Riri File

  • Uploaded by: Rhyrhyn
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Riri File as PDF for free.

More details

  • Words: 2,842
  • Pages: 11
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang BERFIKIR KRITIS dengan baik. Saya berterimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing yang telah membimbing kami sehingga terselesaikan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi saya dan pembaca.

Punrangae, 2 Februari 2019-02-03

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia akan berfikir, beginilah alaminya seorang manusia tercipta. Seorang filsuf pernah berkata ,”aku hidup karena berfikir”. Proses berfikir merupakan suatu hal yang natural, lumrah,dan berada dalam lingkaran fitrah manusia yang hidup. Bahkan, seorang yang mengalami gangguan jiwa pun merupakan seorang pemikir yang mempunyai dunia lain dalam hidupnya. Saat kita berfikir, seringkali apa yang kita pikirkan menjadi bisa, tidak mempunyai arah yang jelas, parsial, dan tidak jarang emosional atau terkesan egosentris. Seharusnya manusia bisa kembali merenung, bahwa kualitas hidup seseorang sesungguhnya di tentukan dengan bagaimana cara dia berfikir, sehingga dari pemikiran yang berkualitas itu dia akan mampu menciptakan penemuan atau pun inovasi baru dalam hidupnya. Bukankah seorang pahlawan lahir dari cara berfikirnya yang selalu besar. Ilmuan – ilmuan ternama dunia pun mengubah wajah dunia yang primitif menjadi dunia yang luar biasa ini dengan perubahan pemikiran. Menurut Paul & Elder (2005), berfikir kritis merupakan cara bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik sistemasi cara berfikir dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide yang di gagas. Seseorang yang berfikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan – permasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berfikir secara jelas dan tepat. Selain itu, dapat menggunakan ide abstrak untuk bisa membuat model penyelesaian masalah secara efektif. Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berfikir kritis ini adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision) relevensi (revelance)logika berfikir yang digunakan (logic) keluasan sudut pandang (breadth) kedalaman berfikir (depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi(information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan(implication).

B. RUMUSAN MASALAH  Apa defenisi berfikir kritis menurut ahli?  Apa ciri- ciri kritis?  Apa saja karekteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis?  Apa tahapan berfikir kritis?  Apa aspek-aspek berfikir kritis?  Apa alat yang digunakan dalam mengukur kemampuan berfikir kritis?  Apakah keterampilan berfikir kritis sama dengan pemahaman konsep? C. TUJUAN PENULISAN  Mengetahui defenisi berfikir kritis menurut ahli  Mengetahui Apa ciri- ciri kritis  Mengetahui Apa saja karekteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis  Mengetahui Apa tahapan berfikir kritis  Mengetahui aspek- aspek berfikir kritis  Mengetahui Apa alat yang digunakan dalam mengukur kemampuan berfikir kritis  Mengetahui Apakah keterampilan berfikir kritis sama dengan pemahaman konsep

BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN BERFIKIR KRITIS Proses belajar diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Dalam proses belajar terdapat pengaruh perkembangan mental yang di gunakan dalam berfikir atau perkembangan kognitif dan konsep yang di gunakan dalam belajar. Beberapa pengertian mengenai keterampilan berfikir kritis diantaranya : 1. Rudinow dan Barry ( Filsaime, 2008 : 57) berpendapat bahwa berfikir kritis adalah sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan – kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan prosedur untuk menganalisis, menguji , dan mengevaluasi. 2. Steven ( 1991) memberikan pengertian berfikir kritis yaitu berfikir dengan benar dalam memperoleh pengetahuan yang relevan dan reliable. Berfikir kritis adalah befikir nalar, reflektif, bertanggung jawab, dan mahir berfikir. Dari pengertian steven tersebut, seseorang yang berfikir dengan kritis dapat menentukan informasi yang relevan. Berfikir kritis merupakan kegiatan memproses informasi yang relevan. Berfikir kritis merupakan kegiatan memproses informasi yang akurat sehingga dapat dipercaya,logis, dan kesimpulannya meyakinkan, dan dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab. Seseorang yang berfikir kritis dapat bernalar logis dan membuat kesimpulan yang tepat. 3. Menurut Ennis (1996) berfikir kritis adalah suatu proses berfikir yang bertujuan untuk membuat keputusan yang rasional yang diarahkan untuk memutuskan apakah menyakini atau melakukan sesuatu. Dari definisi Ennis tersebut dapat diungkapkan beberapa hal penting. Berfikir kritis difokuskan ke dalam pengertian sesuatu yang penuh kesadaran dan mengarah pada sebuah tujuan. Tujuan dari berfikir kritis akhirnya memungkinkan kita untuk membuat keputusan. 4. Menurut Beyer (Filsaime,2008 : 57) berpendapat bahwa berfikir kritis adalah sebuah cara berfikir di siplin yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide, argument, dan penelitian). 5. Menurut Halpern (Rudd et al,2003:128) mendefinisikan critical thingking as’... the use of cognitive skills or strategies that increase the probabylity of desirable outcome.’ Dari pendapat-pendapat di atas dapat di katakan bahwa berfikir kritis itu meliputi dua langkah besar yakni melakukan proses berfikir nalar (reasoning) dan diikuti dengan pengambilan keputusan / pemecahan masalah (deciding / problemsolving). Dengan demikian dapat pula diartikan bahwa tanpa kemampuan yang memadai dalam hal berfikir nalar ( deduktif, induktif, dan relektif), seseorang tidak dapat melakukan proses berfikir kritis secara benar. Berfikir krtis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat baik dan memilih banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis. Seorang pemikir kritis

mampu menyimpilkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui caramemanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, dan mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya. Berfikir krits tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain. Berfikir kritis bersifat netral,objektif,tidak bias. Meskipun berfikir krits dapat di gunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan- alasan yang buruk, berfikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif. Pemikiran krits mampu melakukan intropeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya. Berdasarkan pengertian-pengertian keterampilan berfikir kritis di atas maka dapat di katakan bahwa keterampilan berfikir kritis merupakan keterampilan berfikir yang melibatkan proses kognitif dan mengajak untuk berfikir refleks terhadap permasalahan. CIRI- CIRI BERFIKIR KRITIS 1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas dan relevan terhadap kondisi yang ada. 2. Berfikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dan konsekuensi yang logis. 3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kompleks. Berfikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah, disiplin,terkontrol, dan kreatif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah serta komitmen untuk mengubah paradigma agosentris dan sosiosentris kita. Saat kita milau untuk berfikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan disini, yaitu :  Mulailah dengan berfikir apa dan kenapa, lalu carilah yang tepat untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.  Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa.  Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan di atas.  Kriteria standar yang di tetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.  Kejelasan dari solusi permaslahan/pertanyaan  Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan  Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berfikir kritis ini adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision) relevansi (relevance), logika berfikir yang digunakan (logic),keluasan sudut pandang (breadlth), kedalaman berfikir ( depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (imlication).

Kriteria- kriteria di atas tentunya harus menggunakan elemen-elemen penyusun kerangka berfikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus menjawab beberapa hal sebagai berikut. Tujuan dari sebuah gagasan/ ide.       

Pertanyaan dari suatu masalah terhadap gagasan/ide Sudut pandang dari gagasan/ide Informasi yang muncul dari gagasan/ide Interprstasi dan kesimpulan yang mungkin muncul Konsep pemikiran dari gagasan/ide tersebut. Implikasi dan konsekuensi Asumsi yang di gunakan dalam memunculkan gagasan/ide tersebut.

Dasar- dasar ini pada prinsipnya perlu dikembangkan untuk melatih kemampuan berfikirkrits kita. Jadi berfikir kritis adalah bagaimana menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada diatas menjadi sesuatu yang sistematik dan mempunyai dasr atau nilai ilmiah yang kuat. Selain itu, kita juga perlu memperhitungkan aspek alamiah yang terdapat dalam diri manusia karena hasil pemikiran kita tidak lepas dari hal- hal yang kita pikirkan. Sebagaimana fitrahnya, manusia adalah subjek dalam kehidupan ini, artinya manusia akan cenderung berfikir untuk dirinya sendiri atau disebut sebagai egosentris. Dalam proses berfikir, egosentris menjadi hal utama yang harus kira hindari. Apalagi kita berada dalam sebuah tim yang membutuhkan kerjasama yang baik. Egosentris akan membuat pemikiran kita menjadi tertutup sehingga sulit mendapatkan inovasi- inovasibaru yang hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris ini akan membawa manusia ke dalam komunitas individualistis yang tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Bukan menjadi solusi, tetapi hanya menjadi pembawa masalah. Semakin sering kita berlatih berfikir kritis secara ilmiah, maka kita akan semakin berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namun juga sebagai pemecah masalah yang ada di lingkungan. KARAKTERISTIK BERFIKIR KRITIS DAN INDIKATOR BERFIKIR KRITIS Wade (1996) mengidentifikasikan delapan karakteristik berfikir krits, yakni meliputi: -

Kegiatan merumuskan pertanyaan Membatasi permasalahan Menguji data-data Menganalisis berbagai pendapat bias Menghindari pertimbangan yang sangat emosional Menghindari penyederhanaan berlebihan Mempertimbangkan berbagai interpretasi dan Mentoleransi ambiguitas.

Karakteristik lain yang berhubungan dengan berfikir krits, di jelaskan Beyer ( 1995 : 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thingking, yaitu:

1. Watak (dispositions) Seseorang yang mempunyai keterampilan berfikir ritis mempunyai sikap skeptis,sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian,mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggap baik. 2. Kriteria (criteria) Dalam berfikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai kearah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. 3. Argument (argument) Argumen adalah pernyataan atau proposi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berfikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning) Pertimbangan atau pemikiran adalah kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan argumen. 5. Sudut pandang (point of view) Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berfikir dengan krits akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 6. Prosedur penerapan kriteria (procedurec for applying criteria) Prosedur penerapan berfikir krits sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiran – perkiraan. Pada dasarnya keterampilan berfikir kritis (abilities) Ennis ( Costa, 1985:54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berfikir krits yang terdiri dari kelompok besar yaitu : -

-

-

Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi : memfokuskan pertanyaan, menganalisis argument dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengobservasi/ mengamati serta mempertimbangan suatu laporan hasil observasi. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangankan hasil induksi, dan membuat serta menetukan nilai pertimbangan. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mendefinisikan instilah-istilah dan mempertimbangkan definisi, serta mengidentifikasi asumsi.

-

Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas memutuskan /menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

TAHAPAN BERFIKIR KRITIS Keterampilan menganalisis Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur kedalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis,menghendaki agar pembaca mengidentivikasikan langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berfikir hingga samapai pada sudut kesimpulan (harjasujana,1987:44) Keterampilan mensintesis Keterampilan mensintesis adalah keterampilan yang berlawanan dengan ketarampilan menganalisis.keterampilan mensintesis adalah keterampilan mengabungkan bagianbagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menurut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh darimmateri bacanya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplist di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berfikir bebas terkontrol. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Tujuan ketermpilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep kedalam permasalahan atau ruang lingkup baru. Ketetampilan menyimpulkan Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan(kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahamiberbagai aspek secara bertahap agar samapai kepada suatu formula baru yaitusebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri , dapat menempuh dua cara, yaitu:deduksi dan induksi. Jadi kesimpulan merupakan sebuah proses berfikir yang memberdayakan pengetahuan yang baru. Keterampilan mengevaluasi atau menilai Keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berfikir kognitif yang paling tinggi dan matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang di ukur dengan menggunakan standar tertentu (harjasujana,1987:44). Dalam taksonomi belajar, menurut Blomm,keterampilan mengevaluasi merupakan tahapan berfikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.

ASPEK –ASPEK BERFIKIR KRITIS Clarity (kejelasan) Kejelasan merupakan pondasi standarisasi.jika pertanyaan tidak jelas,kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Accuracy (keakuratan,ketelitian,kesaksamaan) Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat di telusuri melalui pertanyaan “apakah pertanyaan itu kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan?”, bagaimana cara mengecek kebenarannya? Pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam pernyataan berikut,”pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon”. Precision (ketepatan) Ketepatan mengacu pada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan. Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat terurai? “apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?” sebuah peryataan dapat saja mempunyai kejelasan dan ketelitian,tetapi tidak tepat, misalnya “Aming sangat berat”(kita tidak mengetahui berapa berat Aming, apakah satu pon atau 500 pon!) Relevance (relevansi, keterkaitan) Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pernyataan yang diajukan. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketetapan mereka dalam meningkatkan kemampuannya. Depth (kedalaman) Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju kepada pertanyaan dengan kompleks. Misalnya terdapat ungkapan,”katakan tidak”. Ungkapan tersebut biasa di gunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat,tepat,relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam. Breadht (keluasaan) Keluasaan sebuah pernyataan dapat di telusuri dengan pertanyaan berikut ini. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argument menurut pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pernyataan yang diajukan. Logic(logika) Logika berrtema dengan hal-hal berikut : apakah pengertian telah di susun dengan konsep yang benar ? ketika kita berfikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berfikir logis. Ketika berfikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukng atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis. KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS  Interpretasi – kategorisasi,dekode, mengklarifasi makna  Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen,menganalisis argumen  Evaluasi- menilai klaim (pernyataan), menilai argument



Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif ( misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan  Penjelasan- menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen  Regulasi diri- meneliti diri, mengereksi diri  Memahami hubungan – hubungan logis antar gagasan  Mengidentifikasi,mengkontruksi dan mengevaluasi argumen  Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan  Memecahkan masalah secara sistematis  Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan  Merefleksi kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri. ALAT PENILAIAN BERFIKIR KRITIS Gokhale (macknight 1995) dalam penelitiannya yang berjudul collaborative Learning Erhances Critical Thinnking menyatakan bahwa yang dimaksud soal berfikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep. Coltlon ( 1991), menyatakan bahwaberfikir krits disebut juga berfikir logis dan analis. Selanjutnya menurut Lagrer ( dalam tatang),untuk melatih berfikir kritis harus didorong untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanyang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : Menemukan konsekuensi dari suatu keputusan atau suatu kejadian Mengidentifikasi asumsi yang digunakan dalam suatu peryataan Merumuskan pokok-pokok permasalahan Menemukan adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda Mengungkapkan penyebab suatu kejadian Memilih faktor-faktor yang mendukung terhadap suatu keputusan. KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEP Pada prakteknya penerapan proses belajar mengajar kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berfikir kritis. Dua faktor penyebab berfikir kritis tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga kita lebih terfokus pada materinya dan kurangnya pemahaman yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Menurut para ahli, melatih berfikir kritis dapat dilakukan dengan cara mempertanyakan apa yang dilihat dan di dengar. Setelah itu, dilanjutkan dengan bertanya mengapa dan bagaimana tentang hal tersebut. Intinya, jangan langsung menerima mentah-mentah informasi yang masuk. Dari mana pun datangnya, informasi yang diperoleh harus dicerna dengan baik dan cermat sebelum akhirnya disimpulkan. Karena itu, berlatih berfikir krits artinya juga berperilaku hati- hati dan tidak grusa-grusa dalam menyikapi permasalahan. Fruner dan Robinson ( Rochaminah 2008 :8) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berfikir krits, pembelajaran harus difokuskan pada pemahaman konsep dengan berbagai pendekatan dari pada keterampilan prosedural. Sedangkan untuk mencapai untuk

pemahaman konsep. Identifikasi masalah dapat membantu menciptakan suasana berfikir bagi peserta didik. Menurut Ruseffendi ( 2006 : 329) metode penemuan adalah metode yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya dengan tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya di temukan sendiri. Dengan kata lain pembelajaran dengan metode penemuan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan ide/gagasan dengan proses menemukan, dalam proses ini kita berusa menemukan konsep dan rumus dan semacamnya dengan bimbingan. Rangkaian kegiatana dalam proses pembelajaran penemuana merupakan aktivitas dalam berfikir kritsi (Rochminah 2008:4). Jadi keberhasilan dalam pembelajaran sangat di tentukan oleh keadaan proses pembelajaran yang di terapkan salah satu model pengajaran yang diduga dapat di gunakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar melalui penerapan metode terbimbing.

Related Documents

Riri File
August 2019 23
Riri Oo'.docx
June 2020 8
File
November 2019 29
File
April 2020 14
File
May 2020 13

More Documents from ""

Riri File
August 2019 23