Resume Jurnal Eki.docx

  • Uploaded by: reski
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume Jurnal Eki.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,345
  • Pages: 6
RESUME JURNAL YANG BERKAITAN DENGAN POST PARTUS , PARTUS DAN LAKTASI SERTA KELAKUAN KELAMIN JANTAN DAN KELAMIN BETINA

DISUSUN OLEH : NAMA

: RESKI

NIM

: O111 160 16

RESUME JURNAL 1.POST PARTUS Periode pasca-partum merupakan waktu perubahan fisiologis dan emosional yang mendalam di semua organisme ibu untuk memastikan kesejahteraan dan pemeliharaan keturunan. Perubahan ini sangat luas dan termasuk onset perilaku ibu, laktogenesis, serta peningkatan ketenangan dan berkurangnya respons terhadap stres. Namun, pada sebagian besar ibu, fase ini juga merupakan periode risiko untuk pengembangan beberapa gangguan kejiwaan. Gangguan suasana hati dan kecemasan pasca-melahirkan semacam ini sangat merusak karena mereka tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan ibu tetapi juga merugikan perkembangan bayi juga, meningkatkan kemungkinan mereka mengembangkan gangguan kejiwaan di kemudian hari kecemasan pascamelahirkan, depresi dan, pada tingkat lebih rendah, psikosis dapat berkembang, dan tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan ibu tetapi juga membahayakan kesehatan jangka panjang bayi. Meskipun faktor risiko untuk gangguan ini, serta adaptasi terkait peripartum yang normal, sudah diketahui dengan baik, etiologi yang mendasari gangguan psikiatris pasca-melahirkan masih kurang dipahami. (Weinstock, 2001; Newport et al., 2002; Davalos et al., 2012). 2.LAKTASI Proses laktasi merupaka proses produksi dan sekresi ASI secara fisiologis , laktasi bergantung pada 4 proses yaitu proses pengembangan jaringan penghasil ASI dalam payudara proses yang memicu produksi ASI setelah melahirkan , proses untuk mempertahankan produk si ASI dan proses sekresi ASI .proses-proses ini berlangsung dari masa kehamilan hingga dan akhirnya menyusui melihat kondisi fisiologis dan laktasi itu sendiri yakni produksi dan sekresi ASI maka faktor-faktor yang berpengaruh pada proses laktasi antara lain posisi dan fiksasi bayi serta frekuinsa dam durasi menyusui , selain itu keadann fisik ibu juga mempengaruhi proses laktasi karena proses laktasi merupakan hasil interksi kompleks antara status nutrisi, keadaan kesehatan serta keadaan dari payudara yang nantinya akan berpengaruh pada produksi dan pengeluaran ASI 3.PARTUS Persalin atau partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin atau uri) yang telah cukup bulan (37-42) minggu atau hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jlan lain , dengan bnatuan atau tanpa bantuan dengan persentase belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam , tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin Persalinan adalah proses alami yang berlangsung dengan sendirinya, dari pengertian di atas persalinan merupakan proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan maupun tanpa bantuan . tahap

pesalin di bagi menjadi 4 tahap , kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks , hingga mencapai tahap pembukaan 10 cm , kala 2 di sebut juga kala jamkemudian dalam kala tersebut di obserpasi apakah plasenta pengeluaran oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan , janin di dorong keluar sampai lahir , kala 3atau di sebut juga kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan di lahirkan , kala 4 mulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam kemudian , dalam keadaan tersebut di observasi apakah ada pendarahan post partum ( Rohani dkk , 2011,dalam Wahyuni 2014 ). partus yang tidak segera diinduksi oleh corticoid. Pada tingkat dosis dan waktu ini, progesteron mengganggu secara signifikan dengan urutan kejadian sebelumnya, yang menyertai dan mengikuti proses kelahiran. Akibatnya, persiapan presentasi janin untuk proses kelahiran itu baik ditunda atau dicegah, distosia sering terjadi, persentase bayi yang dilahirkan mati secara signifikan meningkat, viabilitas betis terganggu dan retensi plasenta

KELAKUAN KELAMIN JANTAN DAN KELAMIN BETINA Lama kebuntingan adalah periode dari mulai terjadinya fertilisasi samai terjadinya kelahira normal , lama kebuntingan ini berbeda antara bangsa ternak yang satu dengan bangsa ternak yang liannya . , lama kebuntingan pada di pengaruhi oleh jenis kelamin dan jumlah anak yang di kandung dan factor lain seperti umur induk , pada penelitian ini , dari jumlah 799 kelahiran ternyata lama dan pedet pada sapi betina tidak menunjukan perbedaan yang signifikan , lama kebuntingan pada induk yang mengandung pedet jantan 284,9 hari dan pada induk yng mengandung pedet betina juga hamper sama atau kurang lebih pada pedet jantan . bobot lahir merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan pedet sapi sapi dengan bobot lahir yang normal akaan lebih mampu mempertahanakan kehidupannya . Berdasarkan jumlah kelahiran 799 ekor , ternyata pedet jantan sejumlha 445 (44,30%) ekor lebih banyak di bandingkan pedet betina , selain itu berat badan antara pedet jantan dan betina juga berbeda berdasarkan hasil peneliian yang di lakukan . Hubungan antara bobot lahir dan jenis kelamin anak menunjukkan koefesiensi korelasi yang dapat di artikan ada hubungan positif bahwa anak yang memiliki bobot lahir yang lebih besar cenderung berjenis kelamin jantan , selain itu menurut sutan ada beberapa hal yang mempunyi hubungan dan mempengaruhi bobor lahir antara bangsa induk , jenis kelamin anak ,lama bunting , dan makanan ibu sewaktu mengandung . Genetik seks atau geneti kelamin di pengaruhi pada saat pembuhan , pada mamalia jenis kelamin anak yang di lahirkankan bergantung kepada pembuahan ovum yang membawa kromosom X oleh sperma pembawah kromosom X atau Y . Berdasarkan penelitian yang dilakukan positif membuktikan bahwa induk yang melahirkan anak jantan mengalami masa kebuntingan yang lebih lama dibandikan induk yang melahirkan anak betina , anak jantan berkisar 284,9 kurang lebih 5,7 hari sedangkan untuk betina 283,9 kurang lebih 5,6 hari . Tingkah laku pejantan dalam kopulasi atau libido merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja reproduksi suatu pejantan apabilah seekor pejantan mempunyai libido yang rendah maka pejantan tersebut mempunyai kinerja reproduksi yang kuran efisien , libido di tunjukkan dengan waktu yang diperlukan sejak dimulai percumbuan dengan betina pemancing

sampai terjadinya ejakulasi , selain itu salah satu factor yang mempengaruhi kinerja reproduksi pejantan adalah kinerja seksual yang meliputi kemampuan kawin dan libido . libido dan kemampuan kawin ternak jantan berhubungan erat dengan efisiensi pejantan dalam melakukan pekawinan . Secara sederhnaa terdpat tiga kriteria yang dapat dijadikan pengamatan pengujian pejantan yaitu tingkah laku seksual yang ditandai dengan kemampuan memancarkan semen melalui ejakulasi , kuantitas semen yang di hasilkan dalam setiap ejakulasi seperti jumlah volume dan jumlah konsentrasi spermatozoa serta kualitas semen yang dihasilkan seperti persentase motil , persentase hidup , persentase membrane plasma utuh dan persentase tudung akrosum utuh . Menurut wijono dan ma`sum (1997) libido merupakan waktu yang diperlukan sejak dilakukan percumbuan dengan betina sebagai pemancing sampai terjadinya ejakulasi , libido berperan sebagai petunjuk peranan pejantan untuk untuk mampu melakukan ejakulasi . Pelipatan bibir atau flehmen atau menyengir adalah satu diantara pola-pola percumbuan yang khas , aktivitas terjadi setelah pejantan mencium alat kelamin atau urine betina berahi , pada parameter tingkah laku nyengir atau flehmen Sedangkan pada betina pada saat megalami estrus menjadi tidak tenang kurang nafsu makan , kadang-kadang menguapk , dan memisahkan diri untuk mencari pejantan , sapi atau betina tersebut akan diam , menerima jantan untuk kopulasi , vulvanya akan memerah , membengkak , dan mengeluarkan sekresi mucus transparan (terang dan tembus ) yang menggantung , kadangkadang vulvanya akan di cium oleh betina laian . sedangkan untuk domba betina akan mendekati dan memperhatikan pejantan , menggoyanh-goyangka ekornya , menggesek-gesekkan leher dan badannya ke tubuh pejantan dan menciumi alat genital pejantan , dan akhirnya akan diam apabilah di naiki pejantan untuk perkawinan , dan vulvanya tdk mengeluarkan lendir Pada babi betinya akan berdiam diri , tegak kaku , dan mengambil posisi kawin bila disentuh dan di tekan dagunya oleh pejantan atau tangan pekerja , mengeluarkan suara-suara singkat dan rendah , nafsu makannnya hilang , serta akan memisahkan diri dari kelompoknya untuk berkelana mencari pejantan , vulvanya mengalami pembengkakan tetapi tidk mengeluarkan lendir .

DAFTAR PUSTAKA

Prasojo, G., I.Arifiantini , K.Mohamad . 2010 Korelasi Antara Lama Kebuntingan , Bobot Lhir dan Jenis Kelamin Pedet Hasil Insiminasi pada Sapi Bali . Jurnal Veteriner . Vol 11, No. 1, Hal. 41-45 Herdis.2012 Pengaruh Waktu Penampung Semen TerhadapGerakan Masa Spermatozoa dan Tingkah Laku Kopulasi PejantanDomba Garut .Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia .Vol 14 ,No.1,Hal 38-43. Jochle, W., H. Esparza, T. Gimenez dan M. A. Hidalgo. 1972. Inhibition of Corticoid-Induced Parturition by Progesterone in Cattle: Effect on Delivery and Cattle Viability. J. Reprod. Fert. Vol. 28, No. 1, Hal. 407-412. Pertiwi, S.H.,Tetti Solehati,Restuning Widiasi.2012Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Laktasi Ibu dengan Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Cibeusi Kecematan Jatinangor.

Related Documents


More Documents from "Raksi Sekar Titisari"

Sapi Zifah (1).docx
April 2020 14
Resume Jurnal Eki.docx
April 2020 17
Uji Golongan.docx
June 2020 13
Kpshlog.txt
October 2019 12