Resume Ass Kepri.docx

  • Uploaded by: Lintang Fajaar
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume Ass Kepri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,843
  • Pages: 12
GORDON ALLPORT Definisi Kepribadian Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam system psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dalam lingkungannya. Suatu fenomena dinamik yang memiliki elemen psikologik dan fisiologik, yang berkembang dan berubah, yang memainkan peran aktif dalam berfungsinya individu. Definisi kepribadian ini memiliki 3 unsur pokok: 1. Istilah dynamic organization dipakai merangkum dua pengertian; kepribadian terus menerus berkembang dan berubah, dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian – menghubungkan satu dengan lainnya. 2. Istilah psychophysical systems menyiratkan bahwa kepribadian bukan hanya konstruk hipotetik (yang dibuat oleh pengamat) tetapi merupakan fenomena nyata yang merangkum elemen mental dan neural, disatukan ke dalam unit kepribadian. 3. Istilah determine mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan mengerjakan sesuatu, bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkah laku orang tetapi bagian dari individu yang berperan akif dalam tingkah laku orang itu. Istilah karakteristik dalam definisi yang disampaikan menunjukkan bahwa semua manusia memberikan tanda atau ukiran khas pada tiap kepribadian yang dimiliki, agar tidak dapat diduplikasi oleh orang lain. Allport tidak setuju dengan teori psikoanalisis. Menurutnya manusia normal adalah makhluk yang rasional yang diatur terutama oleh tujuan kesadarannya yang berakar di masa kini dan masa yang akan datang, bukan di masa lalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak-mengalir. Karena itu konsep utama teori kepribadiannya menyangkut motivasi, yang membuat orang bergerak. Arus aktivitas itu memiliki unsur yang tetap ( trait) dan unsur yang berubah-ubah (Functional autonomy: kecenderungan tingkah laku untuk berlanjut oleh alasan yang berbeda dengan alas an motivasi awalnya). Hereditas memainkan peran penting dalam temperamen, sebagai bahan baku bersama-sama kecerdasan dan fisik membentuk kepribadian.

Struktur Kepribadian Traits – Habit – Atitud – Type Allport secara cermat membedakan penggunaan istilah trait-attitude-habit-

type yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap sinonim. Trait, attitude, dan habit semua predisposisi, mereka bias unik, mereka semua produk factor genetic dan belajar, dan masing-masing mungkin mengawali atau membimbing tingkah laku (Tabel 27). Type bias dianggap sebagai super-ordinasi dari ketiga konsep lainnya. 1. Sifat (Trait) adalah predisposisi untuk merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, penentu kecenderungan yang bersifat umum; dapat dipakai dalam lebih banyak situasi, dan memunculkan lebih banyak variasi respon. Trait merupakan kombinasi atau taraf umum dari dua habit atau lebih. Sifat-sifat yang terpenting dari trait adalah sebagai berikut: 

Nyata: trait bukan konsep yang abstrak tetapi objek nyata, yakni struktur neuropsikis



Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen: yang artinya trait telah menetapkan kepada individu bahwa berbagai stimulus memilikimakna yang sama dan merespon stimuli dengan tingkah laku yang mirip.



Mengubah atau menentukan tingkah laku: traits yang kuat memiliki kekuatan motif untuk menggerakkan tingkah laku. Mendorong orang mencari stimulus yang sesuai sehingga dapat menampung eksprei trait itu.

Empirik: trait dapat disimpulkan dari terjadinya tingkah laku berulang yang mempunyai makna yang sama, mengikuti rentangan stimulus tertentu yang memiliki makna personal yang sama. Trait juga disimpulkan dari kesatuan keselarasan dari berbagai manifestasi tingkah laku, dan disimpulkan dari kegiatan merespon stimuli yang diberikan. Terdapat beberapa kategori traits, antara lain:  Common Traits, Merupakan sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang, dipakai untuk membandingkan orang dari latar budaya yang berbeda. Asumsi yang mendasari adalah persamaan evolusi dan pengaruh sosial.

 Personal Dispositions, Merupakan gambaran struktur kepribadian yang bersifat unik antar individu. Personal disposisi memiliki tingkat generalitas yang berbeda-beda, ada yang mempengaruhi tingkah laku seseorang secara umum atau tingkah laku tertentu saja. Tingkatan personal dispositions: 

Cardinal Dispositions, Sifat atau karakteristik yang mencolok yang sangat mendominasi hidup individu, dimiliki oleh sebagian orang seperti narsistik, don juan, sifat kasih Bunda Teresa, dll.



Central Dispositions, Kecenderungan individu yang sangat khas atau sering

berfungsi, serta mudah ditandai, seperti pandai,

pemalu, lamban, dll. 

Secondary Dispositions,

Sifat yang tidak terlalu jelas, tidak

terlalu umum atau tidak terlalu konsisten. 

Motivational Disposition, Disposisi yang memiliki motivasi kuat. Contohnya berpakaian untuk menghangatkan tubuh



Stylistic Disposition, Disposisi yang kekuatan motivasinya kurang kuat. Contohnya penampilan dan dandanan rapi.

2. Kebiasaan (Habit) seperti traits tetapi sebagai penentu kecenderungan habit bersifat khusus, hanya dipakai untuk merespon satu situasi atau stimulus dan pengulangan dari situasi atau stimulus itu. 3. Sikap (Attitude) lebih umum dibanding habit tetapi kurang umum disbanding trait. Attitude terentang dari yang sangat spesifik sampai yang sangat umum. Attitude berbeda dengan habit dan trait dalam hal sifatnya yang evaluatif. Misalnya, sikap pria terhadap persamaan hak antara pria dan wanita mungkin positif (menyetujui persamaan hak) atau negative (tidak setuju, mengabaikan bahkan menghalangi persamaan hak). 4. Tipe (Type) adalah kategori nomotetik, dan konsep yang jauh lebih luas disbanding

tiga

konsep

diatas.

Sebagai

suatu

kategori,

tipe

akan

mengelompokkan manusia menjadi beberapa jenis atau model tingkahlaku. Tipe merangkum ketiga konsep yang lain, menggambarkan kombinasi trait-

habit-atitud yang secara teoritik dapat ditemui pada diri seseorang. Namun manakala kita menganalisis individu dalam hal tepenya, kita kehilangan pengamatan mengenai sifat keunikannya. Karena tidak ada orang yang cocok dengan

tipe

secara

sempurna,

tipe

menjadi

pembeda

artifisial

yang

mengaburkan realita. Proprium Proprium merupakan aspek kepribadian yang dikenal dengan nama lain yaitu self atau ego. Proprium adalah sesuatu yang dapat kita sadari dengan segera, sesuatu yang dipikirkan individu sebagai bagian yang hangat, sentral, dan privat dari kehidupan individu, sehingga menjadi inti dari kehidupan. Pengertian proprium ini mencakup semua aspek kepribadian yang menimbulkan perbedaan kehidupan emosional antar individu, membuat kehidupan diri menjadi terpisah dengan orang lain, dan menciptakan unitas dari persepsi, sikap, dan tujuan hidup seseorang. Motivasi Allport menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sadar dan rasional, berbuat berdasarkan apa yang diharapkan dapat tercapai, bukan berdasar pada keinginan primitif atau pengalaman traumatik masa lalu, serta menyadari apa yang dilakukan dan mempunyai pengetahuan atas alasan mengapa mereka melakukannya. Terdapat beberapa motif pada manusia menurut Allport: • Functional Autonomy Motivasi individu di masa sekarang bersifat independen (tidak terkait masa lalu). Secara umum, konsep otonomi fungsional memiliki pandangan bahwa motif ini merupakan penjelasan dari sebuah perilaku, dan seseorang tidak perlu mencari lebih jauh penyebab-penyebab lain yang lebih utama atau tersembunyi. Misalnya dengan perkataan lain, apabila mengumpulkan uang

merupakan

motif

otonom

secara

fungsional,

maka

perilaku

seseorangyang pelit tidak akan dikaitkan dengan pengalaman masa kecilnya dengan pelatihan menggunakan toilet (toilet training). • Perserverative functional autonomy Perilaku yang dilakukan tidak lagi berdasar alasan asalnya tapi karena sudah terbiasa (habit). Misalnya seseorang yang mengalami ketergantungan

obat-obatan akan terus menggunakan obat-obatan terlarang walaupun motivasi saat ini secara fungsional tidak bergantung lagi dengan motif awal mereka. • Propriate functional autonomy Meliputi sesuatu yang sifatnya lebih self-directed daripada habits seperti nilai-nilai hidup. Misalnya seorang wanita mungkin menerima suatu pekerjaan karena membutuhkan uang. Awalnya pekerjaan tersebut tidak menarik, dan bahkan sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi setelah beberapa tahun, ia mulai mengembangkan suatu minat yang mendalam terhadap pekerjaan tersebut dan bahkan dapat mengembangkan hobi yang berhubungan erat dengan pekerjaannya. ABRAHAM MASLOW Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (Self ̵ realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputusaan pandangan psikoanalitik dan konsep konsep kehidupan “robot” pandangan behaviorisme. humanisme yakin bahwa manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya. Teori kepribadian humanistic adalah suatu pendekatan yang

multiphase terhadap pengalaman dan tingkahlaku manusia yang memusatkan perhatian terhadap keunikan dan aktualisasi diri manusia. Dalam teori ini, Maslow berpendapat tentang 5 ajaran dasar psikologi, yaitu; 1. 2. 3. 4. 5.

Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan

fisiologis (physiological needs) rasa aman (safety needs) memperoleh kasih sayang (needs for belonging and love) memperoleh penghargaan (needs for esteem) untuk aktualisasi diri (needs for self actuali zation)

Dalam pandangan Maslow, susunan kebutuhan-kebutuhan dasar yang bertingkat itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Dan dengan melihat pada tingkat kebutuhan atau corak pemuasan kebutuhan pada diri individu, kita bisa melihat kualitas perkembangan kepribadian individu tersebut. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualitas, matang dan berjiwa sehat, dan sebaliknya. Tetapi perlu ditambahkan bahwa dalam

beberapa buku psikologi, Maslow mengemukakan 7 kebutuhan, 2 tambahan tersebut yaitu : 1. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti (Needs to know and

understand) 2. Kebutuhan estetis (Aesthetic needs) Pencapaian aktualisasi diri merupakan gambaran yang optimis dari corak kehidupan yang ideal. Dan keadaan psikologis yang sehat yang menandai aktualisasi diri, serta taraf aktualisasi diri itu sendiri. Aktualisasi diri tidak bisa dicapai dengan mudah, pencapaian aktualisasi diri memerlukan banyak syarat, Maslow sendiri menyebutkan bahwa syarat yang paling utama bagi pencapaian aktualisasi diri itu adalah terpuaskanya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan baik. Adapun 15 ciri dari orang yang self-actualized : 1. Mengamati realitas secara efisien 2. Penerimaan atas diri sendiri, orang lain, dan kodrat 3. Spontan, sederhana, dan wajar 4. Terpusat pada masalah 5. Pemisahan diri dan kebutuhan privasi 6. Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan 7. Kesegaran dan apresiasi 8. Pengalaman puncak atau pengalaman empiris 9. Minat sosial 10. Hubungan antar pribadi 11. Berkarakter demokratis 12. Perbedaan antara cara dan tujuan 13. Rasa humot yang filosofis 14. Kreativitas 15. Penolakan enkulturasi CARL ROGERS Teori humanistik Carl Rogers 

Asumsi-Asumsi diri dan Aktualisasi Diri. Asumsi-asumsi dasar dari teori humanistik meliputi dua asumsi besar yaitu kecenderungan formatif dan kecenderungan mengaktualisasi diri. a. Kecenderungan formatif merupakan kecenderungan terhadap semua hal, baik organis maupun anorganis untuk berkembang dari suatu bentuk yang sederhana menuju yang lebih kompleks. b. Kecenderungan mengaktualisasi merupakan kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau

pemenuhan potensial dirinya (J Feist dan Gregory J. Feist, (2008;273).  Definisi Diri Konsep utama dalam teori kepribadian Rogers yang didefinisikannya sebagai “Gestalt konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari “diri subjek‟ atau “diri objek‟ dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara “diri subjek‟ atau “diri objek‟ dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Gestaltlah yang ada dalam kesadaran meskipun tidak harus disadari. Gestalt tersebut bersifat lentur dan berubah-ubah, suatu proses, tetapi pada setiap saat merupakan suatu entitas spesifik”. (Hall dan Lindzey, 1993: 134) Rogers melihat diri sebagai suatu perangkat persepsi dan kepercayaan diri yang konsisten dan teratur (Feist dan Feist, 1998:461). Perangkat sentral persepsi yang paling menentukan perilaku adalah persepsi mengenai diri atau konsep diri. Diri terdiri dari semua ide, persepsi, dan nilai-nilai yang memberi ciri atau me, yang meliputi kesadaran tentang seperti apakah saya atau what I am (awareness of being) dan apakah yang dapat saya lakukan atau what I can

do (awareness of function). 

Hakikat Pribadi (Self) Rogers mengemukakan 19 rumusan mengenai hakekat pribadi (self), (Alwisol,2006: 317) sebagai berikut: 1. Organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus-menerus berubah (henomenol field), di mana dia menjadi titik pusatnya. 2. Organisme menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya. 3. Organisme mempunyai kecenderungan pokok yaitu keinginan untuk mengaktualisasikan-memeliharameningkatkan diri (self actualizationmaintain-enhance). 4. Organisme mereaksi medan fenomena secara total (gestalt) & berarah tujuan (good directed). 5. Pada dasarnya tingkah laku merupakan usaha yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan mengaktualisasimempertahankan memperluas diri, dalam medan fenomenanya. 6. Emosi akan menyertai tingkah laku yang berarah tujuan, sehingga intensitas (kekuatan) emosi itu tergantung kepada pengamatan subyektif seberapa penting tingkah laku itu dalam usaha aktualisasi memelihara-mengembangkan diri. 7. Jalan terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai kerangka pandangan itu sendiri (internal frame of reference); yakni persepsi, sikap dan perasaan yang dinyatakan dalam suasana yang bebas atau suasana terapi berpusat klien.

8.

Sebagian dari medan fenomenal secara berangsur mengalami diferensiasi, sebagai proses terbentuknya self. 9. Struktur self terbektuk sebagai hasil interaksi organisme dengan medan fenomenal, terutama interaksi evaluatif dengan orang lain. 10. Apabila terjadi konflik antara nilai-nilai yang sudah dimiliki dengan nilai – nilai baru yang akan diintrojeksi, organisme akan meredakan konflik itu dengan (1) merevisi gambaran dirinya, serta mengaburkan (distortion) nilai-nilai yang semula ada di dalam dirinya, atau dengan (2) mendistorsi nilai – nilai baru yang akan diintrojeksi/diasimilasi. 11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan diproses oleh kesadaran dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda, sebagai berikut: - Disimbolkan (simbolyzed): diamati dan disusun dalam hubungannya dengan self. - Dikaburkan (distorted): tidak ada hubungan dengan struktur self. - Diingkari atau diabaikan (denied atau ignore): pengalaman itu sebenarnya disimbolkan tetapi dibaikan karena kesadaran tidak memperhatikan pengalaman itu atau diingkari karena tidak konsisten dengan struktur self. 12. Kebanyakan cara bertingkah laku yang diterima individu adalah konsisten dengan pengertian self. 13. Perilaku individu juga didasarkan pada penglaman dan kebutuhan yang tidak disimbolisasikan. 14. Bila individu menolak untuk menyadari pengalaman-pengalaman yang berarti yang akhirnya tidak disimbolisasikan dan diorganisir ke dalam keseluruhan struktur self akan mengakibatkan maladjusment psikologis. 15. Penyesuaian psikologis terjadi apabila semua pengalaman organisme itu diasimilasikan pada taraf sadar ke dalam hubungan yang serasi dengan konsep diri. 16. Setiap pengalaman yang tidak serasi dengan struktur self dipersepsi sebagai suatu ancaman, dan semakin kuat persepai itu akan semakin terorganisasi struktur self untuk mempertahankan diri. 17. Dalam kondisi yang tidak ada ancaman bagi struktur self, pengalaman yang tidak serasi itu dipersepsi, diuji, dan direvisi oleh struktur self agar dapat mengasimilasi dan melingkupi pengalaman tersebut. 18. Apabila individu mempersepsi dan menerima segala pengalamanya ke dalam satu sistem yang serasi dan terpadu, maka dia akan lebih memahami dan menerima orang lain sebagai individu. 19. Jika individu memiliki kepercayaan diri untuk melakukan proses penilaian (dapat menilai sikap, persepsi, dan perasaan baik terhadap

dirinya, orang lain, atau peristiwa tertentu secara tepat), maka dia akan menemukan bahwa sistem yang lama itu tidak perlu lagi.  Perkembangan Konsep Diri Diri telah muncul sejak masa anak-anak. Struktur diri pada dasarnya terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan sosial yang terdiri dari orang-orang terdekat (significant others) seperti orang tua, anggota keluarga maupun teman bermain. Pada anak tumbuh suatu kesadaran diri dan kemampuan membedakan diri dengan orang lain yang disebut self image, yaitu suatu cara untuk melihat dirinya sendiri yang berkembang lewat identifikasi komponen kognisi, afeksi dan perilaku tokoh yang dekat dengan dirinya. Perkembangan ini akan meluas dan membentuk self-concept. Lebih jauh bisa dikatakan bahwa isi dari konsep diri seseorang adalah merupakan produk sosial. Ada 3 elemen penting dalam perkembangan konsep diri yaitu : 1. kebutuhan akan penghargaan positif (need for positive regard) 2. penghargaan bersyarat (conditional positive regard) 3. penghargaan tanpa syarat (unconditional positive regard) Menurut Rogers setiap manusia pada dasarnya memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan sikap-sikap positif seperti kehangatan, penghormatan, penghargaan, cinta dan penerimaan dari orang-orang terdekat dalam hidupnya. Seperti pada masa anak-anak, saat mereka membutuhkan kasih sayang dan perhatian atau layaknya pada orang dewasa yang merasa senang saat mereka diterima oleh orang lain dan merasa kecewa saat mendapatkan penolakan dari orang lain. Kebutuhan ini terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (penghargaan positif bersyarat) dan unconditional positive regard (penghargaan positif tak bersyarat). Karena pada dasarnya seorang anak memiliki kebutuhan akan penghargaan positif, maka sejak kecil ia akan merasakan atau dipengaruhi oleh sikap orang-orang terdekatnya dan apa yang menjadi harapan mereka untuknya. Manusia yang Berfungsi Sepenuhnya (The Fully Functioning Person) Rogers menggambarkan kehidupan yang baik sebagai “Kehidupan yang baik, dari sudut pandang pengalaman saya, adalah proses pergerakan yang melalui arah yang dipilih organisme manusia jika secara internal bebas bergerak ke arah manapun, dan sifat umum dari arah yang dipilih ini tampak memiliki persamaan”. (Rogers, 2012: 289) Perkembangan yang optimal menurutnya lebih merupakan sebuah proses, bukan sebuah keadaan yang statis. Adapun beberapa karakteristik dari orang yang berfungsi sepenuhnya adalah : 1. Meningkatnya keterbukaan terhadap pengalaman 

Seseorang terbuka terhadap pengalaman, tidak menutup diri dan tidak memiliki subception (sebuah mekanisme diri yang

mencegahnya dari pengalaman apa pun yang mengancam dirinya). Dengan kata lain, Seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan baru. 2.

Kecenderungan terhadap hidup yang eksistensial Seseorang akan menerima setiap momen yang ia alami sepenuhnya, bukan membelokkan, menginterpretasikan atau memutarbalikkan momen tersebut agar sesuai dengan gambaran dirinya.

3.

Meningkatnya kepercayaan pada organisme Yang dimaksud adalah bahwa pada tahap ini seseorang akan mempercayai penilaian mereka sendiri, mempercayai keputusan yang mereka ambil dan tindakan yang mereka pilih saat menghadapi suatu masalah serta tidak hanya mendasarkan perilakunya pada norma-norma atau standar sosial yang ada namun justru akan terbuka pada pengalamannya dan menemukan sense benar atau salah dari dalam dirinya sendiri.

4.

Kebebasan memilih Seseorang percaya bahwa ia memiliki peranan dalam menentukan perilakunya dan bertanggung jawab atas pilihan yang diambil.

5.

Kreativitas Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan. “Dengan keterbukaannya yang peka terhadap dunia, kepercayaannya terhadap kemampuannya sendiri untuk menciptakan hubungan yang baru dengan lingkungannya, ia akan menjadi orang yang akan menghasilkan produk dan kehidupan yang kreatif”. (Rogers, 2012: 299)

6.

Konstruktif dan terpercaya Menurut Rogers sifat dasar manusia saat ia berfungsi dengan bebas adalah konstruktif dan terpercaya. Saat seseorang terbebas dari pembelaan terhadap dirinya sehingga ia terbuka terhadap

berbagai kebutuhannya serta berbagai tuntutan dan lingkungan sosial, reaksinya diyakini akan positif, berkembang, dan konstruktif. 7.

Kehidupan yang kaya warna. Rogers menggambarkan kehidupan seseorang yang berfungsi sepenuhnya sebagai kehidupan kaya warna dan menarik dan menyarankan untuk bisa mengalami suka dan duka, jatuh cinta dan patah hati, ketakutan atau pun keberanian.

Daftar Pustaka Alwisol. 2016. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press. Feist, J & Feist G. J. 2002. Theories of Personality 5th edition. Boston. Mc Graw Hill, Inc Hall, G & Lindzey, G. 1995. Teori Holistik – Organismik Fenomenologis. Editor : A Supratiknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hall, G & Lindzey, G. 1995. Teori Sifat Behavioristik. Editor : A Supratiknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Related Documents

Resume Ass Kepri.docx
April 2020 6
Resume Admin Ass
May 2020 4
Ass
December 2019 36
Ass
May 2020 20
Ass 1
May 2020 10
Marketing Ass
June 2020 6

More Documents from ""

Resume Ass Kepri.docx
April 2020 6
5 Tokoh.docx
April 2020 2
Sosiologi Full Print
October 2019 37
Pr.docx
October 2019 41
Untitled Document.pdf
May 2020 31