Resume Ta (mgg 3) - Kelompok 10 Kelas J(1).docx

  • Uploaded by: Dahana Sekar Arum
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume Ta (mgg 3) - Kelompok 10 Kelas J(1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,755
  • Pages: 13
Teori Akuntansi “Perekayasaan Pelaporan Keuangan”

Disusun Oleh : Kelompok : 10 Kelas : J

1. Dahana Sekar Arum Probo (2016310222) 2. Savira Yunitasari (2016310152) 3. Khilmiyatul Hanimah (2016310204) 4. Antiqueain Maliu (2016310211)

Pernyataan Ketua Kelompok : “Bahwa resume ini dibuat dan disiapkan oleh semua anggota kelompok tanpa terkecuali”. Dahana Sekar Arum Probo 2016310222 Ketua Kelompok 10

PENGERTIAN PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN Setelah kita mengetahui pengertian dari teori akuntansi, kita juga perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan perekayasaan pelaporan keuangan agar manfaat akuntansi dapat dirasakan. Perekayasaan pelaporan keuangan adalah suatu mekanisme pelaporan keuangan (financial reporting) nasional yang dengannya unit-unit organisasi bisnis, nonbisnis, dan kepemerintahan dalam suatu Negara menyediakan data serta dapat menyampaikan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan kepada pengambil keputusan yang paling dominan dan bisa memberikan pengaruh dalam pencapaian tujuan Negara (khusus untuk tujuan ekonomik dan social). Tujuan ekonomik dari suatu Negara sendiri adalah dapat mengalokasikan sumber daya eknomik yang terdiri dari alam, manusia, dan keuangan secara efekif dan efisien untuk mencapai tingkat kemakuran masyarakatnya dengan optimal. Akuntansi sendiri dapat menjadi wadah dan mempunyai peran dalam pengalokasian tersebut jika dapat memberikan informasi yang dapat memberikan pengaruh perilaku para pengambil keputusan ekonomik dominan untuk menuju keefektifan dan efisiensi alokasi sumber daya Negara. Dalam perekayasaan pelporan keuangan juga harus mengikuti aturan yang ada, karen dalam pelaporan keuangan memiliki suatu pedoman yaitu prinsip akuntansi berterima umum/PABU (generally accepted accounting principles/GAAP) yang di dalamnya berisikan standar akuntansi (accounting standards). PABU lah yang menentukan bentuk, isi, dan susunan laporan atau statemen keuangan sebagai suatu medium utama atau cirri sentral pelaporan keuangan. PROSES PEREKAYASAAN Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan social Negara. PEREKAYASAAN SEBAGAI PROSES DEDUKTIF Jika kita telah mengetahui proses perekayasaan pelaporan keuangan dan jika kita tinjau dari pendekatan penalaran merupakan proses penalaran deduktif-normatif. Sebagai penalaran deduktif-normatif, Hendriksen (1982) menguraikan aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan kerangka teoritis akuntansi, yaitu: (1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha (entitas pelapor) dan lingkungannya. (2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan postulat.

(3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju/si pemakai dan kemampuan pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang disajikan. (4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan. (5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan dan lingkungannya. (6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha beserta lingkungannya. (7) Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum (general propositions) yang dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar akuntansi. (8) Perancangbangunan struktur dan format system informasi akuntansi (prosedur, metode, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai dengan standar atau prinsip akuntansi berterima umum. SIAPA MEREKAYASA Perekayasaan yang dilakukan bukanlah hasil dari kerja perorangan/individu namun adalah hasil dari kerja sebuah tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik mengingat perekayasaan tersebut merupakan suatu proses panjang yang serius dimana hasilnya akan berdampak luas dan jangka panjang. Maka dari itu, badan legislative pemerintah (Dewan Perwakilan Rakyat) mempunyai peran penting dalam hal ini karena rerangka konseptual mempunyai fungsi semacam undang-undang dasar (konstitusi). Dewan Perwakilan Rakyat membentuk suatu tim khusus yang berada dibawah kendalinya seperti Securities and Exchange Commission (SEC) yang berada dibawah Kongres Amerika.

Namun, Dewan

Perwakilan Rakyat juga mempunyai kekuatan yuridis dan politis untuk menentukan hasil akhir perekayasaan (dalam bentuk hak veto atau amandemen). Karena perekayasaan yang dilakukan ini dianggap penting, maka dari itu setiap anggota dari Dewan Perwakilan Rakyat yang terlibat dan memiliki kepentingan dalam hal ini harus memiliki wawasan dan pengetahuan teoritis dibidang masing-masing yang dapat memadai. ASPEK SEMANTIK DALAM PEREKAYASAAN Perekayasa harus dapat menjawab persoalan yaitu bagaimana suatau kegiatan fisis perusahaan yang kompleks disimbolkan dalam bentuk statemen keuangan sehingga pihak yang

dituju dapat membayangkan operasi perusahaan dari segi keuangan tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan. Proses semantik yang dimaksud adalah memilih dan menyimpulkan objek-objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek (dibuat elemen-elemen) statements keuangan.

PROSES SAKSAMA Untuk mendapatkan suatu perekayasaan pelaporan keuangan yang memiliki kualitas tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan melalui tahap-tahap yang saksama dan teliti. Proses-proses saksama yang dilaksanakan oleh FASB, yaiut: a. Mengevaluasi masalah. b. Mengadakan riset dan analisis. c. Menyusun dan mendistribusi memorandum diskusi kepada pihak yang berkepentingan. d. Mengadakan dengar pendapat umum. e. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik. f. Menerbitkan draf awal standar. g. Menganilis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED. h. Memutuskan apakah jadi menerbitkan suatu statemen atau tidak.

i. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.

IAI menerbitkan suatu pernyataan (statement). Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga IAI, terdapat beberapa prosedur dalam menerbitkan standart profesional, diantaranya yaitu : a) Sebelum usulan suatu standar diputuskan, konsep usulan dari standar harus disebarluaskan secara umum, termasuk kepada cabang dan anggota untuk dimintai tanggapan, sekurang – kurangnya selama 3 bulan. b) Setelah mempertimbangkan tanggapan dari masyarakat, komite dalam rapat dapat mengambil keputusan untuk mengusulkan kepada Pengurus Pusat agar standar tersebut dapat disahkan. c) Berdasarkan dari usulan inilah, kemudian Pengurus Pusat akan memutuskan untuk memberlakukan atau mengesahkannya. Dewan standar akuntansi keuangan dan dewan standar akuntansi profesional akuntansi publik memiliki wewenang untuk menentukan materi yang akan dibahas dan kemudian di usulkan untuk menjadi standar yang nantinya diberlakukan di Indonesia. Konsep Informasi Akuntansi Informasi keuangan merupakan salah satu kata kunci penting dalam definisi akuntansi. Nilai informasi adalah kemampuan suatu informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan. Dalam teori komunikasi, sebenarnya teori semantiklah yang ingin disampaikan kepada pemakai sehingga akan diketahui efek atau pengaruhnya. Ibaratkan sebuah kalimat, statement keuangan berisikan elemen – elemen yang nantinya baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi, dan susunan statemen dapat diartikan. Karena pada saat ini model akuntansi dikenal secara luas, sehingga menempatkan investor dan kreditue sebagai pihak yang dominan, dan disinilah peran akuntansi semantik sangat dibutuhkan karena akuntansi semantic akan menyampaikan likuiditas, solvensi dan profitabilitas. Informasi semantic harus diungkapkan secara kontekstual melalui tiga komponen yaitu elemen, size, dan hubungan.

Kerangka Konseptual Rerangka Konseptual adalah konsep – konsep dari perekayasaan yang terpilih dan tertuang dalam dokumen resmi. Rerangka Konseptual sebagai dokumen resmi hasil dari perekayasaan yang sering disebut juga sebagai seperangkat prinsip umum, seperangkat doktrin atau suatu konsep yang terpadu atau saling berkaitan. Rerangka konseptual akan menjadi landasan untuk memecahkan masalah – masalah akuntansi. Manfaat rerangka konseptual : 

Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung jawab dalam penyusunan atau penetapan standar akuntansi



Menjadi acuan dalam memcahkan masalah – masalah akuntansi



Menentukan batas – batas pertimbangan dalam penyusunan statement keuangan



Meningkatkan pemahaman pemakaian dan keyakinan statement keuangan



Menentukan keterbandingan statement keuangan antarperusahaan

Model Salah satu model yang terkenal pada saat ini yaitu rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB yang memuat 4 komponen penting yaitu : 1 Tujuan Pelaporan Keuangan 2 Kriteria Kualitas Informasi 3 Elemen – Elemen Statement Keuangan 4 Pengukuran dan Pengakuan Rerangka Konseptual Versi IASC Rerangka konseptual versi Internasional IASC (International Accounting Standards Committee) merupakan kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Untuk komponen tujuan, IASC menyebut dirinya sebagai tujuan statemen keuangan bukan tujuan pelaporan keuangan. Karena lingkup penerapan standar IASC adalah taraf Internasional, sehingga karakteristik lingkungan Negara menjadi tidak relevan. Hal ini barangkali menyebabkan IASC tidak lagi menggunakan istilah pelaporan keuangan dalam rerangka konseptualnya karena makna tujuan pelaporan keuangan sebenarnya mengandung konteks lingkungan.

Apabila memperhatikan faktor lingkungan dalam penyusunannya, rerangka konseptual versi FASB lah yang lebih menggambarkan suatu hasil proses perekayasaan yang merupakan konsekuensi dari pengertian akuntansi sebagai teknologi. Oleh karena itu, sebenarnya rerangka konseptual FASB lebih cocok untuk dijadikan suatu model perekayasaan dalam pengembangan rerangka konseptual untuk suatu Negara. Aspek Kependidikan FASB mencanagkan agar rerangka konseptual mengandung aspek kependidikan kepada pemakai (educational aspect), FASB memasukkan deskripsi, argument dan penalaran yang cukup rinci di setiap uraian konsep. Dengan demikian, penalaran dan argument melekat dalam setiap penjelasan konsep – konsep dalam rerangka konseptual versi FASB sehingga membentuk seperangkat pengetahuan (knowledge) yang dapat dipandang sebagai suatu teori deduktif – normatif untuk memahami lebih baik mengapa konsep tersebut dipilih dan apa implikasinya. Dalam bidang akademik, rerangka konseptual merupakan materi yang sangat berharga dalam pengajaran teori akuntansi yang mempunyai dampak dalam perbaikan atau pemajuan praktik. Sebagai alat, akuntansi dan rerangka konseptualnya bukanlah sesuatu yang steril terhadap perubahan. Rerangka konseptual sebagai hasil perekayasaan harus selalu dievaluasi keefektifannya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, perubahan dan modifikasi selalu harus dilakukan bila perubahan tersebut memang menempatkan akuntansi menjadi lebih efektif. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Konstitusi akuntansi adalah rerangka konseptual yang berfungsi semacam konstitusi yang hanya memuat konsep – konsep umum secara keseluruhan. Konstitusi akuntansi harus dijabarkan dalam bentuk ketentuan atau pedoman operasional, teknik atau praktis agar mempunyai pengaruh langsung terhadap praktik dan perilaku. Sebagai pedoman operasional, PABU (prinsip akuntansi berterima umum) akan menjadi kriteria untuk menentukan apakah statemen keuangan sebagai media pelaporan keuangan telah menyajikan informasi keuangannya dengan baik, benar dan jujur yang secara teknis disebut sebagai menyajikan secara wajar. Alasan mengapa kriteria kewajaran penyajian statemen keuangan dalah PABU bukan SAK :



Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam bentuk standar akuntansi.



Bila standar akuntansi secara eksplisit dijadikan kriteria dan dinyatakan dalam laporan auditor, dikhawatirkan bahwasannya kewajaran hanyalah bersifat formal bukan bersifat substansi.



Untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus merupakan suatu rerangka pedoman yang cukup komprehensif meliputi aspek teknis dan konseptual.

Tiga Pengertian Penting Terdapat tiga konsep penting yang berbeda maknanya, yaitu prinsip akuntansi (accounting principles), standar akuntansi (accounting standards), dan prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles) . Ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoretis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan yaitu prinsip akuntansi. Tersedia secara teoretis artinya prinsip itu masih dalam bentuk gagasan akademik yang belum dipraktikkan tetapi mempunyai manfaat dan potensi yang besar untuk diterapkan sedangkan tersedia secara praktis yaitu prinsip itu telah dipraktikkan dan dianggap praktik yang baik dan bermanfaat. Standar akuntansi yaitu konsep, prinsip, metoda, teknik dan lainnya yang telah dipilih berdasarkan kerangka konseptual oleh badan penyusunan standar untuk diberlakukan dalam lingkungan, dan dipindahkan ke bentuk dokumen resmi untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut. PABU merupakan suatu pedoman dari standar akuntansi yang didukung ssecara resmi, teoritis, dan praktis. "The standard of GAAP" secara keseluruhan terbentuk dari petunjuk luas (broad guidelines) dan petunjuk teknis (detailed practices and procedures). Accounting Principles Board mendiskripsikan rerangka pedoman sebagai hierarki yang terdiri atas beberapa prinsip menurut tingkat keabstrakan atau keteknisannya yaitu: persasive principles, board operating principles, dan detailed principles. Dapat diambil kesimpulan bahwa PABU tidak sama dengan standar akuntansi dan keduanya juga harus dibedakan dengan pengertian prinsip akuntansi.

Berlaku atau Berterima Istilah "berterima" digunakan sebagai kata accepted dalam generally accepted accounting principles. Sedangkan IAI menggunakan "berlaku" dan bahkan GAAP diartikan dalam laporan auditor menjadi "prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia". Istilah "berlaku" tidak tepat jika digunakan sebagai padan kata accepted dalam konteks GAAP. Berterima itu dalam keadaan diterima dan dipakai. Tidak sama dengan "diterima" memiliki arti proses atau kejadian pada saat tertentu, kata "berterima" mempunyai arti keadaan menerima atau menyetujui. Jadi, pemberiaan makna yang tepat untuk GAAP adalah prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Isi PABU Sebagai Rerangka Pedoman Rerangka pedoman berisi komponen yang tersusun secara hierarkis berdasarkan tingkat konseptualitas maupun autoritas. PABU Versi APB APB telah meletakkan dasar penting penyusunan dokumen yabg sekarang dikenal dengan rerangka konseptual disebutnya sebagai Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises. Prinsip operasi umum mendekripsikan tentang perlakuan akuntansi untuk tiap elemen laporan keuangan. Perlakuan akuntansi merupakan elemen, pengukuran, pengakuan, penilaian, dan penyajian dalam statement keuangan beserta pengungkapan yang diperlukan. PABU Versi Rubin PABU merupakan suatu rerangka pedoman yang berdasarkan berbagai sumber dengan berbagai tingkat keautoritatifan yang membentuk suatu hierarki. The House of GAAP yaitu hierarki yang dianalogikan oleh Steven Rubin. Bentuk tersebut sebenarnya cara menyajikan secara visual pengertian PABU sebagai rerangka pedoman yang dideskripsi oleh SAS No.69. Hirarki digambarkan sebagai lantai rumah yang bertingkat yang diartikan berupa landasan konseptual. Tiap lantai mempunyai atau memiliki gambaran tingkat keautoritatifan dengan lantai paling bawah yang berisi paling

autoritatif.

Sedangkan

makin

ke

atas,

suatu

sumber

makin

berkurang

tingkat

keautoritatifannya. PABU Versi SAS No. 69 PABU versi Rubin ditujukan untuk entitas nonkepemerintahan yang terdapat dalam SAS No. 43. Bahwa entitas bisnis khususnya swasta dan entitas nonlaba sebagai entitas nonkepemerintahan sebagai pasangan entitas kepemerintahan. Karena tujuan yang berbeda, diperlukanlah pelaporan keuangan yang berbeda. Maka dari itu terbentuklah Gonvernmental Accounting Standards Board (GASB) yang bertanggungjawab menentukan PABU untuk entitas kepemerintahan. Entitas nonkepemerintahan berada di bawah kekuasaan hokum FASB dan entitas kepemerintahan di bawah GASB. Tuntutan dari pemisahan tanggungjawab ini melahirkan SAS No. 69 (pengganti SAS No. 43) yang mendiskripsikan GAAP sebagai dua hierarki parallel, satu untuk entitas nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas kepemerintahan. PABU Versi SPAP Standar professional akuntan public (SPAP) disusun dari dua sumber yaitu American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), Codification of Statements on Auditing Standards (SAS) dan International Federation of Accountants (IFA), International Standards on Auditing. Rerangka pedoman ini tidak berlaku lagi kalau profesi di Indonesia mengadopsi secara keseluruhan standar akuntansi international. PABU menetapkan menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan yang menyangkut hal – hal berikut ini Definisi PABU memberikan definisi berbagai macam elemen atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. Sebagai contoh, PABU mendefinisi aset sebagai “manfaat masa datang yang cukup pasti, dikuasai suatu entitas, dan timbul akibat transaksi yang telah terjadi”. Demikian juga, pos kas didefinisi sebagai “uang tunai atau alat-alat lain yang disamakan dengan uang tunai’. Pengertian ini berbeda dengan pengertian kas yang disamakan dengan uang tunai. Dengan

definisi tersebut dapat ditentukan apakah suatu objek dapat diklasifikasi sebagai elemen aset atau pos kas. Pengukuran/Penilaian Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar dalam penyusunan statemen keuangan. Pengukuran juga sering disebut penilaian. Sebenarnya penilaian lebih ditujukan untuk penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos atau elemen di statmen keuangan. Pengakuan Pengakuan adalah pencatatan suatu jumlah rupiah (kos) ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat (dijurnal) atau tidak. PABU menentapkan beberapa kriteria pengakuan agar suatu jumlah rupiah (kos) suatu objek transaksi dapat diakui serta saat pengakuannya. Penyajian dan Pengungkapan Penyajian menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informatif. Pengungkapan berkaitan dengan cara penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama. Autoritas Rerangka Konseptual Secara teoritis rerangka konseptual seharusnya merupakan fundasi rerangka pedoman PABU dan harus direkayasa dahulu sebelum standar. Standar yang diturunkan atas dasar rerangka konseptual seharusnya seharusnya konsisten baik dengan rerangka konspetual maupun antarstandar. Konflik hanya terjadi kalau standar sudah terlanjur berkembang tanpa rerangka konseptual. Dalam hal ini, konflik harus segera diselesaikan agar tercapai situasi tanpa konflik di dalamnya. Dalam keadaan ini kedudukan rerangka konseptual dapat dikuatkan menjadi landasan konseptual yang paling autoritatif.

Struktur Akuntansi

Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan pihakpihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Contoh pihak individual yang terlibat penyusun standar, profesi, pemerintah, badan pembina pasar modal, perusahaan sebagai entitas, analis, manajer, akuntan publik, dan pemakai laporan. Sarana yang membentuk struktur akuntansi seperti peraturan pemerintah, standar akuntansi, laporan keuangan dan konvensi pelaporan. Struktur akuntansi juga memiliki manfaat untuk menujukan bidang-bidang studi yang membentuk seperangkat pengetahuan akuntansi, bidang profesi yang ditawarkan akuntansi, dan fungsi auditor dalam praktik akuntansi. Bidang Studi Struktur dapat menjadi acuan dalam bidang pendidikan akuntansi untuk menentukan materi mana yang akan diajarkan kepada pengampu bidang studi ini. Contoh untuk kompetensi dan materi yang memampukan peserta didik untuk merekayasa dapat diracik dalam bentuk mata kuliah Teori Akuntansi atau Perekayasaan Pelapoan Keuangan. Bidang Profesi

Struktur diatas juga dapat menggambarkan kesempatan karier bagi mereka yang menguasai ilmu akuntansi. Sebagai contoh untuk lingkup pemerintahan dapat menjadi anggota DPR, penyusun standar, badan pemeriksa keuangan, badan keuangan pemerintah. Dan untuk sektor swasta seperti akuntan perusahaan, kontroler, akuntan kos, anggota komite anggaran. Serta untuk sektor publik seperti akuntan publik, konsultas manajemen, dan penyusun sistem informas akuntansi dan manajemen. Fungsi Auditor Independen Peran auditor independen sangat diperlukan untuk mengaudit apakah laporan keuangan perusahaan sudah sesuai dengan PABU atau tidak. Hasil pengauditan dituangkan oleh auditor dalam bentuk laporan auditor. Keyakinan pemakai terhadap statmen keuangan akan menjamin bahwa tujuan pelaporan keuangan tercapai dan pada gilirannya tujuan nasional juga tercapai. Dalam melaksanakan audit, para audior memiliki standar khusus yang diatur pada standar pengauditan berterima umum (StaPBU). StaPBU merupakan suatu rerangka pedoman yang terdiri atas landasan konseptual dan operasional.

Related Documents


More Documents from "Anugrah Oktandi"