Nama : Rb. Nur Syarif H NPM : 716.6.2.0774 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada dasarnya manusia mengalami penuaan merupakan suatu proses yang
alamiah yang berarti seseorang telah melewati tiga tahap kehidupanya yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa gerontik atau lansia. Pada masa lansia akan mengalami penurunan secara biologis dan psikologi, sehingga akan banyak berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera, salah satunyaadalah masalah hipertensi. Menurut UU. No. 13 / tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Rhosma, S. 2014). Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut dengan pembunuh diamdiam (silent killer) karena terjadi tanpa adanya gejala, seperti sakit kepala, pusing atau mimisan terkadang dianggap sebagai gejala peringatan meningkatnya tekanan darah padahal hanya sedikit yang mengalami hal tersebut. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia dan merupakan faktor utama penyebab terjadinya stroke dan serangan jantung. Lebih dari 50% kematian diatas 60 tahun terjadi karena penyakit jantung dan cerebro vasekuler (Fatma, M. dkk. 2018). Menurut data World Health Organization (WHO) menunjukkan diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 24,4% penduduk dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan
meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025. Dari 972 juta orang pengidap hipertensi, 333 berada di negara maju dan 639 sisanya ada di negara berkembang termasuk Indonesia. Sedangkan persentase data yang sudah didapatkan dalam buku profil kesehatan jawa timur bahwa kasus, hipertensi sebesar 13,47% atau sekitar 935.736 penduduk, dengan proporsi laki-laki sebesar 13,78%
(387.913
penduduk) dan perempuan sebesar 13.25% (547.823 penduduk). Tingginya penderita hipertensi dapat dipicu oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut memiliki potensi menimbulkan masalah atau kerugian kesehatan atau biasa disebut dengan faktor risiko. Pada kejadian hipertensi, faktor resiko dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan faktor resiko yang dapat diubah. Faktor resiko kejadian hipertensi yang tidak dapat diubah terdiri dari usia, jenis kelamin, dan keturunan (Tim Bumi Medika. 2017). Sedangkan faktor yang dapat diubah diantaranya kebiasaan hidup yang kurang baik, seperti mengkonsumsi garam berlebih, kegemukan, stress, alkoholik, perokok, dan obat-obatan (Ephedrine, prednisone, epineprin. (Gunawan, 2001). Meningkatnya tekanan darah dapat menimbulkan beberapa gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau migraine sering ditenukan sebagai gejala klinis. Selain gejala ringan tersebut, hipertensi juga bisa menyebabkan timbulnya komplikasi pada organ lainnya. Komplikasi tersebut bisa berupa penyakit jantung coroner, gagal ginjal, gagal jantung, kerusakn pembuluh darah otak, bahkan kematian. (Dalimartha, dkk, 2008). Dilihat dari bahaya yang ditimbulkan oleh hipertensi, maka perlu dilakukan penanganan dan pencegahan baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis. Untuk
penanganan
secara
farmakologis
dapat
dilakukan
dengan
cara
memodifikasi pola hidup. Modifikasi pola hidup yang bisa dilakukan seperti menjaga pola makan, menjaga BB tetap seimbang, dan olahraga ringan. Olahraga ringan yang mudah dan efektif dilakukan untuk lansia adalah dengan berjalan kaki/jalan santai. Jalan kaki merupakan salah satu jenis olahraga yang dilakukan dengan cara melangkahkan salah satu kaki ke depan kaki yang lain secara bergantian. Olahraga ini paling mudah dan efektif untuk dilakukan lansia. Selain itu, jalan kaki dapat sedikit menurunkan tekanan darah tinggi tanpa menggunakan penanganan secara medis. Waktu tempuh jalan kaki yang dianjurkan untuk penderita hipertensi sekitar 10-15 menit atau sesuai dengan kemampuan (Dalimartha. 2008 & Santoso. 2009).
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan: 1. Bagaimana olahraga jalan kaki pada lansia? 2. Bagaimana konsep terjadinya hipertensi pada lansia? 3. Adakah pengaruh olahraga jalan kaki terhadap penururnan hipertensi pada lansia?
1.3. Tujuan 1.3.1. Umum Untuk mengetahui pengaruh olah raga terhadap penurunan hipertensi pada lansia 1.3.2. Khusus 1. Mengindentifikasi olah raga jalan kaki pada lansia
2. Mengindentifikasi penurunan hipertensi pada lansia 3. Menganalisis hubungan olah raga terhadap penurunan hipertensi pada lansia 1.4.
Manfaat 1.4.1. Manfaat teoritis Hasil penelitian dapat menjelaskan pengaruh olah raga terhadap penuruna hipertensi pada lansia 1.4.2. Manfaat praktis 1.
Di harapkan penelitian untuk bisa lebih meningkatkan pengetahuan terhadap petugas kesehatan atau perawat terutama dalam mutu instansi (rumah sakit)dalam melakukan program kerja asuhan keperawatan
2.
Peneliti bisa menyadarkan masyarakat sekitar dengan melakukan pengembangan terhadap pendidikan kesehatan serta mengajarkan olahraga kepada lansia untuk meminimalisir terjadinya hipertensi
3.
Peneliti di harapkan dapat melanjutkan kajian tentang olah raga terhadap penurunan hipertensi untuk masa yang akan dating