PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP
RSU BUNDA MARGONDA Jalan Margonda Raya No 28. Depok 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2 KATA PENGANTAR..................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4 A. RUANG LINGKUP PELAYANAN................................................................................................5 B. BATASAN OPERASIONAL.........................................................................................................6 C. LANDASAN HUKUM...............................................................................................................6 BAB II STANDAR KETENAGAAN.............................................................................................................7 A. KWALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.........................................................................................7 B. DISTRIBUSI KETENAGAAN..............................................................................................................7 C. PENGATURAN JAGA...............................................................................................................8 BAB III STANDAR FASILITAS..................................................................................................................10 A. DENAH RUANG PERAWATAN ANAK DAN DEWASA...............................................................10 B. STANDAR FASILITAS..............................................................................................................10 C. DENAH RUANG PERAWATAN ANAK DAN DEWASA...............................................................15 D. STANDAR FASILITAS..............................................................................................................16 BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN.......................................................................................................20 A. KONSEP PELAYANAN SECARA UMUM..................................................................................20 B. PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN RAWAT INAP......................................................20 C. PELAYANAN PASIEN DI RAWAT INAP....................................................................................25 BAB V LOGISTIK...................................................................................................................................26 BAB VI KESELAMATAN PASIEN..............................................................................................................28 A. DEFINISI...............................................................................................................................28 B. TUJUAN....................................................................................................................................28 C. TATALAKSANA KESELAMATAN PASIEN..................................................................................28 BAB VII KESELAMATAN KERJA..............................................................................................................30 BAB VIII PENGENDALIAN MUTU..........................................................................................................37 BAB IX PENUTUP..................................................................................................................................47
2
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan petunjukNya sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman pelayanan rawat jalan
Rumah
Sakit RSU Bunda Margonda. RSU Bunda Margonda merupakan sarana pelayanan kesehatan di Depok yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dengan meningkatnya perkembangan ilmu dan teknologi, rumah sakit dihadapkan pada tantangan yang makin besar agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akutanbel dan transparan kepada masyarakat, terutama dipelayanan rawat jalan yang merupakan pintu awal bagi pasien untuk memperoleh informasi tentang playanan rumah sakit. Buku Pedoman pelayanan rawat jalan RSU Bunda Margonda ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien di ruang rawat jalan di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku pedoman ini. Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna, maka kami harapkan saran dan masukan untuk kesempurnaannya.
Depok, Maret 2018
Kepala RSU Bunda Margonda
3
BAB I PENDAHULUAN Rumah Sakit Bunda Margonda bediri sejak tahun 2005. RS Bunda Margonda sebelumnya dikenal dengan RS Ibu dan Anak, namun karena tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan maka pada tahun 2007 RS Bunda berubah menjadi rumah sakit umum sesuai dengan tututan masyarakat. Dan pada tahun 2008 Pelayanan keperawatan berkembang dengan di bukanya ruang intensif. Dengan semakin berkembangnya pelayanan rumah sakit tentu bekembang juga pelayanan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu pelayanan keperawatan yang diberikan tentunya harus berkwalitas dan sesuai dengan pedoman serta SOP yang sudah ditetapkan Pelayanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda terdiri dari : pelayanan keperawatan unit gawat darurat, pelayanan rawat jalan, pelayanan morula, pelayanan kamar bersalin, pelayanan kamar operasi, pelayanan perawatan nifas dan bayi sehat, pelayanan perinatologi, pelayanan perawatan dewasa yang merupakan pelayanan gabungan ( paru, bedah, penyakit dalam, jantung), pelayanan perawatan anak, dan pelayanan intensif. Untuk unit IDG, Intensive dan kamar operasi mempunyai pedoman masing – masing sesuai dengan kasus – kasus yang dirawat. Dalam melaksanakan prosedur atau tindakan setiap unit sudah mempunyai SOP ( standart operasional prosedur). Dengan adanya SOP ini maka setiap pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan pasien. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat menggunakan standar asuhan keperawatan (SAK). Standart asuhan keperawatan dibuat berdasarkan sepuluh kasus terbanyak yang ada di setiap ruangan. Namun untuk penerapan diagnose keperawatan sesuai dengan keluhan utama pasien. Untuk memudahkan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan mengurangi waktu perawat dalam pendokumentasian askep, saat ini menggunakan askep dengan checklist. Yang mana perawat memungkinkan waktu lebih banyak untuk pasien. Peningkatan mutu keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum bunda margonda dapat dievaluasi dengan adanya Tim KPRS. Tim KPRS mengadakan ronde, untuk mensosialisasikan indicator keselamatan pasien. kasus pelaporan pasien safety dengan menggunakan insiden report. Yang berhak mengisi incident report adalah petugas yang menemukan kejadian pertama kalinya. Setelah dilakukan pencatatan dan pelaporan, akan dilakukan tindak lanjut untuk mengevaluasi permasalahan selanjutnya.
4
TUJUAN a. Tujuan umum 1.
Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan di RSU Bunda Margonda
b.
Tujuan khusus 1. Memberikan pelayanan yang optimal terhadap seluruh pasien yang dirawat di RSU Bunda Margonda 2. Mencegah kematian atau kecacatan karena keterlambatan penanganan di RSU Bunda Margonda 3. Setiap pasien yang dirawat di RSU Bunda Margonda mendapat pelayanan yang cepat, tepat, aman, dan nyaman tanpa dibedakan suku bangsa, agama, status sosial, dan jenis kelamin.
A. RUANG LINGKUP PELAYANAN Lingkup praktek keperawatan merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau akan berpotensi mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamananmembantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit
mengupayakan pemulihan sampai
kliendapat mencapai kapasitas produktif tertingginya serta membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat. Praktek keperawatan menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen biopsiko-sosial dan spiritual klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma atau kecacatan. Ruang lingkup keperawatan di RSU Bunda Margonda terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya : Perawatan ICU/HCU, NICU/PICU, Perawatan anak, perawatan dewasa lantai 2 ( lebih banyak perawatan nifas ), perawatan dewasa lantai 3( umum : internis, bedah dan 5
paru ), perawatan neonates sehat, dan perawatan observasi gynekologi. Selain itu perawatan rawat jalan ( Poli dan IGD )
B. BATASAN OPERASIONAL Dalam pelayanan kerawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien dimulai dari pengkajian, tujuan, criteria hasil, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pelayanan pada pasien rawat inap meliputi pelayanan penyakit dalam,pelayanan pada bedah, pelayanan Paru, pelayanan jantung, pelayanan matadan tidak tertutup kemungkinan bila ruangan perawatan obgyne penuh bisa
dirawat pada perawatan umum dewasa.
Pelayanan pada pasien rawat jalan meliputi: Poliklinik diantaranya: poli anak, poli internis, poli paru, poli syaraf, poli bedah, poli mata, poli jantung, poli obgyne, poli THT, poli psikiatri dan poli keluarga. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien rawat jalan lebih banyak tindakan kolaborasi.
C. LANDASAN HUKUM 1.
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2.
Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3.
Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4.
Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
5.
Peraturan Presiden Nomor 77 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi Tenaga Kesehatan Rumah Sakit
6.
Peraturan Menteri Kesehatan no 49 tahun 2013 tentang Komite keperawatan di RS
7.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/ Menkes/ SK/ XI/ 2001 tentang Registrasi dan praktek perawat
8.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
148/ Menkes/ SK/ I/ 2010
tentang Ijin
Penyelengaraan Praktek Perawat 9.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1464/ Menkes/ PER/ X/ 2010 tentang Ijin Penyelengaraan Praktek Bidan
6
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. KWALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA Kwalifikasi ketenagaan yang harus ada pada pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda 1. Tenaga medis Dokter – dokter spesialis yang diakui oleh Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan Depertemen kesehatan, harus memiliki latar belakan pendidikan, pelatihan dan pengalaman dalam bidangnya. 2. Tenaga keperawatan ( perawat dan bidan ) Pelayanan keperawatan di ruang rawat inap dilakukan oleh perawat dan bidan yang memiliki pendidikan, pelatihan dan pengalaman di ruang rawat inap. 3. Tenaga kesehatan lain Harus disediakan tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi,farmasi sesuaidengan kompetensinya. 4. Kwalifikasi keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan. Ners
: 25 orang
DIII Keperawatan
: 101 orang
DIII Perawat gigi
: 2 orang
SPRG
: 2 orang
DIII Kebidanan
: 13 orang
DIV Kebidanan
: 2 orang
Jumlah
: 145 orang
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN Perawat yang berdinas disetiap ruangan rata – rata 3 orang per shift, terdiri dari 1 orang pj shift ( Ka tim ), 2 orang perawat pelaksana ( anggota tim ). Perawat yang bertugas sebagai pj shift yaitu perawat yang memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun diruangan tersebut, dan memiliki keterampilan yang baik, sertapengetahuan yang luas dibidang pekerjaaanya. Perawat yang bertugas sebagai perawat pelaksana yaitu perawat yang berpengalaman 2 tahun atau kurang, dan sudah mampu bekerja mandiri dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien. Sedangkan perawat yang baru diruangan akan dilakukan orientasi terlebih dahulu, dan disosialisasikan tentang system kerja 7
diruanagan, alur – alur di Rumah Sakit. Setelah dianggap mampu baru akan dilepas untuk mengelola pasien dengan ketergantungan minimal, atau pasien mandiri.
C. PENGATURAN JAGA 1. Jam dinas
2.
Dinas pagi
: 07.00 – 14.00
Dinas sore
: 10.00 – 20.00
Dinas malam
: 20.00 – 07.00
Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat oleh setiap pj ruangan dan di pertanggung jawabkan ke Kepala Bidang Keperawatan
3. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana setiap satu bulan, mulai tanggal 22 bulan ini sampai dengan tanggal 21 bulan berikutnya. 4. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui). 5. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift) dengan syarat masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki keterampilan yang baik dan pengetahuan yang luas sesuai dengan pekerjaanya. 6. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti. 7. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu Penanggungjawab ruangan : 4 jam sebelum dinas berikutnya. Sebelum memberitahu Penanggungjawab ruangan, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti. Apabila perawat yang bersangkutan tidak
8
mendapatkan perawat pengganti, maka Penanggungjawab ruangan akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang libur . 8. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka Penanggungjawab ruangan akan mencari perawat pengganti yang libur. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan ( dinas nerus )
BAB III STANDAR FASILITAS
9
A. DENAH RUANG PERAWATAN ANAK DAN DEWASA
B. STANDAR FASILITAS 1. Daftar inventaris ruang rawat inap dan rawat jalan NO
NAMA ALAT
1
Set GV
2
Set aff hecting
3
Set dressing
4 5 6
Set tindik Set CVP dewasa Set bedah minor
7
Set infus anak
8
Set oral hygiene
9
Set vulvahygiene
10
Set chateter
11 12 13 14 15 16 17
Bak Obsgin Set epicutan Set CVP anak Set Lab. Set SC Set Laparatomi Set APP dewasa
RATIO 1:7 1:4 1:1 1:1 1:2 1:1 1:1 1:1 1:1 1:3 1:5 1:1 1:2 1:3 1:1 1:1
KONDISI Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril
1:2 1:5 1:2 1:1 1:2 1:4 1:1 1:2
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril 10
KETERANGAN Poliklinik Lantai 2 perawatan Poliklinik Perawatan Anak dan ICU Perawatan 3 dewasa PNS ICU Poliklinik PNS dan KB Poliklinik Perawatan Anak & Nicu Perawatan Anak Perawatan 3 Dewasa Perawatan ICU Lantai 2 Perawatan Perawatan 3 Dewasa & ICU Poliklinik Poliklinik NICU NICU NICU Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Set APP anak Fine set Set Laparascopi Set Orthopedi Set THT Pelengkap SC Set kuret Set Partus & Set jahit Set Kista Bartolini Set Spekulum Set HPP
1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 1:4 1:2 1:5
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril
Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Bersalin Kamar Bersalin
1:1
Steril
Kamar Bersalin
1:3 1:1
Steril Steril
Kamar Bersalin Kamar Bersalin
2. Daftar inventaris pouces rawat inap dan rawat jalan. NO 1 2
3 4
5
6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA ALAT Aligator Bak
Instrumen sedang
Bak Spuit Bekuk Busi : No. 11/12 No. 13/14 No. 15/16 No. 17/18 Canul suction Chrom : - Kasar - Halus - 900 Duk klem Elis klem Forcep Gunting benang Gunting jaringan Gunting lancip Gunting tali
RATIO 1:2 1:5 1:3 1:1
KONDISI Steril Steril Steril Steril
1:7 1:1
Steril Steril
1:2 1:2
Steril Steril
1:1 1:1 1:2 1:1 1:1
Steril Steril Steril Steril Steril
1 : 13 1:2 1:4 1:1 1:4 1:2 1:8 1:7 1:6 1:1
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril 11
KETERANGAN Kamar Bersalin Poliklinik Lantai 2 Perawatan Perawatan Anak & Perawatan 3 Dewasa Poliklinik Lantai 2 Perawatan & Perawatan 3 Dewasa PNS Kamar Operasi
Kamar Bersalin
Kamar Operasi Kamar Operasi
Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi
15 16
17 18 19 20
21 22
pusat Gunting cantik Hak : - Double Hak : - Gigi 4 - Segitiga - Double kecil - Spatula Kom tutup Korentang Kobra Klem : - uterus - usus dewasa Koher ½ koher
23
L-hak
24 25
Langen back Nierbekken
26
Naldfulder
27 28
O-hak Pengait IUD Pinset : - Anatomis
29 30
Anatomis diatermis Penster klem
31
Pinset cirugis
32
Pinset cirugis diatermis Retraktor bayi Retraktor : - Bayi - Dewasa Sonde mickey mouse Spekulum sim uk. L Spekulum bentuk L
33 34
35 36 37
1 : 11
Steril
Kamar Operasi
1:2
Steril
Kamar Operasi
1:2 1:2 1:5 1:1 1:3 1 : 11 1:1 1:8 1:3
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril
1:1 1:5 1 : 10 1:2 1:2 1 : 10 1:4 1 : 14 1:1 1 : 11 1:4 1:3
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril
Kamar Operasi
1:1 1:9 1:2
Steril Steril Steril
Kamar Bersalin
1:1 1:1 1:6
Steril Steril Steril Steril
Kamar Operasi Kamar Bersalin Kamar Operasi Kamar Operasi
1:1
Steril
Kamar Operasi
1:1 1:1 1:1
Steril Steril Steril
Kamar Operasi
1:1
Steril
Kamar Bersalin
1:2
Steril
Kamar Bersalin
1:4
12
Kamar Operasi
PNS Poliklinik Lantai 2 perawatan Kamar Operasi Kamar Operasi
Kamar Bersalin Poliklinik Kamar Operasi Kamar Operasi Poliklinik Kamar Bersalin Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Bersalin
Kamar Operasi
Poliklinik
38
Sonde uterus
39
Sendok kuret
40
Sendok kuret : - No. 5 - No. 8 Scapel : - No. 3 - No. 4 Spekulum cocor bebek - Ukuran L - Ukuran M
41
42
43
Tong spatel
44 45 46
Tromol besar Tenakulum gigi 1 Vertubator
1:7 1:1 1:2
Steril Steril Steril
Kamar Bersalin Kamar Bersalin Kamar Operasi
1:1 1:1
Steril Steril
Kamar Bersalin
1:3 1:5
Steril Steril
Kamar Operasi
1:1 1:1
Steril Steril
Kamar Bersalin
1 : 40 1:3 1:1 1:1 1:1
Steril Steril Steril Steril Steril
Poliklinik Kamar Operasi Kamar Operasi & Poliklinik Kamar Operasi & Kamar Bersalin Kamar Bersalin
C. DENAH RUANG PERAWATAN ANAK DAN DEWASA
D. STANDAR FASILITAS 3. Daftar inventaris ruang rawat inap dan rawat jalan 13
NO
NAMA ALAT
1
Set GV
2
Set aff hecting
3
Set dressing
4 5 6
Set tindik Set CVP dewasa Set bedah minor
7
Set infus anak
8
Set oral hygiene
9
Set vulvahygiene
10
Set chateter
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Bak Obsgin Set epicutan Set CVP anak Set Lab. Set SC Set Laparatomi Set APP dewasa Set APP anak Fine set Set Laparascopi Set Orthopedi Set THT Pelengkap SC Set kuret Set Partus & Set
25
RATIO 1:7 1:4 1:1 1:1 1:2 1:1 1:1 1:1 1:1 1:3 1:5 1:1 1:2 1:3 1:1 1:1
KONDISI Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril
KETERANGAN Poliklinik Lantai 2 perawatan Poliklinik Perawatan Anak dan ICU Perawatan 3 dewasa PNS ICU Poliklinik PNS dan KB Poliklinik Perawatan Anak & Nicu Perawatan Anak Perawatan 3 Dewasa Perawatan ICU Lantai 2 Perawatan Perawatan 3 Dewasa &
1:2 1:5 1:2 1:1 1:2 1:4 1:1 1:2 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 1:4 1:2 1:5
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril
ICU Poliklinik Poliklinik NICU NICU NICU Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Bersalin Kamar Bersalin
1:1
Steril
Kamar Bersalin
1:3 1:1
Steril Steril
Kamar Bersalin Kamar Bersalin
jahit
26
Set
Kista
27 28
Bartolini Set Spekulum Set HPP
4. Daftar inventaris pouces rawat inap dan rawat jalan. NO 1 2
NAMA ALAT Aligator Bak Instrumen sedang
RATIO 1:2 1:5 1:3 1:1
KONDISI Steril Steril Steril Steril
14
KETERANGAN Kamar Bersalin Poliklinik Lantai 2 Perawatan Perawatan Anak & Perawatan 3
3
Bak Spuit
4
Bekuk Busi : No. 11/12 No. 13/14 No. 15/16 No. 17/18 Canul suction Chrom :
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Kasar - Halus - 900 Duk klem Elis klem Forcep Gunting benang Gunting jaringan Gunting lancip Gunting tali pusat Gunting cantik Hak : - Double Hak : -
17 18
Gigi 4 Segitiga Double kecil Spatula Kom tutup Korentang
19 20
Kobra Klem :
21 22
- uterus - usus dewasa Koher ½ koher
23
L-hak
24 25 26
Langen back Nierbekken Naldfulder
1:7 1:1
Steril Steril
Dewasa Poliklinik Lantai 2 Perawatan & Perawatan 3 Dewasa
1:2 1:2
Steril Steril
1:1 1:1 1:2 1:1 1:1
Steril Steril Steril Steril Steril
1 : 13 1:2 1:4
Steril Steril Steril
Kamar Operasi
1:1 1:4 1:2 1:8 1:7 1:6 1:1
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril
Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Operasi
1 : 11
Steril
Kamar Operasi
1:2
Steril
Kamar Operasi
1:2 1:2 1:5 1:1
Steril Steril Steril Steril
Kamar Operasi
1:3 1 : 11 1:1 1:8 1:3
Steril Steril Steril Steril Steril
PNS Poliklinik Lantai 2 perawatan Kamar Operasi Kamar Operasi
1:1 1:5
Steril Steril
Kamar Operasi
1 : 10 1:2 1:2 1 : 10 1:4 1 : 14 1:1
Steril Steril Steril Steril Steril Steril Steril 15
PNS Kamar Operasi Kamar Bersalin Kamar Operasi
Kamar Bersalin Poliklinik Kamar Operasi Kamar Operasi Poliklinik Kamar Bersalin
1 : 11 1:4 1:3
Steril Steril Steril
Kamar Operasi Kamar Operasi Kamar Bersalin
Anatomis
1:1 1:9
Steril Steril
Kamar Bersalin
-
1:2
Steril
Kamar Operasi
1:1 1:1 1:6
Steril Steril Steril Steril
Kamar Operasi Kamar Bersalin Kamar Operasi Kamar Operasi
1:1
Steril
Kamar Operasi
1:1 1:1
Steril Steril
Kamar Operasi
mickey
1:1
Steril
Poliklinik
36
mouse Spekulum sim uk.
1:1
Steril
Kamar Bersalin
37
L Spekulum bentuk
1:2
Steril
Kamar Bersalin
38
L Sonde uterus
39
Sendok kuret
1:7 1:1 1:2
Steril Steril Steril
Kamar Bersalin Kamar Bersalin Kamar Operasi
1:1 1:1
Steril Steril
Kamar Bersalin
1:3 1:5
Steril Steril
Kamar Operasi
1:1 1:1
Steril Steril
1 : 40 1:3 1:1 1:1 1:1
Steril Steril Steril Steril Steril
27 28
O-hak Pengait IUD Pinset : -
29 Anatomis
30
diatermis Penster klem
31
Pinset cirugis
32
Pinset
cirugis
33 34
diatermis Retraktor bayi Retraktor :
35
- Bayi - Dewasa Sonde
40
Sendok kuret :
41
- No. 5 - No. 8 Scapel :
42
- No. 3 - No. 4 Spekulum
1:4
cocor
bebek - Ukuran L - Ukuran M 43
Tong spatel
44 45 46
Tromol besar Tenakulum gigi 1 Vertubator
16
Kamar Bersalin Poliklinik Kamar Operasi Kamar Operasi & Poliklinik Kamar Operasi & Kamar Bersalin Kamar Bersalin
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN A. KONSEP PELAYANAN SECARA UMUM Keputusan pasien masuk rawat inap berdasarkan kriteria masuk rawat inap dan telah diketahui oleh DPJP
Dilakukan secara kerjasama tim ( teamwork) perawat dan dokter
Pelayanan yang diberikan sesuai standar asuhan keperawatan
Semua tindakan terdokumentasi dengan baik
Pelayanan yang diberikan dilakukan monitoring dan evaluasi berkesinambungan.
B. PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN RAWAT INAP 1. Perawat menerima pemberitahuan dari informasi, instalasi rawat jalan , IGD, kiriman dokter pribadi/dokter praktek, pindahan dari ruangan atau rumah sakit lain. 2.
Menuliskan nama pasien pada buku register nama pasien
3.
Siapkan tempat tidur dan perlengkapan pasien
4.
Siapkan rekam medis dan rekam keperawatan disertai pengecekan form transfer pasien di SIRS Bunda
5.
Terima pasien baru di ruang rawat a)
Pindahkan pasien dari kursi roda/tempat tidur/kereta dorong/inkubator
b)
Orientasi ruangan pasien dengan mengisi checklist Lokasi nurse station Dokter yang merawat dan waktu kunjungan dokter Adanya lembar persetujuan tindakan dan therapy jika dibutuhkan
c)
Orientasi ruangan perawatan meliputi kelas perawatan , fasilitas yang didapat dan cara penggunaannya, lokasi toilet dan cara menggunakan bel
d)
Review tentang hak dan kewajiban pasien : Tata tertib jam besuk ( pagi jam 11.00 – 12.00 wib , sore jam 17.00 – 19.00 wib ) dan penunggu pasien Ingatkan pasien untuk tidak membawa barang berharga selama perawatan dikarenakan jika terjadi kerusakan atau kehilangan tidak menjadi tanggungan pihak rumah sakit
e)
Ukur tanda-tanda vital
f)
Lakukan wawancara dengan pasien / keluarga dan membuat rencana keperawatan 17
g)
Cek data-data pasien
6.
Siapkan peralatan medis yang akan digunakan sesuai kebutuhan pasien
7.
Serah terima pasien : a)
Pasien dibawa ke kamar perawatan oleh perawat ( Poliklinik , IGD) bersama perawat ruang perawatan
b)
Perawat Poliklinik/IGD melakukan serah terima pasien dengan perawat ruang perawatan dengan form transfer pasien yang tercantum di dalam SIRS Bunda
8.
c)
Gelang identitas pasien
d)
Obat / infus yang sedang terpasang
e)
Mencantumkan nama petugas penerima di form transfer pasien dalam SIRS
Serah terima rekam medik ( dilakukan di nurse station ) 1)
Kelengkapan rekam medic
2)
Keluhan utama dan diagnosa teraktual
3)
Instruksi dokter :
Obat dan tindakan yang sudah diberikan
Obat dan tindakan yang belum diberikan 4) Pasien yang baru dimasuk dilakukan pengkajian awal oleh perawat ruangan pada SIRS Bunda dengan cara :
Klik Modul SIRS Bunda
Klik Asesmen Rawat Inap
Klik kolom Perawat
Perawat mengisi Asesmen Keperawatan sesuai kriteria pasien
Pengisian asesmen diakhiri dengan mencantumkan nama petugas kesehatan yang melakukan asesmen
9.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan 1)
Persetujuan tindakan dan pemeriksaan penunjang ( yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan )
2)
Dokumentasi asuhan keperawatan
10.
Menginformasikan ke bagian gizi
11.
Tulis dibuku registrasi pasien
C. KRITERIA PASIEN MASUK RAWAT INAP (BERDASARKAN GEJALA)
18
BIDANG SPESIALIS
GEJALA KLINIS
Kesehatan Anak
- Demam ≥ 39.5 dengan atau tanpa riwayat kejang - Demam disertai bintik – bintik kemerahan di ekstrimitas maupun di anggota gerak lain terutama disertai gejala pusing dan mimisan - Diare dengan atau tanpa muntah disertai tanda dehidrasi - Kejang tanpa didahului demam - Gejala klinis disertai sulit makan dan atau sulit minum - Memiliki gejala penyakit jantung bawaan - Sesak napas dengan disertai retraksi cuping hidung dan retraksi dada - Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit; penurunan trombosit - Hasil pemeriksaan penunjang radiologi menunjukkan adanya peradangan paru – paru (TB paru / pneumonia) disertai dengan gejala klinis lain seperti demam tinggi
Penyakit Dalam
-
Obstetri dan Ginekologi
-
Bedah
-
Nyeri perut di seluruh lapang abdomen terutama disertai demam Diare dan atau muntah terutama jika ada tanda dehidrasi Demam tinggi terutama disertai keluhan lain; kejang; kaku kuduk Pipis berdarah dalam jumlah banyak BAB berdarah atau BAB hitam Pasien yang menunjukkan hasil pemeriksaan penunjang laboratorium peningkatan leukosit; penurunan trombosit; widal / tubex positif; NS-1 positif; dsb Pasien hamil dengan muntah secara terus- menerus dan tidak bisa makan Pasien hamil dengan perdarahan dalam jumlah banyak Terdapat benjolan di alat genital yang menimbulkan nyeri dengan ukuran yang relatif besar Pasien dengan nyeri perut bawah terutama disertai adanya perdarahan Pasien dengan kecelakaan disertai tanda kegawatdaruratan (Tensi rendah, perdarahan dalam jumlah banyak, terdapat luka terbuka di daerah vital) Pasien dengan luka tusuk / luka tembak / luka bakar /
19
Kulit dan Kelamin
-
Syaraf
-
Bedah Anak
-
luka bacok / luka terbuka terutama di daerah vital (paha, alat genital, kepala, jantung, dan daerah carotid artery) Terdapat reaksi alergi berupa sesak nafas, bercak kemerahan di seluruh badan setelah minum obat ( Steven Johnson Syndrome) Pasien dengan sakit kepala dengan nyeri hebat Pasien dengan lemas anggota gerak di salah satu sisi atau keduanya terutama disertai tensi tinggi Anak yang tidak bisa BAB sejak lahir namun masih memiliki anus (suspek Hischprung’s disease) Anak baru lahir yang tidak memiliki anus
Orthopedi
-
Pasien dengan patah tulang terutama di daerah vital seperti femur, leher, dan tulang belakang
Paru
-
Bedah Plastik
-
Sulit bernapas disebabkan oleh infeksi paru meluas atau terdapat tumor di daerah paru – paru Infeksi paru – paru Pasien terdapat luka bakar di daerah wajah, genital , dan atau area lain dalam jumlah yang luas
Telinga, Hidung dan Tenggorokan
-
Pasien dengan benjolan yang besar di mulut / hidung / tenggorokan terutama dengan rasa nyeri Pasien yang keluar perdarahan dari hidung / telinga dalam jumlah yang banyak Pasien yang pendengarannya berkurang akibat trauma dan butuh segera dioperasi Pasien dengan patah tulang di hidung dan mengakibatkan pasien sulit bernapas
-
D. KRITERIA PASIEN PULANG a.
Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau tidak adalah dokter spesialis/ konsultan penanggungjawab pasien (atau oleh orang lain yang mendapat
b.
delegasi kewenangan dari konsultan). Kriteria Pulang Pasien Dewasa: - Kesadaran kompos mentis (sadar pen - Tanda vital dalam kondisi normal atau stabil - Tidak ada tanda syok - Tidak ada tanda infeksi pada luka operasi - Tidak ada perdarahan aktif - Perbaikan kondisi klinis yang signifikan - Berkurang atau hilangnya keluhan utama saat pasien dirawat inap 20
-
Bebas demam 1 x 24 jam tanpa obat antipiretik Perbaikan hasil laboratorium yang di ikuti perbaikan klinis Glukosa darah stabil
-
Hasil trombosit naik dari pemeriksaan sebelumnya diikuti perbaikan klinis
-
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri atau dengan bantuan
c.
Kriteria Pulang pasien anak: -
Kesadaran kompos mentis (sadar penuh)
-
Tanda vital dalam kondisi normal atau stabil
-
Tidak ada perubahan pola napas
-
Tidak ada tanda syok
-
Tidak ada tanda infeksi pada luka operasi
-
Tidak ada perdarahan aktif
-
Perbaikan kondisi klinis yang signifikan
-
Berkurang atau hilangnya keluhan saat pasien dirawat inap
-
Nafsu makan anak kembali baik
-
Tidak demam 1 x 24 jam tanpa obat antipiretik
-
Tidak kejang 1 x 24 jam tanpa obat kejang
-
Perbaikan hasil laboratorium yang di ikuti perbaikan klinis
-
Glukosa darah stabil
-
Hasil trombosit naik dari pemeriksaan sebelumnya diikuti perbaikan klinis
-
Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan rumah (untuk pasien yang memerlukan perawatan intensif)
d.
Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien sebaiknya
e.
dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam perencanaan dan
f.
pelaksanaan pemulangan pasien. Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh (holistik) meliputi fisiologis didukung
g.
dengan hasil pemeriksaan penunjang Keputusan pasien pulang berdasarkan kondisi fisiologis yang didukung dengan hasil pemeriksaan penunjang yang mengalami perubahan ke arah yang lebih baik (perbaikan).
21
E. PELAYANAN PASIEN DI RAWAT INAP 1. Penyediaan obat – obatan pasien rawat inap, disiapkan oleh Depo Rawat inap sesuai kebutuhan pasien ( daily dose ). Pemberian obat kepaien diberikan oleh perawat sesuai dengan prosedur 6 benar pemberian obat. 2. Penempatan dan penyusunan obat Obat-obat ditempatkan dan disusun dengan cara : a. Obat dalam bentuk sediaan seperti tablet, kapsul, sirup, salep dan injkesi ditempatkan dikeranjang masing – masing pasien b. Obat – obat injeksi disimpan dalam lemari pendingin, sesuai dengan ketentuan penyimpanan obat 3. Bel Panggilan Perawatan dan Layanan Perawatan Pasien yang membutuhkan perawat diluar jam keliling perawat, dapat memanggil perawat dengan menggunakan bell, dan perawat akan langsung merespon kebutuhan pasien.
4. Jam kunjungan Untuk memastikan bahwa pasien lainnya mendapatkan istirahat yang cukup, jam kunjungan dijadwalkan mulai jam 11.00 S.D 12.00 pagi, Sore jam 17.00 s.d 19.00. Disarankan agar pengunjung pasien bergantian dan dikunjungi tidak lebih dari dua pengunjung dalam satu waktu kunjungan. Jika pasien tidak ingin menerima pengunjung, pasien dapat menginformasikan ke staf ruang perawatan untuk pembatasan pengunjung. Untuk ruangan perawatan satu kamar lebih dari satu orang, pengunjung anak – anak kurang dari 15 tahun tidak diperkenankan masuk ke kamar perawatan.
22
BAB V LOGISTIK
Pengadaan barang rawat inap Rumah sakit bunda margonda dalam pengadaan barang dikelola oleh bagian perbekalan
( logistic).
Pendistribusian untuk setiap unit melalui alur masing – masing unit. Alur permintaan barang ke bagian logistic memakai bon permintaan ( PO ), yang diajukan oleh penanggung jawab setiap ruangan. Pengadaan barang setiap unit dimintakan pada hari rabu setiap minggunya. Pengadaan barang rumah tangga alur permintaanya langsung oleh penanggung jawab ruangan yang membuat permintaan, tetapi pengadaan barang alkes medis penganggung jawab ruangan mengajukan 23
permintaan dengan pengetahuan kabid keperawatan, untuk permintaan barang – barang tertentu harus dengan acc kepala rumah sakit, baru diajukan kebagian deuangan. Setelah bagian keuangan mengevaluasi prioritas alat yang dibeli, baru alat akan dibeli oleh bagian pembelian alat medis, yang dikelola oleh bagian pembelian gudang farmasi. Setelah alat dibeli akan langsung didistribusikan oleh bagian pembelian langsung ke unit – unit perawatan yang membutuhkan.
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
A. DEFINISI Keselamatan pasien telah menjadi isu global dan merupakan prioritasutama untuk rumah sakit dan keselamatan pasien juga merupakan prioritas utamakarena terkait tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang mereka terimadan terkait dengan mutu dan citra rumah sakit, disamping itu keselamatan pasienjuga dapat mengurangi KTD di Rumah Sakit. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimanarumah sakit membuat 24
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan denganrisiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dantindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkanoleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakanyang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien dilaksanakan melalui 6 langkah menuju keselamatanpasien, yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, yaitu : 1.
Tepat Identifikasi Pasien.
2.
Peningkatan Komunikasi yang efektif.
3.
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.
4.
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien operasi.
5.
Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
6.
Pengurangan resiko pasien jatuh.
B. TUJUAN 1. Terciptanya budaya keselamatan di RS 2.
Meningkatkan akuntabilitas RS terhadap pasien dan masayarakat
3.
Menurunnya angka KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
4.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
C. TATALAKSANA KESELAMATAN PASIEN 1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanankeperawatan. 2.
Perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3.
Sistem
pelayanan
yang
komprehensif,
baik
medis
maupunkeperawatan
sehinggameminimalkan terjadinya kasus yang tidakdiharapkan (KTD). 4.
Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa statusmaupun gelang identitas.
5.
Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien :sterilitas alat, tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6.
Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7.
Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu : a.
Insidens kesalahan identifikasi pasien.
b.
Insidens pasien jatuh.
c.
Insidens kesalahan pemberian obat. 25
8.
d.
Insidens kesalahan cara pemberian obat.
e.
Insidens kesalahan persiapan operasi.
f.
Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien
BAB VII KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja di Rumah Sakit mengacu pada perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, meliputi : 1.
Penyediaan air bersih dan air minum. a.
Merupakan air yang mempunyai kualitas minimal sebagaimana yang terlampir dalam Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
b.
Pemantauan air bersih dan air minum dilakukan dengan cara : 26
•
Memeriksa dan menjamin ketersediaan air bersih dan air minum yang dilakukan setiap hari pada penampungan air bersih dan gudang air minum.
•
Mengirimkan sampel air minum dan air bersih ke laboratorium yang ditunjuk dengan frekuensi pengiriman sebanyak 4 kali setahun dengan parameter bakteriologi dan kimia serta merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dengan hasil yang segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
2.
Pengelolaan limbah. a.
Pengelolaan terhadap semua air buangan dan tinja hasil kegiatan operasional Rumah Sakit sehingga memenuhi persyaratan yang terdapat dalam peraturan tentang penetapan dan baku mutu air sungai/badan air serta baku mutu limbah cair.
b.
Pengelolaan air limbah ini diolah dalam instalasi pengolahan air limbah dengan sistem aerob dan anaerob bio filter system. Pemantauan pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara : •
Pemeriksaan setiap hari terhadap fungsi IPAL dengan memperhatikan parameter fisik dan bau.
•
Pemeriksaan setiap hari tempat penyimpanan limbah B3.
•
Mengirimkan sempel air limbah dari outlet IPAL ke Laboratorium sebanyak 4 kali setahun
dengan
parameter
sesuai
Keputusan
Menteri
Kesehatan
No.1204/Menkes/SK/X/2004 dengan hasil segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
c.
Pengelolaan sampah Pengelolaan terhadap semua sampah baik sampah medis maupun sampah non medis yang dihasilkan dalam kegiatan operasional RSU Bunda Margonda sesuai ketentuan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta berpedoman pada persyaratan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/Menkes/SK/X/2004. Untuk kategori sampah non medis dilakukan pengelolaan dengan cara dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam. Untuk kategori sampah medis, pengelolaan sampah seperti tabel di bawah. Pemantauan pengelolaan sampah dilakukan dengan cara: 27
1)
Pemeriksaan kebersihan TPS non Medis dan Medis setiap hari dengan lembar kontrol.
2)
Pengawasan dan pemeriksaan terhadap proses pemisahan sampah medis dengan sampah non medis.
3)
Wawancara dengan pegawai, pengunjung serta warga sekitar tentang pengelolaan sampah.
3.
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu. Kegiatan yang bertujuan menekan kepadatan populasi serangga, tikus, kucing, cacing, rayap atau hewan yang menjadi perantara menularkan penyakit tertentu. Pemantauan pengendalian serangga dan binatang pengganggu dilakukan dengan cara : Memakai Pihak Ke 3 (Rentokil).
4.
Sanitasi makanan. Upaya memantau faktor makanan, petugas, tempat dan perlengkapan yang mungkin dapat menimbulkan penyakit terhadap pasien dan pegawai Rumah Sakit. Kegiatan dilakukan di dapur dan pantry sebagai tempat pengolahan dan pengelolaan makanan. Pemantauan terhadap sanitasi makanan dilakukan dengan cara :
28
-
Pemantauan terhadap pelaksanaan 6 prinsip hygiene sanitasi makanan dengan mengisi lembar kontrol yang tersedia setiap bulan.
-
Pemeriksaan kesehatan khusus terhadap tenaga penjamah makanan minimal sekali dalam setahun yang hasilnya segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
-
Pemeriksaan sampel makanan ke laboratorium setiap 3 bulan sekali dengan hasil segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
-
Pengukuran suhu dan kelembaban ruang dapur setiap 1 bulan sekali, segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
5.
Penyehatan ruang laundri. Upaya penyehatan tehadap tempat dan sarana pencucian linen hingga linen siap dipakai dalam kegiatan operasional Rumah Sakit. Pemantauan terhadap ruang laundri meliputi :
6.
-
Proses pencucian dan penghalusan sesuai standar yang telah ditentukan.
-
Penggunaan APD di ruang laundri
Infeksi nosokomial. Kegiatan pemantauan Infeksi Nosokomial dilakukan dengan cara : -
Terhadap proses tindakan bagi pasien dengan standar yang telah ditetapkan.
-
Pemeriksaan bakteriologis terhadap kualitas udara ruangan, usap peralatan medis, usap linen, usap tangan dan dilakukan setiap 1 tahun sekali, yang kemudian dievaluasi dan ditindaklanjuti.
7.
Terhadap kepadatan serangga dan binatang pengganggu.
Desinfeksi. Pemantauan proses desinfeksi dilakukan dengan cara : -
Usap peralatan medis/instrument setiap 3 bulan sekali ke laboratorium yang hasilnya dievaluasi dan ditindaklanjuti.
-
Uji sampling larutan desinfektan setiap 6 bulan sekali ke laboratorium yang hasilnya segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
29
8.
Pencahayaan ruangan. Adalah pengaturan jumlah penyinaran pada suatu ruang bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif dan produktif di semua bagian dalam dari gedung Rumah Sakit. Pemantauan dilakukan dengan cara pengukuran kualitas pencahayaan setiap tahun sekali dengan parameter yang telah ditentukan.
9.
Penyehatan udara. Adalah upaya untuk melakukan penyehatan udara segar yang memadai untuk menjamin kesehatan pemakai ruangan, diseluruh bagian gedung Rumah Sakit. Pemantauan dilakukan dengan cara mengukur tingkat suhu dan kelembaban setiap hari dengan parameter yang telah ditentukan.
10. Kebisingan ruangan. Adalah upaya pengaturan tingkat kebisingan yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu dan atau membahayakan kesehatan, di semua bagian dalam gedung Rumah Sakit. Pemantauan dilakukan dengan cara pengukuran tingkat kebisingan setiap 1 tahun sekali dengan parameter kebisingan ruangan adalah : -
Ruang perawatan, isolasi, radiologi, operasi maksimal 45 dBA.
-
Poliklinik/poli gigi maksimum 80 dBA
-
Laboratorium maksimum 65 dBA, ruang cuci, dapur, maksimum 78 dBA. Dikarenakan belum tersedianya alat pengukur kebisingan maka akan diajukan untuk
pengadaan alat pengukur kebisingan. 11. Instalasi listrik Adalah pusat jaringan pengendalian listrik sebagai sumber tenaga pembangkit untuk melakukan kegiatan operasional rumah sakit. Pemantauan instalasi listrik dilakukan dengan cara : -
Memeriksa amper, tegangan dan tahanan pada panel induk setiap hari dengan parameter sesuai dengan daya yang tersedia dari pihak PLN.
-
Pengujian terhadap instalasi listrik secara keseluruhan yang dilakukan oleh petugas dari instansi yang berwenang dengan frekuensi setiap 5 tahun sekali. 30
12. Instalasi pemadaman kebakaran. Suatu sistem pendeteksian dini terhadap ancaman terjadinya bahaya kebakaran dengan alat pendeteksi berupa Heat Detector dan Smoke Detector yang dilengkapi dengan Fire Alarm yang akan berbunyi secara otomatis jika terdeteksi adanya bahaya kebakaran. Pemantauan terhadap fungsinya sistem pendeteksian dini ancaman kebakaran dilakukan dengan cara melakukan simulasi terjadinya ancaman dini bahaya kebakaran setiap 1 tahun sekali. 13. Fasilitas toilet. Tempat yang disediakan oleh Rumah Sakit sebagai tempat pembuangan dan atau keperluan lain yang diperuntukkan bagi pasien, pengunjung dan karyawan. Pemantauan terhadap fasilitas toilet dengan cara : -
Pemeriksaan terhadap kebersihan fasilitas toilet dengan frekuensi sebanyak 3 kali dalam 24 jam.
-
Pemeriksaan terhadap fungsi peralatan bantu yang terdapat dalam fasilitas toilet yang dilakukan setiap hari.
-
Pemeriksaan terhadap fungsi saluran pembuangan dalam fasilitas toilet setiap 3 bulan sekali.
14. Ketenagaan. Upaya manajemen menjamin bahwa semua karyawan yang bekerja di Rumah Sakit aman terhadap ancaman tertularnya penyakit akibat paparan yang diperoleh selama melaksanakan kegiatan dinas di rumah sakit sehingga karyawan merasa aman bekerja dan tetap terjaga kesehatannya. Pemantauan terhadap Kesehatan karyawan dilakukan dengan cara : -
Pemeriksaan pra pekerjaan bagi calon pegawai yang melamar di Rumah Sakit, meliputi pemeriksaan fisik, rontgen.
-
Pemeriksaan kesehatan berkala bagi pegawai dengan frekuensi minimal 1 tahun sekali, meliputi pemeriksaan fisik, dan laboratorium lengkap.
-
Pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan yang bekerja pada tempat-tempat khusus, karyawan berusia di atas 40 tahun, karyawan dengan penyakit-penyakit tertentu
31
yang dianggap berisiko tinggi oleh dokter, dengan frekuensi pemeriksaan minimal 1 tahun sekali. 15. Alat pelindung diri (APD). Adalah alat yang dipergunakan untuk pengaman bagi pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap risiko terkontaminasi diri dari pasien, radiasi penyinaran, bahan berbahaya dan beracun (B3), penggunaan peralatan, dll. 16. Sertifikasi peralatan medik dan umum. Bertujuan untuk menjamin berfungsinya peralatan medik dan non medik sebagaimana
mestinya sehingga tidak merugikan pengguna alat tersebut. Pemantauan
kelayakan alat medik dan non medik dengan cara uji kalibrasi yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang telah ditentukan. 17. Penetapan Tempat-tempat berisiko. Agar seluruh pegawai, pasien, keluarga pasien, pengunjung dapat mengetahui tempat-tempat yang berbahaya di lingkungan Rumah Sakit maka diberikan petunjukpetunjuk yang ada pada tempat- tempat yang telah ditentukan. Tempat-tempat yang dianggap berisiko ditetapkan oleh kepala rumah sakit dengan surat keputusan. 18. Fasilitas perlengkapan keamanan pasien Merupakan sarana yang berkaitan dengan fisik gedung atau bangunan rumah sakit dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pasien, keluarga pasien, dan pengunjung Rumah Sakit. Fasilitas perlengkapan tersebut meliputi: -
Pegangan pada tepi tangga.
-
Pegangan pengaman pada samping kloset dan bel panggil.
-
Pintu dapat dibuka dari luar.
-
Tempat tidur dilengkapi teralis penahan di bagian tepi.
-
Sumber listrik (stop kontak) mempunyai pengaman.
-
Pasokan oksigen cukup di tempat-tempat penting, seperti Kamar Operasi, ICU/NICU, IGD.
-
Tersedia suction/alat penghisap pada keadaan gawat darurat.
-
Pasokan tenaga listrik 24 jam pengganti listrik PLN apabila padam. 32
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian MUTU rawat inap 1. Kelengkapan pengisian rekam medis STANDAR
Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap
Judul
Kelengkapan pengisian rekam medis
Indikator TIPE INDIKATOR TUJUAN
Struktur
Proses
√
Outcome
Proses &
Outcome Tergambarnya tanggung jawab semua profesi yang melakukan pelayanan kesehatan yang terdokumentasi secara lengkap dalam rekam medis pasien 33
setelah pasien pulang dari rawat inap DEFINISI
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi oleh
OPERASIONAL
semua profesi pemberi pelayanan kesehatan yang meliputi: identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak
ALASAN/
lengkap oleh petugas IRM). Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
IMPLIKASI/
dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Rekam medis adalah bukti
RASIONALISASI
satu-satunya pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Rekam medis harus benar, lengkap, terkini dan tepat waktu. Rekam medis juga penting sebagai syarat klaim untuk pasien jaminan atau asuransi. Bila status tidak kembali ke IRM, maka saat pasien kontrol rawat jalan, dokter tidak bisa
NUMERATOR
melihat rekam medis pasien. Jumlah rekam medik yang tidak lengkap diisi oleh setiap profesi dalam 24 jam
DENOMINATOR
untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (item) Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam
TARGET
bulan yang sama (item x orang) ≤5%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan random sampling, yaitu dengan mencatat seluruh ketidaklengkapan rekam medis untuk pasien pulang rawat
KRITERIA
inap dalam satu bulan. Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap
INKLUSI KRITERIA
-
EKSKLUSI PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh Staf Instalasi Rekam Medik dengan mencatat adanya ketidaklengkapan rekam medis untuk pasienrawat inap
ANALISA &
setiap bulannya Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Rekam
PELAPORAN
Medik sebagai informasi awal, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Kepala Bidang Medis, Komite PMKP dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah
AREA
setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP Bagian rekam medis
PIC
Koordinator rekam medis
34
FORMAT PENCATATAN N O
Tgl
Nama Pasien
NO. CM
Nama DPJP
Ruangan
Kelengkapan (lengkap/tidak lengkap)
Dilengkapi 24 jam stlh masuk rs (ya/tidak)
Ket
1 2 D st Verifikasi :
2.
Ketepatan identifikasi pasien rawat inap saat pemberian obat
STANDAR
Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap
JUDUL
Ketepatan identifikasi pasien rawat inap saat pemberian obat
INDIKATOR TIPE INDIKATOR
Struktur
√
Proses
Outcome
Proses &
TUJUAN
Outcome Tergambarnya upaya RS dalam keselamatan pasien dengan pelaksanaan
DEFINISI
identifikasi pasien rawat inap oleh perawat saat pemberian obat. Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang
OPERASIONAL
mencakup nama tanggal lahir dan nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien. Semua standar identifikasi pasien harus dilakukan dengan tepat dan benar, apabila ada salah satu atau lebih elemen yang tidak dilaksanakan maka 35
dinyatakan kejadian nyaris cedera (KNC). ALASAN/
Tujuan identifikasi
pasien dalam pemberian obat adalah adalah untuk
IMPLIKASI/
mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian obat.
RASIONALISASI NUMERATOR
Jumlah perawat yang melakukan identifikasi pada saat pemberian obat
DENOMINATOR
Jumlah perawat yang diobservasi dalam pemberian obat
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi pada 50 perawat ketika perawat melakukan identifikasi pasien ketika pemberian obat dalam
KRITERIA
jangka waktu 1 bulan. 50 orang perawat yang melakukan pemberian obat
INKLUSI KRITERIA
-
EKSKLUSI PENCATATAN
Setiap hari
REKAPITULASI
Setiap bulan
ANALISA &
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Penanggungjawab
PELAPORAN
Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Ka Bid Keperawatan, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite PMKP dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga
AREA
bulan yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP . Rawat Inap
PIC
Penanggungjawab Rawat Inap
36
FORMAT PENCATATAN
NO
NAMA PERAWAT
MELAKUKAN IDENTIFIKASI PADA SAAT PEMBERIAN OBAT
YA
KETERANGAN
TIDAK
1 2 DST VERIFIKASI :
3. Kepatuhan verifikasi oleh DPJP < 24 jam STANDAR KESELAMATAN PASIEN JUDUL INDIKATOR Kepatuhan verifikasi oleh DPJP < 24 jam TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya RS dalam keselamatan pasien dalam pelaksanaan komunikasi efektif dengan verifikasi oleh DPJP kurang dari 24 jam DEFINISI OPERASIONAL
37
Kepatuhan tanda tangan DPJP pada instruksi yang diberikan secara lisan atau via telpon dalam rekam medis pasien dalam waktu kurang dari 24 jam ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI Instruksi verbal baik lisan ataupun via telepon merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit, kegiatan ini memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien. Dengan adanya verifikasi dari DPJP akan mencegah terjadinya penafsiran instruksi. NUMERATOR Jumah verifikasi yang dilakukan DPJP terhadap instruksi lisan atau via telepon < 24 jam dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah verifikasi yang terdokumentasi dalam 1 bulan TARGET 100% SAMPLING Total sampling ssluruh verifikasi DPJP < 24 jam yang terdokumentasi KRITERIA INKLUSI Seluruh verifikasi DPJP yang terdokumentasi KRITERIA EKSKLUSI PENCATATAN Setiap bulan REKAPITULASI Setiap 3 bulan ANALISA & PELAPORAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Penanggungjawab
Rawat Inap sebagai
informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Ka Bid Keperawatan, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite PMKP dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP .
38
AREA NO
NAMA
NO REKAM
VERIFIKASI
PASIEN
MEDIS
DPJP < 24
Rawat Inap
KET
PIC
JAM
Penanggungjawab YA
Rawat
Inap
TIDAK
1 2
FORMAT
DST
PENCATATAN
VERIFIKASI :
4. Kelengkapan pengisian assesmen awal pasien SC rawat inap dalam waktu 24 jam STANDAR
Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap
JUDUL
Kelengkapan pengisian asesmen awal pasien SC rawat inap dalam waktu 24
INDIKATOR
jam
TIPE INDIKATOR TUJUAN
Struktur
Proses
√
Outcome
Proses &
Outcome Tergambarnya tanggung jawab staf medis dan keperawatan dalam kelengkapan informasi pengkajian pasien dalam catatan pengkajian awal pasien baru dalam waktu selambat-lambatnya 24 jam sesudah masuk rumah sakit, sejak pasien dinyatakan sebagai pasien rawat inap berdasarkan surat
DEFINISI
masuk perawatan dari bagian Informasi dan Pendaftaran . Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi oleh
OPERASIONAL
staf medis dan keperawatan yang meliputi : identitas pasien, triage,
ALASAN/
pengkajian perawat, pengkajian dokter. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Tujuan pengkajian pasien adalah
IMPLIKASI/
untuk menegakkan diagnosa pasien dan dalam rangka membantu proses
RASIONALISASI
penyembuhan penyakit Tanpa didukung sistem pengkajian pasien yang baik dan benar, maka penegakkan diagnosa dan terapi tidak akan berhasil. 39
Kelengkapan dan ketepatan waktu pengkajian pasien harus dipastikan dan dipatuhi untuk dilaksanakan. NUMERATOR
Jumlah rekam medik yang mendoukmentasikan asesmen awal pasien rencana SC yang lengkap diisi oleh staf medis dan keperawatan dalam 24 jam dalam 1
DENOMINATOR
bulan Jumlah pasien yang rencana SC pada periode yang sama
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling (besar sampel 100 / bulan), yaitu dengan melihat adanya ketidaklengkapan pengisian asesmen awal pasien rencana SC pada setiap rekam medik yang digunakan
KRITERIA
sebagai sampel. Status medis pasien rawat inap
INKLUSI KRITERIA
-
EKSKLUSI PENCATATAN
Setiap bulan
REKAPITULASI
Setiap 3 bulan
ANALISA &
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Penanggungjawab
PELAPORAN
Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Ka Bid Keperawatan, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite PMKP dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga
AREA
bulan yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP . Rawat Inap
PIC
Penanggungjawab Rawat Inap
40
FORMAT PENCATATAN
NAMA PASIEN NO
NO. CM
NAMA DPJP
RUANG AN
TGL
KELENG KAPAN (lengka p/tidak lengkap )
DILENG KAPI 24 JAM STLH MASUK RS (ya/tida k)
KET
1
2 Dst Verifikasi :
5. Kepuasan pasien Rawat Inap STANDAR
Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap
JUDUL
Kepuasan Pasien Rawat Inap
INDIKATOR TIPE INDIKATOR
Struktur
Proses
Outcome
√
Proses &
TUJUAN
Outcome Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan Rumah sakit
DEFINISI
berdasarkan elemen – elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
OPERASIONAL
pelayanan Rumah Sakit dengan indeks kepuasan ≥ 4 berdasarkan elemen – elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan dengan target >80%. Pelanggan yang dimaksud adalah pasien yang telah dirawat inap minimal tiga
ALASAN/
hari, tanpa diit khusus dan pulang hidup. Kepuasan pelanggan menggambarkan kualitas pelayanan yang diberikan.
IMPLIKASI/
Kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya
RASIONALISASI
harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau 41
presepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen pada saat NUMERATOR
mengkonsumsi produk atau jasa. Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah sakit (indeks
DENOMINATOR
kepuasan ≥ 4) dalam satu bulan Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama
TARGET
90%
SAMPLING
Pengumpulan data dilaksanakan dengan total sampling sesuai kriteria inklusi
KRITERIA
1. Pasien dewasa dan anak,
INKLUSI KRITERIA
2. Pasien telah dirawat inap minimal tiga hari 1. Penunggu pasien
EKSKLUSI
2. Keluarga pasien 3. Pasien dengan gangguan jiwa 4. Pasien pulang meninggal
PENCATATAN
5. pasien ruang intensif (HCU, ICU, PICU, NICU) Pencatatan dilaksanakan setiap ada pasien ada pasien pulang dilakukan oleh
REKAPITULASI
staf Client Service setiap minggu. Setiap 3 bulan
ANALISA &
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Tim Client
PELAPORAN
sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan
Service
dilaporkan kepada Komite PMKP dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga AREA
bulan yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP Seluruh rawat inap
PIC
Tim Client Service
42
FORMAT
Format kuesioner terlampir
PENCATATAN
TGL
KODE RESPONDEN
AREA
NILAI INDEKS KEPUASAN
2
3
4
5
NO
1 2 3 4
Dst Verifikasi :
43
KETERANGAN (puas/tidak puas) 6
BAB IX PENUTUP
Pelayanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda terdiri dari : pelayanan keperawatan unit gawat darurat, pelyanan poliklinik, pelayanan morula, pelayanan kamar bersalin, pelayanan kamar operasi, pelayanan perawatan nifas dan bayi sehat, pelayanan perinatologi, pelayanan perawatan dewasa yang merupakan pelayanan gabungan ( paru, bedah, penyakit dalam, jantung), pelayanan perawatan anak, dan pelayanan intensif. Setiap unit perawatan mempunyai pedoman masing – masing sesuai dengan kasus – kasus yang dirawat. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien di rumah sakit sangatlah penting. Melalui Pedoman Penyelenggaraan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda diharapkan terjadi penurunan insiden, sehingga lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RSU Bunda Margonda. Program Keselamatan Pasien merupakan never ending process karena itru diperlukan budaya pendukung termasuk motivasi yang tinggi dari semua pihak dalam melaksanakan program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
44