Review Progress.docx

  • Uploaded by: Kadek Natalia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Review Progress.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 671
  • Pages: 3


Hasil penelitian

Terdapat 25 penumpang dalam kapal, 8 diantaranya makan siang pukul 12 siang pada 13 november 2015. Semua pasien dilaporkan mengkonsumsi ikan barakuda, ditambah pula nasi (n=7), telur (n=4), ham (n=4) dan ayam (n=2). Dalam 1-3 jam (median 2 jam), 8 pasien tersebut langsung mengalami mual, muntah, diare, gatal-gatal dan temperature allodynia (tidak peka terhadap suhu). Umur pasien antar 37 hingga 58 tahun (median: 47 tahun), semuanya pria. Pasien diberikan liquid charcoal sebagai pertolongan pertama untun keracunan makanan dan obat antispasmodic untuk mengurangi diare. Dari hasil observasi tidak ditemukan manifestasi kelainan kardiovaskular. Pasien tidak pernah mengalami keracunan CTX (Ciguatoxin) sebelumnya. Juga seluruh pasien tidak ada riwayat konsumsi alcohol dalam 1 minggu sebelum kejadian. Pada urin dan serum sample tidak ditemukan adanya toxin. 

Pembahasan hasil penelitian Delapan kasus CFP dilaporkan setelah konsumsi barakuda di Laut Karibia. Semua

pelaut yang mengonsumsi barakuda yang sama mengalami gejala dan gejala gastrointestinal dan neurologis khas CTX.10,12 Tidak ada pasien yang memiliki komplikasi kardiovaskular, yang diamati pada sekitar 10-15% dari kasus CTX. Pada manusia, dosis rata-rata CTX yang diperlukan untuk menyebabkan gejala keracunan diperkirakan serendah 0,08 hingga 0,1 μg / kg berat badan. Suhu laut yang meningkat dapat mempengaruhi pola angin, yang dapat memaksa perairan tropis yang hangat ke daerah pantai endemik non-CFP. Akibatnya , dinoflagellata yang memproduksi ciguatoxin telah memperluas keberadaannya ke lautan yang sebelumnya tidak terkena CTX, meningkatkan risiko CFP di antara mereka yang mengonsumsi ikan dari lautan ini. CFP menyebabkan dampak signifikan pada kegiatan para marinir karena tingkat serangan yang tinggi dan gejala kronis, yang dapat mengakibatkan pelaut membutuhkan periode pemulihan yang lama. Memberikan informasi tentang organism laut yang berpotensi terkontaminasi CTX untuk kelompok berisiko tinggi ini dapat membantu mengurangi terjadinya CFP. Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Wabah terjadi ketika pasien berlayar di Laut Karibia; karenanya, tidak ada ikan sisa yang tersedia untuk

analisis toksin dan kultur bakteri. Spesies ikan tidak dikonfirmasi; alih-alih, pelaut yang menangkap ikan mengidentifikasikannya sebagai barakuda. Juga, peneliti tidak dapat mewawancarai orang yang menangkap dan menyiapkan makanan untuk kasus-kasus tersebut; karenanya, rantai produksi makanan tidak dapat dibangun dan diselidiki. Diketahui bahwa ikan yang lebih besar dalam rantai makanan memiliki tingkat akumulasi racun yang lebih tinggi, tetapi tidak ada informasi tentang ukuran sebenarnya dari ikan yang ditangkap. Kenyataan bahwa CTX tidak terdeteksi dapat dikaitkan dengan tingkat yang sangat rendah dan waktu paruh alfa toksin yang cepat, meninggalkan konsentrasi toksin yang tidak terdeteksi dalam darah. Kultur bakteri tidak dilakukan untuk menguji pathoseafarers lain. Berdasarkan hal diatas bisa kita lihat bahwa Peneliti telah mengemukakan dengan benar paparan data. Temuan penelitian juga sudah sesuai dengan penelitian, karena temuan penelitian yang dikemukakan tetap harus merujuk pada permasalahan yang dituangkan dalam fokus penelitian yang telah disajikan pada penelitian. Pada bagian analisa belum membandingkan secara mendalam antara hasil penelitian dengan teori yang ada di dalam penelitian ini hanya disebutkan garis besarnya saja. 

Referensi Penulisan jurnal sudah menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh penulis. Beberapa jurnal dan penelitian ilmiah internasional digunakan sebagai referensi dan juga artikel –artikel ilmiah sudah cukup relevan sehingga dapat digunakan dalam penyusunan penelitian ini. Untuk sebuah karya tulis ilmiah, daftar pustaka atau referensi tulisan sangatlah penting sebagai syarat kelengkapan karya tulis. Berdasarkan referensi yang ditulis dalam jurnal yang berjudul “Consumption of barracuda in the Caribbean Sea linked to ciguatera fish poisoning among Filipino seafarers” bahwa gaya referensi yang digunakan adalah Vancouver style. Penulisan referensi dengan menggunakan Vancouver style sudah baik dan memenuhi syarat penulisan referensi jurnal internasional. Karena penulisan

referensi jurnal internasional biasanya menggunakan penulisan referensi dengan havard style atau vancouver style.



Kesimpulan dan saran

Kesimpulan harus benar-benar menggambarkan isi dari penelitian yang disusun secara padat, ringkas dan jelas. Jurnal yang berjudul “Consumption of barracuda in the Caribbean Sea linked to ciguatera fish poisoning among Filipino seafarers” tidak mencantumkan sub kesimpulan dan saran secara khusus, namun disatukan dengan sub discussion, sehingga pembaca agak kesulitan mencari keberadaan kesimpulan dan saran.



Penutup Penelitian ini telah memberikan sumbangan yang positif bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang karya tulis ilmiah.

Related Documents

Review
October 2019 48
Review
October 2019 56
Review
June 2020 21
Review
April 2020 25
Review
December 2019 33
Review
June 2020 18

More Documents from ""