Revisi Makalah.docx

  • Uploaded by: maja
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Makalah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,608
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM juga dikenal sebagai penyakit kronis dan tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit tidak menular pada manusia mempunyai durasi panjang dan perkembangan umumnya lambat. Diperkirakan sekitar 90% kematian di negara berkembang termasuk Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular, serta lebih dari 70% penderita penyakit tidak menular tidak mengetahui kalau dirinya sedang sakit dan sebanyak 30% dari penderita PTM tersebut tidak berobat secara teratur.

Jenis penyakit tidak menular menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular (serangan jantung dan stroke),

penyakit pernapasan kronis (penyakit paru

obstruksi kronis dan asma) diabetes melitus (DM) dan kanker. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi tumor/ kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 347.000 orang.

Prevalensi penyakit kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Penyebab terjadinya kanker leher rahim adalah virus yang disebut Human Papilloma Virus (HPV) yang onkogenik, sedangkan penyebab kanker payudara sampai saat ini belum diketahui pasti.

1

Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan melalui pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam asetat) dan juga dapat dilakukan dengan Papsmear sedangkan pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI maupun SADANIS.

Sepanjang tahun 2008 sampai dengan 2016 sudah sekitar 1.623.913 orang atau 5,2% dari target sebanyak 37,5% wanita di Indonesia yang sudah menjalani deteksi dini kanker. Cakupan ini masih belum seperti yang diharapkan. Capaian pemeriksaan IVA di Kota Metro tahun 2015 masih rendah yaitu 1,4% dari target yang diharapkan sebesar 10%. Tahun 2016 terjadi peningkatan cakupan menjadi 2,4% dari target 20%, dan tahun 2017 capaian pemeriksaan IVA menjadi sebesar 12,5% sedangkan target tahun 2017 adalah 30%. Cakupan tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena adanya dukungan dari Pemerintah Kota Metro serta Komitmen bersama Lintas sektor yang tertuang dalam MoU. Walaupun terjadi peningkatan cakupan pemeriksaan IVA di Kota Metro selama 3 tahun berturut-turut tetapi hasilnya masih di bawah dibawah target yang diharapkan.

Cakupan pemeriksaan IVA di Puskesmas Banjarsari tahun 2017 yaitu 61,1%( 220 WUS) dari target yang harus dicapai 360 WUS. Capaian pemeriksaan IVA di Puskesmas Banjarsari tahun 2018 akan mempengaruhi capaian cakupan IVA Kota Metro, sedangkan target pemeriksaan IVA Kota Metro tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 40%.

2

Beberapa faktor keengganan WUS untuk memeriksakan dirinya antara lain karena malu, kurangnya pengetahuan, akses pelayanan, dan kepercayaan kepada pemberi pelayanan. Perlunya keterlibatan lintas sektoral dan pendekatan akses guna meningkatkan cakupan pemeriksaan IVA tersebut.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terlihat adanya peningkatan cakupan pemeriksaan IVA di Kota Mero, walaupun angka yang didapat masih belum mencapai target. Maka diperlukan suatu inovasi guna mendongkrak cakupan IVA Kota Metro tahun 2018 sebesar 40% dari total WUS. Lintas sektoral dapat dilakukan melaui kader, sehingga disimpulkan rumusan masalahnya “Bagaimanakah pengaruh IVA mobile yang terintegrasi dengan Dadu Pendaki dengan peningkatan cakupan IVA?

1.3 Tujuan 1. Meningkatkan cakupan IVA di wilayah kerja Puskesmas Banjarsari sehingga cakupan IVA Kota Metro mencapai target tahun 2018 2. Mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks dengan melakukan deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode IVA 3. Sebagai persyaratan dan bahan ekspose untuk mengikuti Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Propinsi Lampung tahun 2018.

3

BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1.Geografi Puskesmas Banjarsari yang berjarak 50 km dari ibukota Propinsi Lampung dan berjarak 3 km dari Kota Metro. Luas wilayah : 5,75 km 2. Secara geografis Puskesmas Banjarsari terletak di kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara, terletak pada ketinggian 40 m dari permukaan air laut, terdapat 2 musim yakni: musim hujan dan kemarau, dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Hadimulyo Barat Kecamatan Metro Pusat. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Purwosari Kecamatan Metro Utara. - Sebelah Barat berbatasan dengan desa Purwodadi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

4

Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsari hanya terdiri satu kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara.dengan luas wlayah, 5,75 Km2.

2. 2 Topografi Berdasarkan pendataan

yang dilaporkan RT/RW yang ada dikelurahan

Banjarsari, Jumlah penduduk Banjarsari : 11.455 Jiwa.dengan perincian Lakilaki : 5.818 Jiwa, Perempuan : 5.637 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 3.357 KK.dengan jumlah 59 RT dan 12 RW.

Tabel Penyebaran Penduduk berdasarkan Agama. No 1 2 3 4 5 6

Jumlah Penduduk Menurut Agama Islam Kristen Khatolik Hindu Budha Konghucu

Jumlah 10542 408 394 67 44 0

Ket

5

Tabel : Penyebaran Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Banjarsari Jenis Kelamin No RW Jumlah KK Laki-laki Perempua Jumlah n 1 001 357 684 689 1373 2 002 340 552 563 1115 3 003 240 471 483 957 4 004 234 391 340 731 5 005 425 857 796 1653 6 006 288 497 533 1030 7 007 308 498 441 939 8 008 266 500 487 987 9 009 273 297 281 578 10 010 254 402 358 760 11 011 207 360 382 742 12 012 165 309 281 590 Jumlah 3357 5818 5637 11.455

Tabel : Penduduk Kelurahan Banjarsari Menurut Jumlah Kepala Keluarga No

Jumlah Kepala Keluarga

Jumlah Kepala Keluarga yang memiliki KK

Jumlah Kepala Keluarga yang belum Memiliki KK

1

L

P



L

P



L

P



2

3228

129

335 7

3208

124

333 2

20

5

25

Tabel Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur & Jenis Kelamin Tahun 2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kelompok Umur 0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54

Laki-laki 561 401 459 510 433 459 423 451 403 385 339

Perempuan 641 447 490 484 416 415 423 445 403 345 306

Jumlah 1202 858 849 994 849 874 846 896 806 740 645

6

12 13 14 14 15

55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 < Jumlah

263 249 309 148 25 5818

266 247 184 101 24 5637

529 496 493 249 49 11.455

Berdasarkan Hasil Pendataan Penduduk Tahun 2017, dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk kelurahan Banjarsari sebesar: 179/Km2. Apabila melihat Rasio Jenis Kelamin, Jumlah Penduduk Laki-laki: 5818 Jiwa, lebih banyak dari Jumlah Penduduk Perempuan yang berjumlah: 5637 Jiwa.

7

Tabel Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Tidak/belum sekolah Tidak tamat SD/sederajat Tamat SD/sederajat SLTP/sederajat SLTA/sederajat Diploma I/II Akademi/Diploma III Diploma IV/Strata I Strata II Strata III Jumlah

2484 1138 2456 2237 2350 169 205 345 62 9 11.455

Berdasarkan Tabel, diatas penduduk

kelurahan Banjarsari yang tamat

SD/sederajat ada 2456 jiwa,SLTP ada 2237, SLTA ada 2350,Diploma I/II ada 169, Akademi/Diploma III ada 205,Diploma IV/Strata I ada 345, Strata I ada 62, sedangkan yang tamat Strata III ada 9 jiwa. Dari jumlah penduduk Banjarsari. Grafik Penduduk Kelurahan Banjarsari, berdasarkan Tingkat Pendidikan :

Tingkat Pendidikan 3000 2500 2000 1500 2456 1000

2237

Pendi di kan

2350

500

3

9 S.

i

62 S. 2

D. IV /S

em

II

Ak ad

D. I/

SM A

SM P

SD

345 .1

205

169

0

8

2.3 Program dan Pelayanan Kesehatan. a. Keadaan Fasilitas Kesehatan No 1 2 3 4 5 6 7 8

Sarana Kesehatan RSUD RS Swasta Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu Rumah bersalin Poliklinik/BPS Apotek/toko Obat Poskeskel

Jumlah Sarana Kesehatan 0 0 1 0 0 6 1 1

b. Keadaan Sumber Daya Kesehatan No Jenis Ketenagaan Yang ada Sekarang 1 Kepala Puskesmas 1 2 Kasubag.TU 1 3 Dokter Umum 2 4 Dokter Gigi 1 5 Bidan D.III 3 6 Perawat. Ners 2 D.IV 2 D.III 4 7 Perawat Gigi D.III 1 8 Apoteker 0 9 Tenaga Gizi 1 D.III 10 Sanitasi 1 11 Tenaga Laboratorium 1 D.IV 12 Tenaga Penyuluh 1 Kesehatan 13 Tenaga Administrasi D.III 1 14 Tenaga Kebersihan SMA 1 15 Supir SMA 1 16 Tenaga Kontrak Perawat D.III 1 Bidan

Status Kepegawaian PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS K2 Kontrak

9

D.III

5

Kontrak

c. Jenis - jenis Pelayanan 1) Balai Pengobatan Umum 2) Balai Pengobatan Gigi 3) KIA/ KB 4) MTBS 5) Imunisasi 6) Klinik Sehat 7) Akupresure 8) Pemeriksaaan IVA 9) Krioterapi 10) Laboratorium 11) Pelayanan Obat 12) UGD 13) Rawat Inap 14) Persalinan 15) Klinik Laktasi 16) SHK

10

BAB III PEMBAHASAN

3.1 IVA Mobile IVA mobile merupakan suatu program inovasi yang timbul karena melihat hasil cakupan program IVA Puskesmas Banjarsari yang masih rendah di tahun 2017. Cakupan tersebut didapat hanya dari pelayanan di dalam gedung, sedangkan dari jumlah fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Banjarsari, maka pemeriksaan IVA dapat dilakukan di Puskesmas Induk, Poskeskel dan, Bidan Praktek Swasta yang sudah pernah mengikuti pelatihan. Grafik Cakupan Pemeriksaan IVA Puskesmas Banjarsari Tahun 2017 100 90 80 70 60 50 40

Hasil Pelayanan IVA IVA positif

30 20 10 0 ri ret ri l ri ua rua Ma Ap n Ja Feb

ei M

ni Ju

li Ju

r s Ag mbe pte Se

t r r Ok be be m m pe es e No D

Berdasarkan grafik Cakupan IVA Puskesmas Banjarsari tahun 2017 tampak pada bulan Januari hingga Juli 2017 hanya 11 WUS yang diperiksa. Pemeriksaan IVA pada bulan Agustus ada 55 WUS, bulan September ada 66 WUS, bulan Oktober

11

bertambah sebanyak 87 WUS dan pemeriksaan IVA di bulan November – Desember 2017 hanya ada 1 WUS yang diperiksa.

Dari data tersebut terjadi peningkatan cakupan IVA yang tinggi pada bulan Agustus sampai dengan Oktober, hal ini disebabkan pada bulan-bulan tersebut diadakan Gebyar IVA dan Gerakan Serentak Sepekan Pemeriksaan IVA serta dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari

yang bekerja sama dengan

Bhayangkari Polres Metro. Adanya kegiatan-kegiatan tersebut dapat mendongkrak cakupan IVA di Puskesmas Banjarsari hingga mencapai angka 61% yaitu 220 WUS yang diperiksa dari target 360 WUS di tahun 2017.

Penulis merupakan seorang dokter fungsional puskesmas yang juga tergabung dalam Tim Mobil Unit Pelayanan KB (Muyan KB) Kota Metro dari BKKBN sejak tahun 2015. Muyan KB sebagai bentuk pelayanan guna mewujudkan Visi Program KB Kota Metro yaitu penduduk tumbuh seimbang, sehingga diperlukan upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan Muyan KB dilakukan dengan berpindah tempat setiap bulannya sesuai jadwal tahunan yang telah direncanakan. Tim Muyan KB keliling terdiri dari: 1. Dokter 2. Paramedis (Bidan) 3. Instrumentator 4. Administrasi

12

Beberapa kasus ditemukan selama penulis menjadi tim Muyan KB antara lain terdapat calon akseptor KB IUD setelah dilakukan pemeriksaan gagal menjadi akseptor IUD karena faktor tertentu. Hal ini kemudian menjadi bahan pertimbangan penulis untuk sekaligus melakukan pemeriksaan atau dilakukan deteksi dini kanker leher rahim, walaupun gagal menjadi akseptor IUD tetapi klien mendapat pelayanan yang lain sehingga tidak menjadi hal yang sia-sia.

BKKBN telah melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan sejak tahun 2018 dalam pelaksanaan Muyan KB sekaligus pemeriksaan IVA, Hal ini pula yang mendasari penulis membuat suatu program inovasi IVA Mobile untuk meningkatkan cakupan IVA Kota Metro, khususnya Puskesmas Banjarsari. Penulis juga dapat meningkatkan kerjasama dalam pelaksaan Muyan bersama Tim Muyan untuk melakukan pemeriksaan IVA bagi akseptor terutama pada akseptor IUD, dan memberikan informasi tentang IVA pada petugas kesehatan terkait.

IVA Mobile merupakan suatu kegiatan pemeriksaan IVA keliling yang dilakukan oleh petugas yang telah terlatih. Menggunakan tempat pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas Pembantu ataupun Pos Kesehatan Kelurahan/ Desa, dan dapat

juga dilaksanakan

di Posyandu atau Posdaya di wilayah kerja

Puskesmas Banjarsari sesuai dengan sasaran yang akan dituju.

Waktu pelaksanaan IVA Mobile disesuaikan dengan jadwal yang telah disepakati, ataupun mengikuti perayaan hari-hari tertentu,

dapat

juga berdasarkan

13

permintaan dari sasaran/masyarakat yang akan diperiksa. Sasaran IVA mobile ini adalah diutamakan WUS yang ada di wilayah Puskesmas Banjarsari.

Kegiatan IVA mobile menggunakan alokasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Banjarsari. Pengalokasian dana BOK pada kegiatan ini diperuntukkan transport petugas dan kader snack dan konsumsi petugas. Bahan habis pakai menggunakan alokasi dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Puskesmas Banjarsari.

Hasil pemeriksan IVA negatif dengan kelainan serviks (kista naboti, ektopion, servisitis) pada IVA mobile dilakukan pengobatan di tempat, sedangkan pada kasus IVA positif dilakukan konseling awal, kemudian dirujuk ke Puskesmas Banjarsari untuk dilakukan krioterapi dan konseling lanjutan. Klien dengan IVA positif wajib didampingi oleh Kader Posyandu Pendongkrak IVA (Dadu Pendaki) guna pemantauan kasus dan pendampingan ke tempat rujukan.

3.2 Dadu Pendaki (Kader Posyandu Pendongkrak IVA) Kegiatan IVA mobile tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan jika hanya petugas kesehatan saja yang terlibat. Dibutuhkan kerja sama lintas sektor maupun dari pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini kader Posyandu.

Kader Kesehatan atau Kader Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela,

14

sedangkan menurut WHO kader kesehatan merupakan laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah- masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat- tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Kader Posyandu melaksanakan kegiatan antara lain membantu dalam hal penyebarluasan pengetahuan masyarakat pada umumnya dan salah satu sasaran khususnya adalah WUS. Informasi/ Pengetahuan yang dapat disampaikan mengenai deteksi dini kanker serviks dan payudara (IVA dan SADANIS). Kader dapat menjangkau lebih dekat dengan WUS dan atau PUS yang belum mau untuk deteksi dini IVA dengan tujuan kembali mengajak untuk dapat mengikuti pemeriksaan IVA bahkan mengantar hingga mendamping ke tempat-tempat yang melaksanakan pelayanan IVA, selain itu Kader berperan sebagai pemberi informasi kepada petugas Puskesmas Banjarsari bila ada sejumlah masyarakat yang menginginkan pemeriksaan IVA, biasanya kelompok pengajian, dasawisma/ PKK maupun dalam perayaan hari besar. Hal ini mempermudah petugas Puskesmas Banjarsari untuk melakukan survey wilayah terlebih dahulu untuk mempersiapkan

pelaksanaan

pemeriksaan

IVA

sehingga

kader

dapat

menginformasikan kembali kepada masyarakat waktu dan tempat pelaksanaan pemeriksaan IVA.

Kader Posyandu khususnya yang berkaitan dengan kegiatan IVA mobile ini ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Lurah Puskesmas Banjarsari tentang

15

Pembentukan Dadu Pendaki (Kader Posyandu Pendongkrak Inspeksi Visual Asam Asetat/ IVA).

3.3 Hasil & Analisis Target pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dan payudara melalui Sadari/ Sadanis Kota Metro tahun 2018 yaitu 40% dari total WUS. Hal ini perlu mendapat dukungan dari Puskesmas-Puskesmas yang ada di wilayah Kota Metro dan salah satunya adalah Puskesmas Banjarsari.

Target pemeriksaan IVA Puskesmas Banjarsari tahun 2018 sebanyak 384 WUS, atau setiap bulannya sekitar 32 WUS yang harus melakukan pemeriksaan IVA. Program IVA mobile sudah dimulai sejak awal tahun 2018 dengan dibantu Dadu Pendaki. Hal ini terlihat dari capaian pemeriksaan IVA Puskesmas Banjarsari tampak dalam grafik berikut ini: 60 50 40 30 20 10

Hasil Pelayanan IVA IVA positif

0

Hasil pemeriksaan IVA pada

bulan Januari 2018 sebanyak 28 WUS, bulan

Februari 35 WUS, bulan Maret 47 WUS dan bulan April 53 WUS. Cakupan pemeriksan IVA Puskesmas Banjarsari s.d bulan April 2018 yaitu 163(42,4%). Pemeriksaan paling banyak dilakukan di Poskeskel maupun di Posyandu ataupun

16

rumah warga yang terlebih dahulu dilakukan survey sebelum pelaksanaan pemeriksaan IVA sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan IVA. Waktu pelaksanaan IVA mobile sesuai dengan kesepakatan masyarakat dan petugas.

Berdasarkan grafik cakupan pemeriksaan IVA di Puskesmas Banjarsari terlihat adanya trend peningkatan cakupan IVA Puskesmas Banjarsari. Peningkatan cakupan IVA ini dapat dicapai setelah dilakukannya IVA mobile yang terintegrasi dengan Dadu Pendaki.

Adanya kecenderungan masyarakat atau khususnya WUS lebih memilih untuk datang dan melakukan pemeriksaan/ pelayanan yang dekat dengan rumahnya atau beramai-ramai. Hal ini diduga disebabkan masyarakat ingin mengikuti setelah melihat contoh pelayanan dan birokrasi pelayanan yang tidak terlalu sulit. Adanya dukungan psikologis WUS bila pada saat pemeriksaan ditemani dengan orangorang terdekat di sekitarnya.

17

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data terdapat

peningkatan cakupan pemeriksaan IVA

Puskesmas Banjarsari periode Januari s.d April 2018. Hal ini berkaitan dengan telah dilaksanakan program IVA mobile dibantu Dadu Pendaki. Diharapkan pada masa yang akan datang program ini tetap dapat berjalan dan dapat dilakukan di semua Puskesmas se-Kota Metro, guna mendongkrak cakupan IVA Kota Metro.

18

Related Documents

Revisi Bkd.docx
May 2020 23
Revisi Kb.docx
October 2019 39
Revisi 1rtff
May 2020 23
Revisi Jiwa.docx
December 2019 40
Proposal Revisi
August 2019 50

More Documents from "Sovia Muspah"

Revisi Makalah.docx
April 2020 15
May 2020 12
Pomaganje.doc
May 2020 11
May 2020 19