Resume Dua.docx

  • Uploaded by: Risna meilina
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume Dua.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,360
  • Pages: 11
RESUME KAJIAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM SD “Komponen Kurikulum”

Oleh : Kelompok 3 1. 2. 3. 4.

Risna Meilina Ria Rezky Wulandari Robiatul Adawiyah Yofia Ramadhani

(E1E016124) (E1E016121) (E1E016128) (E1E016155)

Kelas : 6 D Reguler Pagi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MATARAM 2019

KOMPONEN KURIKULUM A. TUJUAN KURIKULUM Komponen tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan. Setiap perencanaan kurikulum perlu adanya penetapan dalam mengarahkan pendidikan yang harus dituju, peng-identifikasi-an materi pelajaran dan kegiatan belajar bagi pencapaian tujuan. Dalam kurikulum atau pengajaran ,tujuan ini memegang peranan penting yang akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilainilai filosofis,terutama falsafah negara. Filsafat/ Dasar Negara

Tujuan Umum Nasional

Tujuan Institusio nal

Tujuan Kurikuler

Tujuan Instruksi onal

Tujuan Umum Pendidikan merupakan arah umum pendidikan (nasional) yang merefleksikan pernyataan tentang bentuk kehidupan yang berakar pada nilai filsafat hidup bangsa (Broudy, 1961). Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Artinya, setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Tujuan pendidikan nasional tertera pada Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yaitu, “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengertian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan (UU No. 2;1989). Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan jangka panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Atau yang terbaru ada pada Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam

rangka

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

bertujuan

untuk

berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kita mengenal beberapa kategori tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus, jangka panjang, menengah, dan jangka pendek. Tujuan umum menyangkut hasil proses umum pendidikan seperti berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang mantap dan mandiri. Perumusan tujuan umum lebih bersifat abstrak, pencapaiannya memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih sukar diukur. Sedangkan tujuan khusus dijabarkan dari sasaran-sasaran pendidikan yang bersifat umum yang biasanya abstrak dan luas, menjadi sasaran –sasaran yang lebih konkret, sempit, dan terbatas. Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai lembaga pendidikan (sekolah). Tujuan Institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan. Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh program studi atau mata pelajaran. Tujuan Kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan Instruksional atau saat ini sering disebut dengan tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Kaitannya yaitu tujuan umum dijabarkan menjadi tujuan institusional yang mengacu pada tujuan institusi (sekolah). Tujuan institusional dijabarkan menjadi tujuan bidang studi tertentu yaitu tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler dijabarkan secara lebih spesifik lagi yang dikenal dengan sebutan tujuan instruksional. Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku yang menjadi sasarannya. Gage dan Bringgs mengemukakan lima kategori tujuan, yaitu

intellectual skills, cognitive strategies, verbal information, motor skills and attitudes (1974, hlm. 23-24). Menurut Bloom dalam bukunya

yang berjudul Taxonomy of

Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, dibagi kedalam tiga klasifikasi domain (bidang) yaitu, a. Domain Kognitif Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain ini terdiri dari enam tingkatan,yaitu: 

Pengetahuan (Knowledge) Adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya.



Pemahaman (Comprehension) Adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pembelajaran.



Penerapan (Aplication) Adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajarinya seperti teori.



Analisis Adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian bahan itu. Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang kompleks.



Sintesis Adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.



Evaluasi Adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

b. Domain Afektif Domain Afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Domain afektif memiliki lima tingkatan, yaitu : 

Penerimaan Adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala,kondisi, keadaan, atau suatu masalah.



Merespons Merespons atau menanggapi ditunjukan oleh kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, dan lainnya.



Menghargai Menghargai ini bertujuan dengan kemauan u ntuk memberi penilaian atau kepercaian kepada gejala atau suatu objek tertentu.



Mengoorganisasi Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan pengenbangan nilali kedalam sistem organisasi tertentu, termsuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas dan nilai-nilai itu.



Karakterisasi nilai Tujuan ini adalalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam.

c. Domain Psikomotor Domain

psikomotor

adalah

tujuan

yang berhubungan

dengan

kemampuan

keterampilan atau skil seseorang. Ada tujuh tingkatan, yaitu: 

Persepsi (perception) Persepsi merupakan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang dipermasalahkan.



Kesiapan (set) Kesiapan berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan perilakku-perilaku khusus.



Meniru (imitation)

Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempraktikangerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya. 

Membiasakan (habitual) Membiasakan adalah kemampuan seseorang untuk mempraktikan gerakangerakan tertentu tanpa harus melihat contoh.



Menyesuaikan (adaptation) Kemampuan adaptasi adalah susatu kemampuan beradaptasi gerakan atau kemampuan yang sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.



Menciptakan (organization) Tahap mengorganisasikan adalah kemampuan seseorang untuk berkreasi atau menciptakan sendiri suatu karya.

Berikut merupakan tabel perbedaan ke tiga aspek tersebut di tingkat SD, SMP, dan SMA: Domain

Perbedaan dari ketiga tingkatan, yakni tingkat SD, SMP, dan

kognitif

SMA/SMK, terletak pada perbedaan jenis pengetahuan dan ruang lingkup objek pengetahuan. Untuk tingkat SD, jenis pengetahuan yang dituntut untuk dimiliki adalah faktual dan konseptual, serta ruang lingkup objek masih berada di lingkungan sekitar dan berkaitan/terjadi kontak langsung. Untuk SMP, jenis pengetahuan yang dituntut untuk dimiliki adalah faktual, konseptual, dan prosedural, serta ruang lingkup objek masih berada di lingkungan sekitar maupun di tempat yang berbeda dan masih terlihat. Sementara untuk tingkat SMA, jenis pengetahuan yang dituntut untuk dimiliki adalah prosedural dan metakognitif, serta ruang lingkup objek masih berada di lingkungan sekitar dan dia dapat mengetahui sebab-sebab dari fenomena yang terjadi.

Domain

Perbedaan dari ketiga tingkatan, yakni tingkat SD, SMP, dan

afektif

SMA/SMK, terletak pada penerapan sikap yang diharapkan. Untuk

tingkat SD, penerapan sikap masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada. Sementara itu, untuk tingkat SMA/SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia. Domain

Perbedaan dari ketiga tingkatan, yakni tingkat SD, SMP, dan

psikomotor

SMA/SMK, hanya terletak pada kemandirian siswanya. Untuk tingkat SD, tidak dituntut untuk kemandirian tinggi, namun dituntut untuk menyelesaikan suatu tugas yang hanya ditugaskan kepadanya. Untuk tingkat SMP, dituntut untuk dapat mempelajari sesuatu yang tidak hanya berasal dari satu sumber saja, melainkan dari sumber lain juga dituntut untuk dipelajari. Untuk tingkat SMA/SMK, kemampuan keterampilan

yang dituntut

adalah

keterampulan

untuk

dapat

mengembangkan atau mengaplikasikan teori yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

B. ISI STRUKTUR PROGRAM DAN MATERI Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk: 1. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. 3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. 4. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep. 5. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik. 6. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian. 7. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi. 8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat. 9. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya. 10. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Materi

pembelajaran

yang

didasarkan

pada

filsafat

progresivisme

lebih

memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi. Materi pembelajaran atau kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.

Dengan melihat pemaparan di atas, tampak bahwa dilihat dari filsafat yang melandasi pengembangam kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan materi pembelajaran,. Namun dalam implementasinya sangat sulit untuk menentukan materi pembelajaran yang beranjak hanya dari satu filsafat tertentu., maka dalam prakteknya cenderung digunakan secara eklektik dan fleksibel.. Terlepas dari filsafat yang mendasari pengembangan materi, Nana Syaodih Sukamadinata (1997) mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran, yaitu : 1. Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu. 2. Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab-akibat. 3. Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur materi. 4. Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagianbagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah bagaimana ke masalah mengapa. 5. Sekuens spiral ; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks. 6. Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur kebelakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut : (a) pembatasan masalah; (b) penyusunan hipotesis; (c) pengumpulan data; (d) pengujian hipotesis; dan (e) interpretasi hasil tes. 7. Dalam mengajarnya, guru memulai dengan langkah (a) sampai (d), dan peserta didik diminta untuk membuat interprestasi hasilnya (e). Pada kasempatan lain guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c) dan peserta didik diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d) dan seterusnya. 8. Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut

menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir. Pada kurikulum 2013 setiap jenjang atau tingkatan pendidikan dalam hal isi, yakni segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Dalam pembahasan ini, sesuatu yang diberikan kepada peserta didik adalah mata pelajaran dan alokasi waktu yang diberikan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah tabel perbedaan komponen isi dalam kurikulum 2013 untuk tiap jenjang pendidikan: SD

Untuk kurikulum SD, terdapat usulan pengelompokkan mata pelajaran. Kelompok A meliputi mata pelajaran pendidikan agama, PPKn, bahasa Indonesia, matematika, IPA, dan IPS. Sementara itu, kelompok B terdiri dari seni budaya & prakarya, serta pendidikan jasmani, olahraga & kesehatan. Untuk muatan lokal dan pengembangan diri yang awalnya merupakan pelajaran terpisah, diusulkan untuk digabungkan pada kelompok B, yakni muatan lokal dan seni budaya & keterampilan digabungkan menjadi mata pelajaran seni budaya & prakarya dan pendidikan jasmani, olahraga & kesehatan, serta pengembangan diri diintegrasikan pada semua mata pelajaran.Usulan mengenai alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran setiap tingkatan kelas diusulkan berbeda-beda, tergantung dari tujuan kurikuler yang ingin dicapainya. Ada dua usulan yang berbeda, khususnya mengenai pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS, yang didasarkan pada tingkat kemampuan berpikir anak. Namun begitu, untuk jumlah alokasi waktunya sama.

SMP

Untuk kurikulum SMP, terdapat penambahan alokasi waktu pembelajaran dari kurikulum SMP yang sebelumnya. Selain itu, ada pula usulan untuk mengelompokkan mata pelajaran. Untuk mata pelajaran pendidikan agama, PPKn, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, dan bahasa Inggris, dimasukkan ke dalam kelompok A. Sementara itu, kelompok B terdiri atas mata pelajaran seni budaya, penjaskes, dan prakarya (termasuk

muatan lokal). Namun, dalam usulan kurikulum baru ini tidak terdapat mata pelajaran keterampilan/TIK, melainkan TIK diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Hal tersebut memang terkesan sangat rancuh, mengingat pada era ini proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari teknologi yang semakin hari semakin berkembang. SMA/SMK

Untuk kurikulum SMA, tidak ada perubahan untuk mata pelajaran kelompok A dan kelompok B. Namun, untuk mata pelajaran kelompok C dibagi menjadi 3 jurusan, yakni jurusan berdasarkan minat akademik di bidang matematika & sains, bidang sosial, dan bidang bahasa, yang memiliki alokasi waktu yang sama. Pada usulan kurikulum yang baru, terdapat pula mata pelajaran pilihan yang terdiri dari mata pelajaran literasi media, bahasa asing lain, teknologi terapan, dan pilihan pendalaman minat atau lintas minat.Untuk kurikulum SMK, tidak ada perubahan untuk mata pelajaran kelompok A dan kelompok B. Namun, untuk mata pelajaran kelompok C dibagi menjadi 5 jurusan, yakni jurusan berdasarkan minat akademik di bidang matematika, fisika, kimia, bahasa inggris vokasi dan keterampilan kejuruan, yang memiliki alokasi waktu yang berbeda dimana keterampilan kejuruan memiliki alokasi waktu yang lebih banyak.

Related Documents

Resume
May 2020 0
Resume
May 2020 0
Resume
April 2020 0
Resume
April 2020 0
Resume
April 2020 0
Resume
May 2020 0

More Documents from ""

Resume Dua.docx
May 2020 24
Resume Satu.docx
May 2020 15
Bab 1.docx
May 2020 17
2119-3976-1-sm.pdf
November 2019 31