Ringkasan Sosiologi Bab 1

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ringkasan Sosiologi Bab 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 956
  • Pages: 3
Sosiologi Bab 2

NILAI DAN NORMA SOSIAL

Menurut Koentjoroningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Jadi, masyarakat dapat dimaknai sebagai sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat secara bersama-sama serta memiliki kebudayaan yang sama. Kebudayaan diwariskan secara turun temurun. Kebudayaan diperoleh melalui transmisi antar generasi, baik transmisi hal-hal material maupun non material. Menurut bentuknya, kebudayaan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Kebudayaan material. berupa benda-benda peninggalan sejarah, seperti patung, tali, dll. 2. Kebudayaan non material. Merupakan hasil kreasi abstrak, seperti nilai-nilai dalam masyarakat, kepercayaan, norma, adat istiadat, dll. Kebudayaan material dan non material yang dimiliki masyarakat membentuk susunan sosial dan sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Talcott Parsons dan AL Koelber, kebudayaan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide. Wujud ideal dari kebudayaan ini adalah adat atau adat istiadat, dll. Sistem sosial ini tidak berwujud, tidak dapat diraba, dilihat dan sebagainya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan..Sistem sosial berwujud konkret, bisa diobservasi, difoto maupun didokumentasikan. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Ada 4 sifat hakekat kebudayaan, adalah: 1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia. 2. Kebudayaan telah ada lebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi. 3. Kebudayaan diperlukan manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. 4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisi kewajiban A. NILAI. Nilai adalah apa yang dianggap baik bagi masyarakat dan merupakan kepercayaan atau tujuan utama yang dimiliki oleh individu ataupun kesatuan sosial. Nilai dapat dipahami sebagai suatu hal yang bersifat abstrak yang diyakini oleh individu atau masyarakat. Keyakinan tersebut berisi harapan yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh masyarakat, sehingga mempengaruhi perilaku sosial individu maupun masyarakat. Ada 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal), yaitu: 1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia, seperti pakaian, perumahan, dll. 2. Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, seperti pertanian, dll. 3. Sistem kemasyarakatan, seperti sistem kekerabatan, sistem politik, dll. 4. Bahasa lisan maupun bahasa tulisan. 5. Kesenian, seperti seni rupa, seni lukis, dll 6. Sistem pengetahuan 7. Religi (sistem kepercayaan).

Menurut Prof.Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Nilai Material. Merupakan segala sesuatu yang berguna. Contoh, pakaian. 2. Nilai Vital. Segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. Nilai vital dapat bersifat konkret atau abstrak. 3. Nilai Kerohanian. Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian bersifat abstrak. Nilai kerohanian dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: a. Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber dari akal manusia. b. Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan, estetika, dll). c. Nilai moral/kebaikan. Bersumber dari unsur kemauan (karsa dan etika) d. Nilai religius yang berupakan nilai ketuhanan yang maha esa. Nilai berdasarkan ciri-cirinya dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: 1. Nilai mendarah daging (internalized value). 2. Nilai dominan. Nilai ini dianggap penting dibanding dari nilai-nilai lainnya. Ciri-ciri dari nilai dominan adalah: a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. Contohnya perubahan ke arah yang lebih baik disegala bidang seperti perbaikan ekonomi, kepastian hukum, dll b. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat. Contoh, Bhinekka Tunggal Ika sebagai semboyan negara sudah dikenal sejak zaman dahulu. c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, pulang mudik waktu lebaran. d. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, punya HP canggih. Relativisme kebudayaan berarti bahwa tidak ada ukuran-ukuran universal. Nilai-nilai dan norma selalu ditentukan oleh lingkungan kultural. Jadi mengenai pembatasan tempat dan waktu. B. NORMA. Norma pada dasarnya berisi kaidah, ketentuan, aturan, kriteria atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat didalam berbuat dan bertingkah laku agar masyarakat tertib, teratur, dan aman. Jadi, norma adalah ukuran pantas tidak pantas, salah-benar, baik-buruk bagi anggota masyarakat. Norma adalah sebagai: 1. Pedoman berbuat dan bertingkah laku. 2. Sebagai tolok ukur didalam mengevaluasi perbuatan seseorang. Norma mengandung ide tentaang kewajiban dan keharusan. Menurut Jeffries, norma merupakan standar tentang apa yang dipandang benar atau pantas. Norma selalu berpasangan dengan sanksi, yaitu suatu keadaan yang dikenakan pada anggota masyarakat jika tidak mematuhi norma yang berlaku pada masyarakatnya.

Norma dalam masyarakat dapat digolongkan menjadi 5 macam, yaitu: 1. Norma agama atau religi. Norma ini berasal dari Tuhan YME. Norma ini mengharuskan manusia untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Norma agama dapat ditemukan dalam kitab suci setiap agama. 2. Norma moral atau kesusilaan. Norma ini berkaitan dengan petunjuk hidup dari akhlak dan hati nurani sendiri tentang apa yang aik dan apa yang buruk. Norma kesusilaan ertujuan agar individu memiliki kesadaran serta hati nurani yang bersih. Contohnya, perbuatan menyontek. 3. Norma Kesopanan. Norma kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan masyarakat. Tujuan diberlakukannya norma kesopanan adalah agar setiap anggota masyarakat memiliki etika bertingkah laku yang baik. 4. Norma Kebiasaan. Norma kebiasaan adalah kumpulan petunjuk hidup tentang perilaku yang di ulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan masyarakat. Norma kebiasaan ini bertujuan agar manusia melaksanakan kebiasaan dengan baik. 5. Norma Hukum. Merupakan himpunan petunjuk hidup dan peraturan-peraturan yang dibuat oleh pihak yang berwenang dalam suatu masyarakat. Berdasarkan kekuatan mengikatnya, Soerjono Soekanto membagi norma menjadi 4 macam, yaitu: 1. Cara (usage). Cara (usage) menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Usage lebih menonjol didalam hubungan antar individu, 2. Kebiasaan (folkways). Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat lebih besar daripada usage. Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. 3. Tata Kelakuan (mores). Apabila suatu kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai cara berperilaku saja, bahkan diterima sebagai norma-norma pengatur. Maka kebiasaan tersebut dikenal sebagai tata kelakuan (mores). Peranan tata kelakukan dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting. Alasannya adalah sebagai berikut: 1. Tata kelakuan akan memberikan batas-batas pada perilaku individu. 2. Tata kelakuan akan mengidentifikasi individu dengan kelompoknya. 3. Tata kelakuan akan menjaga solidaritas antar anggota masyarakat. 4. Adat istiadat.

Related Documents

Ringkasan Sosiologi Bab 1
November 2019 20
Sosiologi-1
June 2020 10
Ringkasan Bab 4.docx
November 2019 19
Ringkasan Bab Iv.docx
June 2020 15