RESUME KEPERAWATAN PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN DIAGNOSA PRE OPERASI HERNIA DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
Disusun oleh : TRI HASTUTI NIM. SN 161152
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2016/2017 0
RESUME KEPERAWATAN PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN DIAGNOSA PRE OPERASI HERNIA DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
Tanggal/Jam Pengkajian
: 16-01-2017/08.00 WIB
Diagnosa Medis
: HILD
No. Registrasi
: 482xxx
A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien a. Nama
: Tn. M
b. Alamat
: Sragen
c. Umur
: 69 Tahun
d. Pendidikan
: SD
2. Riwayat Keperawatan a.
Keluhan Utama Nyeri pada lipat paha kanan
b.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dari Poliklinik Bedah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada tanggal 15-01-2017 Jam 14.45 WIB dengan keluhan sudah tiga minggu, mengeluh terdapat benjolan pada lipat paha kanan, nyeri terasa melilit-lilit, dirasakan hilang timbul, dengan skala 5, Klien tampak merintih kesakitan. Setelah dilakukan pemeriksaan di Poliklinik Bedah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen di diagnosa HILD, kemudian dianjurkan untuk mondok di Ruang Teratai RSUD dr. Soehadi Prijonegoro pada tanggal 15-01-2017 jam 10.00 WIB, dan direncanakan akan dilakukan tindakan operasi pada tanggal 17-012017. Pada saat pengkajian klien mengatakan khawatir dengan proses
1
operasi, pasien tampak khawatir. Hasil vital sign dengan TD : 140/80 mmHg, HR : 100 x/menit, RR : 20 x/menit, T : 36,50 C. Mendapat terapai infus RL 20 tetes/menit dan mendapat terapi injeksi cefotaxime 1 gr/12 jam, injeksi ketorolac 30 mg/8 jam. Pada saat pengkajian tanggal 16-01-2017 pasien mengatakan nyeri pada lipat paha kanan, terasa melilit-lilit, skala 5, terasa hilang timbul, pasien mengatakan khawatir dengan program operasi, pasien tampak khawatir. B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN No 1
Diagnosa Keperawatan Nyeri akut DATA berhubungan
DAR (Data, Action, Response)
DS : Klien mengatakan nyeri pada lipat paha kanan
dengan inflamasi P : Biologis dan infeksi
Q : Melilit-lilit S:5 R : Lipat paha kanan T : Hilang timbul DO : Klien tampak merintih kesakitan. Vital sign : T : 140/00 mmHg, N : 100 x / menit, S : 36,5 0C, R : 24 x/ menit ACTION - Observasi pengkajian nyeri secara komprehensif PQRS - Menganjurkan Keluraga untuk membatasi pengunjung - Mengajarkan tentang teknik non farmakologi teknik nafas dalam - Berkolaborasi dalam pemberian terapi medis : Pasang infus dan injeksi analgetik ketorolac 30 mg RESPONSE DS : Klien melaporkan nyeri berkurang P : Biologis Q : Melilit-lilit S:3
2
R : Perut area bagian bawah T : Hilang timbul DO : Vital sign : T : 120/80 mmHg, N : 80 x / menit, S : 36,5 0C, S : 20 x/ menit 2
Cemas
DATA
berhubungan
DS : Klien mengatakan khawatir dengan proses operasi.
dengan prognosis DO : Klien tampak khawatir. penyakit
dan T : 140/00 mmHg, N : 100 x / menit, S : 36,5 0C, R : 24 x/
program
menit
pembedahan
ACTION - Observasi tanda kecemasan peningkatan tensi, nadi dan respirasi. - Menganjurkan kelurga untuk selalu menemani pasien - Memberikan penjelasan tentang penyakit kistoma ovari - Berkolaborasi dalam pemberian analgetik : injeksi ketorolac 30 mg. RESPONSE DS : Klien mengatakan cemas dengan rencana operasi berkurang. DO : Klien tampak masih lebih rilek, nyaman T : 120/80 mmHg, N : 80 x / menit, S : 36,5 0C, S : 20 x/ menit
C. PEMBAHASAN Pembahasan yang ditemukan pada pasien Tn. M. Adapun Permasalhan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Diagnosa 1 Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi. Adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (interentional assosiation for the study of pain),
3
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir dapat diantisipasi atau diprediksi dengan berlangsung kurang dari 6 bulan. Dari data tersebut dan berdasarkan keluhan pasien, penulis memunculkan diagnosa nyeri akut, ini karena sesuai dengan tanda dan gejala serta skala nyeri yang pasien rasakan (NANDA, 2015). Diagnosa ini ditegakkan karena tanda-tanda insomnia, gelisah, gerakan tidak teratur, pikiran tidak terarah, raut wajah kesakitan, gerakan berhati-hati pada daerah nyeri, pucat, keringat berlebih (Amir Huda Nurarif & Hadhi Kusuma, 2013). Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. M didaptkan data klien mengeluh nyeri perut kanan bawah dan klien tampak meringis. Diagnosa tersebut penulis prioritaskan karena keluhan yang dirasakan pasien saat itu dan apabila masalah itu tidak segera ditangani akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. 2. Diagnosa 2 Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit rencana pembedahan. Adalah perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau kekuatan yang disertai respon autonom (sumber tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya (NANDA, 2015). Diagnosa ini ditegakkan berhubungan dengan prognosis prosedur pembedahan (Amir Huda Nurarif & Hadhi Kusuma, 2013). Alasan diagnosa tersebut diangkat karena ditemukan tanda-tanda yang mendukung yaitu setelah dilakukan pengkajian pada Tn. M didapatkan data klien mengeluh menanyakan tentang proses penyakitnya, klien sering bertanya dan klien tampak khawatir. Penulis tidak memprioritaskan masalah tersebut karena tidak mengancam kehidupan klien. Tetapi jika tidak di tegakan dapat mengganggu prosedur operasi karena kecemasan dapat meningkatkan tekanan darah yang mengakibatkan penundaan tindakan operasi.
4