Revisi Laporan Tutorial 1 Kelompok 1a Fix Yekan .docx

  • Uploaded by: SantaF
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Laporan Tutorial 1 Kelompok 1a Fix Yekan .docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,912
  • Pages: 52
TUTORIAL BLOK 6.2 SKENARIO 1

TUTOR : Dr. Erny Kusdiyah, M.Kes

KELOMPOK 1B PUJA PRAMUDITA SARI MERRY NILDAWENI NARESWARI SEKAR UTAMI THESILIA HARAHAP FATMIATI ARISKA HANNA ASMAR GHOZI FADLUL RAMADHAN ULFADIYA PUTRI HAIRON DHIYAULHAQ SAMUEL BATARA BONAR

G1A115001 G1A115002 G1A115004 G1A115006 G1A115007 G1A115043 G1A115044 G1A115045 G1A115046 G1A115047

PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 1

SKENARIO Anak K, laki-laki 2 tahun, BB 12 kg, TB 89 cm dibawa ibunya ke poli umum karena hingga saat ini belum dapat bicara dengan lancar. Anak K tidak mampu mengucap kalimat, ia hanya dapat mengucapkan beberapa kata dan belum menyebutkan secara jelas, Anak k merespon ketika dipanggil atau diajak bicara. perkembangan anak K yang lainnya sesuai dengan perkembangan ank-anak seumurnya.ank K lahir cukup bulan, melalui persalinan normal, dengan berat badan lahir 3500 gram dan panjang 49 cm. Tidak ada kelainan pada ibu selama hamil. Ibu kawatir akan kondisi anak K saat ini, ia mengira adanya saat ini menderita autisme dokter yang memeriksapun melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada anak K.

2

KLARIFKASI ISTILAH 1. Perkembangan : Perubahan secara kualitas dan kuantitafif fungsi yang sederhana ke komplek 2. Autisme

: Ganguan secara menyeluruh ditandai dengan kesulitan interaksi

3. Tumbuh

: Perubahan secara kuantitatif,berupa pertambahan jumlah, panjang , berat , ukuran, dll.

3

IDENTIFIKASI MASALAH 1. Apa hubungan usia Anak K dengan kemampuan bicaranya yang belum lancar ? 2. Apa interpretasi Anak K, usia 2 tahun dengan berat badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm ? 3. Apa yang menyebabkan ganguan berbicara pada anak ? 4. Apa makna klinis Anak K merespon ketika dipanggil atau diajak bicara ? 5. Bagaimana perkembangan anak normal ? 6. Apa hubungan keluhan anak K dengan BB 3500gr, Pb 48 cm lahir cukup bulan dan persalinan normal ? 7. Jelaskan mengwnai autisme ? 8. Jelaskan perbedaan anak autisme dan anak normal ? 9. Pemeriksaan tumbuh kembang apa yang dapat dilakukan pada anak tersebut ? 10. Penyakit apa saja yang ditandai dengan gangguan tumbuh kembang ? 11. Tanda bahaya dari perkembangan anak ? 12. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ?

4

BRAINS STRORMING 1. Apa hubungan usia Anak K dengan kemampuan bicaranya yang belum lancar ? Jawab : Berhubungan dengan dan motorik kasar pdada usia 2 tahun terdapat gangguan pada kemampuan berbicara

2. Apa interpretasi Anak K, usia 2 tahun dengan berat badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm ? Jawab : Berdasarkan kurva WHO normal

3. Apa yang menyebabkan ganguan berbicara pada anak ? Jawab : Ganguan tumbuh kembang, tuli, kongenital , dan didapat

4. Apa makna klinis Anak K merespon ketika dipanggil atau diajak bicara ? Jawab : Tidak ada gangguan pada telinga menyingkirkan autisme.

5. Bagaimana perkembangan anak normal ? Jawab : Perkembangan

6. Apa hubungan keluhan anak K dengan BB 3500gr, Pb 48 cm lahir cukup bulan dan persalinan normal ? Jawab : Tidak ada ganguan

7. Jelaskan mengenai autisme ? Jawab : Autisme adalh ganguan secara menyeluruh ditandai dengan kesulitan interaksi 5

8. Jelaskan perbedaan anak autisme dan anak normal ? Jawab : Autisme , cuek, hiperaktif

9. Pemeriksaan tumbuh kembang apa yang dapat dilakukan pada anak tersebut ? Jawab : TB, BB, Lingkar kepala ,kpsp, Denver 11

10. Penyakit apa saja yang ditandai dengan gangguan tumbuh kembang ? Jawab : Malnutrusi, redartasi mental , down syndrom serebral palsi

11. Tanda bahaya dari perkembangan anak ? Jawab : Tanda bahaya perkembangan , perkembangan motor kasar, motor halus, resesif, kognitif, reseptif.

12. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ? Jawab : Faktor internal dan eksternal

6

ANALISIS MASALAH 1. Apa hubungan antara usia An.K dengan kemampuan berbicaranya yang belum lancar? Jawab : Dalam tahapan perkembangan anak, usia adalah salah satu hal yang diperhatikan. Berikut tabel-tabel tentang tahapan perkembangan anak : Tabel 1. Tahapan Perkembangan1 Usia

Motorik Halus dan Adaptif

Personal-Sosial

Bahasa

2 Kepala bergeser minggu ke kanan dan ke kiri 2 bulan Mengangkat Mengikuti benda bahu saat melewati garis tengkurap tengah

Mengenal wajah

4 bulan

Mencari obyek Raking grasp

Melihat tangan Mulai bermain dengan mainan

Waspada terhadap bunyi bel Cooing Mencari sumber suara menggunaka n mata Tertawa dan menangis

Memindahkan obyek dari tangan ke tangan

Bisa memberi makan diri sendiri Memegang botol Bisa melambai bye-bye Memainkan pata-cake

6 bulan

Motorik Kasar

Mengangkat tangan Tengkurap Tidak dijumpai headlag jika ditarik dari posisi tidur terlentang Duduk sendiri

9 bulan

Mulai belajar berdiri Dapat duduk sendiri

Mulai pincer grasp Mempertemukan 2 balok

12 bulan

Berjalan Bangkit dan berdiri

Memasukkan balok dalam cangkir

Tersenyum sebagai bentuk respon

Minum dari gelas Meniru gerakanorang lain

Kognitif lainnya

Mengoceh

Bilang dada and mama, tapi tidak spesifik Mengucapka n dua suku kata Bilang mama dan papa spesifik Mengucapka n1-2 kata 7

15 bulan

Berjalan mundur

Mulai mencorat coret Menyusun dua balok secara vertikal

18 bulan

Lari

2 tahun

Naik dan turun tangga Melempar melewati kepala

Menyusun 4 balok vertikal Menendang bola Menyusun 6 balok Meniru garis

3 tahun

Berjalan secara bergantian Lompat

Menyusun 8 balok vertikal

Menggunakan sendok dengan baik Memakai kaos

4 tahun

Mampu menjaga keseimbangan atu sama lain Berdiri pada satu kaki Skipping Berjalan jinjit dan berjalan dengan tumit Berdiri satu kaki selama 6 detik

Meniru bentuk O, mungkin + Menggambar orang, yang terdiri dari 3 bagian Meniru bentuk ▀

Menggosok gigi tanpa bantuan Memakai baju tanpa bantuan

5 tahun

6 tahun

Meniru bentuk ∆ Menggambar orang yang terdiri dari 6 bagian

Menggunakan sendok dan garpu Membantu pekerjaan rumah Melepas baju “memberi makan” boneka Mencuci tangan Menggosok gigi Belajar memakai baju

yang lainnya Mengucapka n 3-6 kata Mengikuti perintah

Mengucapka n paling tidak 6 kata Menunjuk gambar Menggabung kan 2 kata Mengenal bagian tubuh Mengenal gambar 75% bicaranya dimengerti oleh orang lain Menyebut warna Mengerti kata sifat

Mengerti konsep hari ini

Mengerti konsep “besok” dan “kemarin ”

Menghitung Mengerti kebalikan Memahami kata

Mulai mengerti konsep “kanan” dan “kiri”

8

Tabel 2. Rules of Thumb untuk Skrining1

Umur (tahun)

Produksi bicara (Kata)

1

1-3 kata

2 3

4

5

Frase yang terdiri dari 2 sampai 3 kata Menggunakan kalimat-kalimat yang rutin Menggunakan kalimat-kalimat yang rutin (mudah); hanya menjawab yang ditanya Kalimat yang kompleks; mampu menggunakan awalan, kata keterangan, kata benda

Artikulasi (Jumlah kata yang bisa dimengerti oleh orang lain)

Mengikuti Perintah

Perintah satu langkah ½

Perintah yang terdiri dari dua langkah

¾

Hampir semuanya bisa dimengerti

Hampir semuanya bisa dimengerti

Dari kedua tabel diatas, diketahui bahwa perkembangan anak normal usia 2 tahun dalam segi bahasa yaitu : dapat menunjukkan gambar, dapat menggabungkan dua kata, dapat mengenal bagian tubuh, dan dari artikulasi anak hanya setengah dari perkataan anak yang dapat dimengerti oleh orang lain sehingga kondisi inilah yang membuat orangtua anak K menjadi khawatir. Sehingga dari peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang berarti dari usia anak K dengan keluhannya. Penting bagi orangtua anak K untuk mendapatkan pendidikan agar mengetahui tahapan perkembangan anak normal khususnya dari segi bahasa.1

9

2. Bagaimana interpretasi An.K usia 2 tahun, berat badan 12 kg, dan tinggi badan 89 cm? Jawab : Berikut kurva WHO untuk mengukur BB/TB:

An. K berumur 2 tahun dengan berat badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm. Tarik garis pada kurva sesuai dengan keadaan anak. Perpotongan garis antara tinggi dan berat badan menunjukkan status anak.1,2

Tabel 3.

10

BB/TB berpotongan di dekat garis hijau atau Z-score 0 = Normal Interpretasi berdasarkan skenario dan tabel growth charts WHO An.K dengan usia 2 tahun, BB : 12 kg, TB : 89 cm mengalami pertumbuhan yang normal.1,2 Tabel 4 Berdasarkan rumus perkiraan berat badan oleh Behrman 1992:2 Lahir

3,25 kg

3-12 bulan

(umur (bulan) + 9) 2

1-6 tahun

Umur(tahun) x 2 + 8

6-12 tahun

(umur (tahun) x 7 − 5) 2

Tabel 5 Rumus perkiraan tinggi badan menurut Behrman 1992:2 Lahir

50 cm

1 tahun

75 cm

2-12 tahun

Umur(tahun) x 6 + 77

BB 1-6 tahun = umur(tahun) x 2 + 8 = 2 x 2 +8 = 12 kg TB 2-12 tahun = umur(tahun) x 6 +77 = 2 x 6 + 77 = 89 cm Interpretasi TB dan BB An. K menurut rumus Behrmann adalah normal, karena hasil perhitungan rumus sama dengan hasil pengukuran pada anak. An. K berada dalam status yang baik.2

11

3. Apa yang menyebabkan gangguan berbicara pada anak? Jawab : 1. Faktor Intrinsik a. Retardasi mental Retardasi

mental

merupakan

penyebab

paling

umum

dari

keterlambatan bicara, tercatat lebih dari 50% dari kasus. Seorang anak retardasi

mental menunjukkan

keterlambatan pemahaman

keterlambatan

pendengaran,

bahasa

dan

menyeluruh,

keterlambatan

motorik.

Secara umum, semakin parah keterbelakangan mental, semakin lambat kemampuan komunikasi bicaranya. Pada 30%-40% anak-anak dengan retardasi mental, penyebabnya tidak dapat ditentukan. Penyebab retardasi mental diantaranya cacat genetik, infeksi intrauterin, insufisiensi plasenta, obat saat

ibu

hamil,

trauma

pada

sistem

saraf

pusat,

hipoksia,

kernikterus, hipotiroidisme, keracunan, meningitis atau ensefalitis, dan gangguan metabolik.1,3

b. Gangguan pendengaran Fungsi pendengaran dalam beberapa tahun pertama kehidupan sangat penting

untuk

pendengaran pada

perkembangan

tahap

awal

bahasa

dan

perkembangan

bicara.

dapat

Gangguan

menyebabkan

keterlambatan bicara yang berat. Gangguan pendengaran dapat berupa gangguan

konduktif

atau gangguan

sensorineural.

Tuli

konduktif

umumnya disebabkan oleh otitis media dengan efusi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan gangguan pendengaran konduktif yang berhubungan dengan cairan pada telinga tengah selama beberapa tahun pertama

kehidupan

berisiko mengalami

keterlambatan bicara.

Gangguan konduktif juga dapat disebabkan oleh kelainan struktur telinga tengah dan atresia dari canalis auditoris eksterna. Gangguan pendengaran sensorineural dapat disebabkan oleh infeksi intrauterin, kernikterus, obat ototosik, meningitis bakteri, hipoksia, perdarahan intrakranial, sindrom tertentu (misalnya, sindrom Pendred, sindrom Waardenburg, sindrom Usher) dan kelainan kromosom (misalnya, sindrom trisomi). Kehilangan 12

pendengaran sensorineural biasanya paling parah dalam frekuensi yang lebih tinggi.1,3

c. Autisme Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang terjadi sebelum anak

mencapai

usia

36

bulan.

Autisme

ditandai

dengan

keterlambatan perkembangan bahasa, penyimpangan kemampuan untuk berinteraksi, perilaku ritualistik, dan kompulsif, serta aktivitas motorik stereotip yang berulang. Berbagai kelainan bicara telah dijelaskan, seperti ekolalia dan pembalikan kata ganti. Anak-anak autis pada umumnya gagal untuk melakukan kontak mata, merespon senyum, menanggapi jika dipeluk, atau menggunakan gerakan untuk berkomunikasi. Autisme tiga sampai empat kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.1,3

2. Faktor eksternal Dalam keadaaan ini anak tidak mendapatkan rangsangan yang cukup dari lingkungannya. Anak tidak mendapatkan cukup waktu dan kesempatan berbicara dengan orang tuanya. Hasil penelitian menunjukkan stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan berbahasa yaitu keterlambatan bicara, tetapi tidak berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa dapat lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga kelainan saraf karena kurang gizi atau penelantaran anak.1,3 a.

Lingkungan yang Sepi Bicara adalah bagian tingkah laku, jadi ketrampilannya melalui meniru. Bila stimulasi bicara sejak awal kurang (tidak ada yang ditiru) maka akan menghambat kemampuan bicara dan bahasa pada anak.1,3

13

b. Anak Kembar Pada anak kembar didapatkan perkembangan bahasa yang lebih buruk dan lama dibandingkan dengan anak tunggal. Mereka satu sama lain saling memberikan lingkungan bicara yang buruk karena biasanya mempunyai perilaku yang saling meniru. Hal ini menyebabkan mereka saling meniru pada keadaan kemampuan bicara yang sama–sama belum bagus.1,3

c. Bilingualisme Pemakaian 2 bahasa dapat menyebabkan keterlambatan bicara, namun keadaan ini bersifat sementara. Smith meneliti pada kelompok anak dengan

lingkungan

bilingualisme

tampak

mempunyai

perbendaharaan yang kurang dibandingkan anak dengan satu bahasa, kecuali pada anak dengan kecerdasan yang tinggi.1,3

d. Teknik Pengajaran yang Salah Cara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara dan

bahasa pada anak sebab

perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan.1,3

4. Apa makna klinis An.K merespon ketika diajak berbicara? Jawab : Makna klinis dari anak K merespon saat dipanggil dan diajak bicara merupakan petunjuk untuk menyingkirkan dugaan autis seperti yang diduga oleh orang tua An.K , dimana gejala dari autisme itu sendiri terdiri dari :1 a. Gangguan komunikasi 1 1) Terlambat bicara 2) Bahasa planet/ bahasa yang tidak dapat dimengerti 3) Meniru / membeo (ekolalia) 4) Meniru kata-kata / nyanyian tanpa tahu artinya 14

5) Gangguan interaksi sosial 6) Menolak / menghindar bertatap mata 7) Tidak menoleh bila dipanggil 8) Sering menolak bila dipeluk 9) Tidak ada usaha melakukan interaksi dengan orang lain, asyik main sendiri 10) Bila didekati malah menjauh b. Gangguan perilaku1 1) Hiperaktifitas motorik dan tidak bisa diam, lari tak terarah, melompat, berputar, memukul benda-benda. 2) Hipoaktifitas motorik dan duduk diam bengong, bermain monoton, kurang variatif, diulang-ulang, terpaku oleh sesuatu hal. 3) Gangguan emosional 4) Tidak ada / kurang empati 5) Tertawa sendiri, menangis / marah tanpa sebab yang nyata 6) Tempertantrum, agresif, destruktif c. Gangguan persepsi sensoris 1 1) Mendengar suara keras langsung menutup telinga 2) Tidak suka rabaan / pelukan 3) Tidak nyaman memakai pakaian dari bahan kasar

Dilihat dari gejala autisme diatas tidak ditemukan pada An.K yang mengarah pada autisme, untuk keterlambatan bicara masih dianggap normal karena pada dasarnya anak usia 2 tahun memang hanya dapat mengucapkan beberapakata saja.2

15

5. Bagaimana perkembangan pada anak normal? Jawab : Perkembangan pada anak normal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Perkembangan anak normal1 Usia

Motorik Kasar

2 minggu

Kepala bergeser ke kanan dan ke kiri Mengangkat bahu saat tengkurap

2 bulan

Motorik Halus dan Adaptif

Personal-Sosial

Bahasa

Mengenal wajah

Waspada terhadap bunyi bel Cooing Mencari sumber suara menggunakan mata Tertawa dan menangis

Mengikuti benda melewati garis tengah

Tersenyum sebagai bentuk respon

Mengangkat tangan Tengkurap Tidak dijumpai headlag jika ditarik dari posisi tidur terlentang Duduk sendiri

Mencari obyek Raking grasp

Melihat tangan Mulai bermain dengan mainan

Memindahkan obyek dari tangan ke tangan

9 bulan

Mulai belajar berdiri Dapat duduk sendiri

Mulai pincer grasp Mempertemuka n 2 balok

Bisa memberi makan diri sendiri Memegang botol Bisa melambai bye-bye Memainkan pat-a-cake

12 bulan

Berjalan Bangkit dan berdiri

Memasukkan balok dalam cangkir

Minum dari gelas Meniru gerakanorang lain

15 bulan

Berjalan mundur

Mulai mencorat coret Menyusun dua balok secara vertikal

K,18 bulan

Lari

2 tahun

Naik dan turun tangga Melempar melewati kepala

Menyusun 4 balok vertikal Menendang bola Menyusun 6 balok Meniru garis

Menggunakan sendok dan garpu Membantu pekerjaan rumah Melepas baju “memberi makan” boneka

4 bulan

6 bulan

Mencuci tangan Menggosok gigi Belajar memakai baju

Kognitif lainnya

Mengoceh

Bilang dada and mama, tapi tidak spesifik Mengucapkan dua suku kata Bilang mama dan papa spesifik Mengucapkan12 kata yang lainnya Mengucapkan 3-6 kata Mengikuti perintah

Mengucapkan paling tidak 6 kata Menunjuk gambar Menggabungka n 2 kata

Mengerti konsep hari ini

16

Mengenal bagian tubuh 3 tahun

Berjalan secara bergantian Lompat

Menyusun 8 balok vertikal

Menggunakan sendok dengan baik Memakai kaos

4 tahun

Mampu menjaga keseimbangan atu sama lain Berdiri pada satu kaki

Menggosok gigi tanpa bantuan Memakai baju tanpa bantuan

5 tahun

Skipping Berjalan jinjit dan berjalan dengan tumit Berdiri satu kaki selama 6 detik

Meniru bentuk O, mungkin + Menggambar orang, yang terdiri dari 3 bagian Meniru bentuk ▀

6 tahun

Meniru bentuk ∆ Menggambar orang yang terdiri dari 6 bagian

Mengenal gambar 75% bicaranya dimengerti oleh orang lain Menyebut warna Mengerti kata sifat

Mengerti konsep “besok” dan “kemarin”

Menghitung Mengerti kebalikan Memahami kata

Mulai mengerti konsep “kanan” dan “kiri”

6. Apa hubungan keluhan An.K dengan berat badan lahir 3500 gr, Panjang badan 49 cm, lahir cukup bulan, dan dengan persalinan normal? Jawab : Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor prenatal. perlu diketahui keadaan ibu saat masih mengandung mengalami gangguan atau tidak selain itu juga riwayat persalinan diperlukan untuk mengetahui apakah anak lahir cukup bulan, berat cukup dan keadaan-keadaan lain yang menganggu.1 Faktor prenatal yang berhubungan dengan tumbuh kembang adalah sebagai berikut:2 a. Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Selain itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.2 17

b. Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.2 c. Toksin/zat kimia Zat-zat teratogen seperti obat-obatan (thalidomide, phenitoin, methadion, obat antikanker, dan lain sebagainya) dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayiberat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental.2 d. Endokrin Hormon-hormon yang berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta (nutrisi plasenta), hormon tiroid (seperti TRH dan TSH, dimana jika terdapat defisiensi maka akan mengakibakan retardasi mental), insulin (pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan perbesaran sel), dan peptida lain dengan aktivitas mirip insulin.2 e. Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.2 f. Infeksi g. Stres h. Imunitas i. Anoksia embrio Pada kasus dalam skenario ini dijelaskan bahwa An. K lahir secara normal dan cukup bulan serta memiliki berat dan panjang badan yang normal, sehingga tidak memiliki faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan.2

18

7. Jelaskan mengenai autisme! Jawab : Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan gangguan interaksi sosial timbal balik, komunikasi, serta minat dan aktifitas yang terbatas dan terjadi seumur hidup. Manifestasi klinis dari autisme terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Pasien dengan autism sering tidak mampu melakukan komunikasi nonverbal (kontak mata), tidak dapat berinteraksi dengan orang, dan membedakan orang dengan objek benda.1 Karakteristik dari aktivitas pasien dengan autism adalah intens, bersifat ritual (berulang-ulang), dan konvulsif. Adanya gangguan pada aktifitas mereka dapat memicu tantrum atau reaksi marah. Perilaku membenturkan kepala, menggeratakkan gigi, magayun-ayunkan tubh ke dapan dan belakang, respon yang kurang terhadap rasa sakit dan rangsang eksternal, serta mutilasi diri sendiri dapat ditemukan pada kasus ini. Anak yang terkena autisme biasanya mengalami keterlambatan bicara. Dan bila pun ada, sering didominasi oleh ekolalia, prevensi, pembalikan kata ganti, irama suara yang tidak mengandung arti sama sekali, serta kelainan lainnya.1 Etiologi dari gangguan autistik ini belum diketahui. Namun terdapat peningkatan risiko mengalami gangguan autistik pada saudara kandung dibandingkan dengan populasi umum. Risiko lebih sering empat hingga lima kali pada anak lakilaki dibandingkan anak perempuan. Anak perempuan yang terkena sering memiliki keterbelakangan mental yang berat. Komorbiditas yang umum adalah retardasi mental (80%), gangguan kejang (25% dan biasanya dimulai pada usia remaja), gangguan cemas,

gangguan

obsesif-kompulsif,

dan

gangguan

pemusatan

perhatian/

hiperaktifitas (GPPH).1

19

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Autistik :1 A. Enam atau leboh butir dari (1), (2), dan (3), dengan setidaknya dua butir dari (1) dan masing-masing minimal satu butir dari (2) dan (3) 1. Penurunan kualitatif interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh setidaknya dua butir berikut: a. Ditandai oleh penurunan yang bermakna dalam penggunaan beberapa perilaku non-verbal, seperti kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak tubuh untuk mengatur interaksi sosial. b. Kegagalan untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. c. Kegagalan usaha spontanitas untuk berbagi kegembiraan, minat, atau kemampuan untuk mencapai usaha tertentu denga orang lain (misalnya, kurang mampu menunjukkan, membawa, atau menunjuk objek yang diminati). d. Keterbatasannya interaksi sosial atau emosional yang timbal balik (resiprokal). 2. Gangguan kualitatif dalam komunikasi seperti yang ditunjukkan oleh setidaknya salah satu dari berikut: a. Keterlambatan dalam, atau ketsenjangan total dari perkembangan Bahasa lisan (tidak disertai dengan upaya untuk mengkompensasi melalui moda komunikasi alternative, seperti gerakan atau mimik) b. Pada individu dengan kemampuan bicara yang memadai, ditandai oleh penurunan kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain. c. Penggunaan bahasa atau bahasa idiosinkratik yang stereotipik dan berulang-ulang d. Kurangnya variasi bermain spontan, bermain pura-pura, atau bermain initatif sosial yang sesuai dengan tingkat perkembangan

20

3. Pola perilaku, minat, dan aktifitas yang berulang-ulang, stereotipik, dan terbatas seperti yang ditunjukkan dari setidaknya salah satu dari berikut : a. Pola minat terbatas dan stereotipik yang seringkali tidak normal dalam hal intensitas atau fokusnya, dan seringkali menjadi terpreokupasi oleh kondisi tersebut b. Terdapat aktifitas non-fungsional rutin yang bersifat ritual dan tidak fleksibel c. Gerakan motoric yang stereotipik dan berulang berupa manerisme motorik (misalnya mengepak-ngepakkan jari atau tangan atau gerakan seluruh tubuh berputar-putar serta kompleks d. Preokupasi persisten dengan bagian-bagian dari suatu objek B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada setidaknya satu dari beberapa ranah berikut, dengan onset sebelum usia 3 tahun 1. Interaksi sosia 2. Bahasan yang digunakan dalam komunikasi sosial 3. Bermain secara simbolik atau imajinatif Gangguan ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam sindrom Rett atau gangguan desintegratif masa kanak

8. Jelaskan perbedaan anak autisme dan ank normal ? Jawab : Perbedaan Perkembangan Anak Autis dan Anak Normal :4 Tabel 7. BAHASA DAN KOMUNIKASI Aspek – aspek perkembangan normal selama tahun – tahun prasekolah USIA DALAM BULAN 2 6

8

Suara – suara vocal “Pembicaraan” vokal atau bertatap muka Suara – suara konsonan mulai muncul Berbagai intonasi dalam ocehan, termasuk bertanya Mengocehkan potongan – potongan kata secara berulang – ulang (ba-ba-ba, ma-ma21

ma) Gerakan menunjuk mulai muncul Kata – kata pertama mulai muncul 12

Penggunaan jargon dengan intonasi yang seperti kalimat Penggunaan bahasa tubuh dan vokalisasi untuk mendapatkan perhatian, menunjukkan benda – benda dan mengajukan permintaan 3-50 kosa kata Bertanya pertanyaan yang sederhana Perluasan makna kata yang berlebihan (misalnya, “papa” untuk semua laki – laki)

18

Menggunakan bahasa untuk menanggapi, meminta sesuatu dan tindakan, dan mendapatkan perhatian Juga menarik orang lain untuk mendapaykan dan mengarahkan perhatian Mungkin sering melakukan perilaku ekolalia atau meniru Kadang – kadang 3-5 kata digabung (ucapan yang bersifat “telegrafik” Bertanya pertanyaan yang sederhana (misalnya, mana papa?pergi?)

24

Menggunakan kata “ini” disertai perilaku menunjuk Menyebut diri sendiri dengan nama dan bukannya “saya” Tidak dapat mempertahankan topik pembicaraan Bisa dengan cepat membalikkan kata – kata ganti Bahasa berfokus pada di sini dan sekarang Kosa kata sekitar 1000 kata Kebanyakan morfem gramatikal (kata jamak, masa lampau, preposisi, dll.) digunakan

36

secara tepat Perilaku ekolalia jarang terjadi pada usia ini Bahasa semakin banyak digunakan untuk berbicara mengenai “di sana” dan “kemudian” Banyak bertanya, seringkali lebih untuk melanjutkan interaksi daripada informasi Struktur kalimat yang kompleks digunakan

48

Dapat mempertahankan topik pembicaraan dan menambah informasi baru Bertanya pada orang lain untuk menjelaskan ucapan – ucapan

22

Menyesuaikan kualitas bahasa dengan pendengar (misalnya, menyederhanakan bahasa ketika berbicara dengan anak berusia 2 tahun) Penggunaan struktur yang kompleks secara lebih tepat Struktur gramatikal sudah matang secara umum (masih ada beberapa masalah dengan kesesuaian subjek/kata kerja, bentuk – bentuk kata yang tidak beraturan, pengucapan, dll.) 60

Kemampuan untuk menilai kalimat secara gramatikal/nongramatikal dan membuat perbaikan Mengembangkan kemampuan memahami lelucon dan sindiran, mengenali kerancuan verbal Meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan bahasa dengan perspektif dan peran pendengar

Tabel 8. Perkembangan dini pada autisme USIA DALAM BULAN 6

Tangisan sulit dipahami

8

Ocehan yang terbatas atau tidak normal (misalnya, menjerit atau berciut) Tidak ada peniruan bunyi, bahasa tubuh, ekspresi

12

Kata – kata pertama mungkin muncul, tapi seringkali tidak bermakna Sering menangis keras – keras; tetapi sulit untuk dipahami

24

Biasanya kurang dari 15 kata Kata – kata muncul, kemudian hilang Bahasa tubuh tidak berkembang; sedikit menunjuk pada benda

36

Kombinasi kata – kata jarang Mungkin ada kalimat – kalimat yang bersifatekolalia, tapi tidak ada penggunaan bahasa yang kreatif Ritme, tekanan atau penekanan suara yang aneh Artikulasi yang sangat rendah separuh dari anak – anak normal Separuhnya atau lebih tanpa ucapan – ucapan yang bermakna Menarik tangan orang tua dan membawanya ke suatu obyek

23

Pergi ke tempat yang sudah biasa dan menunggu untuk mendapatkan sesuatu 48

Sebagian kecil bisa mengkombinasikan dua atau tiga kata secara kreatif Ekolalia masih ada; mungkin digunakan secara komunikatif Meniru iklan TV Membuat permintaan

Tabel 9. INTERAKSI SOSIAL Perkembangan Normal USIA DALAM

INTERAKSI SOSIAL

BULAN 2

6

Menggerakkan kepala dan mata untuk mencari arah suara Senyuman sosial Perilaku meraih sebagai wujud antisipasi untuk digendong Mengulangi tindakan ketika ditiru oleh orang dewasa Membedakan orang tua dari orang lain “Memberi dan menerima” permainan pertukaran obyek dengan orang dewasa Main cilukba dan semacamnya dengan naskah

8

Menunjukkan obyek kepada orang dewasa Melambaikan tangan tanda perpisahan Menangis dan/atau merangkak mengejar ibu ketika ibu meninggalkan ruangan Anak mulai permainan secara lebih sering

12

Peran sebagai agen dan juga responden secara bergiliran Kontak visual yang meningkat dengan orang dewasa selama bermain Mulai

18

bermain

dengan

teman

sebaya:

menunjukkan,

memberikan,

mengambil mainan Permainan soliter atau paralel masih sering dilakukan

24

Masa bermain dengan teman sebaya singkat

24

Permainan dengan teman sebaya lebih banyak melibatkan gerakan kasar (misalnya, bermain kejar – kejaran) daripada berbagi mainan Belajar mengambil giliran dan berbagi dengan teman sebaya Masa interaksi kooperatif yang langgeng dengan teman sebaya 36

Pertengkaran di antara teman sebaya sering terjadi Senang membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah Senang berlagak untuk membuat orang lain tertawa Ingin menyenangkan orang tua Tawar – menawar peran dengan teman sebaya dalam permainan sosiodramatik

48

Memiliki teman bermain favorit Teman sebaya tidak menyertakan secara verbal (kadang – kadang secara fisik) anak – anak yang tidak disenangi dalam permainan Lebih berorientasi pada teman sebaya daripada orang dewasa Sangat berminat menjalin hubungan persahabatan

60

Bertengkar dan saling mengejek dengan teman sebaya biasa terjadi Dapat mengubah peran dari pemimpin ke pengikut ketika bermain dengan teman sebaya

25

Tabel 10. Perkembangan dalam autisme USIA DALAM

INTERAKSI SOSIAL

BULAN Kurang aktif dan menuntut daripada bayi normal 6

Sebagian kecil cepat marah Sedikit sekali kontak mata Tidak ada respon antisipasi secara sosial Sulit reda ketika marah Sekitar sepertiga di antaranya sangat menarik diri dan mungkin secara aktif

8

menolak interaksi Sekitar seperti di antaranya menerima perhatian tapi sangat sedikit memulai interaksi Sosiabilitas seringkali menurun ketika anak mulai belajar berjalan,

12

merangkak Tidak ada kesulitan pemisahan Biasanya membedakan orang tua dari orang lain, tapi sangat sedikit afeksi yang diekspresikan Mungkin memeluk dan mencium sebagai gerakan tubuh yang otomatis ketika

24

diminta Tidak acuh terhadap orang dewasa selain orang tua Mungkin mengembangkan ketakutan yang besar Lebih suka menyendiri Tidak bisa menerima anak – anak yang lain

36

Sensitivitas yang berlebihan Tidak bisa memahami makna hukuman

48 60

Tidak dapat memahami aturan dalam permainan dengan teman sebaya Lebih berorientasi kepada orang dewasa daripada teman sebaya Sering menjadi lebih bisa bergaul, tapi interaksi tetap aneh dan satu sisi

26

Tabel 11. IMAJINASI

Usia dalam bulan 6

Perilakunya

tidak

berbeda

gejala autisme terhadap

sebuah benda pada saat yang sama Perilaku

8

Perkembangan dengan

Perkembangan Normal

dibedakan

berdasarkan Pengulangan

karakteristik benda. Menggunakan dua motorik

gerakan mungkin

buah benda dalam kombinasi (tidak tepat mendominasi kegiatan sadar digunakan secara sosial) Perilaku terhadap benda sesuai secara Agak penasaran/eksplorasi sosial (kegunaan benda). Dua benda atau terhadap lingkungan

12

lebih dihubungkan secara tepat

Penggunaan mainan yang tidak biasa seperti memutar, menjentik,

dan

membariskan benda 18

Sering berperilaku simbolik (pura – pura minum, berbicara di telepon, dll.) Sering menerapkan permainan pura – pura dengan

boneka,

mainan

binatang

(misalnya memberi makan boneka) Perilaku pura – pura tidak terbatas pada kegiatan sehari – hari (misalnya pura – 24

pura menyetrika). Rangkaian perilaku pura – pura berkembang (memberi makan boneka,

menimang,

membaringkannya

di

tempat

dan tidur).

Berpura – pura main tembak – tembakan dengan benda yang ada 36

Permainan

simbolik

yang

sudah Terus

menerus

menjilati

27

direncanakan

dahulu- benda – benda

lebih

memberitahukan maksudnya dan mencari Tidak

ada

permainan

benda yang dibutuhkan untuk itu. Mencari simbolik benda pengganti (misalnya menggunakan Terus menerus melakukan kotak sebagai pengganti mobil). Benda

diperlukan

melakukan

alat

kegiatan

gerak

yang

bebas

repetitif

dapat mematung,

seperti memutar,

(misalnya berjingkat, dll.

boneka dibuat agar dapat mengangkat Kekaguman visual terhadap benda – menatap cahaya

gelas sendiri)

lampu, dll. Menunjukkan

banyak

kekuatan yang berhubungan dalam

manipulasi

visual/motorik,

misalnya

puzzle. Permainan sosiodramatis-pura – pura Penggunaan bermain dengan dua anak lain atau lebih.

fungsional

terhadap benda – benda.

Menggunakan pantomim untuk mewakili Beberapa

aksi

langsung

benda yang diperlukan (misalnya purs – terhadap boneka atau orang pura menuangkan air karena tidak ada lain;

melibatkan anak – anak

teko) Kehidpan 48

kebanyakan

nyata

dan

khayal

dapat sebagai alat perantara.

membantu peranan untuk waktu yang Permainan simbolik, jika lam.

ada, terbatas dan sederhana serta diulang – ulang. Selama keterampilan berkembang, membutuhkan

permainan, yang

sulit tetap banyak

waktu dibanding kegiatan lebih mudah. 28

Beberapa di antaranya tidak mengkombinasikan

alat

permainan dalam bermain Bahasa 60

berperan

penting

dalam Tidak dapat berpantomim

menciptakan tema, menegosiasikan peran Tidak bermain sosiodrama dan bermain drama

9. Pemeriksaan tumbuh kembang apa yang dapat dilakukan pada anak tersebut ? Jawab : a. Pertumbuhan Cara memantau pertumbuhan dapat menggunakan KMS dengan cara timbang berat badan, ukur panjang badan, dan lingkar kepala, lihat garis pertumbuhan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala pada grafik.5 b. Perkembangan  Skrining perkembangan DENVER II Skrining perkembangan yang banyak digunakan oleh profesi kesehatan adalah Denver II,2,13,14 antara lain karena mempunyai rentang usia yang cukup lebar (mulai bayi baru lahir sampai umur 6 tahun), mencakup semua aspek perkembangan dengan realiability cukup tinggi (interrates reability = 0.99, test-retest reability = 0.90). Sampai tahun 1990 metode ini telah digunakan lebih dari 54 negara dan telah dimodifikasi lebih dari 15 negara. Walaupun secara eksplisit metode ini untuk mendeteksi 4 aspek perkembangan, tetapi di dalamnya sebenarnya terdapat aspek-aspek lain sebagai berikut:5  Gerak kasar,  Gerak halus (di dalamnya terdapat aspek koordinasi mata dan tangan, manipulasi benda-benda kecil, pemecahan masalah ),  Berbahasa (di dalamnya terdapat juga aspek pendengaran, penglihatan dan pemahaman, komunikasi verbal),

29

 Personal sosial (di dalamnya terdapat juga aspek penglihatan, pendengaran, komunikasi, gerak halus dan kemandirian). Uji Denver membutuhkan waktu cukup lama sekitar 30-45 menit. Kesimpulan hasil skrining Denver II hanya menyatakan bahwa balita tersebut: normal atau dicurigai ada gangguan tumbuh kembang pada aspek tertentu. Normal, jika ia dapat melakukan semua kemampuan (atau berdasarkan laporan orangtuanya) pada semua persentil yang masuk dalam garis umurnya. Walaupun ada 1 ketidakmampuan atau menolak melakukan pada persentil 75-90 masih dianggap normal. Dicurigai ada gangguan tumbuh kembang jika ada 1 atau lebih ketidakmampuan pada persentil > 90, atau 2 (atau lebih) ketidakmampuan/ menolak pada persentil 75-90 yang masuk garis umurnya. Selain itu di dalam Denver II ada bagian terpisah untuk menilai perilaku anak secara sekilas. Tetapi Denver II tidak mampu mendeteksi gangguan emosional atau gangguangangguan ringan. Tidak ada metoda skrining yang sempurna.5

 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Kuesioner

ini

diterjemahkan

dan

dimodifikasi

dari

Denver

Prescreening Developmental Questionnaire (PDQ) oleh tim Depkes RI yang terdiri dari beberapa dokter spesialis anak, psikiater anak, neurolog, THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986. Kuesioner ini untuk skrining pendahuluan bayi umur 3 bulan sampai anak umur 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua. Setiap umur tertentu ada 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan anak, yang harus diisi (atau dijawab) oleh orangtua dengan ya atau tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15 menit. Jika jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai ada gangguan perkembangan dan perlu dirujuk, atau dilakukan skrining dengan Denver II. Jika jawaban ya sebanyak 7-8, perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Jika jawaban ya 9-10, anak dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur berikutnya sebaiknya dilakukan KPSP lagi.5 Untuk memperluas jangkauan skrining perkembangan, Frankenburg dkk. menganjurkan agar lebih banyak menggunakan PDQ, karena mudah, 30

cepat, murah dan dapat dikerjakan sendiri oleh orangtua atau dibacakan oleh orang lain (misalnya paramedis atau kader kesehatan). Jika dengan PDQ dicurigai ada gangguan perkembangan, anak tersebut dirujuk untuk dilakukan skrining dengan Denver II yang lebih rumit, lama dan harus dilakukan oleh tenaga terlatih. Kuesioner ini sampai sekarang masih dianjurkan oleh Depkes untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer (dokter keluarga, Puskesmas) sering disebut sebagai ‘buku hijau’ berjudul Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Depkes RI 1994 yang telah diuji coba di beberapa provinsi, tetapi tampaknya jarang dimanfaatkan. Bahkan beberapa dokter Puskemas tidak tahu adanya buku tersebut, atau tidak tahu cara penggunaannya karena tidak pernah diajarkan5

 Buku Pedoman Pembinaan Perkembangan Anak di Keluarga Buku ini disusun oleh tim dari Fakultas Kedokteran UI (terdiri dari dokter spesialis anak, psikiater anak, neurologi, mata, THT), Fakultas Psikologi UI, Depkes dan UNICEF pada tahun 1987-1988, untuk digunakan oleh keluarga dan kader kesehatan dalam memantau perkembangan anak umur 0 - 6 tahun. Di dalam buku ini pada setiap rentang umur tertentu dipilih 4 milestone perkembangan untuk umur tersebut (masing-masing mewakili aspek gerak kasar, gerak halus, bicarabahasa kecerdasan, kemampuan bergaul dan mandiri dari skala perkembangan Denver) yang mudah dikenali atau dilakukan oleh orangtua atau kader karena dilengkapi dengan gambar-gambar yang mudah dimengerti. Dengan buku berwarna merah muda ini keluarga atau kader bisa menemukan keterlambatan perkembangan balita untuk dirujuk ke dokter keluarga atau Puskesmas terdekat. Oleh karena itu buku ini sebenarnya merupakan instrumen praskrining. Bahkan di dalam buku ini juga dijelaskan cara melakukan stimulasi/intervensi dini oleh keluarga atau kader kesehatan jika ditemukan gangguan tumbuh kembang sebelum dirujuk. Ikatan Dokter Anak Indonesia melalui Satgas Instrumen Komite 31

Tumbuh Kembang Anak Indonesia pada tahun 1996 bersama BKKBN dan Depkes telah membuat konsep buku Pedoman Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Balita dan Kalender Tumbuh Kembang Balita bagi keluarga, yang telah di uji coba di Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan milestone yang lebih sedikit. Tetapi karena keterbatasan biaya belum disebarluaskan di masyarakat.5

 Kuesioner Skrining Perilaku Anak Prasekolah (KSPAP) Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Home Screening Questionnaire oleh tim Departemen Kesehatan RI yang terdiri dari beberapa dokter spesialis anak, psikiater anak, neurolog, THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986. Kuesioner terdapat di dalam ‘buku hijau’ berjudul Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Depkes RI 1994, tetapi tampaknya jarang dimanfaatkan. Bahkan beberapa dokter Puskemas tidak tahu cara penggunaannya karena tidak pernah diajarkan. Kuesioner ini berisi 30 perilaku anak yang ditanyakan kepada orangtua (oleh kader kesehatan, guru atau diisi sendiri oleh orangtua) untuk mendeteksi dini kelainan perilaku anak prasekolah (3-6 tahun). Orangtua dapat menjawab: tidak pernah (nilai 0), kadang-kadang (nilai 1), atau sering (nilai 2), sesuai dengan perilaku anaknya sehari-hari. Jika jumlah nilai seluruhnya lebih dari 11, maka anak perlu dirujuk. Jika kurang dari 11 tidak perlu dirujuk.5

 Pediatric Symptom Checklist (PSC) Kuesioner ini dipublikasikan oleh Jelllinek dkk untuk skrining perilaku anak umur 4-16 tahun berupa 35 perilaku anak yang harus dinilai oleh orangtua. Orangtua dapat menjawab tidak pernah (nilai 0), kadang-kadang (nilai 1), atau sering (nilai 2), sesuai dengan perilaku anaknya seharihari. Jika jumlah nilai seluruhnya lebih dari 28, maka anak perlu dirujuk. Jika kurang dari 28 tidak perlu dirujuk.5 32

 Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) American

Academic

of

Pediatrics

(AAP)

sejak

2001

merekomendasikan CHAT sebagai salah satu alat skrining untuk deteksi dini gangguan spektrum autistik (Autistic Spectrum Disorder) anak umur 18 bulan sampai 3 tahun, di samping PDDST (Pervasive Developmental Disorder Screening Test) yang diisi oleh orangtua. CHAT dikembangkan di Inggris dan telah dipublikasikan oleh Cohen dkk,. sejak tahun 1992 serta telah digunakan untuk skrining lebih dari 16.000 balita. Walaupun sensitivitasnya kurang, AAP menganjurkan dokter menggunakan salah satu alat skrining tersebut. Bila dicurigai ada risiko autis atau gangguan perkembangan lain maka dapat dirujuk untuk penilaian komprehensif dan diagnostik.5

 Tanyakan daya perndengaran dengan Tes Daya Dengan dan daya penglihatan dengan Tes Daya Lihat5

10. Penyakit apa saja yang ditandai dengan gangguan tumbuh kembang ? Jawab : Klasifikasi gangguan perkembangan psikologik menurut ICD-10 15 :2,6 a. Specific developmental disorders of speech and language Gangguan dimana pola akuisisi bahasa normal terganggu dari tahap awal perkembangan. Kondisi tersebut tidak secara langsung disebabkan oleh kelainan neurologis atau mekanisme bicara, gangguan sensorik, keterbelakangan mental, atau faktor lingkungan. 1) Specific speech articulation disorder Gangguan perkembangan spesifik di mana penggunaan suara ucapan anak di bawah tingkat yang sesuai untuk usia mentalnya, namun di dalamnya ada tingkat keterampilan bahasa yang normal. Contohnya: gangguan fonologis, gangguan artikulasi ucapan, Dyslalia, Gangguan artikulasi ucapan fungsional, dan Lalling.

33

2) Expressive language disorder Gangguan perkembangan spesifik di mana kemampuan anak untuk menggunakan bahasa lisan ekspresif sangat nyata di bawah tingkat yang sesuai untuk usia mentalnya, namun pemahaman bahasa berada dalam batas normal. Mungkin ada atau mungkin tidak kelainan dalam artikulasi. Perkembangan dysphasia atau aphasia, tipe ekspresif. 3) Receptive language disorder Gangguan perkembangan spesifik di mana pemahaman anak tentang bahasa berada di bawah tingkat yang sesuai untuk usia mentalnya. Dalam hampir semua kasus, bahasa ekspresif juga akan sangat terpengaruh dan kelainan dalam produksi kata-suara biasa terjadi. Seperti: Konseling pendengaran kongenital, dysphasia atau aphasia, tipe reseptif Aphasia Wernicke, dan Tuli kata. 4) Acquired aphasia with epilepsy [Landau-Kleffner syndrome] Kelainan di mana anak, yang sebelumnya telah membuat kemajuan normal dalam perkembangan bahasa, kehilangan kemampuan bahasa yang reseptif dan ekspresif namun tetap memiliki kecerdasan umum; onset kelainan ini disertai kelainan paroksismal pada EEG, dan pada sebagian besar kasus juga disebabkan oleh serangan epilepsi. Biasanya onsetnya adalah antara usia tiga dan tujuh tahun, dengan keterampilan hilang selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Hubungan temporal antara onset kejang dan hilangnya bahasa bervariasi, dengan yang mendahului yang lain (dengan cara yang sama) beberapa bulan sampai dua tahun. Proses encephalitis inflamasi telah disarankan sebagai penyebab gangguan ini. Sekitar dua pertiga pasien ditinggalkan dengan defisit bahasa yang kurang lebih parah. 5) Other developmental disorders of speech and language Lisping 6) Developmental disorder of speech and language, unspecified Language disorder NOS

34

b. Specific developmental disorders of scholastic skills Gangguan di mana pola penguasaan keterampilan normal terganggu dari tahap awal perkembangan. Ini bukan sekadar konsekuensi dari kurangnya kesempatan untuk belajar, ini bukan semata-mata akibat keterbelakangan mental, dan ini bukan karena trauma otak atau penyakit otak apa pun. 1) Specific reading disorder Gangguan spesifik dan signifikan dalam pengembangan keterampilan membaca yang tidak semata-mata dicatat oleh usia mental, masalah ketajaman visual, atau pendidikan yang tidak memadai. Keterampilan membaca pemahaman, membaca kata pengenal, keterampilan membaca lisan, dan kinerja tugas yang membutuhkan pembacaan semua mungkin akan terpengaruh. Kesulitan ejaan sering dikaitkan dengan gangguan membaca yang spesifik dan seringkali tetap menjadi remaja bahkan setelah beberapa kemajuan dalam membaca telah dilakukan. Gangguan pembacaan perkembangan spesifik biasanya didahului oleh riwayat kelainan dalam perkembangan wicara atau bahasa. Gangguan emosional dan perilaku terkait umum terjadi pada masa sekolah. Contohnya: "Membaca mundur", Disleksia perkembangan, dan Retardasi membaca spesifik. 2) Specific spelling disorder Gangguan spesifik dan signifikan dalam pengembangan keterampilan ejaan tanpa adanya riwayat gangguan baca spesifik, yang tidak semata-mata dicatat oleh usia mental rendah, masalah ketajaman visual, atau pendidikan yang tidak memadai. Kemampuan mengeja secara lisan dan menulis kata-kata dengan benar keduanya terpengaruh. Contoh Retardasi ejaan tertentu (tanpa gangguan membaca). 3) Specific disorder of arithmetical skills Melibatkan gangguan tertentu dalam keterampilan aritmatika yang tidak sematamata dijelaskan berdasarkan keterbelakangan mental umum atau sekolah yang tidak memadai. Defisit tersebut menyangkut penguasaan keterampilan komputasi dasar

penambahan,

pengurangan,

perkalian,

dan

pembagian

daripada

keterampilan matematika yang lebih abstrak yang terlibat dalam aljabar, trigonometri, geometri, atau kalkulus. Contoh: Perkembangan acalculia, gangguan aritmatika, dan Sindrom Gerstmann 35

4) Mixed disorder of scholastic skills Kategori gangguan residual yang tidak jelas, di mana kemampuan aritmatika dan pembacaan atau ejaan mengalami gangguan yang signifikan, namun kelainan ini tidak dapat dijelaskan hanya dalam hal keterbelakangan mental umum atau sekolah yang tidak memadai. 5) Other developmental disorders of scholastic skills Kelainan penulisan ekspresif progresif 6) Developmental disorder of scholastic skills, unspecified Akuisisi pengetahuan cacat NOS

c. Specific developmental disorder of motor function Kelainan

di

mana

fitur

utamanya

adalah

gangguan

serius

dalam

pengembangan koordinasi motorik yang tidak hanya dapat dijelaskan dalam hal keterbelakangan intelektual umum atau kelainan neurologis bawaan atau bawaan tertentu. Namun demikian, dalam kebanyakan kasus, pemeriksaan klinis yang hatihati menunjukkan ketidakmampuan neurodevelopmental yang menonjol seperti gerakan koreiform anggota badan atau gerakan cermin yang tidak didukung dan fitur motor lainnya yang terkait, serta tanda-tanda kerusakan koordinasi motorik halus dan kasar.

d. Mixed specific developmental disorders Kategori residu untuk gangguan di mana ada beberapa campuran gangguan perkembangan khusus dari ucapan dan bahasa, keterampilan skolastik, dan fungsi motorik, namun tidak ada yang mendominasi diagnosis utama. Kategori campuran ini harus digunakan hanya bila ada tumpang tindih utama antara masing-masing gangguan perkembangan spesifik ini. Gangguan biasanya, tapi tidak selalu, terkait dengan beberapa tingkat penurunan fungsi kognitif secara umum.

36

e. Pervasive developmental disorders Sekelompok gangguan yang ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial timbal balik dan pola komunikasi, dan oleh repertoar kepentingan dan kegiatan yang dibatasi, stereotip, berulang. Kelainan kualitatif ini adalah fitur yang meluas dari fungsi individu dalam semua situasi. 1) Childhood autism Jenis kelainan perkembangan pervasive yang didefinisikan oleh: (a) adanya perkembangan abnormal atau gangguan yang terwujud sebelum usia tiga tahun, dan (b) tipe karakteristik fungsi abnormal pada ketiga area psikopatologi: timbal balik interaksi sosial, komunikasi, dan keterbatasan, stereotip, perilaku berulang. Selain fitur diagnostik spesifik ini, berbagai masalah nonspesifik lainnya biasa terjadi, seperti fobia, gangguan tidur dan makan, amarah, dan agresi yang dilakukan sendiri. Contohnya Gangguan autistik, Infantile (autisme dan psikosis), dan Sindrom Kanner. 2) Atypical autism Jenis kelainan perkembangan pervasive yang berbeda dengan autisme masa kanak-kanak, baik di usia onset atau gagal memenuhi ketiga kriteria diagnostik. Subkategori ini harus digunakan bila ada perkembangan abnormal dan gangguan yang hadir hanya setelah usia tiga tahun, dan kurangnya kelainan yang dapat ditunjukkan dalam satu atau dua dari tiga area psikopatologi yang diperlukan untuk diagnosis autisme (yaitu, interaksi sosial timbal balik , komunikasi, dan pembatasan, stereotip, perilaku berulang) meskipun ada kelainan karakteristik di daerah lain. Autisme atipikal muncul paling sering pada individu yang sangat terbelakang dan pada individu dengan gangguan perkembangan spesifik yang parah pada bahasa yang reseptif. Contohnya Psikosis masa kecil atipikal, dan Keterlambatan mental dengan fitur autistik. 3) Rett's syndrome Sebuah kondisi, sejauh ini hanya ditemukan pada anak perempuan, di mana perkembangan awal yang normal tampaknya diikuti oleh kehilangan sebagian atau keseluruhan dari ucapan dan keterampilan dalam penggerak dan penggunaan tangan, bersamaan dengan perlambatan dalam pertumbuhan kepala, biasanya 37

dengan awalan antara tujuh dan 24 bulan. Hilangnya gerakan tangan sengaja, stereotip tangan, dan hiperventilasi merupakan karakteristik. Perkembangan sosial dan bermain ditangkap tapi kepentingan sosial cenderung dipertahankan. Batang ataksia dan apraxia mulai berkembang pada usia empat tahun dan sering terjadi gerakan koreoatetoid. Retardasi mental parah hampir selalu terjadi. 4) Other childhood disintegrative disorder Jenis kelainan perkembangan pervasive yang didefinisikan oleh periode perkembangan normal sepenuhnya sebelum timbulnya gangguan, diikuti oleh hilangnya

keterampilan

yang

sebelumnya

didapat

di

beberapa

area

pengembangan selama beberapa bulan. Biasanya, ini disertai dengan hilangnya minat umum terhadap lingkungan, oleh stereotip, perilaku motorik yang berulang, dan kelainan seperti autisme dalam interaksi dan komunikasi sosial. Dalam beberapa kasus, gangguan ini dapat ditunjukkan karena beberapa ensefalopati terkait namun diagnosisnya harus dilakukan pada ciri-ciri perilaku. Contohnya Demensia infantilis, Psikosis disintegratif, Sindrom heller, dan Simbiosis psikosis. 5) Overactive disorder associated with mental retardation and stereotyped movements Kelainan yang tidak jelas tentang validitas nosologis yang tidak jelas. Kategori ini dirancang untuk mencakup sekelompok anak dengan keterbelakangan mental yang parah (IQ di bawah 35) yang menunjukkan masalah utama dalam hiperaktif dan perhatian, serta perilaku stereotip. Mereka cenderung tidak mendapatkan keuntungan dari obat perangsang (tidak seperti yang memiliki IQ pada kisaran normal) dan mungkin menunjukkan reaksi dysphoric yang parah (terkadang dengan retardasi psikomotor) saat diberikan stimulan. Pada masa remaja, overaktivitas cenderung digantikan oleh ketidakaktifan (pola yang tidak biasa terjadi pada anak hiperetik dengan kecerdasan normal). Sindrom ini juga sering dikaitkan dengan berbagai keterlambatan perkembangan, baik spesifik maupun global. Sejauh mana pola tingkah laku adalah fungsi IQ rendah atau kerusakan otak organik tidak diketahui. 6) Asperger's syndrome 38

Kelainan dengan validitas nosologis yang tidak pasti, ditandai oleh jenis kelainan kualitatif interaksi timbal balik sosial yang sama yang menandai autisme, bersamaan dengan repertoar minat dan kegiatan yang dibatasi, stereotip, berulang. Ini berbeda dengan autisme terutama karena tidak ada penundaan atau keterbelakangan umum dalam bahasa atau perkembangan kognitif. Kelainan ini sering dikaitkan dengan kecanggungan yang ditandai. Ada kecenderungan kuat kelainan untuk bertahan sampai masa remaja dan dewasa. Episode psikotik kadang terjadi pada awal kehidupan orang dewasa. Contohnya Psikopati autis dan Gangguan skizoid pada masa kanak-kanak. 7) Other pervasive developmental disorders 8) Pervasive developmental disorder, unspecified

f. Other disorders of psychological development Developmental agnosia

g. Unspecified disorder of psychological development Developmental disorder NOS Selain yang telah dijelaskan diatas, berikut ini adalah penyakit lain yang berhubungan juga dengan gagal perkembangan a.

Speech delay Keterlambatan berbicara sering dialami oleh seorang anak dalam tahap perkembangannya. Keterlambatan berbicara disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari stimulasi yang diberikan kurang memadai untuk merangsang berbicara, gangguan pada sistem pendengaran, gangguan pada system saraf pusat yang menjadi pusat pengolahan kata sehingga dapat diucapkan, maupun gangguan pada bagian bibir, lidah, palatum, dan organ lainnya yang berfungsi menunjang proses berbicara. Keterlambatan wicara paling sering disebabkan oleh retardasi mental, gangguan pendengaran, deprivasisosial, autisme, danabnormalitas oral-motor. Gangguan bicara meliputi artikulasi kefasihan, dan kelainan resonansi. Gangguan artikulasi merupakan kesuliatan dalam mengucapkan kata dengan tidak tepat 39

sehingga tidak dimengerti oleh orang lain. Gangguan kefasihanya itu seperti masalah-masalah gagap, dimana terganggunya aliran bicara oleh penghentian yang abnormal, repetisi atau pemanjangan suara dan suku kata. Gangguan pada resonansi adalah gangguan yang terjadi pada masalah nada, volume, atau kualitas suara anak yang mengganggu pendengar untuk mendengarkan apa yang diucapkan.

b.

Retardasi mental Klasifikasi Retardasi Mental menurut ICD-10 15 : 1) Mild mental retardation 2) Moderate mental retardation 3) Severe mental retardation 4) Profound mental retardation 5) Other mental retardation 6) Unspecified mental retardation Retardasi mental didefenisikan sebagai fungsi intelektual yang subnormal untuk tahap perkembangan anak, timbul bersamaan dengan defisit dalam perilaku adaptif (merawat diri sendiri, urusan rumah tangga sehari-hari, komunikasi dan interaksi sosial). Pada retardasi mental, performa kognitif berada 2 standar deviasi dibawah rata-rata (biasanya dibawah persentil 3) diukur dengan pemeriksaan intelektual standar. Etiologi retardasi mental yaitu adanya cedera system saraf pusat akibat penyakit genetik, pengaruh teratogenik, cedera perinatal, penyakit didapat saat masa anak-anak, dan juga faktor lingkungan dan sosial.

c.

Autisme Autisme, dikenal juga dengan autism spectrum disorder (ASD) yang terdiri dari lima gangguan perkembangan yaitu autisme, gangguan Asperger‟s, gangguan desintegrasi masa kanak, gangguan Rett, dan gangguan perkembangan pervasif yang tidak diklasifikasikan ditempat tlain. Tanda paling umum dari gangguan ini adalah gangguan pada komunikasi, gangguan interaksisosial timbal balik serta minat dan polaperilaku, dan kegiatan yang terbatas dan berulang (stereotipik). Umumnya, 40

retardasi mental dapat juga ditemukan. Autisme ditandai dengan gangguan interaksi sosial timbal balik, komunikasi, serta minat dan aktivitas yang terbatas dan terjadi seumur hidup. Manifestasi klinis biasanya akan muncul sebelum anakberusia 3 tahun. Diluar itu, gangguan Rett atau gangguan desintegratif masa anak harus di pertimbangkan. Pasien autisme sering tidak mampu melakukan komunikasi non verbal (kontakmata) dan tidak dapat berinteraksi dengan orang, dan membedakan orang dengan obyek benda. Karakteristik aktivitas mereka adalah intens, bersifat ritual (berulang-ulang), serta kompulsif, adanya gangguan pada aktivitas mereka memicu tantrum atau reaksi marah. Anak yang terkena biasanya mengalami keterlambatan bicara, bila pun ada, sering di dominasi oleh ekolalia, perseverasi, pembalikan kata ganti, irama suara yang tidak mengandung artisama sekali, serta kelainan lainnya.

d.

Down Syndrome Sindrom down merupakan abnormalitas jumlah kromosom yang tersering dijumpai. Pada sindrom down terjadi trisomi kromosom 21. Diagnosis sindrom down sering kali dapat ditegakkan pada masa neonatus. Umumnya, bayi akan memiliki berat dan panjang lahir normal, dan hipotoni. Saat lahir didapatkan penampilan wajah yang karakteristik, dengan brakisefali, oksiput datar, hipoplasia midface, flattened nasal bridge, fisura palpebra yang mengarah keatas, lipatan epikantus, dan lidah besar yang menonjol. Bayi juga memiliki tangan pendek yang lebar, sering kali disertai dengan guratan palmar melintang, dan jarak yang lebar antara jari kaki pertama dan kedua.

e. Kelainan fisik; Pendek Anak dengan tubuh pendek dapat disebabkan oleh banyak hal. Sebagian adalah disebabkan oleh karena asupan gizi yang tidak mencukupi untuk pertumbuhan anak. Selain itu juga dikarenakan oleh faktor genetik, kelainan sel atau kromosom, dan akibat keterlambatan pertumbuhan yang bersifat sementara

41

f.

Kelainan kongenital Berbagai kelainan kongenital yang dialami anak dapat menjadi salah satu penyebab terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti Hischprung disease. Kelainan kongenital yang terjadi, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dengan menjadikannya terlambat dari usia yang seharusnya, hal ini dapat dikarenakan kelainan kongenital secara genetik, maupun akibat dari malnutrisi sebagai dampak kelainan kongenital yang diderita oleh anak tersebut.

g.

Cerebral palsy CP adalah kelainan anggota gerak yang disebabkan oleh gangguan otak/ cidera otak yang sifatnya tidak progresif, sehingga berdampak pada system motori kanak. Penyebabnya : 1) Prenatal (saat kehamilan) Infeksi seperti : Rubella, Toksoplasma, Cipillis; Anoxia (kekurangan oksigen); dan Trauma kehamilan 2) Natal (saat kelahiran) Premature; Lahir dengan di vakum; dan Anoxia 3) Post natal (saat pertumbuhan 0 – 3 th) Trauma kepala; Anoxia Cerebral Palsy ada beberapa macam, yaitu: 1) CP spastic (kerusakan terjadi di otak besar), 2) CP atetoik (lokasi gangguan ada di otak besar), 3) CP ataksia (terjadi gangguan pada otak kecil), 4) CP flaccid (gangguan pada otot).

h.

ADHD (attention deficit hyperactive disorder) Suatu kondisi yang di gunakan untuk menggambarkan anak anak dengan intelegensi rata-rata atau dibawah rata-rata yang mempunyai tingkat perkembangan yang tidak sesuai pada area atensi dengan adanya implusive dan hiperaktif. Penyebab gangguan ini tidak di ketahui secara pasti faktor penyebabnya mungkin berhubungan dengan kerusakan system saraf pusat selama atau sebelum kehamilan, faktor genetik, hiperaktif disebabkan oleh kurangnya penyaringan stimulasi eksternal. 42

i.

Sindrom Asperger Gangguan perkembangan yang luas (bagian dari gangguan perilaku, termasuk autism). Sindrom asperger merupakan variasi ringan dari autistic disorder. Sindrom asperger dan autistic disorder masuk dalam satu bagian (sub grup) dari satu kategori diagnosis yang lebih besar yang disebut autistic spectrum disorder. Penyebab asperger sindrom belum diketahui, tetapi itu dikeluarga menunjukkan hubungan yang mungkin dengan autistic disorder. Kesamaan ini memungkinkan adanya hubungan sindrom asperger dengan faktor genetik, metabolik, infeksi dan keadaan perinatal. Gangguan ini juga tampaknya dapat dihubungkan dengan kelainan structural pada bagian beberapa di otak.

11. Tanda bahaya dari perkembangan anak ? Jawab : Tanda bahaya perkembangan motor kasar 1.

Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan.

2.

Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan

3.

Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot

4.

Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh

5.

Adanya gerakan yang tidak terkontrol7

Tanda bahaya gangguan motor halus 1.

Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan

2.

Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun

3.

Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat dominan setelah usia 14 bulan

4.

Perhatian penglihatan yang inkonsisten7

43

Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif) 1.

Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan

2.

Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan

3.

Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan7

Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif) 1.

Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons

2.

Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan

3.

Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan7

Tanda bahaya gangguan sosio-emosional 1.

6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain

2.

9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah

3.

12 bulan: tidak merespon panggilan namanya

4.

15 bulan: belum ada kata

5.

18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura

6.

24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti

7.

Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi / interaksi7

Tanda bahaya gangguan kognitif 1.

2 bulan: kurangnya fixation

2.

4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda

3.

6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara

4.

9 bulan: belum babbling seperti mama, baba

5.

24 bulan: belum ada kata berarti

6.

36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata7

44

12. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ? Jawab : A. Faktor Internal 1. Ras/etnik atau bangsa, Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka dia tidak memiliki factor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya. 2. Keluarga, Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi, pendek, gemuk atau kurus. 3. Umur, Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja. 4. Jenis Kelamin, Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. 5. Genetik, Faktor genetic (heredo konstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya. Faktor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetic ini. 6. Kelainan Kromosom, Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti; sindrom Down, sindrom Turner, dll. 1,8

B. Faktor Eksternal Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapai nya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsis sampai akhir hayatnya.1,8 a. Faktor Prenatal 1.

Gizi, Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu

sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan sering menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. anak yang lahir dari ibu yang gizi nya kurang dan hidup di lingkungan miskin. 45

2.

Mekanis, Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal,

trauma, oligo hidramnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligo hidramnion dapat menyebabkan kelainan congenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intra uterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap factor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan. 3.

Toksin/Zat

Kimia,

Beberapa

obat-obatan

Thalidomide,

phenitoin,

methadone, obat-obat anti kanker dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retradasi mental. 4.

Endokrin, Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering

menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahir kan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan. 5.

Radiasi, Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan

pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas anggota gerak kelainan congenital mata, kelainan jantung. 6.

Infeksi, Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH

(Toksoplasma, Rubella, Sitomegaloviris, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin, misalnya katarak, bisu tuli, mikrosefali, retradasi mental dan kelainan jantung congenital. 7.

Kelainan Imunologi, Eritroblasto sisfetalis timbul atas dasar perbedaan

golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk kedalam peredarahan darah janin

dan

akan

menyebabkan

hemolisis

yang selanjutnya

mengakibatkan

hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak. 8.

Anoksia Embrio, Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan 46

anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu. 9. Psikologi Ibu, Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan kekerasan pada ibu hamil dan lain-lain. b. Faktor Perinatal

Faktor Persalinan, Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan jaringan otak. 1,8 c. Faktor Post-natal

1. Gizi, Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. 2. Penyakit Kronis/kelainan congenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retradasi pertumbuhan jasmani. 3. Lingkungan Fisik dan Kimia, Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negative terhadap pertumbuhan anak. 4. Psikologis, Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tua nya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 5. Endokrin, Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. 6. Sosio-ekonomi,Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak. 7. Lingkungan pengasuhan, Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. 8. Stimulasi, Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadapkegiatananak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan

47

dengan anak yang kurang. tidak mendapat stimulasi. 9. Obat-obatan, Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambat nya produksi hormone pertumbuhan.1,8

48

LI 1. Tabel 12. Perkembangan Usia

Motorik Kasar

2 minggu

Kepala bergeser ke kanan dan ke kiri

2 bulan

Mengangkat bahu saat tengkurap

Mengikuti benda melewati garis tengah

Tersenyum sebagai bentuk respon

4 bulan

Mengangkat tangan Tengkurap Tidak dijumpai headlag jika ditarik dari posisi tidur terlentang Duduk sendiri

Mencari obyek Raking grasp

Melihat tangan Mulai bermain dengan mainan

Memindahkan obyek dari tangan ke tangan Mulai pincer grasp Mempertemukan 2 balok

Bisa memberi makan diri sendiri Memegang botol Bisa melambai byebye Memainkan pat-acake

6 bulan

Motorik Halus dan Adaptif

Personal-Sosial

Bahasa

Mengenal wajah

Waspada terhadap bunyi bel Cooing Mencari sumber suara menggunakan mata Tertawa dan menangis

9 bulan

Mulai belajar berdiri Dapat duduk sendiri

12 bulan

Berjalan Bangkit dan berdiri

Memasukkan balok dalam cangkir

Minum dari gelas Meniru gerakanorang lain

15 bulan

Berjalan mundur

Menggunakan sendok dan garpu Membantu pekerjaan rumah

18 bulan

Lari

2 tahun

Naik dan turun tangga Melempar melewati kepala

Mulai mencorat coret Menyusun dua balok secara vertikal Menyusun 4 balok vertikal Menendang bola Menyusun 6 balok Meniru garis

3 tahun

Berjalan secara bergantian Lompat

Menyusun 8 balok vertikal

Melepas baju “memberi makan” boneka Mencuci tangan Menggosok gigi Belajar memakai baju

Menggunakan sendok dengan baik Memakai kaos

Kognitif lainnya

Mengoceh

Bilang dada and mama, tapi tidak spesifik Mengucapkan dua suku kata Bilang mama dan papa spesifik Mengucapkan12 kata yang lainnya Mengucapkan 3-6 kata Mengikuti perintah Mengucapkan paling tidak 6 kata Menunjuk gambar Menggabungkan 2 kata Mengenal bagian tubuh Mengenal gambar 75% bicaranya dimengerti oleh orang lain

49

Mengerti konsep hari ini

Mengerti konsep “besok” dan “kemarin”

4 tahun

Mampu menjaga keseimbangan atu sama lain Berdiri pada satu kaki

Meniru bentuk O, mungkin + Menggambar orang, yang terdiri dari 3 bagian

Menggosok gigi tanpa bantuan Memakai baju tanpa bantuan

Menyebut warna Mengerti kata sifat

5 tahun

Skipping Berjalan jinjit dan berjalan dengan tumit

Meniru bentuk ▀

Menghitung Mengerti kebalikan

6 tahun

Berdiri satu kaki selama 6 detik

Meniru bentuk ∆ Menggambar orang yang terdiri dari 6 bagian

Memahami kata

2. PB = 80 + 5n BB = 8 + 2N BB lahir : 3,25 kg BB 3-12 bulan = umur (bulan) + 9 / 2 1-2 tahun + umur x 2 + 8 6-12 tahun + umur (th) x 7-5 / 2 TB : bayi lahir Menurut WHO : Kurang dari 12 bulan BB = umur (th)/ 2 + 4 1-10 th = umur (th) x 2 + 8 Z score = nilai individu subjek –nilai

3. Jelaskan mengenai gangguan perkembangan bahasa! Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor keluarga, kembar, psikosis, gangguan laterasalisasi, masalah-masalah yang 50

Mulai mengerti konsep “kanan” dan “kiri”

berhubungan dengan disleksia dan afasia. Sedangkan gagap, dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak dapat bicara dengan jelas, faktor keluarga/termasuk anak yan meniru cara bicara keluarganya yang gagap, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, faktor konstitusi dan kepribadian anak. Selain itu gangguan bicara dapat juga disebabkan oleh bibir sumbing atau sumbing palatum, maloklusi, adenoid, dan serebral palsi. Frenulum lidah (tonguetie) yang pendek juga dapat mengakibatkan gangguan bicara.

Gambar : Penyebab Gangguan Bicara dan Bahasa Pada Anak

51

DAFTAR PUSTAKA 1. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. 6 ed. Singapore: Elsevier; 2014. 2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC; 1995 3. Chamidah Nur Atien. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembaangan Anak .Jurnal pendidikan khusus Vol.5. Yogyakarta.2009 4. Watson L., dan Marcus L., Diagnosa dan penilaian terhadap anak – anak prasekolah. Dalam Schopler, E., dan Mesibov, G. (eds) Diagnosis and assessment in autism. London, Plenum Press, 1988. 5. Soedjatmiko. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita. Sari Pediatri. 2001; 3(3): 175-188.

6. World Health Organization. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision. Chapter V Mental and behavioral disorders. [Online]. Diakses pada tanggal 19 maret 2018. Diunduh

pada

URL:

http://apps.who.int/classifications/icd10/browse/2016/en#/F80-F89 7. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum Pada Anak. Diunduh tanggal 01 April 2017 dari URL

:

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-

keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak 8. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Depkes. 2005

52

Related Documents


More Documents from "Lyn"