Pengembangan Model Pembelajaran dengan Menggunakan Peta Konsep Berbasis Komputer dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Materi Pengenalan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Ilmu Komputer
Dosen: Munir, MT
Disusun Oleh: Retno Astrini Putri (0608872) Pendidikan Ilmu Komputer Kelas : A
Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini zaman terus berkembang seiring dengan adanya era globalisasi yang membuat kebutuhan dan pola kehidupan masyarakat berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Sehingga diperlukanlah perkembangan cara atau metode pembelajaran dalam pendidikan yang bisa membentuk masyarakat mengikuti perubahan struktur kehidupan. Namun untuk melakukan ini ternyata tidaklah mudah karena terganjal dengan motivasi siswa dalam belajar. Kurangnya motivasi belajar siswa sudah terjadi sejak lama. Dan hal ini menjadi bahan pikiran para guru untuk mencari cara menyelesaikan masalah ini. Dalam hal ini pada pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) umumnya siswa menampakkan sikap yang kurang bergairah, kurang bersemangat, dan kurang siap dalam menerima pelajaran. Ketidak-siapan siswa tersebut akan berpengaruh dalam proses belajar mengajar, karena akan mengakibatkan suasana kelas kurang aktif dan interaksi timbal balik antara guru dan siswa tidak terjadi, apalagi antara siswa dengan siswa, siswa cenderung pasif, hanya menerima saja apa yang diberikan guru. Salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah dengan menggunakan peta konsep. Sebagai alat pembelajaran, peta konsep dapat membantu siswa aktif berpikir untuk memusatkan pada sejumlah ide pokok (berupa konsep-konsep) dari suatu pokok bahasan. Hal ini telah diteliti sebelumnya oleh Siti Zubaidah, Ida Nur’aini Anik Rosilawati yang ternyata penggunaan peta konsep dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Begitu pula hasil penelitian Mariana Natalina,dkk menyatakan hal yang sama. Namun dari semua cara tersebut peta konsep hanya diterapkan pada mata pelajaran biologi dan hanya dengan cara manual saja. Oleh karena itu penulis ingin mengembangkan penerapan peta konsep pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan melibatkan komputer sebagai alat bantu penelitian.
I.2 Rumusan Masalah Dalam hal ini munculah masalah-masalah berikut ini: 1. Bagaimana mengembangkan model pembelajaran dengan mengunakan peta konsep
berbasis komputer pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi? 2. Seberapa besar tingkat motivasi belajar siswa SMP kelas VII? 3. Apakah penerapan peta konsep berbasis komputer dalam pembelajaran TIK pada siswa
SMP kelas VII efektif? 4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan peta konsep dalam pembelajaran TIK? I.3 Batasan Masalah Untuk mengatasi luasnya permasalahan, maka dibuat batasan masalah untuk penelitian ini, yaitu: a. Penyampaian materi hanya dilakukan dengan menggunakan peta konsep b. Model pembelajaran yang digunakan adalah pengolahan informasi
c. Materi yang menjadi pokok bahasan pembelajaran dalam penelitian ini adalah pengenalan peralatan TIK I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengembangkan model pembelajaran dengan penerapan peta konsep berbasis
komputer pada mata pelajaran TIK 2. Untuk mengetahui besarnya motivasi belajar siswa SMP kelas VII. 3. Untuk mengetahui keefektifan peta konsep bila diterapkan pada pembelajaran TIK. 4.
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan peta konsep pada pembelajaran TIK.
I.5 Manfaat Penelitian Bagi siswa a. Peta konsep merupakan salah satu cara untuk membiasakan mereka untuk memiliki pengetahuan awal suatu konsep sebelum pembahasan konsep di kelas. b. Dengan menggunakan peta konsep, motivasi siswa akan meningkat c. Membantu siswa dalam menerima pelajaran
Bagi guru a. Peta konsep merupakan salah satu alternatif alat proses belajar mengajar untuk membantu
siswa meningkatkan motivasi belajar TIK. b. Membantu guru untuk menyampaikan pembelajaran c. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran
Bagi peneliti lain a. Mengetahui gambaran umum mengenai motivasi
b. Mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar siswa c. Mengetahui gambaran umum mengenai penerapan peta konsep berbasis komputer dalam
pembelajaran
BAB II ISI 1. Motivasi Suryabarata (1984) mengemukakan bahwa motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu. Sedangkan motif adalah keadaan dalam diri seseorang individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu juga, Winskel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan. Sedangkan Daryanto (1997) mengemukakan bahwa motivasi adalah sebab yang menjadi dorongan yang menimbulkan semangat. Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu. Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik) (Akhmad Sudrajat,2008). Motivasi itu ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. • Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. • Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Beberapa ciri siswa yang mempunyai ciri motivasi belajar tinggi, dapat dikenali selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Brown (1971) mengemukakan ada delapan ciri, yaitu sebagai berikut: (1) Tertarik pada guru artinya tidak bersikap acuh tak acuh (2) Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan (3) Antusias tinggi, serta mengendalikan perhatian dan energinya kepada kegiatan belajar (4) Ingin selalu tergabung dalam suatu kelompok kelas (5) Ingin identitas diri diakui orang lain (6) Tindakan dan kebiasaannya serta moralnya selalu dalam kontrol diri
(7) Selalu mengingat pelajaran dan selalu mempelajarinya kembali di rumah dan (8) Selalu terkontrol oleh lingkungan
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut: 1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. 2.Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. 3. Saingan/kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4. Pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. 6. Membentuk kebiasaan belajar yang baik 7. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok 8. Menggunakan metode yang bervariasi, dan 9. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Kurangnya motivasi belajar siswa telah lama menjadi bahan pikiran para guru. Kemungkinan rendahnya motivasi belajar ini banyak sekali, diantaranya masih membudayanya belajar hafalan yang akan dilakukan siswa bila menjelang diadakan ujian. Siswa belum bisa belajar bermakna, dimana konsep-konsep baru dapat dihubungkan dengan konsep-konsep yang sudah ada atau sudah dimilikinya sehingga kemudian siswa tahu keterkaitan antar konsep. Salah satu alat pembelajaran yang berdasarkan belajar bermakna adalah peta konsep. Peta konsep dipilih karena setiap siswa mempunyai latar belakang yang berbeda baik itu dari aspek kebudayaan, asal usulnya maupun pengalaman sehari-hari yang didapatnya. Hal tersebut bisa mempengaruhi kemampuan siswa untuk memahami suatu konsep matematika. Untuk menjembatani perbedaan latar belakang yang mempengaruhi siswa dalam kemampuan konsep matematikanya maka penyusunan peta konsep sangatlah diperlukan, seperti dikemukan oleh Hudojo, et al (2002) bahwa penyusunan peta konsep menyeluruh masih baik karena berfungsi antara lain: 1. memberikan gambaran tentang kedalaman dan keluasan suatu konsep yang perlu diajarkan kepada siswa, 2. dapat dipergunakan untuk menyiapkan urutan konsep-konsep dan pengorganisasian pembelajaran menjadi sistematik
2. Peta Konsep Peta konsep merupakan suatu teknik yang memberikan gambaran dua dimensi mengenai struktur pengetahuan siswa dalam displin ilmu tertentu (Susilo,1988). Peta konsep merupakan suatu jaring-jaring pembelajaran yang menunjukkan konsep apa saja yang perlu dipelajari siswa dan bagaimana keterkaitan konsep-konsep tersebut. Menurut Hudojo, et al (2002) peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasil konstruksi inilah yang disebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsip diferensial progresif dan prinsip penyesuaian integratif.
Dahar (1989) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut : 1.
Penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi dalam suatu topik pada bidang studi. 2.
Peta konsep merupakan gambar yang menunjukkan hubungan konsep-konsep dari suatu
topik pada bidang studi.
3. Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep lainnya, maka terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep itu. Martin (dalam Basuki, 2000) mengungkapkan bahwa peta konsep merupakan petunjuk bagi guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting dengan rencana pembelajaran. Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.
Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mempunyai banyak manfaat diantaranya menurut Ausubel (dalam Hudojo, et al 2002) menyatakan dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan/informasi “baru” dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa. Sedangkan menurut Williams (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman konseptual seseorang. Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat siswa akan lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajarinya. 3. Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi 3.1 Peralatan Teknologi Informasi dan Fungsinya
Berikut adalah macam-macam peralatan teknologi informasi dan fungsinya
1. Komputer Komputer berfungsi sebagai alat yang dipakai untuk mengolah informasi menurut prosedur yang telah dirumuskan. Komputer dipergunakan untuk melakukan perhitungan aritmatika. Pengolahan informasi hamper ekskusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi computer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika saja, untuk saat ini komputer dapat dipergunakan untuk mengolah segala jenis data. Dalam pengoperasian, bentuk, system dan fungsinya, komputer terdiri atas dua bagian yaitu hardware dan software.
a. Hardware Perangkat keras (hardware ) adalah peralatan computer yang mempunyai wujud dan dapat dilihat serta diraba, alat ini digunakan untuk pengolah data. Adapunperangkat keras yang dimaksud adalah sebagai berikut: a) CPU (Central Processing Unit) b) Harddisk c) Floppy disk d) Monitor e) Keyboard f) Mouse g) Cd Rom h) CD i) Printer
j) Scanner
b. Software Software adalah kumpulan instruksi yang memungkinkan computer untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya. Bagian ini tidak terwujud tetapi merangkum perintah yang harus dijalankan. Software merupakan ‘jiwa’ sedangkan hardware berfungsi sebagai ‘tubuh’ dalam sebuah komputer.
2. Jaringan Komputer Jaringan Komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data.
3. Internet
3.2 Peralatan Teknologi Komunikasi dan Fungsinya Berikut ini adalah peralatan teknologi yang digunakan dalam berbagai kehidupan kita, diantaranya sebagai berikut: 1. Telepon
2. ISDN 3. Faksimili
4. Fiber Optic 5. Leased Line 6. Wireless 7. Jaringan komunikasi dengan Satelit
8. Antena, TV, Radio 9. Komunikasi Seluler
BAB III Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang mengembangkan dari penelitian yang telah ada.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SLTP XXX yang berjumlah 40 orang.
C. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Catatan penelitian dan rekaman video untuk menggambarkan pelaksanaan penelitian. b. Lembar test kemampuan awal siswa c. Sebuah program yang digunakan untuk membuat peta konsep
d. Angket untuk siswa dan guru tentang keuntungan dan kendala penggunaan peta konsep. e. Angket untuk siswa dan guru tentang tanggapan penggunaan peta konsep pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
D. Teknik Pengambilan Data a) Untuk mendapatkan data mengenai kemampuan awal siswa dilakukan pra-test b) Untuk mendapatkan data mengenai penggunaan peta konsep pada mata pelajaran
teknologi informasi dan komunikasi, peneliti mencatat semua kejadian penting yang berkaitan dengan keperluan tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan mengunakan catatan penelitian dan rekaman kamera video. c) Untuk mendapatkan data mengenai keuntungan dan kendala pada penggunaan
peta konsep dalam pembelajaran, peneliti menyebarkan angket untuk diisi oleh siswa yang menjadi subjek penelitian dan guru yang bersangkutan dengan subjek penelitian setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
E. Teknik Pengolahan Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: a. Kategorisasi data Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan sumber dan jenis data. b. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dilakukan tes, hasil tes kemudian dihitung
dengan perhitungan sederhana sebagai berikut:
c. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan peta konsep pada mata pelajaran
teknologi informasi dan komunikasi, peneliti menganalisis catatan penelitian dan
rekaman kamera selama pembelajaran berlangsung kemudian mendeskripsikan dan menginterpretasikannya. d. Untuk mengetahui keuntungan dan kendala penggunaan peta konsep dalam kegiatan
pembelajaran, peneliti menganalisis angket kemudian mendeskripsikannya. e. Untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru mengenai penerapan peta konsep dalam kegiatan pembelajaran, peneliti menganalisi angket kemudian mendeskripsikannya.
DAFTAR PUSTAKA Akhmad Sudrajat (2008). Teori-teori motivasi. Tersedia [online]. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/ [27 Maret 2009] Akhmad Sudrajat (2008). Teori-teori motivasi. Tersedia [online]. http://www.psbpsma.org/content/blog/teori-teori-motivasi. [27 Maret 2009] AsianBrain. Motivasi Belajar. Tersedia [online] http://www.anneahira.com/motivasi/index.htm. [27 Maret 2009] Fitri(2008). Pengertian Motivasi. Tersedia[online]. http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-motivasi/. [27 Maret 2009] Konsep Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik.Tersedia [online]. http://wangmuba.com/2009/02/18/teori-teori-motivasi. [27 Maret 2009] Liawatimena,Suryadiputra. Mengapa Kita Perlu Belajar Peta Konsep?. Tersedia [online].http://community.kompas.com/read/artikel/407 [12 April 2009] M. Sobry Sutikno(2007). PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Tersedia [online]. http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkanmotivasi-belajar-siswa.html [27 Maret 2009] Oktaviyanto.PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI I
KALISA.Tersedia [online] http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/proposalskripsi/pembelajaran-model-advance-organizer-dengan-peta-konsep-untuk-meningkatkan-ketun. [12 April 2009] Purwanti. Perbedaan Prestasi Belajar Sejarah Antara Siswa yang Belajar Dengan Menggunakan Peta Konsep dan yang Menggunakan Metode Ceramah di Kelas VIII SMP N 20 Malang. Tersedia [online]. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/767. [12 April 2009] Sahrudin, dkk. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTS Kelas VII. 2008. Jakarta:Akasia.
Sulistyowati, Endang. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Metabolisme melalui Penggunaan Peta Konsep. Tersedia [online] http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/640. [12 April 2009] Yustini Yusuf, dkk . Upaya peningkatan aktifitas dan hasil belajar biologi melalui pengunaan peta konsep pada siswa kelas II4 SMP NEGERI 2 Pekanbaru tahun ajaran 2004/2005. Tersedia [online] . http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/5%20YustiniUPAYA%20PENINGKATAN%20AKTIVITAS%2059-63.pdf . [27 Maret 2009] Zubaidah Siti, dkk . Peningkatan motivasi belajar siswa SLTP Laboratorium Universitas negeri Malang melalui peta konsep. 2004. Jakarta.