Revisi Sap Terapi Bermain Kel. 5.docx

  • Uploaded by: Nur Izzati Hasanah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Sap Terapi Bermain Kel. 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,527
  • Pages: 9
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes HANG TUAH PEKANBARU T.A. 2018/2019 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) TERAPI BERMAIN Materi

: Terapi Bermain

Pokok bahasan

: Berkreativitas dengan Plastisin

Hari/Tanggal

: Jum’at, 09 November 2018

Waktu pertemuan

: 10.00 – 10.35 / 35 menit

Tempat

: Ruang Bermain Merak 1

Sasaran

: Anak Prasekolah

Target

: Usia 3-6 tahun

A. Latar belakang Dampak hospitalisasi bagi anak terdapat 3 macam tahap perilaku yang dapat ditunjukkan anak sebagai respon terhadap perawatannya dirumah sakit yaitu, yang pertama tahap protes, perilaku yang ditunjukkan dengan menangis kuat, menjerit memanggil orang tuanya dan menolak perhatian yang diberikan oleh orang lain. Kedua, tahap putus asa, perilaku yang ditunjukkan adalah menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat untuk bermain dan makan, sedih dan apatis. Ketiga, tahap pengingkaran, perilaku menunjukkan secara samar dengan mulai menerima perpisahan dengan membina hubungan secara dangkal dan anak mulai terlihat menyukai lingkungannya (Supartini, 2004). Bagi seorang anak, keadaan sakit dan hospitalisasi menimbulkan stress bagi kehidupannya. Anak sering menjadi tidak kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan di ruamh sakit, anak menjadi sulit/menolak untuk didekati oleh petugas apalagi berinteraksi. Mereka akan menunjukkan sikap marah, menolak

makan, menangis, berteriak-teriak, bahkan berontak saat melihat perawat/dokter datang menghampirinya. Mereka beranggapam bahwa kedatangan petugas hanya akan menyakiti mereka. Keadaan ini akan dapat menghambat dan dapat menyulitkan proses pengobatan dan perawatan terhadap anak yang sakit (Adriana, 2011). Perawat harus berupaya meminimalkan stress pada anak saat mereka dirawat di rumah sakit. Terapi bermain salah satunya, merupakan bagian perawatan anak yang merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan selama berada dirumah sakit, dengan demikian didalam perawatan pasien anak terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Nursalam, 2005). B. Tujuan 1.

Tujuan umum: Terapi bermain diharapkan dapat mengurangi dampak hospitalisasi pada anak dengan berkreasi menggunakan plastisin

2.

Tujuan khusus: a.

Dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat

b.

Dapat berkreasi dengan menggunakan plastisin

c.

Dapat mengikuti instruksi terapi bermain dari perawat

d.

Dapat mengikuti terapi bermain sampai selesai

C. Teori Bermain ada 2 kategori menurut Hurlock (1997), yaitu: 1) Bermain Aktif Dalam bermain aktif, kesenangan muncul dari apa yang dilakukan anakanak misalnya berlari, membuat sesuatu dengan lilin atau cat 2) Bermain Pasif Dalam bermain pasif, kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Anak-anak lebih sedikit mengeluarkan energi misalnya anak yang ikut senang melihat temannya bermain, memandang hewan, melihat orang ditelevisi, menonton kartun atau membaca buku.

Ada beberapa jenis permainan menurut Sujono dan Riyadi (2009): 1) Solitary Play Solitary play merupakan jenis permainan yang dilakukan secara mandiri dan berpusat pada permainannya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. 2) Paralel Play Pada permainan ini, anak-anak menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga tidak ada sosialisasi satu sama lain. 3) Associative Play Associative play melibatkan interaksi sosial dengan sedikit atau tanpa pengaturan. Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi masih belum terorganisir 4) Cooperative Play Cooperative play merupakan bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas sehingga adanya perasaan dalam kebersamaan. Sudah terorganisir, terencana dan didalamnya sudah ada aturan main 5) Social Afektive Play Bermain ini anak mulai belajar memberikan respon melalui orang dewasa dengan cara merajuk/berbicara menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhubungan dengan orang lain 6) Sense of Pleasure Play Bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada, sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain 7) Skill Play Permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik kasar dan halus, misalnya bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain, dan anak akan terampil naik sepeda

8) Dramatic Play Dramatic play dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpurapura dalam perilaku seperti anak memperankan sebagai seorang dewasa, seorang ibu dan guru dalam kehidupan sehari-hari Jenis alat permainan yang dapat digunakan untuk anak dalam setiap tahap usia tumbuh kembang anak (Aziz Alimul, 2008) adalah sebagai berikut: 1) Usia 0 – 1 tahun Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya refleks, melatih kerja sama antara mata dan tangan, mata dan telinga dalam berkoordinasi, melatih mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan, melatih mengenal asal suara, kepekaan perbaan, keterampilan dengan gerakan yang berulang, sehingga fungsi bermain pada usia ini sudah dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan. Jenis permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain: benda (permainan) yang aman jika dimasukkan kedalam mulut, gambar bentuk muka, boneka orang dan binatang yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat permainan yang berupa selimut, boneka dan lain-lain. 2) Usia 1 – 2 tahun Jenis permainan yang dapat digunakan pada usia 1 – 2 tahun pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari dan memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu membedakannya. Jenis permainan ini seperti semua alat permainan yang dapat dir=dorong dan ditarik, berupa alat rumah tangga balok-balok, buku bergambar, kertas, pensil berwarna dan lain-lain. 3) Usia 2 – 3 tahun Usia ini dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan perasaan atau emosi anak, mengembangkan keterampilan berbahasa, melatih motoric kasar dan halus, mengembangkan kecerdasan, melatih daya imajinasi dan melatih kemampuan membedakan permukaan dan warna benda. Jenis permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara lain:

alat-alat untuk gambar puzzle sederhana, manik-manik ukuran besar, berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbedabeda dan lain-lain. 4) Usia 3 – 6 tahun Pada usia 3 sampai 6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorick, mengembangkan dalam mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong-royong. Sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada anak usi ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan air D. Metoda Demonstrasi yaitu metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan E. Media 1.

Plastisin dengan berbagai macam warna

F. Waktu dan Tempat Waktu

: Jam 09.00 s.d 09.35

Tempat

: Ruang Bermain Merak 1

G. Pengorganisasian 

Leader

: Nur Izzati Hasanah



Co. Leader

: Cindy Heben



Fasilitator

: Ferdian Hidayat



Observer

: Sukma Rahmayanti

H. Setting Tempat

Fasilitator

Observer

MEJA

Leader Co-Leader

Pasien Orang tua

I.

Kegiatan Terapi Bermain No.

Waktu

1.

5 Menit

Kegitan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

Persiapan:

Ruangan, alat-alat,

a. Menyiapkan ruangan

anak dan keluarga

b. Menyiapkan alat

sudah siap

c. Menyiapkan peserta 2.

5 Menit

Pembukaan:

Anak dan keluarga

a. Mengucapkan salam

menjawab salam, anak

b. Perkenalan antara petugas

saling berkenalan, anak

dengan anak dan keluarga c. Anak yang akan bermain saling berkenalan d. Menjelaskan maksud dan tujuan terapi bermain

dan keluarga memperhatikan penjelasan petugas

3.

20 Menit

Kegiatan:

Anak dan keluarga

a. Anak diminta untuk

memperhatikan

memilih plastisin sesuai

penjelasan petugas,

warna yang disukai

anak melakukan

b. Anak dianjurkan untuk

kegiatan yang

membentuk sebuah benda

diberikan oleh terapis,

dengan menggunakan

anak dan keluarga

plastisin

memberikan respon yang baik

4.

5 Menit

Penutup:

Anak dan keluarga

a. Memberikan penghargaan

tampak senang dan

pada anak atas hasil karyanya b. Mengucapkan salam c. Merapikan alat dan tempat bermain

menjawab salam.

J.

Uraian Tugas 1.

Leader a. Menjelaskan tujuan bermain b. Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok c. Menjelaskan aturan bermain pada anak d. Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

2.

Co. Leader a. Membantu leader dalam mengorganisasi anggota

3.

Fasilitator a. Menyiapkan alat-alat permainan b. Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang dijelaskan c. Mempertahankan kehadiran anak d. Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak

4.

Observer a. Mencatat dan emngamati respon klien secara verbal dan non verbal b. Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan perilaku c. Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

K. Kriteria Evaluasi 1.

Evaluasi Struktur a. Kondisi lingkungan nyaman dan menghibur dengan musik/lagu anak, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan b. Posisi anak di tempat duduk dan menggunakan meja c. Anak-anak sepakat untuk menigkuti kegiatan d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik e. Leader, Co-Leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana mestinya

2.

Evaluasi Proses a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir b. Leader mampu memimpin acara c. Co-leader membantu mengkoordinir seluruh kegiatan d. Fasilitator mampu memotivasi anak-anak dalam kegiatan e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3.

Evaluasi Hasil a. Anak mengikuti terapi bermain sampai selesai b. Anak berinteraksi baik dengan perawat c. Anak dapat mengikuti instruksi terapi bermain yang diberikan d. Anak mampu berkreasi menggunakan plastisin

L. Referensi Adriana, D. (2011). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta : Salemba Medika Moeslichatoen, R. (2007). Metode Pengajaran di Taman kanak-kanak. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Supartini, Y. (2004).Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Nursalam. (2005). Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta: Salemba Medika

Related Documents


More Documents from "Afina Agma"

Leaflet Camar I.docx
November 2019 28
Makalah.docx
June 2020 19
Kuesioner Penyuluhan Tb.doc
November 2019 19
Format Lp Kdp.docx
June 2020 15