TUGAS FITOFARMASI
NADIFA NADA 162210101126 KELAS C
REVIEW MATA KULIAH FITOFARMASI BAB “BUDIDAYA TANAMAN OBAT”
Dari materi kuliah ini, kita mengetahui tentang Budidaya Tanaman Obat (GAP) (Good Agriculture Practices) dan Pengumpulan Tanaman Obat (GCP ((Good Collection Practices) yang digabung pada WHO guidelines yakni GACP (Good Agricultural and Collection Practice). Sebelum mengenal lebih jauh mengenai GAP dan GCP, kita perlu tahu apakah perbedaan antara tumbuhan liar dan tanaman budidaya itu sendiri. Bahan baku simplisia nabati terdiri dari tumbuhan liar dan tanaman budidaya. Tumbuhan liar yakni tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di hutan/tempat lain, atau sengaja ditanam dengan tujuan lain, misal: sbg tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan untuk simplisia. Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat dan berbeda-beda, jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen seringkali kurang diperhatikan sehingga simplisia yang diperoleh tidak sama, dan lingkungan tempat tumbuh yang berbeda, sering mengakibatkan perbedaan kadar kandungan senyawa aktif Tanaman Budidaya yakni tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia seperti kebun, tumpang sari, TOGA. Bahan baku dari tanaman budidaya memiliki variasi lebih kecil daripada bahan baku dari tumbuhan liar. Senyawa aktif pada tanaman budidaya lebih mudah dimonitor sehingga waktu panennya optimum. Ketidakajegan kualitas karena kondisi lingkungan yg bervariasi dapat dikendalikan disisihkan/disortir Tahapan penting dalam QC (quality control) yakni sumber dan kualitan bahan baku, GAP, dan proses manufakturnya. Berikut merupakan tahapan GAP : 1. Identifikasi / otentikasi tanaman obat yang dibudidayakan terdiri dari : pemilihan tanaman obat, identitas botani, dan spesimen. Pemilihan tanaman obat meliputi spesies/varietas untuk penanaman harus sesuai farmakope atau dokumen lain yg mengikat, misal: FI, EFI, MMI, USP, BP, BHP, EP. Selanjutnya Identitas botani yakni nama ilmiah tanaman obat harus dicatat & diverifikasi (genus, species, subspecies/variety, author dan family) Nama lokal, nama umum harus dicatat. Informasi lain yg relevan juga perlu dicatat (cultivar name, ecotype, chemotype atau phenotype). Spesimen, jika ada keraguan identitas botani voucher botanical specimen didaftarkan ke herbarium nasional. Jika perlu, pola gen (genetic pattern) dibandingkan dengan spesies otentik 2. Benih & media pembibitan lainnya Benih & media: supplier info tentang identitas, mutu, performa & riwayat perbenihan jika mungkin Pembibitan bebas dari kontaminasi & penyakit agar tumbuh sehat Benih sertifikat “organic” Spesies dgn modifikasi genetik peraturan yg berlaku Hindari benih palsu, sub standar atau tercampur dengan benih lain
TUGAS FITOFARMASI
NADIFA NADA 162210101126 KELAS C
3. Penanaman Pemilihan tempat penanaman memiliki peranan penting yakni tanaman obat yg berasal dari spesies yg sama, sehingga mutu beda secara signifikan dipengaruhi oleh factor tanah, iklim, dan factor lainnya. Pencegahannya dengan menghindari kontaminasi dari polusi tanah, air dan udara Ekologi lingkungan & dampak social, seperti penanaman memiliki pengaruh pada keseimbangan lingkungan, tumbuhan asing pada lahan baru monitor dampak lingkungan, pencegahan dengan cara menghindari dampak negatif terhadap lingkungan social, seperti penanaman skala kecil > skala besar. Iklim, Pengaruh peningkatan CO2 pada produktivitas dan kualitas tanaman obat Peningkatan kadar CO2 (3.000 μl CO2 / liter udara) meningkatkan berat segar dan jumlah daun dan akar dalam kultur kemangi lemon (Ocimum basilicum L.), oregano (Origanum vulgare L.), peppermint (Mentha piperita), spearmint (Mentha spicata L.) dan tunas thyme (Thymus vulgaris L.) dibandingkan dengan kultur yang ditanam pada media yang sama di udara ambien. Pengaruh peningkatan level ozon Stres fisiologis tanaman yang dipaksakan oleh kadar O3 yang meningkat dapat menstimulasi induksi jalur metabolisme (mis. Jalur asam salisilat dan asam jasmonat) yang terlibat dalam produksi senyawa sekunder. Efek radiasi ultraviolet, radiasi ini dapat menyebabkan kerusakan molekuler dan seluler; misalnya, dapat merusak protein, DNA dan biopolimer lainnya. Selain itu, jenis radiasi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan menghasilkan perubahan biomassa vegetatif atau reproduksi, tinggi, karakteristik daun, dan waktu berbunga. Tanah harus mengandung nutrien & elemen lain yg cukup. Pemupukan: Pupuk organik: humus, kompos, kandang Pupuk kimia: NPK, urea, Kotoran manusia (kecuali). Pengairan & penyaluran air Pengairan disesuaikan dgn kebutuhan spesies tanaman obat. Air harus memiliki standar mutu lokal/nasional/ regional, Irigasi berdampak pada kesehatan Pemeliharaan dan proteksi tanaman digunakan untuk mempromosikan pertumbuhan atau untuk melindungi tanaman obat harus dijaga seminimal mungkin, dan hanya diterapkan bila tidak ada langkah-langkah alternatif yang tersedia. Pestisida, herbisida, insektisida, peraturan yang berlaku (mematuhi batas residu pestisida dan herbisida maksimum) 4. Panen Waktu terbaik pemanenan yakni titik berat pada kualitas & persaingan tingkat aktif dibandingkan total vegetatif / hasil pendapatan keseluruhan. Pencegahannya dengan menghindari : embun, hujan, lembab. Jika panen terjadi dalam kondisi basah, bahan yang dipanen harus segera diangkut ke fasilitas pengeringan dalam ruangan untuk mempercepat pengeringan (menghindari fermentasi mikroba dan jamur). 5. Personalia Pengetahuan tentang perlindungan lingkungan dan konservasi spesies tanaman obat Berikut merupakan tahapan dari Good collection practices (GCP) 1. Izin untuk pengumpulan (bila diperlukan) 2. Perencanaan teknis
:
TUGAS FITOFARMASI
NADIFA NADA 162210101126 KELAS C
Identifikasi situs pengumpulan, Izin pengumpulan lokal dan / atau nasional, Informasi penting tentang spesies target (taksonomi (termasuk nama umum atau lokal), distribusi (termasuk bagian tanaman), morfologi), data tentang kondisi lingkungan (termasuk topografi, geologi, tanah, iklim, dan vegetasi di lokasi pengumpulan prospektif), transportasi untuk membawa personel, peralatan, dan bahan tanaman obat yang dikumpulkan, personel yang terlatih. 3. Pemilihan tanaman obat untuk koleksi (Varietas botani sesuai FI) 4. Koleksi Tanaman obat tidak boleh dikumpulkan di atau dekat daerah di mana pestisida tingkat tinggi atau kontaminan lain yang mungkin digunakan atau ditemukan, seperti pinggir jalan, selokan drainase, tailing tambang, tempat pembuangan sampah dan fasilitas industri yang dapat menghasilkan emisi beracun. Pengumpulan tanaman obat di dalam dan sekitar padang rumput aktif, termasuk tepi sungai di hilir dari padang rumput, harus dihindari untuk menghindari kontaminasi mikroba dari kotoran hewan. Bahan tanaman obat mentah yang dikumpulkan tidak boleh bersentuhan langsung dengan tanah. Jika bagian bawah tanah (seperti akar) digunakan, tanah yang menempel harus dikeluarkan dari tanaman segera setelah dikumpulkan. Kontaminasi silang harus dihindari, jika lebih dari satu bagian tanaman obat harus dikumpulkan, spesies tanaman yang berbeda atau bahan tanaman harus dikumpulkan secara terpisah dan diangkut dalam wadah yang terpisah. 5. Pribadi Pakar setempat yang bertanggung jawab untuk pengumpulan lapangan harus memiliki pendidikan dan pelatihan praktis formal atau informal dalam ilmu tanaman dan memiliki pengalaman praktis dalam kerja lapangan. Mereka harus bertanggung jawab untuk melatih setiap kolektor yang tidak memiliki pengetahuan teknis yang cukup untuk melakukan berbagai tugas yang terlibat dalam proses pengumpulan tanaman.
Pengaruh Lingkungan terhadap Tumbuhan (Sifat fisika, kimia, biologi tanaman obat) : 1. Lama penyinaran Mentha piperita yg tumbuh di lokasi dgn penyinaran sepanjang hari senyawa mayor: menton, mentol, mentofuran ; penyinaran ½ hari mentofuran 2. Curah hujan Musim hujan alkaloid •Alkaloid tropan pd Datura stramonium, Hyoscyamus niger me pd musim hujan •Alkaloid kinin pada Cinchona sp tidak terbentuk pd musim hujan •Curah hujan tinggi kelembaban relatif jamur Pleospora pe alkaloid secara signifikan pada P. somniferum & P. bracteatum 3. Ketinggian Kina (Cinchona succirubra) umumnya tumbuh di dataran tinggi. Pada dataran rendah sama sekali tidak mengandung alkaloid. Timi & peppermint kandungan minyak atsiri me pada dataran tinggi. Datura metel total alkaloid dataran rendah < dataran tinggi 4. Suhu
TUGAS FITOFARMASI
NADIFA NADA 162210101126 KELAS C
Kondisi kering (curah hujan atau irigasi ) pe biosintesis minyak atsiri Lavandula spica, Cymbopogon citratus, dll. Papaver somniferum budidaya pada kondisi kering kandungan alkaloid me 14% 5. Nutrisi Logam Mn, Mo, Mg dan B meningkatkan biogenesis minyak atsiri pada Cymbopogon winterianus Prosentase ester tropan pada Datura innoxia sangat sensitif terhadap stress NaCl Pengumpulan Bahan Baku: 1. Kadar senyawa aktif 2. Lingkungan tumbuh 3. Waktu panen 4. Bagian tanaman 5. Umur tanaman contoh : Atropa belladona hiosiamina
• • • • • •
Awal : akar Tahun I: batang yg masih hijau Tahun II: batang (berlignin), daun Berbunga: pucuk daun Berbuah: Buah makin tua:
Pedoman pemanenan : 1. Biji yg telah tua – Kedawung mengeringnya buah – Jarak sebelum kering benar (sebelum buah pecah alami dan biji terlempar jauh) 2. Buah yg telah masak – Labu merah perubahan kekerasan – Asam perubahan warna – Belimbing wuluh, jeruk nipis kadar air buah – Pare, mentimun perubahan bentuk buah 3. Daun pucuk: perubahan vegetatif generatif – Kumis kucing 4. Daun tua: daun membuka sempurna & terletak di batang/cabang penerima sinar matahari sempurna – Sembung 5. Kulit batang cukup umur (mis. menjelang musim kemarau) 6. Umbi lapis: besar umbi maksimum pertumbuhan bag di atas tanah berhenti 7. Bawang merah 8. Rimpang: mengeringnya bagian atas tanaman besar rimpang maks 9. Jahe , kunyit , dll. 10. Kayu yg telah tua 11. Kamfer