RANGKUMAN KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI BAB 4 DARI MENGATUR MANAJER MENJADI MANAJER FUNGSIONAL
Seorang individu yang mengemban posisi sebagai manajer fungsional akan menjadi anggota tim bisnis dan melapor kepada manajer umum bisnis. Orang-orang yang dahulu adalah teman (peer) yang selevel dengannya sekarang akan melapor kepadanya. Sebagai manajer fungsional, ia akan diminta untuk berkontribusi dengan cara yang sangat berbeda dari bagaimana ia berkontribusi di masa lalu. Seorang manajer fungsional harus menjadi interpreter yang baik dan pencari informasi yang ulet untuk dapat berhasil pada level ini. Untuk menjadi seorang manajer fungsional membutuhkan kedewasaan kepemimpinan. Pemimpin yang dewasa telah mengembangkan empati, waktu, penilaian, dan sumber informasi. Mereka telah belajar untuk mendengarkan dan berupaya menyerap informasi dan belajar bagaimana berbicara dengan (dan memperbaiki) staffnya tanpa meredam kreativitas staffnya dan pengambilan risiko. Mereka menyadari pentingnya berpikir jangka panjang dan juga jangka pendek. PENDEWASAAN PERAN PEMIMPIN FUNGSIONAL Untuk memahami apa yang dimaksud dengan kedewasaan. Secara fungsional, kematangan berarti kemampuan untuk memikirkan fungsi dari berbagai perspektif. dimana kepala fungsional harus menciptakan struktur fungsional baru yang lebih baik mendukung kebutuhan perusahaan, mengubah struktur dari terpusat menjadi desentralisasi dan selama semua pekerjaan memerlukan perubahan seperti itu. Kematangan fungsional juga melibatkan pembelajaran untuk berkomunikasi dengan berbagai lapisan dari grup. Berkomunikasi secara efektif menjadi lebih sulit ketika terdapat tingkatantingkatan yang ditambahkan. itu juga menjadi sulit karena orang-orang tersebar secara horizontal (di kantor yang berbeda, negara bagian, negara) serta secara vertikal. Pemimpin yang matang belajar untuk mendelegasikan dan mempercayai daripada selalu membutuhkan pembicaraan langsung, repetitive dan memakan waktu yang lama. Aspek lain dari kedewasaan melibatkan berpikir seperti seorang pelaku bisnis daripada seorang functionary. Bagi seseorang yang telah menghabiskan sepuluh tahun atau lebih bekerja secara eksklusif pada level fungsional, hal tersebut adaah perubahan pemikiran yang signifikan. Mampu mempertimbangkan bagaimana keputusan berdampak tidak hanya pada "komunitas" sendiri tetapi juga masyarakat yang lebih besar. Mengembangkan pandangan bisnis sebagai lawan dari pandangan fungsi membutuhkan perspektif yang matang. Perspektif ini dilengkapi dengan pengalaman. Dengan mengembangkan jaringan hubungan yang menjangkau berbagai fungsi dan dengan mempraktikkan pemikiran strategis, mereka lebih cenderung tumbuh lebih cepat sebagai pemimpin. Ketidakdewasaan kepemimpinan bisa sulit diidentifikasi. Ketika seorang manajer fungsional jelas merupakan seorang ahli dalam apa yang dia lakukan dan memiliki rekam jejak yang solid
sebagai seorang manajer dalam fungsi itu, kekurangannya mungkin tampak relatif kecil atau bahkan mungkin terlewatkan. Manajer fungsional yang baik adalah mereka yang berpikir secara strategis dan mengelola dengan seluruh fungsi dalam pikirannya. Jarang untuk menemukan seseorang yang memahami konsep-konsep canggih untuk semua bidang dalam fungsinya, yang dapat menyeimbangkan kebutuhan fungsional saat ini dengan tujuan bisnis di masa depan, yang memahami peran dan kontribusi semua fungsi lain dan bagaimana pengaruhnya terhadap fungsi. STRATEGI FUNGSIONAL Lima persyaratan pada level ini adalah sebagai berikut:
Longer-Term Thinking (Tiga Tahun) General manager bisnis harus bisa menghasilkan strategi jangka panjang, dan manajer fungsional harus mengikuti rencana yang sama. State of the Art Awareness Manajer Fungsional harus daopat Mengikuti perkembangan yang ada dalam teknis, operasional, dan professional. itu akan secara langsung mempengaruhi kapasitas fungsi mereka untuk berkontribusi pada keunggulan kompetitif bisnis. Memahami model bisnis mendetail dan arah strategi & goals jangka panjang. Memfaktorkan Semua Aspek Fungsi ke dalam Pemikiran Strategis Kemampuan untuk Melakukan Pertukaran dalam Fungsi yang Mendukung Strategi Bisnis, Profitabilitas, dan Keunggulan Kompetitif
MENGELOLA SELURUH FUNGSI Yang paling diperlukan dari untuk mengelola fungsi adalah komunikasi, perubahan dari tahap sebelumnya kepada tahap ini adalah dari berbicara menjadi mendengrkan. Kepemimpinan pada level ini berpusat pada informasi. Untuk dapat menjadi pendengar yang baik dibutuhkan kesabaran, empati, dan approachability. Manajer fungsional harus dapat mendengarkan tidak hanya apa yang dikatakan orang lain, namun juga harus dapar memeahami apa yang orang lain tidak katakan MENILAI APA YANG TIDAK KITA KETAHUI Pemimpin fungsional senang untuk mempelajari apa yang mereka tidak ketahui. MENGIDENTIFIKASI TANDA-TANDA DISFUNGSIONAL Kegagalan untuk melakukan transisi dari orientasi operasional-proyek ke yang strategis o Menunjukkan perasaan buruk tentang bagaimana bisnis beroperasi o Tidak memiliki pemikiran jangka panjang (jauh lebih fokus pada jangka pendek) o Tidak memiliki strategi fungsional yang mengikat kegiatan fungsional dengan tujuan bisnis o Mengabaikan standar fungsional perusahaan, kebutuhan, kebijakan, dan program
Ketidakmampuan untuk mengelola dan menghargai pekerjaan yang tidak dikenal atau tidak berminat untuk mengerjakan pekerjaannya o meluangkan sedikit atau tidak ada waktu dengan orang-orang dan masalah di daerah yang tidak dikenal dan banyak waktu dengan orang-orang dan peluang di daerah yang akrab o Menunjukkan bias terhadap area yang dikenal dalam hal gaji, bonus, anggaran o Kehilangan orang dalam fungsinya pada tingkat yang lebih tinggi dari normal (meskipun gesekan ini juga bisa disebabkan oleh pembersihan rumah yang diperlukan) Ketidakdewasaan sebagai pemimpin manajer o Tidak terlalu tertarik untuk memikul tanggung jawab seorang pemimpin; jauh lebih tertarik menjadi manajer dan pemain yang aktif o Tidak mempercayai orang lain, terutama bawahan dalam fungsi yang tidak resmi o Tidak dapat melepaskan pekerjaan dan harus mengendalikan segalanya o Memiliki keterampilan komunikasi yang buruk, baik dalam hal mendengarkan dan berbicara; mengisolasi dirinya sendiri kecuali beberapa kroni subfungsional o Mendelegasikan terlalu banyak dan tidak memiliki sistem kontrol (atau sebaliknya)
MENGEMBANGKAN MANAJER FUNGSIONAL YANG MATANG & BERSTRATEGI Kematangan dalam diri adalah hasil belajar dari kesuksesan dan dari kegagalan atau yang kita sebut sebagai ‘pengalaman. Untuk dapat membantu para manajer berkembang, kita dapat menaruh mereka dalam menempatkan mereka pada gugus tugas, tim, dan komite manajer dari berbagai fungsi atau subfungsi dengan latar belakang, keterampilan, dan pengalaman yang berbeda. Mengembangkan kompetensi strategis dapat dilakukan dengan proses yang lebih formal. Pelatihan keterampilan ini dapat dilakukan melalui kelas universitas, konsultan, atau sumber daya internal. Metode pelatihan terbaik melibatkan kegiatan pembelajaran langsung di mana manajer menggunakan data fungsi sendiri, tantangan, dan sumber daya dalam tugas terkait strategi. Setelah menyelesaikan penugasan, manajer harus dievaluasi dan menerima umpan balik. Cara mengukur kemajuan perkembangan dilakukan untuk melihat tanda-tanda kedewasaan. kedewasaan dapat diukur dalam pengembangan sifat-sifat seperti kerendahan hati. Seorang pemimpin yang matang mau mengakui bahwa orang lain tahu lebih banyak daripada dia dan mau belajar dari mereka. Demikian pula, para pemimpin yang matang mengakui bahwa jika mereka akan berhasil, mereka perlu mendapatkan kerja sama dari orang lain. Untuk melakukannya, mereka akan mendelegasikan, berkomunikasi, dan memastikan bahwa informasi mengalir dengan lancar dan cepat.
BAB 5 DARI FUNGSIONAL MANAJER MENJADI MANAJER BISNIS
Manajer bisnis, memiliki kewajiban untuk membuat produk atau membuat layanan dan menjualnya. Mereka mengelola biaya dan pendapatan. Seorang manajer bisnis harus memiliki rasa kepemilikan yang luar biasa terhadap produknya. Manajer bisnis adlah sebuah posisi yang lebih ‘telihat’ dan dapat secara langsung diawasi oleh kepala fungsional dan manajer senior. Namun manajer bisnis tdak memiliki banyak petunjuk dari atasan mareka daripada ketika mereka masih menjabat sebagai manajer fungsional. Bagaimana caranya menjadi manajer bisnis yang baik? Berikut adalah cara-caranya: 1. BERPIKIR BERBEDA Manager bisnis harus dapat berpikir tentang ‘bagaimana perusahaan dapat berkembang?’, ‘bagaimana kita dapat mendapatkan hasil yang lebih banyak daripada pengeluaran?’, apakah level profit perusahaan dapat bertahan?’ , bagaiman caranya kita meningkatkan ‘competitive advantage’ kita?. Seorang manajer bisnis harus dapat berpikir dalam konsep ‘profit’ dan kemampuan ‘competitive advantage’ perusahaannya dalam konteks global. Manajer bisnis harus mempertimbangkan banyak faktor eksternal seperti pelanggan, pesaing, demografi, pendorong ekonomi makro, dan konstituensi eksternal lainnya seperti pemerintah dan masyarakat. 2. MENGELOLA KOMPLEKSITAS
Berikut diatas adalah seratus elemen yang ditemukan dalam bisnis. Hal tersebut membuat business manajer diharapkan dapat membuat koneksi untuk kangka pendek dan jangka panjang. Kompleksitas yang ada dalam sebuah bisnis sangatlah banyak dan kebanyakan manajer bisnis tidak dapat menghubungkn kompleksitas tersebut sendirian. Seorang bisnis manajer harus dapat memercayai tim fungsional manajer yang ia buat karena hanya dengan membuat tim yang efisien dan efektif seorang bisnis manajer dapat menghadapi kompleksitas yang ada dalam sebuah bisnis 3. BELAJAR UNTUK MENGHARGAI SELURUH FUNGSI Seorang manajer harus belajar untuk belajar seluruh fungsi dalam bisnis seperti sumber daya manusia, keuangan, hukum/legal, audit, kredit dan aktuaria. Tanpa adanya pemahaman seluruh aspek dari fungsi-fungsi tersebut, seorang manajer akan mengesampingkan fungsi tersebut dan cenderung telat untuk dapat mengidentifikasi sebuah masalah. 4. MENJADI ORANG YANG DAPAT MELIHAT SITUASI / KEADAAN Manajer bisnis memiliki kekuasaan besar atas proyek, rencana, dan orang-orang, dan kekuatan ini membuat setiap langkah mereka tunduk pada pengawasan. Namun, mereka harus menggunakan kekuatan ini untuk mengambil risiko dan belajar. Manajer bisnis biasanya perlu mengambil risiko dan membuat kesalahan demi pembelajaran. Kesalahan ini diperbesar karena semua orang mengawasi dan menilai manajer bisnis. TANDA-TANDA MASALAH DALAM TRANSISI LEADERSHIP Komunikasi yang tidak dapat menginspirasi Tidak dapat meracang sebuah tim yang baik Gagal untuk melihat bagaimana cara usahanya dapat menghasilkan uang Manajemen waktu yang buruk Menghindari / tidak menyadari akan isu yang beredar di sekitarnya
PENGEMBANGAN DIRI Pada tingkat kepemimpinan diamana seorang bisnis manajer memangku posisi. Pengembangan diri biasanya dilakukan oleh diri sendiri. Banyak tantangan yang dihadapi oleh banyak orang untuk dapat sampai pada tahap kepemimpinan ini, salah satunya adalah bagaimana untuk dapat menangani kompleksitas.
gambar diatas merupakan alat untuk dapat membentuk dan menghubungkan antara tanggng jawab dan kebutuh dari seorang manajer bisnis. Membantu manajer bisnis belajar untuk menghargai semua fungsi dan tugas serta mengandalkan tim laporan langsung yang kuat membutuhkan sejumlah tindakan. Karenanya, bos manajer bisnis harus mempertimbangkan untuk melakukan hal berikut:
Mendorong manajer bisnis untuk menghabiskan waktu dengan masing-masing kepala fungsional dan untuk mengajukan pertanyaan, mendengarkan jawaban, dan merefleksikan apa yang dia dengar. Menetapkan tujuan spesifik untuk manajer bisnis untuk masing-masing fungsi, yang menghubungkan tujuan-tujuan ini dengan fungsi dukungan sehingga berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk masalah. Menyarankan manajer bisnis untuk membiasakan diri mengambil kepala fungsional yang sesuai dalam perjalanan; ini akan membantu manajer menjadi lebih terbiasa dengan nilai setiap fungsi dalam situasi "kehidupan nyata".
Untuk mendorong keterbukaan dan fleksibilitas sebagai gantinya, manajer bisnis harus mencoba taktik berikut:
Apakah saya mengerti? Apakah saya benar-benar mengerti? Apakah saya bersedia untuk menantang paradigma non-e-commerce yang mengatur bisnis saya? Apakah departemen teknologi informasi mendapatkannya? Jika mereka terpisah dari bisnis (seperti yang sering terjadi), apakah mereka lebih menyakitkan daripada membantu agenda e-commerce kami? Mengingat pentingnya individu, apakah kita cukup berpusat pada manusia? Apakah kita menarik dan menjaga orang yang tepat? Apakah saya bergerak cukup cepat?
BAB 6 DARI MANAJER BISNIS MENJADI MANAJER GRUP Manajer bisnis biasanya menyukai pekerjaan mereka karena menjalankan bisnis sendiri sangat menyenangkan dan bermanfaat. Tetapi sebagai eksekutif grup, mereka tidak lagi menjalankan bisnis. Terkadang mereka kekurangan staf dan harus meminjam staf dari unit bisnis atau korporasi. Keterampilan yang dibutuhkan pada level ini lebih halus dan tidak langsung. Eksekutif kelompok harus terlibat dalam bisnis yang kadang-kadang membuat frustrasi karena mengalokasikan sumber daya perusahaan yang terbatas di antara bisnis yang bersaing, mengembangkan manajer bisnis tanpa menginjak kaki mereka dan mengembangkan strategi portofolio yang sesuai yang menciptakan sinergi horizontal antara berbagai unit bisnis, dan memasuki perusahaan baru. bisnis yang sesuai. Mereka juga harus menilai manajer bisnis, tim mereka, dan budaya mereka, berperilaku seolah-olah mereka adalah satu-satunya pemilik unit bisnis dan membutuhkan tujuan yang didorong secara eksternal dan menuntut kinerja. Dengan kata lain, mereka beralih dari posisi kepemimpinan yang mereka temukan paling menyenangkan ke yang mereka temukan paling tidak menyenangkan. Beberapa eksekutif kelompok memberi tahu kami bahwa mereka bekerja keras melalui transisi ini hanya karena mereka melihatnya sebagai batu loncatan ke posisi CEO. Beberapa bahkan melihatnya sebagai "non-pekerjaan."