Resume

  • Uploaded by: Sapnah
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume as PDF for free.

More details

  • Words: 1,184
  • Pages: 6
Nama : Sapnah NIM : 34407017098 Kelas : 2C Mata Kuliah : Resume KBM II

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH A. Pengertian Suhu Tubuh Suhu tubuha adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang keseimbangan luas. Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan-keseimbangan antara jumlah dan pengetahuan yang disebut drajat. B. Proses Pengukuran Suhu Tubuh Kulit -- Reseptor -- Hipotalamus (Posterior dan anterior) -- Praoptikan Hypotalamus -- Nervus Efarent -- kehilangan pembentukan panas. C. Faktor yang mempengaruhi kehilangan panas 1. Radiasi : Mekanisme kehilangan panas tubuh dalam gelombang panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. 2. Konduksi : perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada disekitar. 3. Evaporasi : (penguapan) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh pada kondisi individu tiak berkkeringat. Mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 4. Konveksi : Perpindahan panas melaui aliran udara/air.

D. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain : 1. Usia Bayi, sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus dilindungi dari perubahan suhu yang sangat ekstrem. Suhu tubuh anak akan terus bervariasi dibandingkan suhu tubuh orang dewasa hingga menginjak pubertas atau masa remaja. Sebagian lansia, terutama mereka yang diatas 75 tahun, beresiko mengalami hipotermia (suhu tubuh dibawah 36) karena berbagai alasan, seoerti diet makanan yang tidak adekuat, kehilangan lemak subkutan, kurangnya aktivitas, dan penurunan efesiensi pengaturan suhu (termoregulator). Lansia juga sangat sensitive terhadap suhu lingkungan yang ekstrem karena penurunan control termoregulator. 2. Variasi diurnal (irama sirkadian): Suhu tubuh normalnya akan berubah sepanjang hari, dengan perbedaan 1C antara pagi dan sore hari. Titik suhu tubuh tertinggi biasanya terjadi antara pukul 20.00 dan 24.00, dan titik tubuh terendah terjadi saat tidur, yaitu pada pukul 04.00 dan 06.00.

3.

Olahraga. Kerja berat dan olahraga yang keras dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40

ºC apabila diukur melalui rectal. 4.

Hormon. Wanita biasanya mengalami fluktuasi hormone lebih sering daripada pria.

5. Stres. Stimulasi pada system saraf simpatis dapat meningkatkan produksi epinefrin dan norepinefrin yang akan meningkatkan aktivitas metabolisme basal dan produksi panas lingkungan. 6. Lingkungan. Suhu tubuh yang ekstrem dapat mempengaruhi system pengaturan suhu tubuh seseorang. Jika suhu tubuh dikaji dalam ruangan yang hangat dan tidak dapat di modifikasi melalui proses konveksi, konduksi, atau radiasi, suhu tubuh akan meningkat. Selain itu apabila klien baru saja berada di luar ruangan yang suhunya sangat dingin tanpa menggunakan pakaian yang sesuai, suhu tubuhnya akan rendah. E. Pengkajian Keseimbangan Suhu Tubuh Unit perawatan intensif mengukur suhu inti melalui arteri pulmonal,esofagus, dan kandung kemih.tindakan ini membutuhan penempatan alal kedalam rongga tubuh atau organ dan menyajikan hasil pembacaan kontinu pada monitor elektronik. Pengukuran suhu intermitem dapat di lakuan di mulut,rektum,membram tinpani, arteri temporalis, dan aksila. Pengukuran ini juga dapat dilakukan dengan mengunakan lembaran termometer ke kulit. Suhu oral, rectal. Aksila, dan kulit bergantung pada sirkulasi daerah keloksih pengukuran. Panas pada daerah akan di smapai kan ke termometer. Suhu timpani bergantung pada rediasi panas tubuh ke sensor inframerah. Karena memiliki suplai daerah arteri yang sama dengan hipotalamus, maka suhu timpani di katagorikan sebagi suhu inti. Pengukuran arteri temporalis mendeteksi suhu aliran darah. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, tiap lokasi harus di ukur dengan benar. Pengukuran suhu akan berperiasi sesuai lokasi pengukuran, tetepi biasanya berkisar antara 36’C dan 38’C. suhu rectal lebih tinggi 0.5’C dari suhu oral, sedangkan suhu aksila lebih rendah 0.5’C dari suhu oral. Tiap lokasih pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangan, pilihlan lokasih yang aman bagi klien dan gunakan lokasi yang sama saat pengukuran ulang.

F.Gangguan kesehatan akibat perubahan tubuh 1. Kelelahan akibat panas Terjadi apabila diapovasis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan disebabkan oleh lingkungan yang panas 2. Hipertermi Peningkata suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. 3. Demam

4.

5.

Terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tubuh tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas. Demem tidak berbahaya apabila suhu masih berada dibawah 39˚c Heur Stroke Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi akan mempengaruhi mekanisme pengeluaran padas. Hipotermi Pengeluaran panas akibat paparan yang terus menerus terhadap dingin akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas kualifikasi hipotermi melalui pengukuran suhu tubuh.  Ringan : 37 - 36 ˚c  Sedang : 30 - 33˚c  Berat : 27 - 30 ˚c  Sangat barat : < 30 ˚c

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan,dan cairan inilah yang berperan dalam mengatur suhu tubuh manusia.Seperti yang terlihat saat berkeringat,yaitu tubuh melepaskan keringat saat panas untuk mengurangi panas berlebih dalam tubuh sehingga mengurangi suhu tubuh yang tinggi tersebut.Semua pengaturan suhu tubuh seperti ini dilakukan dan bergantung pada asupan air yang ada pada tubuh kita.

G.Metode pengeluaran suhu tubuh. 1. Oral : Thermometer dimasukan kedalam mulut anak, cara ini membutuhkan kerja sama dengan anak yang sulit dilakukan sehingga jarang sekali digunakan. 2. Membrane Timpani : Suhu tubuh diukur dengan menggunakan thermometer inframerah yang dimasukan kedalam rectum anak. 3. Pektal : Thermometer dimasukan kedalam rectum anak. Cara ini tidak direkomendasikan untuk pasien yang mengalami diare. 4. Aksila : Thermometer diselipkan diketiak anak. Cara ini mudah dilakukan dan nyaman bagi anak, hanya saja memiliki sensitivitas yang bervariasi. 5. Dahi : Thermometer yang digunakan maupun thermometer arteri temporalis yang memanfaatkan scan dan inframerah untuk mengukur suhu tubuh arteri temporalis.

SOP MEMASANG COOLER BLANKET

 Definisi Sering kali digunakan untuk meredakan pendarahan dengan cara mengkonstruksi pembuluh darah, meredakan informasi dengan vasokonstrisi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai countetisitant.  Tujuan 1. Membantu menurunkan suhu tubuh 2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri 3. Membantu mengurangi pendarahan 4. Membatasi peradangan  Persiapan Alat 1. Bengkok 2. Kantong Es 3. Sarung Pelindung 4. Potongan es secukupnya dalam wadah 5. Kassa gulung 6. Plester 7. Larutan klorin 0,5% 8. Alas dan baki 9. Perlak kecil/handuk kecil dan alas 10. Tempat cuci tangan 11. Sarung tangan 12. Tempat sampah basah dan kering 13. Baskom  Persiapan Pasien 1. Menjelaskan Prosedur yang akan dilakukan 2. Menjaga privasi  Tahap Kerja 1. Menyiapkan obat dan bahan Sebelum dimasukan kedalam kantong es, potongan es harus dicelupkan dulu kedalam air untuk menghilangkan ujung-ujungnya yang runcing. Isi alat dengan keeping es sebanyak setengah hingga dua pertiga kantong. Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat. Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebuah simpul pada sarung tangan dibagian yang akan terbuka. Hal ini dilkukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran. Bungkus alat dengan sarung tangan penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.

2. 3. 4. 5. 6.

7. 8. 9.

Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat atau handuk, faksasi dengan plaster sesuai kebutuhan Mencuci tangan dibawah air mengalir Memasang perlak dan alasnya Mendekatkan alat dan bahan Memakai sarung tangan Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang membahayakan dari kompres dingin yang berkepanjangan. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin Mencuci tangan Tahap terminasi - Evaluasi - Dokumentasi

Referensi Aimul, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental keperawatan, Ed. 7, Vol 1. Jakarta: EGC. http://rahmahsafitrilion19.blogspot.com/2016/05/konsep-keseimbangan-suhu-tubuh-dan.html

Related Documents

Resume
May 2020 0
Resume
May 2020 0
Resume
April 2020 0
Resume
April 2020 0
Resume
April 2020 0
Resume
May 2020 0

More Documents from ""

Sitk Besok.docx
May 2020 9
Resume
August 2019 32
Sapnah.docx
May 2020 2