Revisi Panduan Skp 6 Rj.doc

  • Uploaded by: Maisaroh
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Panduan Skp 6 Rj.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,501
  • Pages: 13
Lampiran 1 Keputusan Direktur Nomor : 229/A-5/VIII/2017 Tanggal : 20 Agustus 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Program keselamatan pasien rumah sakit atau yang lebih terkenal dengan istilah Patient Safety dalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Komponen – komponen yang termasuk di dalamnya adalah pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dan insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Pasien yang dirawat di rumah sakit mempunyai hak untuk mendapatkan asuhan pasien yang aman melalui system yang dapat dicegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan atau KTD. Kesadaran akan hal tersebutlah yang mendasari pelaksanaan program patient safety. Dalam upaya mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan pada pasien yang dirawat perlu ditumbuhkembangkan kepemimpinan dan budaya rumah sakit yang mencaakup keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan. Dalam sarana pelayanan kesehatan rumah sakit dalam hal ini terdapat berbagai pasien dengan berbagai keadaan danberbagai macam kasus penyakit. Tiap – tiap pasien adalah suatu pribadi yang unik dengan berbagai kelainan dan kekhasan masing – masing. Dalam hal kasus penyakit terdapat juga berbagai macam kondisi pasien yang akan berpengaruh terhadap cara pemberian pelayanan dan perawatan yang diberikan karena kondisi pasien yang syarat risiko. Salah satu risiko yang mungkin timbul adalah pasien jatuh (fall).

Panduan Risiko Pasien Jatuh

1

1.2 PENGERTIAN Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan pederita atau saksi mata

yang

melihat

kejadian

mengakibatkan

seseorang

mendadak

terbaring/terduduk dilantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo, 2004). Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabakan subyek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh kibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley, 2006). Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat/dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti stroke, pingsan, dan lainnya. 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cidera, perlu dilakukan pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh. 2. Semua petugas hendaknya mentaati tindakan yang dilakukan sesuai dengan standarprosedur oprasional pencegahan jatuh yang telah ada dan berlaku diseluruh unit di Rumah Sakit Mawaddah Medika ruang rawat inap khususnya. 3. Untuk melaksanakan identifikasi risiko jatuh pada pasien sebagai

bentuk komitmen perawat dalam pelaksanaan patient safety

Panduan Risiko Pasien Jatuh

2

BAB II RUANG LINGKUP 2.1 Faktor Risiko 1. Faktor intrinsik Faktor intrinsik adalah variabel – variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh (Stanley, 2006). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan musculoskeletal misalnya

menyebabkan

gangguan

gaya

berjalan,

kelemahan

ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba – tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke oatak dengan gejala lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing (Lumbantobing, 2004) 2.

Faktor ekstrinsik Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar ( lingkungan sekitarnya) diantaranya cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung bernda – benda (Nugroho, 2000). Faktor – faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat – obatan yang diminum dan alat – alat bantu berjalan (darmojo, 2004).

2.2 Akibat Jatuh Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jaenis cidera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta keruasakan jaringan

Panduan Risiko Pasien Jatuh

3

lunak. Dampak psikologis adalah walaupun ciderafisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari – hari, falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006). 2.3 Komplikasi Menurut Kane (1996), yang dikutip oleh Darmojo (2004), komplikasi – komplikasi jatuh adalah : 1. Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang

terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan tot, robeknya arteri/vena, patah tulang uatu fraktur misalnya fraktur perlvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas. 2. Disabilitas Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan dari dan pembatasan gerak. 3. Mati 2.4 Pencegahan Menurut Tinetti (1992), yang dikutip dari Darmojo (2004), ada 3 usaha pokok untuk pencegahan jatuh yaitu : 1. Identifikasi faktor risiko Pada setiap lanjut usia perludilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor intrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis, musculoskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda – benda kecil yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergeser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalan/tempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi Panduan Risiko Pasien Jatuh

4

dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi peganggan dinding. 2. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait) Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Bila goyangan badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medis. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya menapak dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kakidengan benar pada saat berjalan tanpa bantua. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainan/penurunan. 3. Mengatur/mengatasi faktor situasional Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan, faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka dianjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjainya jatuh.

Panduan Risiko Pasien Jatuh

5

BAB III TATA LAKSANA a. Asesmen Awal Pasien Risiko Jatuh Asesmen dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap pasien pada saat masuk rumah sakit (IGD, poli rawat jalan, rawat inap). Identifikasi pasien dengan risiko jatuh dibedakan untuk pasien anak dan dewasa. Pada pasien anak instrument yang digunakan adalah scoring humty dumpty. Pada pasien dewasa instrument yang digunakan adalah Morse fall Scale (MFS). Dengan mengitung skor humpty dumpty pada pasien anak dan MFS pada pasien dewasa pada pasien dapat ditentukan risiko jatuh dari pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat diupayakan pencegahan jatuh yang perlu dilakukan. SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PARAMETER Usia

No. Uraian 1. Jenis kelamin 2.

Diagnosis

3.

Gambaran kognitif

4.

Faktor lingkungan

KRITERIA < 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 14 tahun ≥ 14 tahun

SKOR 4 3 2 1

Laki – laki Perempuan Perubahan oksigenasi (diagnosis resiparotik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb) Kelainan psikis/perilaku Diagnosis lain Tidak sadar terhadap keterbatasan Lupa akan adanya keterbatasann Orientasi baik terhadap diri sendiri Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/anak Pasien menggunakan alat bantu/bayi diletakkan dalam

Panduan Risiko Pasien Jatuh

Skor 2 1 3 2 1 3 2 1

4 3

6

5.

Respon terhadap : 1. Pembedahan/sedasi/anastesi

2. Penggunaan medikamentosa

tempat tidur bayi/perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Pasien di luar ruang rawat Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi

2 1

Pengunaan multiple : sedate, obat, hipnsis, barbiturat, diuretik, narkotik Penggunaan asal satu obat diatas Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada medikasi

3

3 2 1

2 1

Klasifikasi tingkat risiko berdasarkan Skor Humpty Dumpty Tingkat Resiko Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi

Skor Humpty Dumpty 0–6 7 – 11 ≥ 12

Tindakan Tidak ada tindakan Pencegahan jatuh sadar Pencegahan jatuh resiko tinggi

Instrumen Morse Fall Scale/Skala Jatuh Morse Parameter Riwayat jatuh dan kejang 3 bulan terakhir Diagnosis medis > 1 Alat bantu jalan

Memakai terapi heparin lock/iv Cara berjalan

Status mental

Status Keadaan Tidak pernah Pernah Ada Tidak ada  Bed rest/dibantu perawat  Penopang, tongkat/walker  Funitur Ya Tidak Normal, tidak dapat berjalan Lemah Terganggu  Orientasi sesuai kemampuan diri  Lupa keterbatasan diri

Skor 0 25 15 0 0 15 30 25 0 0 15 30 0 15

Panduan Risiko Pasien Jatuh

7

Klasifikasi Tingkat Risiko berdasarkan Skala Jatuh Morse Tingkat Risiko Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi

Skor Morse 0 – 24 25 – 50 ≥ 51

Tindakan Tidak ada tindakan Pencegahan jatuh standar Pencegahan jatuh risiko tinggi

Tingkat risiko jatuh dari penilaian Humpty Dumpty dan Morse Fall terbagi menjadi risiko tinggi, sedang dan rendah. Lakukan penilaian dalam waktu 4 jam sejak pasien masuk rumah sakit. b. Asesmen Ulang Asesmen ulang dilakukan jika ada perubahan kondisi pada pasien pada saat pasien dirawat di rumah sakit minimal 2x24 jam untuk pasien resiko jatuh sedang dan 1x24 jam untuk resiko jatuh tinggi (misal setelah operasi, setelah terjatuh, dan lain – lain). c. Asesmen Risiko jatuh pada rawat jalan Pada rawat jalan asesmen risiko jatuh yang digunakan adalah Get Up and Go Test. Jika pasien berisiko rendah maka tidak dilakukan tindakan apapun, jika risiko sedang berikan edukasi pada pasien dan keluarga. Dan jika risiko tinggi berikan pita kuning pada pasien dan berikan edukasi kepada pasien. ASESMEN RISIKO JATUH RAWAT JALAN GET UP AND GO 1. Pengkajian (berikan tanda ( ) centang) No. a.

b.

Pengkajian/Penilaian Cara berjalan pasien (salah satu/ lebih) 1. Tidak seimbang/ sempoyongan/ limbung 2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, tripot, kursi roda, orang lain) Menopang saat akan duduk tampak memegang pinggiran kursi/ meja/ benda lain sebagai penopang saat akan duduk

Ya

Tidak

Panduan Risiko Pasien Jatuh

8

2. Hasil ( berikan tanda ( ) centang) No. 1. 2.

Hasil Tidak berisiko Risiko sedang

3.

Risiko tinggi

Penilaian/pengkajian Tidak ditemukan a dan b Ditemukan salah satu dari a/b Ditemukan a dan b

keterangan

3. Tindakan No. Hasil kajian 1. Tidak berisiko 2. Risiko sedang 3. Risiko tinggi

Tindakan Tidak ada tindakan Pendampingan keluarga saat beraktifitas Pasien langsung ditempatkan di kursi roda dan mendahulukan pemeriksaan pasang pita kuning

d. Penanganan pasien jatuh Dalam penanganan pasien jatuh perlu dilakukan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Selamatkan pasien dan pindahkan pasien ke tempat yang lebih aman 2. Lakukan observasi kondisi pasien saat setelah jatuh yang terdiri dari tekanan darah, nadi, rspirasi dan kesadaran 3. Laporkan kondisi pasien kepada dokter jaga ruangan/ IGD (dr.jaga ruangan/ IGD melaporkan ke dokter penanggung jawab pelayanan /DPJP) 4. Periksa lingkungan sekitar pasien, tempat tidur pasien, lantai, cahaya penerangandan sarana lain 5. Catat insiden pasien jatuh di buku KTD 6. Laporkan insiden pasien jatuh kepada Komite Keselamat Pasien Rumah Sakit e. Manajemen risiko jatuh Untuk pasien dengan risiko jatuh yang tinggi pada standart infus pasien dipasang kode atau lambang berupa gambar orang yang akan jatuh dengan latar warna merah, sedangkan risiko sedang berlatar warna kuning.

Panduan Risiko Pasien Jatuh

9

Apabila pasien jatuh maka petugas harus dapat segera melakukan penanganan pasien jatuh sesuai dengan standar prosedur yang berlaku. Buat pelaporan mengenai pasien jatuh ke Tim Patient Safety. Dari laporan insiden ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk memperbaiki sistem sehingga dapat mengurangi atau menekan angka insiden pasien jatuh. Sebelum dilakukan pemasangan stiker kuning pada gelang pasien dan gambar orang yang akan jatuh, terlebih dahulu dilakukan penilaian untuk setiap tingkat risiko yang ditimbulkan sesuai dengan skala yang digunakan, kemudian dijumlahkan. Bila sudah diakumulasi skornya, maka klasifikasikan pasien sesuai tingkat risiko di bawah ini : A. Risiko Sedang 1.

Pasangkan stiker khusus (warna kuning) sebagai tanda

2. 3.

pasien risiko jatuh Pasangkan pengaman tempat tidur pasien Tempatkan gambar risiko pasien jatuh pada standart infus

4.

pasien dengan latar warna kuning Lakukan assessmen ulang pasien dengan risiko jatuh sedang 2x24 jam

B. Risiko Tinggi 1.

Pasangkan stiker khusus (warna kuning) sebagai tanda

2. 3.

pasien risiko jatuh Pasangkan pengaman tempat tidur pasien Tempatkan gambar risiko pasien jatuh pada standart infus

4.

pasien dengan latar warna merah Lakukan assesmen ulang pasien dengan risiko jatuh tinggi

5.

1x24 jam Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan nurse station (jika memungkinkan)

C. Upaya untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien 1. Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya.

Panduan Risiko Pasien Jatuh

10

2.

Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan dan

3. 4. 5.

menunjukkkan pada pasien alat bantu panggilan darurat. Posisikan alat bantu panggil darurat dalam jangkauan. Posisikan barang – barang pribadi dalam jangkauan pasien. Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi,

6.

kamar dan lorong. Posisikan sandaran tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal rumah sakit diposisi rendah ketika pasien sedang beristirahat, dan posisikan sandaran tempat tidur yang

7.

nyaman ketika pasientidak tidur. Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada di

8.

bangsal rumah sakit. Gunakan alas kaki yang nyaman, baik, dan tepat serta anti

slip pada pasien. 9. Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan. 10. Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. 11. Bersihkan semua tumpahan dan kondisikan daerah perawatan pasien rapi. 12. Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke tempat tidur dan meninggalkan tempat tidur. 13. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang. 14. Pastikan lorong bebas hambatan. 15. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien. 16. Pasang bedside rel 17. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur. 18. Pertimbangan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran. 19. Mengamati lingkungan untuk kondisi tidak aman dan segera laporkan untuk perbaikan. 20. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi. 21. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard/tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang. 22. Informasikan dan mendidik pasien dan/atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh.

Panduan Risiko Pasien Jatuh

11

23. Berkolaborasi

dengan

pasien

atau

keluarga

untuk

memberikan bantuan yang dibutuhkan. f. Monitor dan evaluasi Evaluasi terhadap pasien jatuh paling tidak meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.

Riwayat jatuh Obat dan telah terhadap konsumsi alcohol Skrining kemampuan gerak (gaya jalan) dan keseimbangan Alat bantu gerak yang digunakan Usia,aktivitas, defisit (penglihatan, pendengaran), kognitif, pola BAB dan BAK, mobilitas/motori.

Kita harus memperhatikan usia karena risiko jatuh orang yang lanjut usia missal 65 tahun akan lebih tinggi disbanding pada usia dewasa, biasanya semakin bertambah tua usia seseorang tingkat penglihatannya akan menurun, penurunan ini pun harus kita perhatikan karena penurunan penglihatan jelas mengganggu orang tersebut beraktivitas dan dapat menyebabkan suatu cedera.

BAB IV PENUTUP Panduan ini disusun untuk menjadi acuan mengurangi risiko pasien jatuh akibat jatuh sesuai prosedur di Rumah Sakit Mawaddah Medika. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini,

karena

keterbatasan pengetahuan dan kurangnya referensi. Tim penyusun berharap berbagai pihak dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan panduan dimasa yang akan datang.

Panduan Risiko Pasien Jatuh

12

Direktur

dr. Sihwati Wilujeng, M.Kes

Panduan Risiko Pasien Jatuh

13

Related Documents


More Documents from "Sahlan habibi siregar"