Nama : Nita Widya Rahayu Nim : 160301149 KETATNYA SISTEM PENGENDALIAN KETATNYA PENGENDALIAN HASIL Keberhasilan pengendalian hasil yang ketat tergantung pada karakteristik definisi dari area hasil yang diinginkan, pengukuran kinerja, dan penguatan atau insentif yang diberikan. Definisi hasil yang diinginkan Agar pengendalian manajemen dikatakan ketat dalam suatu sistem pengendalian hasil,dimensi hasil harus sesuai dengan tujuan organisasi yang “sebenarnya”target kinerja harus spesifik:hasil yang diinginkan harus secara efektif dikomunikasikan dan diinternalisasi oleh karyawan yang sikapnya sedang dikendalikan dan apabila pengendalian hasil digunakan secara ekslusif pada bagian kinerja yang ada, pengukurannya pasti lengkap.
KETATNYA PENGENDALIAN TINDAKAN Secara keseluruhan, sistem pengendalian tindakan harus dianggap ketat hanya jika besar kemungkinan bagi karyawan untuk terus menerus terlibat dalan semua tindakan yang penting untuk keberhasilan operasi dan tidak akan terlibat dengan tindakan yang merugikan.
Pembatas perilaku Pembatas perilaku, baik fisik ataupun administrasi, dapat menciptakan pengendalian
yang ketat dalam beberapa bidang pada suatu organisasi. Pembatas fisik terdiri atas banyak bentuk, mulai dari kunci sederhana di meja untuk mengembangkan perangkat lunak dan sistem keamanan elektronik. Pembatas administrasi juga menciptakan tingkat pengadilan yang beragam.
Kajian pratindakan Kajian pratindakan yang ketat ini mengakibatkan pengawasan formal rencana bisnis dan
permintaan modal oleh para ahli pada posisi staf, seperti pada divisi keuangan, dan berbagai tingkat manajemen,termasuk manajemen puncak.
Kajian pratindakan Pengendalian akuntabilitas tindakan menciptakan pengendalian ketat seperti halnya
pengendalian hasil yang ketat. Jumlah pengendalian yang ditimbulkan dari pengendalian akuntabilitas tindakan tergantung pada karakteristik definisi tindakan yang diinginkan (dan 1 Kenneth A. Merchant dan Win A. Van der Stede (2014). Sistem pengendalian manajemen pengukuran kinerja evaluasi dan insentif. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
tidak diinginkan), efektivitas sistem pelacakan tindakan, dan penguatan (imbalan atau hukuman) yang diberikan.
KETATNYA PENGENDALIAN PERSONEL/KULTURAL Dalam organisasi sosial dan volunter, pengendalian personel biasanya menunjukan jumlah pengendalian yang signifikan, sebagaimana kebanyakan volunter sangat puas hanya dengan melakukan kebaikan, sehingga termotivasi untuk melakukannya dengan baik. Personel/kultural yang jika dikombinasikan akan menghasilkan pengendalian yang ketat. Namun, dalam banyak kasus, tingkat pengendalian pada pengendalian personel/kurtural kurang ketat. Pada banyak perusahaan, rasa saling melengkapi antara tujuan individu dan organisasi lebih kecil dari pada diperusahaan keluarga. Disisi lain, pengendalian kultural sering kali lebih stabil. Budaya organisasi bisa menjadi kuat karena mereka berasal dari kepercayaan dan nilai yang dimiliki secara mendalam dan tersebar luas.
2 Kenneth A. Merchant dan Win A. Van der Stede (2014). Sistem pengendalian manajemen pengukuran kinerja evaluasi dan insentif. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.