Resume_well_log_5_log_densitas_log_neutr.docx

  • Uploaded by: TRI NOPIYANTI
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume_well_log_5_log_densitas_log_neutr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,238
  • Pages: 6
AHMAD SYAUQI 3714100042

RESUME WELL LOG 5 LOG DENSITAS, LOG NEUTRON, dan LOG SONIC

1.

Log Densitas Prinsip kerja log densitas (Harsono, 1993) yaitu suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu menembus formasi/batuan. Batuan terbentuk dari butiran mineral, mineral tersusun dari atomatom yang terdiri dari proton dan elektron. Partikel sinar gamma membentur elektronelektron dalam batuan. Akibat benturan ini sinar gamma akan mengalami pengurangan energi (loose energy). Energi yang kembali sesudah mengalami benturan akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dengan sumbernya. Makin lemahnya energi yang kembali menunjukkan makin banyaknya elektron-elektron dalam batuan, yang berarti makin banyak/padat butiran/mineral penyusun batuan persatuan volume. Besar kecilnya energi yang diterima oleh detektor tergantung dari: a. Besarnya densitas matriks batuan. b. Besarnya porositas batuan. c. Besarnya densitas kandungan yang ada dalam pori-pori batuan. Volume batuan yang diselidiki oleh alat log densitas tergantung pada jarak antara sumber radioaktif dan detektor. Untuk batuan yang tidak memerlukan resolusi tinggi, lebih baik menggunakan jarak antara sumber dan detektor agak jauh yaitu long spacing density tool (BPB manual, 1981). Respon kerapatan di atas seam batubara agak unik disebabkan kerapatan batubara yang rendah. Hal ini akan mendekati kebenaran apabila batubara berkualitas rendah. Pada defleksi gamma ray, batubara dan batupasir adalah serupa, tapi menunjukkan perubahan kerapatan yang kuat pada log densitas (Gambar 11), sehingga dapat dibedakan (BPB manual, 1981)

Respon litologi yang umumnya dijumpai pada lapisan pembawa batubara dengan metode log densitas

Berdasarkan diatas, terlihat bahwa batubara mempunyai nilai densitas antara 1,2 s/d 1,8 gr/cc yang berarti densitas terendah di antara semua batuan kecuali bila dibandingkan dengan densitas dari air dan gas yang berada di bawahnya. Dalam densitas log kurva dinyatakan dalam satuan gr/cc, karena energi yang diterima untuk deflektor dipengaruhi oleh matrik batuan ditambah kandungan yang ada dalam pori batuan, maka satuan gr/cc merupakan besaran bulk log densitas batuan (ρb). Pada penelitian yang dilakukan, satuan dari log densitas adalah counts per second (CPS) untuk memudahkan perhitungan maka dilakukan kalibrasi satuan dari CPS ke gr/cc. Nilai satuan CPS berbanding terbalik dengan nilai satuan gr/cc. Apabila defleksi log dalam satuan CPS menunjukkan nilai yang tinggi, maka akan menunjukkan nilai yang rendah dalam satuan gr/cc. Pemanahan adalah apabila nilai dalam CPS tinggi berarti sinyal radioaktif yang ditangkap kembali oleh sensor juga tinggi, hal ini disebabkan sinyal radioaktif yang mengukur kerapatan elektron batuan hanya sedikit, karena kerapatan elektron batuan hanya sedikit atau rendah maka nilai kerapatan massa batuan dalam gr/cc juga rendah, sebaliknya apabila nilai dalam CPS rendah berarti sinyal radioaktif yang mengukur kerapatan elektron batuan lebih banyak atau tinggi sehingga rapat massa batuan dalam gr/cc juga lebih tinggi. 2.

Log Neutron Prinsip dasar dari log neutron adalah mendeteksi kandungan atom hidrogen yang terdapat dalam formasi batuan dengan menembakan atom neutron ke formasi dengan energi yang tinggi. Neutron adalah suatu partikel listrik netral yang mempunyai massa hampir sama dengan atom hidrogen. Partikel-partikel neutron memancar menembus formasi dan bertumbukan dengan material formasi, akibat dari tumbukan tersebut neutron akan kehilangan energi. Energi yang hilang saat benturan dengan atom di dalam formasi batuan disebut sebagai porositas formasi (ф N). Hilangnya energi paling besar bila neutron bertumbukan dengan sesuatu yang mempunyai massa sama atau hampir sama, contohnya atom hidrogen. Dengan demikian besarnya energi neutron yang hilang hampir semuanya tergantung banyaknya jumlah atom hidrogen dalam formasi.

Respon log neutron Kandungan air akan memperbesar harga porositas neutron. Jika pori-pori didominasi oleh minyak dan air harga porositas neutron kecil. Apabila formasi terisi oleh gas, maka nilai log netron kecil mendekati batuan sangat kompak (2– 6%), karena konsentrasi atom hidrogen pada gas lebih kecil daripada minyak dan air. Batuan yang kompak dimana porositas mendekati nol akan menurunkan harga neutron. Lapisan serpih mempunyai porositas besar antara 30–50% dalam kurva log, tetapi permeabilitas mendekati nol. Pengaruh serpih dalam lapisan permeabel akan memperbesar harga porositas neutron. Kandungan air asin atau air tawar dalam batuan akan memperbesar harga porositas neutron. Kurva log neutron ini tidak dapat untuk korelasi karena tidak mewakili litologi suatu batuan. Log neutron dalam perekamannya langsung menunjukkan porositas batuan dengan menggunakan standar matrik batugamping. Untuk batuan selain batugamping, harga porositasnya dinyatakan dalam porositas neutron atau porositas formasi (𝜑𝑁). Untuk mendapatkan harga porositas sebenarnya harus digunakan gabungan kurva log yang lain seperti log densitas ( D).

Kombinasi Log Densitas (RHOB) dan Log Neutron (NPHI)

Berdasarkan sifat – sifat defleksi kurva 𝜌𝑏 dan 𝜑𝑁 maka dapat memberikan keuntungan tersendiri pada lapisan – lapisan yang mengandung hidrokarbon. Pada lapisan hidrokarbon, kurva densitas akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri (makin kecil harga 𝜌𝑏 nya), sedangkan pada log neutron, harga porositasnya akan cenderung makin ke kanan (makin kecil harga 𝜑𝑁 nya), dan pada lapisan shale kedua jenis kurva akan memperlihatkan gejala yang sebaliknya.

Dengan demikian, pada lapisan hidrokarbon akan terjadi separasi antara kedua kurva, dimana separasi disebut positif, sebaliknya pada lapisan shale terjadi separasi negative.

Log penentu jenis litologi

3.

Log Sonic

Sonic log merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh gelombang bunyi pada jarak tertentu didalam lapisan batuan Prinsip kerja alat ini adalah bunyi dengan interval yang teratur dipancarkan dari sebuah sumber bunyi (transmitter) dan alat penerima akan mencatat lamanya waktu perambatan bunyi di dalam batuan (∆t). Lamanya waktu perabatan bunyi tergantung kepada litologi batuan dan porositas batuannya.Log sonik mengukur kemampuan formasi untuk meneruskan gelombang suara.Secara kuantitatif, log sonik dapat digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang yang terisi fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan untuk menentukan interval velocities dan velocity profile, selain itu juga dapat dikalibrasi dengan penampang seismik. Secara kualitatif dapat digunakan untuk mendeterminasi variasi tekstur dari lapisan pasir-shaledan dalam beberapa kasus dapat digunakan untuk identifikasi rekahan. Alat sonic yang sering dipakai pada saat ini adalah BHC(Borehole Compensated Sonic Tool), dimana alat ini sangat kecil dipengaruhi oleh perubahan-perubahan lubang bor maupun posisi alat sewaktu pengukuran dilakukan.Faktor- faktor yang mempengaruhi pengukuran antara lain adalah kepadatan, komposisi serpih, hidrokarbon, rekahan dan pori/gerohong, serta pengaruh dari lubang bor.

Sistem BHC Perhitungan porositas setiap log a. Perhitungan Porositas berdasarkan Log Sonik Dengan berdasarkan pada persamaan Wyllie, porositas (Φe) pada batuan clean dapat diperoleh dengan : Φe=((DT–DTma)/(DTfl–DTma))⋅1/CP Sedangkan pada batuan shaly, porositas dapat dihitung dengan : Φe=[((DT–DTma)/(DTfl–DTma))⋅1/CP]-Vsh[((DTsh–DTma)/(DTfl–DTma))] Dimana : Φe = Porositas efektif, DT = Waktu transit gelombang dari data Log Sonik (μs/m), DTma = Waktu transit gelombang pada matriks batuan (μs/m), DTfl = Waktu transit gelombang pada fluida (μs/m), CP = Faktor kompaksi; CP=(DTsh)/100, DTsh = waktu transit gelombang pada serpih (μs/m).

Porositas Efektif Porositas efektif merupakan perbandingan volume pori-pori yang saling berhubungan dengan volume total batuan. Porositas efektif bisa jauh lebih kecil dibandingkan dengan porositas total jika pori-porinya tidak saling berhubungan. Penentuan harga porositas pada lapisan reservoar menggunakan gabungan harga porositas dari dua kurva yang berbeda,

yaitu porositas densitas (ØD) yang merupakan hasil perhitungan dari kurva RHOB dan porositas neutron (ØN) yang dibaca dari kurva NPHI. Kurva RHOB yang mengukur berat jenis matriks batuan reservoar biasanya dikalibrasikan pada berat jenis matriks batuan (batugamping = 2.71 dan batupasir = 2.65) serta diukur pada lumpur pemboran yang digunakan dalam pemboran (f), setelah itu kurva ini baru bisa menunjukkan harga porositas. Porositas Densitas

Dimana : ØD = porositas densitas ma = densitas matriks batuan, batupasir 2.65; batugamping 2.71 b = densitas bulk batuan, dari pembacaan kurva log RHOB f = Densitas Fluida (Fresh water 1.0 ; Salt water 1.1) Porositas Neutron

Dimana : ØNlog = Porositas Neutron dari pembacaan Kurva

Kemudian pendekatan harga porositas batuan dilakukan melalui gabungan antara porositas densitas dan porositas neutron dengan menggunakan persamaan

Dimana : Øe = porositas efective ØDCorr = porositas densitas koreksi ØNCorr = porositas neutron koreksi

More Documents from "TRI NOPIYANTI"