Ringkasan Materi Sosiologi

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ringkasan Materi Sosiologi as PDF for free.

More details

  • Words: 6,846
  • Pages: 15
RINGKRSRN MATERI 1 Mendiskripsikan interaksi social sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Interaksi Sosial − Proses interaksi social − Sarat terjadinya interaksi sosial − Bentuk-bentuk interaksi sosial − Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial Nilai dan Norma Sosial − Jenis-jenis nilai dan norma sosial − Fungsi nilai dan norma sosial − Keteraturan dan tertip A.

Interaksi Sosial 1. Proses Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan k e l o m p o k d e n g a n k e l o m p o k . S u a t u hubungan sosial dikatakan interaksi sosial jika terdapat dua syarat yang harus terpenuhi, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melakukan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud serfs t u j u a n t e r t e n t u . S e m u a t i n d a k a n s o s i a l melahirkan aksi dari seorang individu dan menimbulkan reaksi dari individu lain. Karena adanya sifat pengaruh mernengaruhi satu sama lain, maka tindakan ini menyebabkan, hu bu n g an s os ia l. J i ka h ub un ga n s o s i al tersebut berlangsung secara timbal balik maka akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial. 2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Proses interaksi sosial terjadi apabila terpenuhi dua syarat, yaitu: a. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan s en tu h a n , p er ca ka pa n m au pu n t at ap muka b. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun d e n g a n s l a t b a n t u a g a r o r a n g l a i n memberikan tanggapan atau tindakan tertentu. 3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk yaitu yang mengarah pads penyatuan (asosiatif) dan yang mengarah pads pemisahan (disosiatif). a. Asosiatif 1) Kerja Sama (Cooperation) Kerja sama terbentuk karena orango r a n g m e n y a d a r i b a h w a mereka m e m p u n y a i k e p e n t i n g a n kepentingan yang s a m a d a n kemudian sepakat untuk''be''kerja s a m a d a l a m . , mencapai tujuan bersama. Sehubungan dengan p e l a k s a n a a n n y a , t e r d a p a t e m p a t bentuk kerja sama, yaitu: a) Bargaining (tawar-menawar) yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai p e r t u k a r a n b a r a n g d a n j a s a antara dua organisasi atau lebih. b ) C o o p t a t i o n ( k o o p t a s i ) y a i t u proses penerimaan unsur-unsur b a r n o l e h p e m i m p i n a t a u organis as i s ebagai salah satu cars untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi. c) Coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. d) Joint-Venture (usaha patungan) y a i t u k e r j a s a m a , d a l a m p e n g u s a h a a n p r o y e k - p r o y e k tertentu. 2 ) Akomodasi ( A c c o m o d a t i o n ) A k o m o d a s i merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok den gan kelompok guns mengurangi, mencegah, atau mengatasi

k e t e g a n g a n d a n k e k a c a u a n , " P r o s e s a k o m o d a s i , dibedakan menjadi beberapa bentuk a n t a r a l a i n p e m a k s a a n ( c o e r s i o n ) , kompromi (compromise), penggunaan jasa perantara (mediation), penggunaan jasa penengah (arbitrase), peradilan (adjudication), toleransi, dan stalemate: 3) Asimilasi (Assimilation) Proses asimilasi menunjuk'?suatu proses yang ditandai adanya ;usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. b. Disosiatif 1) persaingan (competition) yang ditandai dengan adanya perlombaan atau persaingan untuk mengejar suatu nilai tertentu. 2) Pertikaian (conflict) yaitu proses interaksi sosial yang ditandai dengan adanya persaingan dengan cara menyingkirkan bahkan memusnahkan pihak satu terhadap pihak yang lain. 4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial a. Sugesti Proses sugesti diartikan sebagai suatu proses pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga pandangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berpikir panjang. b. Imitasi Imitasi pada hakikatnya adalah proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Melalui proses imitasi seseorang dapat mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat. Namun, dapat pula menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku. c. Identifikasi Proses identifikasi berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut. d. Simpati Sekilas simpati tampak sama dengan identifikasi karena menuntun seseorang untuk memosisikan diri pada keadaan orang lain. Hanya saja, dalam simpati faktor perasaan memegang peranan utama.. e. Motivasi Motivasi dalam suatu interaksi sosial merupakan dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain. f. Empati Dalam hal ini, rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya. B. Nilai dan Norma Sosial 1. Nilai Sosial Nilai dalam arti sosiologi merupakan sesuatu yang dianggap balk dan diharapkan oleh masyarakat. Nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu. a. Tolok Ukur Nilai Sosial Tolok ukur nilai sosial ditentukan dari kegunaan nilai tersebut. Jika berguna dipertahankan, jika tidak akan terbuang seiring dengan berjalannya waktu. b. Jenis-Jenis Nilai Sosial Menurut Prof. Notonegoro, nilai sosial dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: 1) Nilai material, merupakan nilai yang muncul karena mated yang terdapat dalam sebuah bends.

2) Nilai vital, merupakan nilai yang muncul karena days kegunaannya. 3) Nilai kerohanian, bersifat abstrak yang berguna bagi rohani manusia. Nilai spiritual meliputi nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius. Selain itu, apabila dilihat dari segi orientasinya menurut Dyde Kluckhonn, terdapat lima nilai mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu: 1) Nilai mengenai hakikat hidup, 2) Nilai mengenai hakikat karya, 3) Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesame, 4) Nilai mengenai hubungan manusia dengan slam, 5) Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu. Berdasarkan fungsinya, nilai dapat dikelompokkan menjadi due bentuk, yaitu nilai integratif dan disintegratif. 1) Nilai integratif adalah nilai-nilai yang akan memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mencapai citecite bersama. 2) Nilai disintegratif adalah nilai-nilai sosial yang berlaku hanya untuk sekelompok orang di wilayah tertentu. Jadi, sifat nilai disintegratif adalah lokal dan sangat etnosentris. 2. Jenis-Jenis Norma Sosial Norma sosial merupakan petunjuk hidup bermasyarakat yang berisi larangan dan perintah, untuk tercapainya suatu nilai dalam masyarakat. Norma sosial terdiri etas beberapa jenis, yaitu: a. Norma Cara (Usage) Norma ini lebih menunjuk pads suatu perbuatan di dalam hubungan antar individu. Norma cara mempunyai days ikat yang sangat lemah di antara normanorma lainnya. Penyimpangan terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang beret tetapi hanya sekadar ejekan; celaan, dan cemoohan. b. Norma Kebiasaan (Folkways) Norma ini mempunyai kekuatan mengikat lebih tinggi daripada norma cara. Terbentuknya norma kebiasaan berawal dari perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang same hingga terbentuklah suatu kebiasaan. Pengulangan tindakan dalam hal ini membuktikan bahwa perbuatan itu dianggap baik. c. Adat Istiadat (Custom) Norma ini berasal dari aturan nenek moyang yang diwariskan secara turuntemurun. Oleh karenanya, norma edat istiadat merupakan tata kelakuan yang telah mendarah daging dan berakar kuat dalam masyarakat serta memiliki kekuatan yang mengikat. Pelanggaran terhadap norma akan dikenai sanksi yang keras baik langsung maupun tidak langsung. d. Norma Tata Kelakuan (Mores) Dalam masyarakat, norma ini digunakan sebagai alat pengawas tingkah laku yang diyakini sebagai norma pengatur. Jadi, tata kelakuan merupakan alat agar pars anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut. Pads umumnya, tata kelakuan diwujudkan dalam kebiasaankebiasaan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. e. Norma Agama Norma agama merupakan wahyu langsung dari Tuhan dan biasanya tertulis dalam kitab suci. Dalam norma ini tidak terdapat sanksi tegas bagi pelanggarnya. Hanya orang-orang beragama yang percaya bahwa bagi pelanggarnya akan mendapat hukuman di akhirat. Norma agama lebih menekankan pads kepatuhan masing-masing individu terhadap agamanya. f. Norma Kesusilaan Norma kesusilaan merupakan suatu aturan yang berasal dari hati nurani individu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Norma kesusilaan berkaitan erat dengan keyakinan seseorang terhadap agamanya. Bagi pelanggar norma ini biasanya mengalami pertentangan dalam dirinya sendiri. g. Norma Adat Norma adat merupakan kebiasaankebiasaan yang telah menyatu dengan tata kehidupan masyarakat serta mengandung nilai-nilai ritual yang diyakini.

h. Norma Kesopanan\ Norma kesopanan merupakan aturan yang mengajarkan agar seseorang bersikap sopan terhadap orang lain sebagai anggota masyarakat. i. Norma Hukum Norma hukum merupakan aturanaturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat oleh pemerintah. Norma hukum mengatur, melarang, serta memaksa orang untuk berperilaku sesuai dengan yang diterapkan oleh hukum dan undangundang. Norma ini berfungsi untuk menertibkan kehidupan sosial. 3. Fungsi Nilai dan Norma a. Sebagai Petunjuk Arah dalam Bersikap dan Bertindak Hal ini berarti nilai dan norma telah melekat pads diri individu atau masyarakat sebagai suatu petunjuk perilaku yang diyakini kebenarannya. b. Sebagai Pemandu dan Pengontrol bagi Sikap dan Tindakan Manusia Melalui nilai dan norma, setiap individu dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Dengan acuan ini pula sikap dan tindakan manusia dapat dikontrol, apakah sudah sesuai atau telah menyimpang dari nilai. c. Sebagai Pendorong Sikap dan Tindakan Manusia Nilai dan norma sosial dapat pula berfungsi sebagai alai pendorong (motivator) seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai. Selain itu, mampu pula menuntun orang untuk bersikap balk. Hal ini disebabkan nilai sosial yang balk memunculkan harapan dalam diri seseorang. d. Sebagai Benteng Perlindungan bagi Keberadaan Masyarakat Adanya nilai dan norma dalam suatu tatanan pergaulan merupakan pelindung terhadap perilaku-perilaku yang menyimpang. Terutama bagi pihakpihak yang lemah. Tanpa adanya nilai dan norma dalam masyarakat, terkadang kepentingan-kepentingan pihak lemah akan dirampas secara paksa oleh pihakpihak yang kuat. e. Sebagai Alat Pemersatu Anggota Masyarakat Dengan adanya nilai clan norma yang sama dalam suatu masyarakat, maka antara satu anggota dengan anggota yang lain mempunyai hubungan yang erat. Hal ini berarti, semakin kuat pemahaman dan penghayatan nilai sosial oleh pars anggotanya, semakin kuat pula ikatan dalam suatu kelompok. 4. Keteraturan dan Tertib Sosial Keteraturan sosial adalah suatu keadaan di mana hubunganhubungan sosial berlangsung dengan selaras, serasi, clan harmonis menurut nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Artinya, setiap individu ataupun kolektif dapat memenuhi kebutuhan masingmasing tanpa adanya pihak yang dirugikan. Terciptanya keteraturan sosial memerlukan tiga persyaratan yang mendasar, yaitu adanya kesadaran warga masyarakat akan pentingnya menciptakan keteraturan, adanya norma sosial yang sesuai dengan kebutuhan Berta peradaban manusia dan adanya aparat penegak hukum yang konsisten dalam menjaiankan tugas fungsi dari kewenangannya. Bentuk konkret dari keteraturan sosial adalah adanya keselarasan yang diwujudkan dalam kerja sama antaranggota masyarakat. Apabila keteraturan dapat tercipta, maka masyarakat akan mampu mencapai tertib sosial.

(Contoh soal dan Pembahasan) 1.

I nteraksi sos ial merupakan suatu kons ep a b s t r a k y a n g d a p a t d i t e r a p k a n p a d s kejadian- kejadian yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan sehari-hari. Faktor berikut yang tidak mempengaruhi terjadinya interaksi adalah .... A. jumlah pelaku lebih dari satu orang B. terjadi komunikasi antarpelaku C. adanya suatu climensi waktu D. ada tujuan yang hendak dicapai E. kecenderungan menclapat penghargaan

Pembahasan : Pilihan jawaban A, B, C, dan D merupakan f a k t o r - f a k t o r y a n g m e m p e n g a r u h i a t a u m e n d o r o n g t e r j a d i n y a i n t e r a k s i s o s i a l , sedangkan pilihan jawaban E tidak termasuk faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial bahkan cenderung akan menimbulkan pertentangan Jawaban . E

RINGKASAN MATERI 2 Mengidentifikasi proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian. Sosialisasi − Proses sosialisasi − Bentuk-bentuk sosialisasi − Media sosialisasi Sosialisasi sebagai proses pengenalan nilai dan norms sosial budaya dalam pembentukan kepribadian Sosialisasi Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar yang dilakukan oleh seseorang (individu) untuk berbuat atau bertingkah laku berdasarkan patokan yang terdapat dan diakui dalam masyarakat. Melalui proses ini seseorang kemudian mengadopsi kebiasaan, sikap, dan ide-ide orang lain kemudian seseorang mempercayai dan mengakui sebagai milik pribadi. 1. Proses Sosialisasi Proses penyesuaian diri terhadap masyarakat dalam sosiologi dinamakan proses sosialisasi, Melalui proses ini; secara l a m b a t l a w n k e p r i b a d i a n s e s e o r a n g terbentuk. Terjadinya sosialisasi dapat melalui conditioning, interaksi dan komunikasi. Dalam proses conditioning, keadaan lingkungan individu berperan penting dalam proses s o s i a l i s a s i . K e a d a a n l i n g k u n g a n menyebabkan individu mengaktualisasi dirinya untuk memperoleh sikap dan pola t i n g k a h l a k u y a n g s e s u a i d e n g a n masyarakat. Sosialisasi dapat pula terjadi melalui interaksi dan komunikasi. Melalui interaksi dan komunikasi, seseorang memperoleh pengalaman-pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan yang menjadi bekal pergaulan di masyarakat lugs. 0. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses Sosialisasi Menurut F.G. Robins, terdapat lima faktor y a n g memengaruhi p e r k e m b a n g a n k e p r i b a d i a n m a n u s i a s e b a g a i h a s i l sosialisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain: −sifat dasar, lingkungan prenatal; −perbedaan perorangan, lingkungan, dan 5) motivasi. 3, Bentuk-Bentuk Sosialisasi a) Sosialisasi Primer Sosialisasi primer terjadi pads anak berusia di bawah lima tahun. Pads saat

A.

sosialisasi primer, seseorang akan dapat mengenal lingkungan terdekatn ya, misalnya ibu, bapak, kakak, adik, paman, bibi, nenek, kakek, teman sebaya, tetangganya, dan bahkan dirinya sendiri. Dengan demikian, proses sosialisasi primer adalah proses sosialisasi di lingkungan keluarga. b) Sosialisasi Sekunder Sosialisasi sekunder terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung. Sosialisasi ini berlangsung di luar keluarga. Dalam proses sosialisasi sekunder, anak akan mendapat berbagai pengalaman yang berbeda dengan keluarga. Jika dalam sosialisasi primer yang berperan adalah orang tua dan keluarga dekatnya, maka dalam sosialisasi sekunder yang berperan a d a l a h o r a n g l a i n s e p e r t i t e m a n sepermainan, teman sekolah, dan teman sebaya. 4. Media Sosialisasi a)Keluarga Dalam keluarga, seorang anak akan mengenal bapak, ibu, kakak, bibi, paman, tetangga, teman sebayanya bahkan mengenal dirinya sendiri sehingga is dapat membedakan dirinya dengan orang lain. Oleh karenanya; pemeran utama dalam proses sosialisasi dalam media ini adalah orang tua. b)Sekolah Terdapat dua fungsi penting sekolah dalam proses sosialisasi, yaitu

- M e m b e r i k a n p e n g e t a h u a n , d a n keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan days intelektual, agar sis wa dapat- hidup layak dalam masyarakat. −Membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan normanorma yang ads dalam masyarakat. c) Kelompok pergaulan Kelompok ini menjadi penting dalam sosialisasi karena dalam kelompok seperti anak atau remaja dapat mempelajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain tanpa pengawasan langsung dari orang tea d)Media Massa

Media massa merupakan slat sosialisasi yang penting karena dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Media massa dapat pula dipergunakan untuk mempengaruhi bahkan mengubah pendapat umum B. Sosialisasi sebagai Pembentuk Kepribadian Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi di mana individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit. 1. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut enters lain: a)Warisan Biologis Warisan biologis biasanya berupa bawaan dari ayah, ibu, nenek, clan kakek. Pengaruh ini tampak pads inteligensi clan kematangan fisik. seperti ciri-ciri fisik, tingkat IQ, bakat seseorang, clan sifat-sifat khas yang diturunkan oleh orang tuanya. b)Lingkungan slam Perbedaan iklim, topografi, dan c u m b e r d a y s s l a m m e n y e b a b k a n manusia harus menyesuaikan diri terhadap slam. c)Lingkungan sosial Kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah, kerja, clan m a s y a r a k a t l u a s , j u g s d a p a t memengaruhi kepribadian seseorang. Hal ini disebabkan setiap kelompok mempunyai nilai clan norma yang disosialisasi secara terus-menerus oleh anggotanya. Oleh karenanya, sebagian beset kepribadian seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. 2 Tahap-Tahap Terbentuknya Kepribadian George Herbert Mead menyatakan bahwa pengembangan diri atau kepribadian seseorang berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut. a) Imitation Stage (Tahap Peniruan) Tahap ini merupakan, tahap permulaan di mana seorang bayi menanggapi orang lain hanya sebagai bentuk imitasi atau peniruan. Mereka mengikuti perilakuperilaku tertentu tanpa mengetahui maksud perilaku tersebut. b) Play Stage (Tahap Bermain) Pada tahap ini, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berada di sekitarnya. C) Game Stage (Tahap Bermain Peran) Pada tahap ini, seorang anak mengetahui peran y a n g h a r u s i s j a l a n k a n b a h k a n mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain. d) Generalized Others (Tahap 11mu Lainnya) Pada tahap ini, seorang anak telah mampu mengambil peranan yang ads di dalam masyarakat. la mampu berinteraksi d e n g a n o r a n g l a i n k a r e n a t e l a h memahami peranannya sendiri setts peran orang lain yang menjadi mitre interaksinya.

3. Sosialisasi Nilai dan Norma dalam Pembentukan Kepribadian Sosialisasi berperan dalam membentuk k e p r i b a d i a n s e s e o r a n g . J i k a p r o s e s sosialisasi berlangsung dengan baik, maka akan baik pula kepribadian seseorang. Sebaliknya, jika sosialisasi berlangsung k u r a n g b a i k , m a k a k u r a n g b a i k p u l a kepribadian seseorang. Dengan demikian, proses pembentukan kepribadian dimulai dari proses sosialisasi baik di lingkungan keluarga, teman sepermainan, lingkungan sosial, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat luas. Kepribadian seseorang dipengaruhi nilai clan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai clan norma sosial y a n g b e r l a k u d a l a m m a s y a r a k a t diperkenalkan kepada generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai clan norma sosial budaya kepada generasi selanjutnya. Dengan usaha ini, maka nilai clan norma sosial budaya tersebut akan menjadi lestari karena terns dipatuhi oleh masyarakat dari waktu ke waktu. Kebudayaan merupakan pole-pole tindakan yang Bering diulang-ulang yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat dalam diri masyarakat, diperkenalkan clan dipelajari oleh individu-individu secara terusmenerus. D a l a m p r o s e s y a n g p a n j a n g i n i l a h , kepribadian terbentuk seiring clan sesuai dengan kebudayaan setempat.

RINGKRSRN MATERI 3 Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan pengendalian sosial dalam masyarakat. Perilaku penyimpangan − Terjadinya perilaku menyimpang sebagai akibat sosialisasi tidak sempurna Berbagai jenis perilaku menyimpang pengendalian sosial − Fungsi pengendalian sosial - Sifat dan cars pengendalian sosial - Peran lembaga pengendalian sosial A. Perilaku Menyimpang 1, Pengertian Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok sosial yang tidak sesuai atau melawan kaidahkaidah yang berlaku dalam masyarakat. Kaidah yang berlaku di masyarakat tersebut berwujud nilai dan norm@ yang mengatur perbuatan mana yang boleh dilakukan clan mana yang ticlak boleh dilakukan. 2 . P e n y e b a b P e r i l a k u M e n y i m p a n g Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini. −Lingkungan pergaulan. Dorongan ekonomi. Keinginan untuk dipuji. −Pelabelan (pemberian label tertentu). Gangguan jiwa atau mental. Pengaruh media massa. 1. Perilaku Menyimpang sebagai Akibat Proses Sosialisasi yang Tidak Sempurna Proses sosialisasi dapat' dianggap tidak berhasil apabila individu tidak mampu mendalami norms-norms masyarakat yang berlaku. Individu yang demikian ticlak akan memiliki perasaan bersalah atau menyesalsetelah melakukan pelanggaran hukumPerilaku menyimpang dapat merupakan produk sosialisasi balk yang disengaja maupun tidak disengaja. Orang tua, guru, ataupun media mas sa mun gk in tidak bermaksud mendidik pars remaja untuk melakukan penyimpangan. Namun mereka dapat melakukan perilaku menyimpang karena belajar dari teman pergaulannya, membaca buku, melihat film dan lain-lain. Hal ini menyebabkan terjad in y a p er ilaku menyimpang akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna Proses sosialisasi yang tidak sempurna dapat jugs timbul karena cacat bawaan, kekurangan gizi, ataupun gangguan jiwa. Selain itu, Bering kali masing-masing media sosialisasi dalam memberi pesan ticlak sejalan, bahkan Baling bertentahgan satu same lain Akibatnya, individu yang barn mengalami sosialisasi di dalam dirinya akan timbul konflik pribadi. Misainya, orang tua memberikan pesan agar anak ticlak merokok. Namun, anak berada dalam lingkungan pergaulan perokok Dengan berbagai dalih, pads akhirnya anak pun menjadi perokok 4. Berbagai Jenis perilaku Menyimpang a) Berdasarkan Tujuan Berdas arkan tujuannya, perilaku menyimpang dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Penyimpangan sosial positif yaitu jenis penyimpangan yang membawa dampak positif clan memberikan keuntungan bagi 'k e h i d u p a n masyarakat. 2) Penyimpangan sosial negatif yaitu p e r i l a k u m e n y i m p a n g y a n g mengarah pads nilai-nilai yang dipandang rendah. oleh masyarakat. b) Berdasarkan Sifatnya Penyimpangan sosial dapat pula dipilah b e r d a s a r k a n s i f a t n y a y a i t u penyimpangan primer clan sekunder. Penyimpangan primer .(primary deviation)

yaitu penyimpangan yang dilakukan seseorang yang bersifat temporer clan tidak berulang-ulang. Sedangkan penyimpangan sekunder terjadi, jika siswa tersebut mengulangi perilaku menyimpang yang pernah dilakukan. c) Berdasarkan Jumlah pelaku 1) Penyimpangan Individual (Individual Deviation) Munculnya, penyimpangan individual disebabkan kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku jahat. Misalnya, pecandu narkoba, pelaku tinclak kejahatan, bertinclik, bertato, korupsi, dan lain-lain. 0)

Penyimpangan Kolektif (Group De viation) Penyimpangan kolektif yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok warga masyarakat secara bersama-sama. Terjadinya penyimpangan kelompok disebabkan mereka patuh pads norma kelompoknya yang kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.

B. Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah suatu proses yang direncanakan atau tidak direncanakan yang mengajak, membimbing clan bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai clan kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. 1.

Fungsi Pengendalian Sosial Pengendalian sosial berfungsi agar masyarakat mematuhi nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku, balk dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan. Melalui pengendalian s o s i a l ; o r a n g - o r a n g y a n g s u d a h melakukan penyimpangan diupayakan untuk kembali mematuhi nilai clan norma masyarakat.

2. Sifat Pengendalian Sosial Preventif, yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum penyimpangan sosial terjadi. Misalnya dengan sosialisasi clan pelaksanaan pendidikan balk formal maupun nonformal. b) Represif, yaitu pengendalian sosial yang dilakukan setelah penyimpangan sosial terjadi. Tujuannya untuk mengembalikan keserasian atau keteraturan yang pernah mengalami gangguan. a)

3. Cara Pengendalian Sosial a)Koersif (Paksaan) Cara koersif lebih menekankan pads a n c a m a n y a n g m e n g g u n a k a n kekerasan. Tujuannya agar si pelaku jera clan tidak melakukan perbuatan buruk lagi. b)Persuasif (Tanga Paksaan) Cara persuasif lebih menekankan pads usaha untuk -mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan a t u r a n y a n g b e r l a k u d a l a m masyarakat, c)Compulsion Dalam pengendalian sos ial ini, diciptakan situasi seclemikian rupa sehingga seseorang terpaksa tact atau mengubah sikapnya, sehingga menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung. d)Pervasion Dalam pengendalian sosial ini, nilai clan norma sosial diulang-ulang penyampaiannya, dengan harapan akan dapat lebih dipahami oleh anggota masyarakat. 4. Peran Lembaga Pengendalian Sosial a) Polisi, untuk menjaga keamanan dan ketertiban sosial, polisi mengendalikan perilaku masyarakat agar tidak menyimpang atau melanggar nilai dan norma masyarakat. b) Pengadilan, yaitu suatu lembaga milik negara yang mempunyai wewenang untuk menyelidiki, mengusut dan menjatuhkan hukuman kepada warga masyarakat yang melanggar hukum.

c). Pengadilan adat, merupakan suatu lembaga yang terdapat pads masyarakat y a n g m a s i h k u a t memegang adat istiadat. Hukuman yang dijatuhkan oleh lembaga ini berdasarkan pads peraturan adat. d ) Tokoh M a s y a r a k a t , y a i t u p a r s pemimpin masyarakat yang memiliki pengaruh atau wibawa di hadapan masyarakat. Tokoh . masyarakat berperan dalam memberi nasehat, membimbing atau menegur warga masyarakat.\ e)

S e k o l a h , m e r u p a k a n l e m b a g a pendidikan formal yang memiliki fungsi pendidikan dan pengajaran. Para guru berkewajiban mendidik dan mengajar muridnya agar bertindak sesuai peraturan

f)

K e l u a r g a , m e r u p a k a n t e m p a t pertama dan utama bagi anak-anak untuk belajar hidup sosial.

RINGKASRN MATERI 4 Menganalisis bentuk-bentuk struktur sosial dan konsekuensinya terhadap konflik dan mobilitas sosial.') Stratifikasi sosial Dasar pelapisan/stratifikasi sosial Bentuk-bentuk stratifikasi sosial Diferensiasi sosial dengan parameter agama, etnik dan ras, profesi, serta gender Konflik sosial Faktor penyebab konflik sosial Bentuk-bentuk konflik sosial Upaya mengatasi konflik (bentuk-bentuk akomodasi) Mobilitas sosial Faktor penyebab terjadinya mobilitas sosial Bentuk-bentuk mobilitas sosial Saluran mobilitas sosial

A. Stratifikasi Sosial atau Pelapisan Sosial 1.

Pengertian a) Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. 0) Menurut P.J. Bauman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai d e n g a n s u a t u c a r s h i d u p d a l a m kesadaran akan b--arapa hak istimewa tertentu.

2.

Dasar Pelapisan/Stratifikasi Sosial Kriteria yang menjadi dasar - pengelompokan dalam stratifikasi sosial tertentu adalah: a) Ukuran Kekayaan K e k a ya a n d a p a t d i j a d i k a n u k u r a n penempatan status seseorang dalam lapisan masyarakat. Orang yang memiliki kekayaan atau harts yang paling banyak akan berada pads lapisan yang tertinggi. 0) Uku ran Ke kuasaa n dan We wenang Seseorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang yang besar akan menempati lapisan sosial di atas. 0) Ukuran Keturunan Seseorang yang berasal dari keluarga bangsawan akan otomatis menempati lapisan sosial di atas. Contohnya, Raden di Jawa dan Andi di Bugis. a) Ukuran Kepandaian dan Pengetahuan Seseorang yang berpendidikan tinggi atau menguasai ilmu pengetahuan akan m e m i l i k i s t a t u s y a n g t i n g g i p u l a . Contohnya, profesor dan dokter.

3. Bentuk Stratifikasi Sosial Terdapat dua proses sehingga terbentuk stratifikasi sosial. a) Stratifikasi Sosial yang Terbentuk dengan Sendirinya Stratifikasi sosial terjadi secara alamiah, dengan sendirinya, dan otomatis. Proses ini biasanya terjadi didasarkan pads t i n g k a t a n u s i a , j e n i s k e l a m i n , kepandaian, keluarga, kekayaan, dan keturunan. b) S tra ti fi kasi Sosia l ya ng Sengaja Dibentuk Tujuan stratifikasi ini dilakukan untuk pembagian kekuasaan dan wewenang d a l a m o r g a n i s a s i f o r m a l s e p e r t i , pemerintah, partai politik, perusahaan, perkumpulan dan angkatan bersenjata. B. Diferensiasi Sosial 1. Pengertian Diferensiasi sosial berasal dari bahasa Inggris difference, yang artinya perbedaan. secara istilah, diferensiasi sosial adalah pembedaan anggota masyarakat ke dalam golongan-golongan secara horizontal (tidak memandang perbedaan lapisan). 2. Ciri Diferensiasi Sosial a ) Ciri fisik, yaitu ditandai dengan perbedaan ciri-ciri tertentu seperti warna kulit, bentuk mats, rambut, hidung, muka, dan jenis kelamin. b) Ciri sosial, yaitu adanya perbedaan pekerjaan yang menimbu lkan cars p a n d a n g d a n p o l y p e r i l a k u d a l a m m a s y a r a k a t . C o n t o h n y a , p e r i l a k u seorang karyawan berbeda dengan seorang dokter. c) Ciri budaya, yaitu ciri yang berdasarkan pads pandangan hidup suatu masyarakat seperti religi, kepercayaan, sistem kekeluargaan, dan nilai-nilai yang dianut. 3. Bentuk Diferensiasi Sosial

a) Diferensiasi Sosial berdasarkan Ras Pembedaan masyarakat berdasarkan ciri-ciri sosiologis yang bersifat fisik seperti bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan warna rambut. 0 ) D i f e r e n s i a s i S o s i a l b e r d a s a r k a n Agama D i f e r e n s i a s i a g a m a m e r u p a k a n penggolongan masyarakat berdasarkan agama atau kepercayaan, misalnya agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, B u d d h a , K o n g h u c u , d a n a l i r a n kepercayaan. a ) Diferensiasi Sosial berdasarkan Jenis Kelamin Kedudukan laki-laki dan perempuan pads dasarnya adalah sama. Mereka memiliki kesempatan, status, dan peran sosial yang sama. Diferensiasi sosial b e r d a s a r k a n j e n i s k e l a m i n l e b i h m e n u n j u k k a n k e p a d a p e m i s a h a n peranan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. b) Diferensiasi Sosial berdasarkan Clan Diferensiasi sosial berdasarkan dan ( k l a n ) a d a l a h s a t u k e s a t u a n a t a u kelompok kekerabatan yang berdasarkan atas hubungan keturunan atau hubungan darah (genealogic) yang terdapat di dalam masyarakat. b ) Diferensiasi Sosial berdasarkan Suku Bangsa (Etnis) Pembedaan kelompok masyarakat yang dilihat dari ciri-ciri asal usul, tempat asal; dan kebudayaan. Hal itu dapat dilihat dari ke sa maa n d a la m ciri f isik, b ah asa daerah, kesenian, dan adat istiadat. c ) D i f e r e n s i a s i Sosial b e r d a s a r k a n Profesi (Pekerjaan) Diferensiasi sosial berdasarkan profesi merupakan penggolongan anggota masyarakat yang berdasarkan pads jenis pekerjaan yang dimilikinya. g) Diferensiasi berdasarkan Asal Daerah D i f e r e n s i a s i i n i m e r u p a k a n pengelompokan manusia dengan melihat asal daerah atau tempat tinggalnya, misalnya desa dan kota. c. Konflik Sosial 1. Sebab-Sebab Konflik Sosial Konflik memiliki kecenderungan untuk saling meniadakan atau melenyapkan. I nd ivid u ya n g te rlib a t kon f lik leb ih men gg u na kan pe ra sa an be nci da n amarah Keadaan ini mendorong setiap i n d i v i d u u n t u k s a l i n g m e l u k a i d a n menyerang pihak lawan. Oleh karena itu, konflik erat dengan tindak kekerasan dan keduanya sering kali diidentifikasi dengan kekerasan. Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker konflik sosial disebabkan hal-hal sebagai berikut. a) Perbedaan Antar orang Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat menimbulkan konflik sosial. Contohnya, si A dan si B berbeda p e n d i d i k a n . H a l i t u s a j a d a p a t menyebabkan terjadinya konflik di antara mereka. 0 ) P e r b e d a a n K e b u d a y a a n Kebudayaan dapat memengaruhi pembentukan serta perkembangan kepribadian seseorang. Contohnya, kebudayaan orang yang tinggal di daerah pantai berbeda dengan yang di pegunungan. Perbedaan itu dapat menyebabkan timbulnya konflik di antara mereka. b) Bentrok Kepentingan K e p e n t in g a n se t ia p o ra n g a t a u kelompok sangat mungkin berbeda. Apabila terjadi benturan di antara kepentingan itu dapat dipastikan akan terjadi konflik sosial. Contohnya, kepentingan buruh berbeda dengan kepentingan pengusaha. c) Perubahan Sosial Masing-masing orang tidak sama dalam menyikapi suatu perubahan. Perbedaan sikap mereka dapat m e n i m b u l k a n k o n f l i k d i a n t a r a mereka. 2 . B e n t u k - B e n t u k K o n f l i k S o s i a l Menurut Soerjono Soekanto konflik memiliki bentuk-bentuk berikut. a) Konflik Pribadi K o n f l ik ya n g t e r ja d i a n t a ra d ir i seseorang dengan orang lain karena diawali perasaan tidak suka di antara mereka. b) Konflik Rasial Konflik yang terjadi di suatu negara yang memiliki banyak suku dan ras. c) Konflik Antarkelas Sosial Di masyarakat terdapat kelas-kelas so sial yang d ilihat be rdasa rkan k e k a y a a n , k e h o r m a t a n , d a n kekuasaan. Hal itu memunculkan adanya perbedaan kelas sosial yaitu a t a s , m e n e n g a h , d a n b a w a h . Perbedaan itu jika tidak diakomodasi sering kali

memicu terjadinya konflik antarkelas sosial. d) Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat Maupun antara Negara-Negara yang Berdaulat Konflik politik dapat terjadi karena m a s i n g - m a s i n g g o l o n g a n y a n g t e r d a p a t d i d a l a m m a s y a r a k a t menganut politik yang berbeda-beda. Suatu masalah yang sama kadangkadang ditangani dengan politik yang berbeda. Hal itulah yang -sering kali menimbulkan konflik antargolongan. e) Konflik Bersifat Intemasional Konflik internasional terjadi karena pe rbedaan kepen tin gan masing masing negara. Konflik ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sering menimbulkan perang antar bangsa. 3. Upaya Mengatasi Konflik Beberapa cara yang sering kali dilakukan untuk mengakhiri konflik sebagai berikut. a)

Konsiliasi (Consiliation) K onsi li asi merupakan pengendalian konflik melalui lembaga-lembaga t e r t e n t u u n t u k m e m u n g k i n k a n t u m b u h n y a p o l a d i s k u s i d a n pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang bertikai tentang persoalan yang mereka hadapi

b)Perwasitan (Arbitration) Cara ini memerlukan pihak ketiga sebagai penengah pihak-pihak yang be rti k ai . Pi hak ke ti ga bi asanya memiliki kekuasaan clan wewenang yang lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. Dengan begitu, pihak k e t i g a d a p a t m e m a k s a k a n ~ keputusannya kepada mereka. c)Mediasi (Mediation) Dalarn mediasi juga cliperlukan pihak ketiga tetapi dia ticlak memiliki kekuasaan clan kewenangan. Pihak ketiga hanya berperan sebagai mediator yang memberikan nasehat. d)Paksaan (Coersion) Paksaan untuk menyelesaikan konflik dapat dilakukan balk secara fisik ma up u n p si k o l o gi s. Ak om od a si seperti ini dapat terjadi jika salah satu pihak yang bertikai berada pads posisi yang lemah clan satu pihak di posisi yang kuat. 0)Detente D e t e n t e a d a l a h m e n g u r a n g i ketegangan hubungan antara dua pihak yang bertikai. Cara ini biasanya digunakan sebagai u s a h a penclekatan dalam mencapai perclamaian. 4. Pengaruh Interseksi dan Konsolidasi terhadap Integrasi Sosial a) Interseksi secara khusus berarti persilangan antara dua himpunan (atau lebih) yang setup anggotanya j u g a m e n j a d i b a g i a n d a r i d u a h i m p u n a n d a r i m a s i n g - m a s i n g himpunan tersebut. b) Konsolidasi merupakan usaha untuk menata kembali suatu kelompok sosial yang dinilai mengalami perpecahan atau keticlakkompakan. Adanya Interseksi dan konsolidasi merupakan upaya untuk meminimalisasi akibat-akibat dari masyarakat majemuk: Dengan begitu, cliharapkan akan tercapai integrasi sosial. C. Mobilitas Sosial 1. Faktor Penyebab Mobilitas Sosial Faktor penyebab terjadinya mobilitas sosial dipengaruhi oleh hal-hal yang dianggap berharga di masyarakat. Halhal yang dimaksud tersebut di antaranya: a)Kekayaan Pemilik kekayaan (rumah, kendaraan pribadi, clan perhiasan) yang paling banyak akan 'menduduki dalam lapisan teratas. b)Kehormatan Orang yang paling disegani clan clihormati akan menclapat tempat yang teratas, misalnya orang tua atau yang berjasa besar. c)KekLiasaan Seseorang yang memiliki kekuasaan c l a n w e w e n a n g t e r b e s a r a k a n menempati lapisan yang tertinggi. d)ilmu pengetahuan

Masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan akan menggunakan ilmu pengetahuan sebagai tolok ukur dalam pelapisan sosial. 2. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial 1) Bentuk-bentuk mobilitas sosial ada tiga: a) Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan kedudukan s o s i a l se seorang atau kel ompok anggota masyarakat dari kedudukan sosial yang be rbeda strata sosi al nya. Me nurut sifatnya, mobilitas ini dibagi dua: 1) Mobilitas sosial vertikal naik, yaitu p e r p i n d a h a n k e d u d u k a n s o s i a l seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari lapisan sosial rendah ke lapisan sosial yang lebih tinggi. 2) Mobilitas sosial vertikal turun, yaitu p e r p i n d a h a n k e d u d u k a n s o s i a l seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari lapisan sosial tinggi ke lapisan sosial yang lebih rendah. b) M o b i l i t a s sosial horizontal adalah p e r p i n d a h a n k e d u d u k a n s o s i a l se seorapg atau kel ompok anggota masyarakat dari lapisan sosial yang sama atau sederajat. c) M o b i l i t a s sosial antargenerasi adalah p e r p i n d a h a n k e d u d u k a n s o s i a l se seorang atau kel ompok anggota masyarak at yang te rj adi antard ua g e n e r a s i a t a u l e b i h . M o b i l i t a s i n i clibeclakan menjadi dua: d) Mobilitas sosial intergenerasi, yaitu p e r p i n d a h a n k e d u d u k a n s o s i a l s e s e o r a n g atau k e l ompok anggota masyarak at yang te rj adi di antara beberapa generasi dalam satu garis keturunan. Mobilitas ini pun dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas sosial i n t e r g e n e r a s i n a i k d a n m o b i l i t a s sosial intergenerasi turun,

2) Mobilitas sosial intragenerasi, yaitu p e r p i n d a h a n k e d u d u k a n s o s i a l seseorang atau kelompok anggota masyarakat yang terjadi dalam satu g e n e r a s i yang sama

Related Documents