BARU PERBAIKAN
Judul
: Faktor yang Ada Hubungannya dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu yang Melahirkan di RSU Anutapura Palu Tahun 2017
Peneliti Utama
: Tri Mulyani
HP
: 082197266639
Alamat email
:
[email protected]
Program Pendidikan/Instansi : Pendidikan Dokter Universitas Alkhairaat Palu
RINGKASAN PROPOSAL Judul Penelitian
:
Faktor yang Ada Hubungannya dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu yang Melahirkan di RSU Anutapura Palu Tahun 2017
Peneliti Utama
:
Tri Mulyani
Penghubung
:
Tri Mulyani
No. telpon
:
082197266639
Lokasi Penelitian/ Bagian
:
Ruang Rawat Inap Post Nifas Rumah Sakit Umum Anutapura Palu, Sulawesi Tengah
Jenis Penelitian
:
Riset Pengajaran Lain-lain
Jenis Proposal
:
Baru Perbaikan Lanjutan
Tanggal Mulai
:
Mulai Maret 2017
:
Mei 2017 (Sampai sampel terpenuhi)
Penelitian
Lama Penelitian
1
1.
Nama-Nama, Titel, Kualifikasi dan Departmen/Bagian tempat kerja dari Peneliti Utama, Assosiet dan pembantu peneliti: Peneliti utama
: Tri Mulyani Mahasiswa Fak. Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu
Rekan Peneliti 1: dr. John Abbas Kaput, Sp.OG Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Bagian Obgyn RSUD Undata Palu Rekan Peneliti 2: dr. Mahlil Dokter umum di Fakultas kedokteran Universitas Alkhairaat Palu Pembantu Peneliti : 2.
Apakah anda mencari sponsor dari luar?
Ya
Tidak
(Bila tidak, langsung ke nomer 3) (Bila ya, sebutkan sponsor)
3.
Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang tujuan, hipotesis, manfaat yang jelas dari penelitian ini: a. Tujuan umum : Mengetahui beberapa faktor resiko terjadinya ketuban pecah dini di RSU Anutapura Palu tahun 2017. b. Tujuan khusus : 1. Mengetahui hubungan antara usia ibu ≤ 27 atau ≥ 33 tahun dengan kasus ketuban pecah dini pada ibu hamil yang melahirkan di RSU Anutapura Palu tahun 2017. 2. Mengetahi hubungan perilaku merokok ibu dan atau sekitarnya dengan terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil yang melahirkan di RSU Anutapura Palu tahun 2017. 3. Mengetahui hubungan riwayat ketuban pecah dini dengan terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil yang melahirkan di RSU Anutapura Palu tahun 2017. 4. Mengetahui hubungan paritas ibu dengan terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil yang melahirkan di RSU Anutapura Palu tahun 2017. 5. Mengetahui kehamilan kembar ibu dengan terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil yang melahirkan di RSU Anutapura Palu tahun 2017.
c.
Hipotesis
2
1. Usia ibu berpengaruh terhadap ketuban pecah dini. 2. Perilaku merokok ibu dan atau sekitarnya berpengaruh terhadap ketuban pecah dini. 3. Riwayat ketuban pecah dini pada ibu berpengaruh terhadap ketuban pecah dini. 4. Paritas ibu berpengaruh terhadap ketuban pecah dini. 5. Kehamilan kembar berpengaruh terhadap ketuban pecah dini.
d. Manfaat penelitian : 1) Manfaat Keilmuan Untuk menambah pengetahuan dalam bidang kesehatan reproduktif mengenai faktor resiko ataupun predisposisi pasien ketuban pecah dini di RSU Anutapura Palu tahun 2017 dan menambah pengetahuan bagi peneliti sendiri. 2) Manfaat Aplikasi Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi data untuk penelitian selanjutnya dan berguna untuk promosi kesehatan pada ibu hamil.
4.
Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang latar belakang ilmiah dari penelitian ini dan rencana penelitiannya. Persalinan adalah rangakaian kejadian yang terjadi pada organ reproduksi ibu bertujuan untuk mengeluarkan hasil konsepsi secara spontan pada kehamilan cukup bulan dengan terminasi alami tanpa bantuan atau bantuan minimal, presentasi belakang kepala (verteks), serta tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin dari uterus. Persalinan apabila tidak dikelolah dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal seperti ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban (korioamniotik) secara spontan dan sebelum terjadinya proses persalinan dimana tidak terdapat tanda-tanda persalinan atau inpartu. Pecahnya selaput ketuban (korioamniotik) dapat terjadi pada akhir kala I dan awal kala II. Peristiwa ketuban pecah dini juga dapat berlangsung lebih dari 24 jam disebut Prolonge Rupture of Membrane yang sering kali disertai infeksi intrauterine. Bila terjadi pada kehamilan <37 minggu maka peristiwa tersebut disebut sebagai ketuban pecah dini preterm (PPROM) dan ketika terjadi pada kehamilan 37-42 minggu disebut ketuban pecah dini aterm. .( Jusuf,C.E, 2015; Riumpassa, 2015;
3
Mose,J.C. et al 2014; soewarto S, 2014; Banaem, L.M et al. 2012; Yasmin, S et al. 2013; NHS. 2012) Angka kejadian ketuban pecah dini berdasarkan usia kehamilan, menunjukkan aterm lebih tinggi 6% di Amerika Serikat dibanding preterm 4,8% (Miller, H.C., 2012). Sedangkan di Inggris 8% untuk aterm dan 2% preterm. (Medina, 2014) Berdasarkan usia ibu angka kejadian ketuban pecah dini di Nigeria tertinggi 43% dengan usia kurang 27 dan diatas 33 tahun dibandingkan dengan usia 28 dan 32 tahun sekitar 2,5%. (Okeke, T.C., 2013) Setiap tahunnya terjadi peningkatan angka kejadian ketuban pecah dini di Indoneisa dimana pada tahun 2013 angka kejadian ketuban pecah dini di Indonesia 7,6 % dari seluruh kehamilan (wiradharma, 2013). Pada tahun 2015, 3-8% pada kehamilan tunggal dan 7,4% pada kehamilan kembar sehingga didapatkan peningkatan hingga 15,6% di setiap kelahiran. (POGI, 2015) Sedangkan di kota Palu menunjukkan kejadian yang tidak stabil tiap tahunnya, berdasarkan data dari RSU Anutapura Palu kejadian ketuban pecah dini di tahun 2012 yaitu 85 kasus dan mengalami penurunan di tahun 2013 mencapai 78 kasus, tapi pada tahun 2014 dan 2015 mengalami peningkatan dimana tahun 2014 terdapat 93 kasus dan 2015 100 kasus. Dan pada tahun 2016 bulan Januari sampai Juli dalam triwulan 1 dan 2 terdapat 66 kasus (RSU Anutapura, 2016) Faktor resiko terjadinya ketuban pecah dini terdiri dari faktor host yang mencakup
dengan
usia
dan
perilaku
merokok.
Faktor
kesehatan
yang
beruhubungan dengan ketuban pecah dini ialah anemia, riwayat ketuban pecah dini dan penyakit infeksi. Faktor kehamilan akibat dari paritas. Serta faktor janin seperti letak sungsang dan kehamilan ganda atau kembar. (Parry, S., Jerome F. Strauss III. 2011; WHEC Practice Bulletin and Clinical Management Guidelines for Healthcare Providers. 2008; Ladewig, P et al. 2007, Okeke, T.C., 2013)
Rencana penelitian untuk mengetahui faktor apakah yang ada hubungannya dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu yang melahirkan di RSU Anutapura Palu tahun 2017?
5.
Apakah metode yang digunakan pada penelitian ini bisa dilakukan dengan simulasi komputer atau dilakukan pada binatang percobaan? Ya
Tidak
4
6.
Jelaskan dengan ringkas semua
prosedur yang anda gunakan pada subyek
penelitian: 1. Pengajuan proposal penelitian Berdasarkan kajian literatur dan studi pustaka maka proposal berjudul Faktor yang Ada Hubungannya dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu yang Melahirkan di RSU Anutapura Palu Tahun 2017 ini disusun dan diajukan 2. Pengajuan izin etika penelitian (ethical clearance) Penelitian dilakukan melibatkan sampel penelitian berupa pasien penderita Ketuban Pecah Dini yang di ruang rawat inap bagian Post Nifas. Untuk mendapatkan data sesuai tujuan penelitian diperlukan pengajuan izin etika penelitian kepada Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Al-Khairaat Palu. 3. Pengajuan izin penelitian di RSU Anutapura Rencana penelitian akan dilakukan di ruang rawat inap bagian Post Nifas RSU Anutapura. Untuk mendapatkan izin penelitian, dibuat surat permohonan izin penelitian kepada Direktur melalui bagian Pendidikan dan Penelitian (Diklat) RSU Anutapura. 4. Penetapan sampel yang akan dievaluasi Sampel adalah pasien dengan kriteria inklusi penelitian dan telah terdiagnosis Ketuban Pecah Dini. Selanjuntnya meminta pasien sebagai sampel penelitian dengan mengisi informed consent. 5. Informed consent Pada semua subjek penelitian yang di ruang rawat inap bagian Post Nifas diberi penjelasan tentang latar belakang, tujuan, cara meneliti, manfaat penelitian, hak dan kewajiban subjek penelitian, terutama hak untuk menolak ikut tanpa konsekuensi apapun. Setelah subjek mengerti segala sesuatu tentang penelitian ini, selanjutnya akan diminta persetujuan untuk ikut dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. 6. Subyek penelitian Setelah subyek bersedia, maka pasien dimasukkan sebagai subyek penelititan 7. Setelah itu dilakukan pengumpulan data dengan cara: Pengisian kuesioner dengan metode wawancara, dimana subyek penelitian akan diberikan pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang ada pada kuesioner. Wawancara dengan melakukan pertanyaan sederhana pada subyek dilakukan saat pasien di ruang rawat inap bagian Post Nifas RSU Anutapura Palu
7.
Jelaskan kemungkinan bahaya, risiko atau efek samping pada subyek akibat prosedur yang anda gunakan, serta kewaspadaan yang anda lakukan untuk mencegah atau meminimalkan hal tersebut. Prosedur yang saya lakukan tidak menimbulkan efek samping karena penelitian ini tidak melakukan intervensi apapun pada subyek penelitian, melainkan hanya melakukan wawancara.
8.
Jelaskan hal-hal yang tidak enak atau yang mengganggu subyek tapi harus 5
dilakukan oleh subyek sehubungan dengan prosedur penelitian ini. Prosedur yang saya lakukan tidak menimbulkan efek samping karena penelitian ini tidak melakukan intervensi apapun pada subyek penelitian, melainkan hanya melakukan wawancara.
9.
Tuliskan jumlah, jenis dan batasan usia subyek termasuk kontrol bila ada. Pada penelitian ini dibutuhkan 32 orang pasien yang di ruang rawat inap Post Nifas dengan diagnosis Ketuban Pecah Dini dan batasan umur mulai dari 27 tahun kebawah dan 33 tahun keatas
10. Sumber dan cara rekrutmen subyek penelitian : Sumber subyek penelitian adalah semua pasien yang berusia kurang dari 27 tahun dan lebih dari 33 tahun terdiagnosis Ketuban Pecah Dini dan di ruang rawat inap Post Nifas RSU Anutapura Palu. Rekrutmen subyek dilakukan dengan tehnik consecutive sampling (semua subyek penelitian diambil sampai jumlah sampel terpenuhi).
11. Apakah ada hubungan khusus antara subyek dengan orang yang merekrutnya? Tidak ada hubungan antara subyek dengan orang yang merekrutnya
12. Kriteria inklusi, eksklusi dan kreteria pengunduran diri (bila penelitian memerlukan waktu panjang)? 1. Kriteria inklusi Ibu yang mengalami ketuban pecah dini dengan kehamilan aterm dan preterm yang melakukan persalinan pervaginam maupun bedah sesar.
2. Kriteria eksklusi a. Terjadi kematian pada ibu hamil saat persalinan, b. Ibu hamil dengan riwayat penyakit kronis, c. Ibu hamil dengan riwayat memiliki kelainan plasenta,
13. Tuliskan secara rinci semua biaya penelitian yang diusulkan:
6
No
Anggaran
Jumlah
1
Penulisan
Rp. 300.000,-
2
Biaya Administrasi
Rp. 350.000,-
3
Biaya Pengambilan Data Sekunder
Rp. 150.000,-
3
Transportasi
Rp. 600.000,-
4
Biaya Penggandaan Formulir
Rp. 150.000,-
5
6
Biaya Penggandaan Dokumen ATK - Kertas 4 rim - Tinta print - Printer Ink Cartridges
Sumber Dana
Mandiri Rp. 500.000,Rp. 200.000,Rp. 110.000,Rp. 500.000,-
7
Honorarium Untuk 2 pembantu peneliti
Rp. 500.000,-
8
Lain-lain
Rp. 350.000,-
TOTAL BIAYA
Rp. 3.710.000,-
14. Apakah harus menggunakan manusia sebagai subyek penelitian?
Ya
Tidak
15. Fasilitas apa yang anda sediakan untuk mengatasi bila terjadi (bahaya/effek samping) akibat prosedur yang dilakukan?
adverse event
Penelitian yang saya lakukan tidak menimbulkan efek samping, karena penelitian ini tidak melakukan intervensi apapun pada subyek penelitian, melainkan hanya melakukan wawancara pada responden. 16. Bagaimana anda menjaga kerahasiaan informasi, baik selama penelitian maupun setelah penelitian selesai? Menjaga kerahasiaan informasi selama penelitian maupun setelah penelitian adalah dengan menyimpan informasi penelitian. Saya menggunakan No. kode responden pada setiap data yang saya ambil. Kode tersebut hanya dapat diketahui oleh saya sendiri. 17. (a). Apakah digunakan bahan radioaktif?
7
Ya
Tidak
(b). Apakah pada penelitian ini digunakan tehnik DNA, toksin, mutagen, tetragon atau karsinogen?
Ya
18.
Tidak
Apakah proposal ini dimintakan persetujuan etik dari lain-lain komite etik?? √
Ya
Tidak
Bila Ya, ke komite etik mana saja:
Apakah sudah disetujui?
Ya
Tidak
Bila Ya, lampirkan kopi dari persetujuan tersebut. 19. Isu etik apakah yang mungkin terjadi pada pelaksanaan prosedur penelitian ini? (sehubungan dengan jawaban anda pada No. 7 dan No. 15) Jelaskan jawaban anda untuk hal tersebut! Tidak terdapat isu etik karena penelitian yang saya lakukan tidak menimbulkan efek samping dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
CARA MEMPEROLEH INFORMED CONSENT Harus dicatat bahwa naskah penjelasan untuk subyek dan formulir persetujuan setelah penjelasan harus dilampirkan. 20. Siapa yang akan memberikan penjelasan kepada subyek atau walinya? Peneliti utama/pembantu peneliti yang telah dilatih yang akan melakukan penjelasan kepada subyek 21. Apakah ada hubungan khusus antara orang yang memberikan penjelasan tersebut atau salah satu dari peneliti dengan subyek? Tidak ada hubungan khusus antara orang yang memberikan penjelasan tersebut atau salah satu dari peneliti dengan subyek 22. Kapan penjelasan diberikan? Pada saat pasien masuk ke Ruang Rawat Inap Post Nifas RSU Anutapura Palu
23.
Apakah persetujuan diberikan oleh subyek
Ya
Tidak
Bila tidak, jelaskan alasannya. 24.
Siapa yang bertindak sebagai saksi? Keluarga dari subyek penelitian dan saksi dari pihak peneliti (yang bukan anggota tim peneliti) atau orang yang dilatih untuk pengambilan data. 8
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
telah membaca dan mengerti
tentang peraturan-peraturan terbaru mengenai percobaan yang dilakukan pada manusia
dan penjelasan-penjelasan tambahan tehadap peraturan
tersebut. Saya menyadari tanggung jawab yang harus saya pikul dalam menjalankan semua langkah-langkah (prosedur) penelitian saya,
prinsip-
prinsip dan lain-lain hal yang ditentukan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat, sehubungan dengan etika penelitian menggunakan subyek manusia.
Palu, 24 Maret 2017 Peneliti utama,
Tri Mulyani 13 777 083
9