Rev Makro Klp 6.doc.docx

  • Uploaded by: Laksmi Devi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rev Makro Klp 6.doc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,959
  • Pages: 20
PENGANTAR EKONOMI MAKRO PENGANGGURAN DAN TINGKAT ALAMIAHNYA Dosen Pengampu: Drs. I Wayan Wenagama. M.P.

Disusun Oleh: Kelompok VI

1. Komang Alit Sawitri

1707532006

2. I Gusti Ayu Agung Sintia Utami

1707532009

3. Gusti Ayu Ega Pratiwi

1707532012

4. I Gusti Agung Ayu Laksmi Devi

1707532018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI NON REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah dengan judul “ Pengangguran dan Tingkat Alamiah” yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang diajarkan oleh Bapak Wenagama. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Denpasar, 13 Maret 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii BAB I: PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1 1.3. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 1 BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................................... 2 2.1. Mengidentifikasi Pengangguran ................................................................................ 2 2.2. Pencarian Kerja .......................................................................................................... 6 2.3. Peraturan Upah Minimum.......................................................................................... 7 2.4. Serikat Pekerja dan Tawar Menawar Kolektif ........................................................... 8 2.5. Teori Upah Efisiensi ................................................................................................ 10 2.6. Studi Kasus .............................................................................................................. 12 2.7. Istilah-istilah Penting ............................................................................................... 14 BAB III: PENUTUP ..................................................................................................... 15 3.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kehilangan pekerjaan dapat menjadi peristiwa paling sulit dalam hidup seseorang. Kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar hidup pada masa kini, kekhawatiran pada masa depan, dan kehilangan harga diri. Pada pembahasan kali ini akan membahas tentang pengangguran. Masalah pengangguran di bagi ke dalam dua ketegori, yaitu masalah jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat pengangguran alamiah suatu perekonomian adalah jumlah pengangguran yang lazim terjadi dalam perekonomian tersebut. Pengangguran siklis adalah fluktuasi pengangguran dari tahun ke tahun yang mendekati tingkat alamiahnya dan terkait erat dengan pasang surut kegiatan perekonomian. Seperti yang telah kita lihat, istilah alamiah tidak berarti bahwa tingkat pengangguran ini di kehendaki. Istilah ini hanya bahwa pengangguran ini tidak hilang dengan sendirinya, bahkan dalam waktu lama sekalipun.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Bagamaimana cara mengidentifikasikan pengangguran ? Apa yang dimaksud dengan pencarian kerja ? Apa yang dimaksud dengan peraturan upah minimum ? Apa yang dimaksud dengan serikat pekerja dan tawar-menawar kolektif ? Apa yang dimaksud dengan teori upah efisiensi ? Bagaimana studi kasus mengenai tingkat pengangguran di Indonesia ?

1.3 Tujuan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Untuk mengetahui cara mengidentifikasikan pengangguran. Untuk mengetahui tentang pencarian kerja. Untuk mengetahui tentang peraturan upah minimum. Untuk mengetahui tentang serikat pekerja dan tawar-menawar kolektif. Untuk mengetahui tentang teori upah efisiensi. Untuk mengetahui studi kasus tentang tingkat pengangguran di Indonesia.

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 MENGIDENTIFIKASI PENGANGGURAN Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung karena mengakibatkan penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis terhadap yang mengalami kehilangan pekerjaan. Adanya tingkat pengangguran rata-rata yang berfluktasi yang disebut dengan Tingkat Pengangguran Alamiah ( natural rate of unemployment ). Mengukur jumlah pengangguran adalah tugas badan statistika negara yang menghimpun data pengangguran dan aspek-aspek pasar tenaga kerja lain, seperti jenis pekerjaan, jam kerja rata-rata, dan durasi pengangguran. Data ini diperoleh dari survei rutin terhadap rumah tangga. Berdasarkan jawaban terhadap survei tersebut, badan statistik negara biasanya mengelompokkan orang dewasa pada setiap rumah tangga yang disurvei ke dalam salah satu kategori berikut: - Bekerja - Pengangguran - Tidak termasuk angkatan kerja Seseorang dikatakan bekerja jika ia menghabiskan beberapa hari pada minggu sebelumnya untuk mengerjakan pekerjaan yang dibayar kemudian. Seseorang diaggap pengangguran jika ia berhenti bekerja sementara atau sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang tidak termasuk dua kategori di atas, misalnya mahasiswa penuh waktu, ibu rumah tangga, atau pensiunan, tidak termasuk ke dalam angkatan kerja. Gambar 1 dibawah menunjukkan komposisi penduduk Hong Kong menurut pembagian tersebut pada tahun 2015

2

Setelah mengelompokkan seluruh individu yang disurvei ke dalam tiga kategori tersebut, badan statistik negara menghitung berbagai statistik untuk merangkum kondisi angkatan kerja. Angkatan Kerja (labor force) adalah jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja: Angkatan kerja = Jumlah orang yang bekerja + Jumlah yang tidak bekerja Tingkat Pengangguran (unemployment rate) adalah persentase angkatan kerja yang tidak bekerja: Tingkat Pengangguran = Jumlah orang yang tidak bekerja x 100% Angkatan Kerja Setelah itu, tingkat pengangguran untuk seluruh populasi penduduk dewasa dan untuk kelompok yang lebih sempit, seperti laki-laki dan perempuan, dapat dihitung. Survei serupa terhadap rumah tangga juga digunakan untuk memperoleh data partisipasi angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate) mengukur persentase jumlah populasi penduduk dewasa yang termasuk ke dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja =

Angkatan Kerja

x 100%

Populasi penduduk dewasa Statistik ini memberikan informasi mengenai jumlah populasi yang memilih untuk berpartisipasi menjadi angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja, sama seperti tingkat pengangguran, dihitung, baik untuk populasi seluruh penduduk dewasa maupun kelompok populasi lain yang lebih spesifik. 3

Contoh: Untuk melihat perhitungan data tersebut, perhatikan angka-angka data penduduk Hong Kong tahun 2005. Diketahui bahwa 3,4 juta orang memiliki pekerjaan dan 0,2 juta orang tidak bekerja. Jawab: Angkatan Kerja = 3,4 + 0,2 = 3,6 juta Tingkat pengangguran = (0,2 ÷ 3,6) x 100% = 5,6 % Karena populasi penduduk dewasa sebanyak 5,9 juta maka tingkat partisipasi angkatan kerja adalah: Tingkat partisipasi angkatan kerja = (3,6 ÷ 5,9) x 100% = 61 % Dengan demikian, pada tahun 2005, 61 persen dari populasi penduduk dewasa Hong Kong berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja, dan 5,6 persen dasi partisipan pasar tenaga kerja tersebut tidak memiliki pekerjaan. Tabel 1 memperlihatkan statistik pengangguran dan partisipasi angkatan kerja berbagai kelompok dalam populasi penduduk Hong Kong. Ada tiga perbandingan yang paling jelas terlihat. a. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan lebih rendah dari pada laki-laki, namun setelah termasuk ke dalam angkatan kerja, tingkat pengangguran perempuan sama dengam laki-laki. b. Kalangan remaja memiliki tingkat partisipasi angkatan kerja yang lebih rendah dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi daripada seluruh populasi. c. Data ini memperlihatkan beragamnya pengalaman berbagai kelompok di pasar tenaga kerja dalam perekonomian. Kelompok Demografis

Tingkat

Tingkat Partisipasi

Pengangguran

Angkatan Kerja

Jumlah

5,6%

60,9%

Laki-laki

6,5%

71,1%

Dewasa ( Usia 15 dan diatasnya)

4

Perempuan

4,4%

51,8%

Jumlah

7,1%

14,5%

Laki-laki

8,9%

16,0%

Perempuan

5,5%

13,4%

Remaja (usia 15-19)

Data pasar tenaga kerja juga memungkinkan para ekonomi dan pembuat kebijakan untuk memonitor perubahan ekonomi seiring berjalannya waktu. Gambar 2 memperlihatkan tingkat pengangguran di Hong Kong sejak tahun 1975. Disana dijelasakan bahwa perekonomian senantiasa memiliki tingkat pengangguran dan bahwa tingkat tersebut berubah dari tahun ke tahun. Tingkat pengangguran normal di sekitar fluktuasi tingkat pengangguran

disebut

dengan

tingkat

pengangguran

alamiah

(natural

rate

of

unemployment), dan penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiahnya disebut dengan pengangguran siklis (cyclical unemployment). Pada gambar tersebut, tingkat alamiahnya diperlihatkan sebagai garis horizontal pada tingkat 4,0 persen yang merupakan perkiraan kasar tingkat alamiah pengangguran dalam perekonomian Hong Kong selama periode itu.

Mudah untuk membedakan orang yang tidak bekerja penuh dengan seseorang yang tidak bekerja sama sekali, tetapi sangatlah sulit untuk membedakan antara seseorang yang tidak bekerja dengan seseorang yang tidak termasuk angkatan kerja. Ada sebagian orang yang berpura-pura tidak mempunyai pekerjaan agar dapat mengikuti program bantuan keuangan 5

yang diberikan oleh pemerintah. Disisi lain boleh jadi seseorang mengaku pengangguran akan tetapi sebenarnya ingin bekerja. Orang-orang ini mungkin telah berusaha untuk mencari pekerjaan, namun menyerah karena gagal, orang-orang ini disebut dengan pekerja putus asa (discouraged workers). Mereka tidak masuk dalam statistik pengangguran. Dalam pasar tenaga kerja yang ideal, upah harus sesuai dengan untuk menjumlahkan jumlah tenaga kerja dan jumlah permintaan tenaga kerja. Keseimbangan ini akan memastikan agar setiap pekerja memiliki pekerjaan. Pengangguran friksioanl adalah pengangguran yang terjadi karena pekerja memerlukan waktu yang lama untuk memperoleh pekerjaan yang paling cocok dengan minat dan keterampilan mereka. Dan adapula pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena jumlah pekerjaan yang tersedia disebagian pasar tenaga kerja tidak memadai untuk menyediakan pekerjaan bagi semua orang yang menginginkannya.

2.2 PENCARIAN KERJA Pencarian kerja (job search) adalah proses yang dilakukan oleh pekerja untuk mencari pekerjaan yang yeng sesuai dengan minat dan keterampilan mereka.

Pengangguran Friksional Tidak Dapat Dihindari Pengangguran friksional sering terjadi akibat adanya perubahan permintan tenaga kerja diantara perusahaan-perusahaan yang berbeda-beda (ketika permintaan terhadap komputer Samsung lebih tinggi dari pada komputer Acer, maka Samsung membutuhkan tambahan pekerja sementara Acer mengurangi jumlah pekerjanya). Selain itu pengangguran friksional juga disebabkan oleh tingkat produksi yang berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, pekerjaan dapat meningkat disatu wilayah dan menurun diwilayah lainnya (apabila harga minyak dunia turun, produsen minyak merespon penurunan harga tersebut dengan mengurangi produksi dan pekerja. Secara bersamaan bahan bakar yang lebih murah mendorong kenaikan penjualan mobil sehingga perusahaan-perusahaan pembuat mobil meningkatkan produksi dan pekerja). Perubahan komposisi permintaan dikalangan industri atau wilayah disebut dengan peralihan sektoral. Kerena para pekerja memerlukan

6

waktu yang tidak sebentar untuk mencari pekerjaan disektor-sektor baru, pengangguran sektoral menimbulkan pengangguran sesaat. Pengangguran friksional tidak dapat terhindarkan karena perekonomian memang selalu berubah. Ketika terjadi masa peralihan ini, pekerjaan tersedia disebagian perusahaan dan dihilangkan diperusahaan lain. Hasil akhir proses ini adalah produktivitas dan standar hidup yang lebih tinggi.

Kebijakan Publik dan Pencarian Kerja Banyak program pemerintah yang berupaya untuk memudahkan pencarian kerja dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melalui badan penempatan kerja yang dijalankan oleh pemerintah yang menyiarkan informasi tentang lowongan kerja. Cara lainnya adalah melalui program-program pelatihan umum yang bertujuan untuk mempermudah transisi pekerja dari industri yang merosot menuju industri yang berkembang serta membantu kelompokkelompok marginal untuk keluar dari kemiskinan.

Tunjangan Pengangguran Salah satu program pemerintah yang meningkatkan jumlah pengangguran friksional, meskipun tidak disengaja, adalah tunjangan pengangguran (unemployment benefits). Program ini bertujuan untuk memberikan kompensasi parsial bagi pekerja akibat kehilangan pekerjaan. Meskipun mengurangi derita akibat pengangguran, tunjangan pengangguran juga meningkatkan jumlah pengangguran. Seperti yang telah kita pelajari dalam sepuluh prinsip ekonomi, salah satunya menyatakan bahwa “orang memberikan reaksi terhadap insentif”. Karena tunjangan tidak lagi diberikan jika pekerja memperoleh pekerjaan baru, pengangguran dapat saja tidak bekerja begitu keras untuk mencari pekerjaan dan kemungkinan besar menolak tawaran kerja yang tidak menarik. Selain itu, karena tunjangan pengangguran membuat masa menganggur lebih mudah dilewati, para pekerja kemungkinan kecil mancari jaminan keamanan kerja pada saat menegosiasikan kontrak kerja dengan perusahaan mereka.

7

2.3 PERATURAN UPAH MINIMUM Setelah melihat bagaimana pengangguran friksional terjadi akibat proses pencocokan pekerja dengan pekerjaan, sekarang mari kita amati bagaimana pengangguran struktural terjadi jika jumlah pekerjaan tidak cukup untuk jumlah pekerja. Untuk memahami pengangguran struktural, kita awali dengan meninjau bagaimana pengangguran terjadi akibat peraturan upah minimum. Meskipun bukan merupakan alasan utama, upah minimum berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Lebih lanjut, analisis upah minimum merupakan langkah awal yang tepat, karena seperti yang kita lihat, upah minimum dapat digunakan untuk memahami sebagian alasan lain terjadinya pengangguran struktural.

Figur 5 meninjau dasar-dasar teori teori dari upah minimum. Ketika peraturan upah minimum memaksa upah berada diatas titik keseimbangan penawaran dan permintaan, peraturan tersebut meningkatkan jumlah penawaran tenaga kerja dan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja dibandingkan dengan titik keseimbangan. Lebih lanjut, terjadinya surplus tenaga kerja karena jumlah pekerja yang ingin bekerja lebih banyak dari pada jumlah pekerja, sebagian pekerja pun tidak memiliki pekerjaan. Peraturan upah minimum bersifat paling mengikat terhadap anggota angkatan kerja yang paling tidak terampil dam berpengalaman, misalnya kalangan remaja. Hanya pada kalangan pekerja inilah peraturan upah minimum menjelaskan munculnya pengangguran. 8

2.4 SERIKAT PEKERJA DAN TAWAR-MENAWAR KOLEKTIF Serikat pekerja (union) adalah asosiasi pekerja yang melakukan tawar-menawar dengan pemberi kerja mengenai upah dan kondisi kerja. Serikat pekerja adalah sejenis kartel. Sama seperti semua kartel, Serikat pekerja merupakan sekelompok penjual yang bekerjasama dengan harapan menggunakan daya pasar bersama mereka. Banyak pekerja dalam perekonomian membahas upah, tunjangan dan kondisi kerja mereka dengan perusahaan secara sendiri-sendiri. Sebaliknya, pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja melakukan hal itu secara berkelompok. Proses disepakatinya syarat-syarat kerja antara serikat kerja dan perusahaan disebut dengan tawar-menawar kolektif (collective bargaining). Ketika berunding dengan perusahaan, serikat pekerja meminta upah lebih tinggi, tunjangan lebih besar, dan kolektif kerja yang baik dari pada yang ditawarkan oleh perusahaan tanpa adanya serikat pekerja. Jika serikat pekerja dan perusahaan tidak mencapai kesepakatan, Serikat pekerja dapat melakukan penarikan pekerja dari perusahaan, yang disebut dengan pemogokan (strike). Karena pemogokan mengurangi produksi, penjualan, dan keuntungan, perusahaan yang menghadapi ancaman pemogokan besar kemungkinan ekonomi yang mempelajari pengaruh Serikat pekerja memperoleh upah 10 hingga 20 persen lebih tingggi dari pada pekerja yang tidak tergabung ke dalam Serikat pekerja. Apabila serikat pekerja meningkat upah di atas titik keseimbangan, serikat pekerja juga meningkatkan jumlah penawaran tenaga kerja dan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja sehingga menimbulkan pengangguran. Para pekerja yang tetap bekerja menerima keuntungan, namun mereka yang sebelumnya bekerja dan menganggur ketika upah meningkat dirugikan. Memang benar Serikat pekerja sering dianggap sebagai penyebab konflik diantara berbagai kelompok pekerja sampai antara pihak dalam yang diuntungkan oleh upah Serikat pekerja yang tinggi dan pihak luar yang tidak memperoleh pekerjaan dari serikat pekerja. Pihak luar dapat menyikapi status mereka dengan dua alternatif. Sebagian dari mereka tetap menganggur dan menanti kesepakatan untuk menjadi pihak dalam dan memperoleh upah Serikat pekerja yang tinggi. Sebagian lain mengambil pekerjaan di perusahaan9

perusahaan yang tidak memiliki serikat pekerja. Oleh karena itu, apabila serikat pekerja meningkatkan upah di satu bagian perekonomian, penawaran pekerjan meningkat di bagian lain perekonomian. Kenaikan penawaran kerja ini, pada gilirannya menurunkan upah di industri-industri yang tidak memiliki serikat pekerja. Dengan kata lain, yang tergabung ke dalam serikat pekerja meraup keuntungan dari tawar-menawar kolektif, sedangkan pekerja yang tidak tergabung ke dalam serikat pekerja menanggung sebagian dari biayanya. Peran serikat pekerja dalam perekonomian sebagian bergantung pada undang-undang yang mengatur organisasi serikat pekerja dan tawar-menawar kolektif. Lazimnya, perjanjian eksplisit diantara anggota kartel dianggap ilegal dan pemerintah dapat menindak perusahaan-perusahaan ini. Sebaliknya, Serikat pekerja dikecualikan dari undang-undang ini.

2.5 TEORI UPAH EFISIENSI Alasan lain kenapa pengangguran selalu terjadi dalam perekonomian dijelaskan oleh teori upah efisien adalah karena perusahaan-perusahaan beroperasi secara lebih efisien jika upah berada di atas titik keseimbangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan lebih diuntungkan jika mempertahankan upah tinggi meskipun terdapat surplus tenaga kerja. Teori upah efisiensi menyatakan bahwa pembatasan seperti peraturan upah minimum dan serikat pekerja tidak diperlukan dalam banyak situasi karena perusahaan-perusahaan dapat diuntungkan dengan memberi upah di atas titik keseimbangan. Mengapa perusahaan menginginkan untuk memberi upah yang tinggi? Dalam teori upah efisiensi dijelaskan bahwa membayar upah lebih tinggi dapat menguntungkan karena dapat meningkatkan efisiensi pekerja perusahaan. Ada beberapa jenis upah efisiensi, yaitu : 1. Kesehatan Kerja Pekerja yang menerima bayaran lebih baik akan menginsumsi makanan yang lebih bergizi, sedangkan pekerja yang mengonsumsi makanan yang lebih bergizi akan lebih sehat dan produktif. Perusahaan akan lebih diuntungkan apabila membayar upah tinggi dan memiliki pekerja yang sehat dan produktif daripada membayar upah lebih rendah tapi memiliki pekerja yang kurang sehat dan kurang produktif. Teori ini tidak relevan di negara-negara kaya seperti Jepang, disana upah keseimbangan bagi mayoritas pekerja berada diatas tingkat yang diperlukan untuk makanan yang memadai. Perusahaan tidak khawatir jika mereka membayar upah keseimbangan akan membahayakan kesehatan pekerja. 10

Teori ini lebih relevan bagi perusahaan-perusahaan di negara-negara kurang berkembang yang menghadapi masalah nutrisi yang memadai, seperti pengangguran di kota-kota di negara miskin di Asia yang sangat tinggi. Mengurangi upah memang akan berdampak buruk terhadap kesehatan dan produktivitas pekerja mereka, dan ini menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan tidak memangkas upah meskipun terdapat surplus tenaga kerja. 2. Perputaran pekerja Para pekerja meninggalkan pekerjaan mereka karena berbagai alasan, misalkan menerima pekerjaan baru, pindah ke daerah lain , keluar dari angkatan kerja, dan lain sebagainya. Semakin tinggi upah yang diberikan oleh perusahaan, semakin kecil kemungkinan para pekerjanya untuk memilih keluar. 3. Usaha pekerja Dalam banyak pekerjaan, pekerja memiliki keleluasan tertentu tentang seberapa keras mereka bekerja. Akibatnya, perusahaan-perusahaan memonitor usaha pekerja mereka, dan pekerja yang diketahui melalaikan tanggung jawab akan dipecat. Perusahaan dapat menangani hal ini dengan membayar upah diatas titik keseimbangan. Upah yang lebih tinggi membuat pekerja lebih sigap dalam melaksanakan tanggung jawab dan akan insentif dalam memberikan usaha terbaik mereka. Teori ini serupa dengan dengan pemikiran Marxisme lama tentang pemikiran ‘’persediaan pengangguran’’ atau ‘’reserve army of the unemployment’’ bahwa pemilik perusahaan diuntungkan oleh pengangguran karena ancaman pengangguran membantu dalam mendisiplinkan pekerja yang memiliki pekerjaan. Dalam teori upah efisiensi, jika upah berada di atas titik keseimbangan penawaran dan permintaan, pekerja tidak memiliki banyak alasan untuk bekerja keras karena jika mereka dipecat, mereka akan segera memperoleh pekerjaan baru dengan upah yang sama. Oleh karena itu perusahaan menaikkan upah diatas titik keseimbangan yang mengakibatkan pengangguran dan memberikan intensif bagi pekerja untuk tidak melalaikan tanggung jawab mereka. 4. Kualitas pekerja Apabila sebuah perusahaan mempekerjakan pekerja baru, perusahaan itu tidak dapat mengukur kualitas pelamar secara sempurna. Dengan membayar upah lebih tinggi, perusahaan itu menarik kelompok pekerja yang lebih baik untuk melamar pada posisi yang ditawarkan.

2.6 STUDI KASUS Tingkat Pengangguran Di Indonesia 11

Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan pengaggur terdidik. Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu.Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi. Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri. Dampak-dampak dari pengangguran Akibat-akibat yang ditimbulkan dari tingginya angka pengangguran Bagi Negara: 1.

Penurunan pendapatan perkapita.

2.

Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.

3.

Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi Masyarakat: 1.

Pengangguran merupakan beban psikologi dan psikis.

2.

Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan , karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.

3.

Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik .

12

Solusi dalam mengatasi pengangguran . Solusi dalam mengatasi pengangguran adalah semakin di tambahnya lapangan kerja yang ada di Indonesia. Dengan semakin banyaknya lapangan pekerjaan maka semakin besar peluang masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan. Selain dengan cara menambah lapangan pekerjaan, pemerintah juga harus mengasah skill atau kemampuan masyarakat agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Kemampuan lebih di utamakan dari pada gelar saja. Dengan kemampuan yang baik dan benar kita dapat bersaing di pasar bebas. Sumber daya manusia di Indonesia haruslah mempunyai kualitas yang sama dengan sumber daya asing, sehinggal di dalam negri bisa lebih menggunakan sumber daya manusia dalam negri terlebih dahulu baru sumber daya asing. Dan perusahaan juga harus menghargai sumber daya dalam negri dengan baik, agar terjalin hubungan pekerjaan yang baik pula. Pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri atau bisa di bilang dengan wirausaha. Dengan banyaknya wirausawan baru maka semakin terbuka juga lapangan pekerjaan. Peran pemerintah juga harus terus telibat dalam pemberdayaan wirausaha, pemerintah perlu memberikan modal kepada wirausahawan dan juga perlu mengawasinya

dalam

menjalankan

usahanya

agar

meminimalisir

kerugian

dan

memaksimalkan keuntungan yang di dapatkan. Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main terhadap bidangbidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu. Selanjutnya pemerintah juga perlu melakukan program pemerataan lapangan pekerjaan di setiap daerah, tidak hanya terfokus pada daerah Ibu kota saja. Karena jika di setiap daerah mempunyai lapangan pekerjaan yang memadai pasti penduduk daerah tersebut tidak berbondong -bondong untuk mencari pekerjaan di tempat lain.

13

Peran pemerintah yang terakhir yaitu membuat generasi muda menjadi lebih berkualitas dalam dunia usaha. Memperbaiki sistem pendidikan yang ada, bukan hanya sekedar teoritis tapi praktik dalam dunia usaha yang ada. 2.7 ISTILAH-ISTILAH PENTING Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk usia produktif yang sudah mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Jaminan pengangguran (unemployment insurance) adalah jaminan dari pemerintah sebagai tanggungan pemerintah ketika buruh atau pekerja di Indonesia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pekerja putus asa (discouraged workers) adalah individu yang ingin bekerja, namun menyerah karena tidak kunjung berhasil memperoleh pekerjaan. Pemogokan (strike) adalah peristiwa di mana sejumlah besar karyawan perusahaan berhenti bekerja sebagai bentuk protes kepada perusahaan tempat bekerja. Pencarian kerja (job search) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari sebuah pekerjaan. Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Pengangguran siklis (cylical unemployment) adalah pengangguran yang terjadi karena pengaruh fluktuasi dalam siklus konjungtur dalam kehidupan ekonomi. Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur perekonomian. Serikat pekerja (union) adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh. Tawar-menawar kolektif (collective bargaining) merupakan perjanjian antara pekerja dengan perusahaan tempat mereka bekerja (pengusaha). Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation) adalah Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. Tingkat pengangguran (unemployment rate) merupakan presentase yang menunjukkan individu-individu yang ingin bekerja namun tidak memiliki perkerjaan. Tingkat pengangguran alamiah (natural rate unemployment) adalah pengangguran yang tidak hilang dengan sendirinya bahkan dalam jangka panjang. Upah efisiensi (efficiency wages) adalah upah yang ditetapkan pada tingkat di atas kliring pasar sehingga mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka. 14

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN 1. Cara mengidentifikasikan pengangguran yaitu dengan mengukur jumlah pengangguran yang merupakan tugas badan statistika negara yang menghimpun data pengangguran dan aspek-aspek pasar tenaga kerja lain, seperti jenis pekerjaan, jam kerja rata-rata, dan durasi pengangguran. Data ini diperoleh dari survei rutin terhadap rumah tangga. Berdasarkan jawaban terhadap survei tersebut, badan statistik negara biasanya mengelompokkan orang dewasa pada setiap rumah tangga yang disurvei ke dalam salah satu kategori yaitu: bekerja, pengangguran, tidak termasuk angkatan kerja. 2. Pencarian kerja (job search) adalah proses yang dilakukan oleh pekerja untuk mencari pekerjaan yang yeng sesuai dengan minat dan keterampilan mereka. 3. Peraturan upah minimum adalah peraturan yang dibuat untuk upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. 4. Serikat pekerja (union) adalah asosiasi pekerja yang melakukan tawar-menawar dengan pemberi kerja mengenai upah dan kondisi kerja. Proses disepakatinya syarat-syarat kerja antara serikat kerja dan perusahaan disebut dengan tawar-menawar kolektif (collective bargaining). 5. Teori upah efisien adalah perusahaan-perusahaan beroperasi secara lebih efisien jika upah berada di atas titik keseimbangan. 6. Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan pengaggur terdidik.

3.2 SARAN Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan 15

kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masingmasing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.

16

DAFTAR PUSTAKA Mankiw, Gregory, dkk. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat. Sufriadi, D. (2016, Desember). Studi Kasus Ekonomi Tentang Pengangguran. Dipetik 2018, dari Blogger: http://davesufriadi.blogspot.co.id/2016/12/studi-kasus-ekonomi-tentangpengangguran.html Windyarto, A. (2014, Mei). Penganguran dan Tingkat Alamiahnya. Dipetik 2018, dari Students.uii.ac.id Blogs: http://ariefwindyarto.students.uii.ac.id/2014/05/03/pengangguran-dantingkat-alamiahnya/

17

Related Documents

Rev Makro Klp 6.doc.docx
December 2019 4
Makro
May 2020 17
Makro
June 2020 14
7_gizi Makro
June 2020 10
Vinos Makro
May 2020 6
Asgment3 Makro
December 2019 5

More Documents from "nurjila"

Rev Makro Klp 6.doc.docx
December 2019 4
Passive Voice.docx
April 2020 0
July 2020 22
Kelompok 1.docx
April 2020 31