﻟﱠﻠ‬ ‫ﲔ‬  ‫ﻴ‬‫ﻨِﺒ‬‫ﻢ ﺍﻟ‬ ‫ﺗ‬‫ﺎ‬‫ﻭﺧ‬ ‫ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻭﹶﻟ ِﻜ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺟﺎِﻟ ﹸﻜ‬ ‫ﻦ ِﺭ‬ ‫ﺣ ٍﺪ ِﻣ‬ ‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﺪ ﹶﺃﺑ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺤ‬  ‫ﻣ‬ ‫ﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ‬‫ﻣ‬ ( 40 : 33/‫ )ﺍﻻﺣﺰﺍﺏ‬. ‫ﺎ‬‫ﻋﻠِﻴﻤ‬

Artinya : Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab/33 : 40) Kalau kita dapat meniru dan meneladani beliau pastilah kita akan menjadi seorang muttaqin. Taqwa dalam al-Quran disebut lebih kurang sebanyak 246 kali dengan berbagai derivasinya : A.Fattah Thabarah seorang Ulama kontemporer dari Mesir memaknai kata taqwa itu dengan :

‫ ﺍﻥ ﻳﺘﻘﻰ ﺍﻻﻧﺴﺎﻥ ﻣﺎ ﻳﻐﻀﺐ ﺭﺑﻪ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﺿﺮﺍﺭ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻭﺍﺿﺮﺍﺭ ﻟﻐﲑﻩ‬: ‫ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ‬

Artinya : Taqwa itu adalah manusia merasa takut : terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan kemarahan/murka Allah Tuhannya, melakukan sesuatu yang dapat mencelakakan/merusak diri sendiri melakukan sesuatu yang dapat mencelakakan orang lain. Jadi taqwa itu adalah berkaitan dengan kualitas hidup. Imam al-Ghazaly dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub menjelaskan tentang watak orang bertaqwa : 1. Lidahnya terpelihara dari bohong, mencela dan menghasut 2. Hatinya bebas dari sifat dengki dan dendam 3. Matanya terhindar dari yang terlarang 4. Perutnya terhindar dari makanan yang haram 5. Tangannya tak pernah menjangkau yang dialarang 6. Kakinya tak pernah melangkah ke tempat maksiat 7. Ketaatannya ikhlas hanya kepada Allah Jika kita dapat meraih sikap, sifat dan watak taqwa itu, pasti : Allah akan mencintai kita : ( 7 : ‫ﺍﻥ ﺍﷲ ﳛﺐ ﺍﳌﺘﻘﲔ ) ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ‬ -

Allah akan menunjuk solusi bagi setiap persoalan yang kita hadapi :

-

Allah akan selalu memberikan kemudahan kepada kita

( 3 : ‫ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻖ ﺍﷲ ﳚﻌﻞ ﻟﻪ ﳐﺮﺟﺎ )ﺍﻟﻄﻼﻕ‬ ( 4 : ‫ﳚﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻣﺮﻩ ﻳﺴﺮﺍ )ﺍﻟﻄﻼﻕ‬

: ‫ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻖ ﺍﷲ‬

6 -

Allah akan memberikan kemampuan untuk melakukan pilihanpilihan yang strategis : ( 29 : ‫ﺍﻥ ﺗﺘﻘﻮﺍ ﺍﷲ ﳚﻌﻞ ﻟﻜﻢ ﻓﺮﻗﺎﻧﺎ )ﺍﻻﻧﻔﺎﻝ‬

-

Allah akan memberikan kesuksesan hidup :

( 31 : ‫ﺍﻥ ﺍﳌﺘﻘﲔ ﻣﻔﺎﺯﺍ )ﺍﻟﻨﺒﺎﺀ‬

C. KHATIMAH Untuk kita saat ini tentu yang didealisasikan adalah Risalah Islamiyah yang dibawa oleh Muhammad SAW. baik yang termuat dalam al-Quran maupun yang terekam dalam al-Sunnah. Inilah yang yang menjadi sumber dari pesan-pesan dakwah, dan ini pulalah yang harus dikomunikasikan kepada seluruh umat manusia dengan berbagai cara – model – perangkat konunikasi yang ada. Wallah a’lam bisshawab.

Related Documents


More Documents from "Iskandar Musa"