Nama : Aqilla Nursukma Rismayandi NPM : 1804006 Prodi
: Produksi Garmen Kons. Fashion Design
Matkul : Pengantar Kimia Umum
Resume Perkembangan Atom Akar kimia modern adalah teori atom yang dikembangkan oleh filsuf Yunani kuno. Seniman Romawi Lucretius memaparkan bahwa atom memiliki kemiripan dengan molekul modern. Atom adalah ensitas abstrak. Atom memiliki bentuk yang khas dengan fungsi yang sesuai dengan bentuknya. Atom adalah komponen terkecil unsur yang tidak akan mengalami perubahan dalam reaksi kimia. Semua atom terdiri atas komponen yang sama, sebuah inti atom serta elektron. Inti terdiri atas proton dan neutron yang jumlahnya menentukan sifat unsur. Perkembangan teori atom antara lain :
A. Teori Atom Dalton (1803) Di awal abad ke-19, teori atom sebagai filosofi materi telah dikembangkan berdasarkan peran atom dalam reaksi kimia. Teori atomnya di rangkum sebagai berikut : 1. Partikel dasar yang menyusun unsur adalah atom, semua atom unsur tertentu identik. 2. Massa atom yang berjenis sama akan identik tetapi berbeda dengan massa atom unsur jenis lain. 3. Keseluruhan atom terlibat dalam reaksi kimia. Keseluruhan atom akan membentuk senyawa. Jenis dan jumlah atom dalam senyawa tetap. B. Teori Atom Thomson (1897) Pada tahun 1897, J.J. Thomson melakukan eksperimen dengan sinar katoda yang menujukan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh medan magnet maupun medan listrik. Hal ini menunjukan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel yang berumuatan listrik. Sinar katoda terbelokkan menuju kutub bermuatan positif, yang menunjukan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Selanjutnya, partikel sinar katoda ini disebut elektron. Dari penemuan ini ditarik kesimpulan bahwa di dalam atom terdapat elekton yang bermuatan negatif.
Menurut model atom Thomson, elektron bermuatan negatif tersebar dalam bola bermuatan positif seperti model roti kismis, dimana kismis – kismis adalah elektron, dan roti adalah bola bermuatan positif. C. Teori Atom Rutherford (1910) Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen menembakkan partikel a - partikel bermuatan positif – pada lempeng emas tipis. Ia menemukan bahwa sebagian besar partikel – partikel a tersebut menembus melewati lempeng emas, namun ada sebagian yang mengalami pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada kesimpulan model atom Rutherford : Model inti, dimana dalam atom yang sebagian besar merupakan ruang kosong terdapat inti yang padat pejal dan masih bermuatan positif disebut sebagai inti tom, dan elektron – elektron bermuatan negatif yang mengitari inti atom. D. Teori Atom Niels Bohr (1913) Bohr menyatakan bahwa elektron – elektron bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom bermuatan positif pada jarak tertentu yang berbeda – beda seperti orbit planet – planet mengitari matahari. Model atom Bohr disebut juga model tata surya. Setiap lintasan orbit elektron berada di tingkat energi yang berbeda, semakin jauh lintasan orbit dari inti, semakin tinggi tingkat energi. Lintasan orbit elektron inti disebut juga kulit elektron. Ketika elektron jauh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam, sinar yang diradiasikan bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan orbit tersebut. Di balik keberhasilan teori Bohr yang dapat menggambarkan struktur atom hidrogen, dengan elektron berotasi mengelilingi inti dalam orbit melingkar, teori ini memiliki keterbatasan yaitu spektra atom – atom poli – elektronik tidak dapat dijelaskan, dan tidak ada penjelasan persuasif tentang ikatan kimia dapat diperoleh. E. Teori Atom Mekanika Kuantum (1962) Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan hipotesis dualisme partikel – gelombang – semua materi dapat memiliki sifat seperti gelombang. Elektron memiliki sifat seperti partikel dan juga sifat seperti gelombang. Pada tahun 1926 , Erwin Schrodinger merumuskan persamaan matematis yang kini disebut persamaan gelombang schrodinger, yang memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti gelombang dari elektron. Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa posisi elektron tidak dapat ditentukansecara pasti, namun hanya dapat ditentukan peluang posisinya. Teori – teori dualisme partikel gelombang, asas ketidakpastian Heisenberg, dan persamaan Schrodinger – ini kemudian menjadi dasar dari teori atom mekanika kuantum. Penyelelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan fungsi gelombang yang disebut orbital. Orbital asalnya digambarkan seperti awan elektron, dimana kerapatan awan tersebut menunjukan peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron maka semakin tinggi peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, model atom mekanika kuantum disebut juga model awan elektron.