RESUME AUDIT RESIKO
Oleh : MIFTA AULIA 165020301111026 PENGAUDITAN 1 CF
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Risiko audit Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk mendapatkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menetapkan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan klien. Model risiko audit untuk perencanaan Menurut standar audit (SA 200.13) risiko kesalahan penyajian material didefinisikan sebagai risiko bahwa laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material sebelum audit dilakukan. Risiko kesalahan penyajian material dapat terjadi di dua tingkat: Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Tingkat asersi untuk golongan transaksi, salso, akun, dan pengungkapan Auditor menggunakan beberapa pendekatan untuk mencapai tujuan penilaian risiko kesalahan penyajian material. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan para auditor adalah model risiko audit. Model risiko audit membantuk auditor dalam menentukan beraoa banyak dan jenis bukti apa yang harus dikumpulkan pada setiap siklus. Model risiko audit dinyatakan sebagai berikut:
AR AR = IR X CR X DR
atau
DR =
IR X CR
Keterangan : AR = Risiko Audit IR = Risiko Intern CR = Risiko Pengendalian DR = Risiko Deteksi
Komponen model risiko audit 1. Risiko deteksi Menurut standar audit (SA 200.13 (e)) : Risiko deteksi adalah risiko bahwan prosedur yang dilaksanakan auditor untuk menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya. 2. Risiko inheren Menurut standar audit (SA 200.13 (n)) : Risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin materia, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya, sebelum mempertimbangkan pengendalian internal yang terkait.
3. Risiko pengendalian Menurut standar audit (SA 200.13 (n)) : Risiko pengendalian merupakan risiko bahwa suatu kesalahan penyajian yang mungkin terjadi dalam suatu asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya, tidak dapat dicegah atau dikoreksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas. 4. Risiko audit Menurut standar audit (SA 200.13 (c)) : Risiko audit adalah risiko bahwa auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material. Risiko audit merupakan suatu fungsi kesalahan penyajian material dan risiko deteksi Menetapkan risiko audit bisa diterima Dampak risiko penugasan terhadap risiko audit bisa diterima Risiko penugasan adalah risiko yang harus ditanggung auditor atau kantor akuntan setelah suatu audit diselesiakan, walaupun laporan audit yang dibuat sudah benar. Seperti contoh, apabila suatu perusahaan bangkrut dan telah diaudit, maka kemungkinan besar kantor akuntan akan dituntut meskipun audit yang dilakukan auditor telah dilaksanakan dengan baik. Faktor yang mempengaruhi risiko audit bisa diterima: a) Seberapa jauh pengguna laporan ekstern mengandalkan laporan keuangan auditan Apabila pengguna ekstern sangat mengandalkan laporan keuangan auditan, sebaiknya tingkat risiko audit ditetapkan lebih rendah. Hal ini bisa menimbulkan bahaya akibat adanya kesalahan penyajian signifikan yang tetap tidak terdeteksi dalam laporan keuangan b) Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit diterbitkan Apabila auditor yakin bahwa terdapat kemungkinan besar terjadi kerugian besar dan dengan demikian mengingkatkan risiko penugasan, maka risiko audit bisa diterima harus dikurangi. c) Integritas manajemen Apabila integritas manajemen masih dipertanyakan, auditor sebaiknya menetapkan risiko audit bisa diterima yang lebih rendah. Perusahaan dengan integritas rendah sering melakukan kegiatan bisnis yang memicu terjadinya konflik dengan pemegang saham, regulator dan konsumen
Menilai risiko inheren Risiko ini berarti, auditor harus berusaha memprediksi dimana kesalahan penyajian paling mungkin dan mana yang paling kecil kemungkinannya dalam laporan keuangan. Faktor yang mempegaruhi risiko inheren: a) Sifat bisnis klien b) Hasil audit periode sebelumnya c) Penugasan baru atau penugasan ulangan d) Pihak-[ihak yang berelasi e) Transaksi-transaksi non rutin f) Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan benar g) Pembentuk populasi h) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecurangan pelaporan keuangan dan penyalahgunaan aset
Menetapkan risiko inheren Auditor harus mengevaluasi informasi-informasi yang mempengaruhi risiko inheren dan menetapkan tingkat risiko inheren untuk setiap silkus, dan untuk setiap tujuan audit. Risiko inheren dapat lebih tinggi untuk beberapa asersi dan golongan transaksi, saldo akun, serta pengungkapan tertentu. Contoh, risiko bawaan mungkin lebih tinggi untuk perhitungan yang kompleks atau untuk akun yang angkanya berasal dari estimasi akuntansi yang tidak pasti.
Mendapatkan informasi untuk menetapkan risiko inheren Agar audit dapat memahami tentang bisnis dan bidang usaha klien, auditor bisa melakukan peninjauan mengelilingi perusahaan dan mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Hubungan anatara risiko dengan bukti Situasi Risiko audit bisa Risiko diterima inheren 1 Tinggi Rendah 2 Rendah Rendah 3 Rendah Tinggi 4 Medium Medium 5 Tinggi Rendah
Risiko pengendalian Rendah Rendah Tinggi Medium Medium
Risiko deteksi Tinggi Medium Rendah Medium Medium
Jumlah bukti diperlukan Rendah Medium Tinggi Medium Medium
Risiko signifikan Risiko signifikan merupakan suatu risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai yang dalam pertimbangan auditor memerlukan pertimbangan audit khusus. Risiko signifikan sering berkaitan dengan transaksi non rutin yang signifikan atau hal-hal yang memerlukan pertimbangan. Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko sebagai risiko yang signifikan, auditor harus mempertimbangkan hal berikut: a) Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko kecurangan b) Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang signifikan dalam bidang ekonomi, akuntansi atau lainnya dan oleh karena itu membutuhkan perhatian spesifik c) Kompleksitas transaksi d) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak berelasi e) Derajat subyektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang berkaitan risiko, terutama pengukuran yang melibatkan ketidakpastian pengukuran yang luas f) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan yang terjadi diluar kegiatan bisnis norma; entitas atau yang tampaknya tidak biasa