Resikokreditdankinerjakeuangan.docx

  • Uploaded by: fifi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resikokreditdankinerjakeuangan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,030
  • Pages: 43
LPPM UNINUS LEMBAR PENGESAHAN Judul penelitian

:

RESIKO DAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH PERIODE 2012-2014

Surat Tugas Penelitian

:

098/LPPM-UIN/IX/2014

Dosen Peneliti

:

R Hidayat Efendi; AKM Bambang Suharto

Seminar Hasil

:

10 Desember 2014

Tim Mahasiswa

:

Iim Sumiati (NIM. 41033403101008)

Waktu Penelitian

:

13 September – 13 Desember 2014

Biaya Penelitian

:

Rp8.200.000,00

Sumber Pembiayaan

:

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

Bandung, 13 September 2014 Ketua LPPM UNINUS

Rubi Rubana, Ir. M.Sc.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | i

LPPM UNINUS SURAT TUGAS PENELITIAN Nomor: 098/LPPM-UIN/IX/2014 Memperhatikan usulan penelitian dari sdr. R Hidayat Efendi dan AKM Bambang Suharto., dan maka dengan ini pimpinan Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Nusantara (UNINUS) menetapkan dan menugaskan kepada nama berikut untuk melaksanakan penelitian dosen dengan ketentuan sebagai berikut :

Judul penelitian

:

RESIKO DAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH PERIODE 2012-2014

Dosen Peneliti

:

R Hidayat Efendi; AKM Bambang Suharto

Seminar Hasil

:

10 Desember 2014

Tim Mahasiswa

:

Iim Sumiati (NIM. 41033403101008)

Waktu Penelitian

:

13 September – 13 Desember 2014

Biaya Penelitian

:

Rp8.200.000,00

Sumber Pembiayaan

:

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara

Bandung, 13 September 2014 Ketua LPPM UNINUS

Rubi Rubana, Ir. M.Sc.   

Rektor UNINUS Ketua Yayasan UNINUS Arsip

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | ii

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), LDR (Loan to Deposit Ratio by ROA (Return on Assets). Method approach is used RBBR (Risk Based Bank Ratings), in accordance with Bank Regulation, Number SEBI 13/24/DPNP/2011. The population used in this research is the Syariah Bank in Indonesia. The sample used is the 20 largest Islamic bank Indonesia period 2012-2014. Sampling the sampling technique used and analysis of research method used was multiple linear regression. Based on the testing using double linear regression analysis , on the partial (t-test) i.e. measured by its credit risks in each of the influential significant impact on liquidity risk profotabilitas; measured by ldr in each significant against profotabilitas; measured by earnings and nim in each of the influential profotabilitas positive and significant impact on .While in the simultaneous ( f-test ) obtained the results of NPL and NIM, LDR jointly significant to profitability on syariah banking. Keywords : Bank Financial Performance , NPL , NIM , LDR , ROA.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | iii

KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, Taufik dan Karunia-Nya, kami dapat merampungkan penelitian dengan judul “RESIKO DAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

PERIODE 2012-2014”. Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, yang senantiasa Istiqomah di jalanNya. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu kewajiban Tridharma Perguruan Tinggi sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara, Bandung. Saya menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih terdapat kelemahan yang perlu diperkuat dan kekurangan yang perlu dilengkapi. Karena itu, dengan rendah hati kami tim peneliti mengaharapkan masukan, koreksi dan saran untuk memperkuat kelemahan dan melengkapi kekurangan tersebut. Akhir kata, semoga Allah SWT. membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini memberikan manfaat khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, Desember 2014

Peneliti

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LPPM SURAT TUGAS PENELITIAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB

I

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Masalah, Tujuan, dan Kegunaan Penelitian

i ii iii iv v 1 1 3

BAB II

:

KERANGKA TEORITIS Teori dan Manajemen Resiko Perbankan Manajemen Risiko Likuiditas Manajemen Risiko Kredit Manajemen Risiko Pasar Analisis Profil Risiko (Risk Profile)

5 5 6 8 10 10

BAB III

:

METODE PENELITIAN Penelitian Deskriptif Metode Kuantitatif Operasionalisasi Variabel Populasi dan Sampel Pengujian Hipotesis

13 13 13 14 16 17

BAB IV

:

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Profil Perusahaan Analisis Deskriptif Variabel Analisis Deskriptif Perkembangan Variabel Hasil Pengujian Hipotesis

19 19 20 27 31

BAB V

:

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran

34 34 35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | v

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian Dalam suatu sistem perekonomian, perbankan memegang peranan penting sebagai penunjang kemajuan ekonomi suatu negara. Industri perbankan mempunyai tujuan untuk menunjang pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan. Hal tersebut terjadi karena Perbankan berfugsi menghimpun dana dari masyarakat dan kembali menyalurkan dana kepada masyarakat. Pada tahun 2013 pertumbuhan dan perkembangan lembaga perbankan khususnya perbankan syari’ah di Indonesia berjalan pesat. Perbankan syariah tidak saja memperlihatkan daya tahan di tengah gejolak krisis keuangan global yang masih berlangsung, tetapi juga menunjukkan pertumbuhan yang fantastis dan performance yang baik. Fungsi intermediasi perbankan terus berjalan dengan baik dengan FDR 103 %. Data ini menunjukkan bahwa fungsi intermediasi perbankan syariah untuk menggerakan perekenomian, sangatlah besar.Pembiayaan yang disalurkan (PYD) tumbuh relatif tinggi 32.2 % yoy (sementara nasional hanya 23,2 % pada Q3 2013. Pertumbuhan asset 31.8 % yoy (sementara nasional 18,2 pada Q3 2013). Perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia setiap tahunnya relatif cukup tinggi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan asset, peningkatan pembiayaan, ekspansi pelayanan, (jaringan kantor yang semakin meluas menjangkau 33 propinsi di Indonesia). Prinsip perusahan adalah mencari laba atau berusaha untuk meningkatkan labanya, begitu juga dengan sektor perbankan. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan biasanya selalu menjadi pusat perhatian sebagai acuan dalam analisis fundamendal untuk pengambilan keputusan. Selain itu, kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional juga perlu dilaporkan sehingga diharapkan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan,dan kemampuan operasional perusahaan. Prediksi kinerja keuangan suatu perusahaan pada LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 1

umumnya dilakukan oleh pihak internal (manajemen) dan pihak eksternal perusahaan yang memiliki hubungan dengan perusahaan yang bersangkutan seperti investor, kreditur, dan pemerintah (Arthesa dan Handiman, 2006). Di dalam memperoleh Profit diharapkan perusahaan perlu melakukan suatu pertimbangan khusus dalam memperhitungkan laba yang akan di harapkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut. Faktorfaktor yang mempengaruhi laba menurut Mulyadi (2001 : 513), yaitu, Biaya, Harga jual dan volume Penjualan dan Produksi. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Harahap, 2002). Kemampuan bank dalam memperoleh laba (profitabilitas) tercermin pada laporan keuangan bank. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya adalah Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Return On Asset

(ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002). Berkenaan dengan penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur Laba, penulis menggunakan ROA. Return on Asset (ROA) menggambarkan profitabilitas dari segi aset yang dimiliki bank. Apabila Return On Asset (ROA) meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998). Kemampuan bank dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat tentunya harus diimbangi dengan banyaknya simpanan yang diperoleh bank. Bank tidak dapat dapat berjalan dan berkembang tanpa adanya penerimaan uang dalam bentuk simpanan. Namun, bank juga tidak dapat memaksimalkan labanya hanya dengan menerima simpanan dari masyarakat. Apabila pinjaman yang diberikan kepada masyarakat terlalu besar, maka bank akan bermasalah bila sewaktu-waktu nasabah ingin mengambil uangnya. Sebaliknya apabila simpanan yang diperoleh dari nasabah terlalu besar, sementara bank kurang bisa menyalurkannya dalam bentuk pinjaman, maka bank tidak bisa memanfaatkan uang simpanan tersebut untuk menghasilkan laba. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara simpanan yang diterima dan pinjaman yang diberikan oleh bank. Hal ini tercermin LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 2

pada LDR (Loan to Deposit Ratio) yang menggambarkan kemampuan suatu bank dalam mengendalikan simpanan dan pinjamannya.Dalam penelitian ini, LDR digunakan untuk mengukur tingkat Likuiditas Bank. Jadi, berdasarkan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning) ada beberapa rasio keuangan bank yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas perbankan yaitu CAR,NPL, BOPO, dan LDR, apabila profitabilitas suatu bank tinggi, maka dapat dikatakan bank tersebut sudah sangat baik dalam mengelola keuangannya dan tentunya para nasabah / masyarakat akan lebih mempercayakan dana simpanannya pada bank itu. Berdasarkan latar belakang diatas maka mendorong tim peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul, “RESIKO DAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH PERIODE 2012-2014.”

Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang terdapat

pada penelitian ini, yaitu, bagaimana Risiko

perbankan yang diukur melalui risiko kredit dan likuiditas berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Profitabilitas) secara parsial dan simultan. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan hubungan antara risiko dan kinerja keuangan bank syariah periode 2012-2014. Penelitian

ini

diharapkan

dapat

menjadi

bahan

pembelajaran

dan

mempraktekan materi yang telah diajarkan semasa perkuliahan, khususnya bidang keilmuan Manajemen Keuangan, Perbankan Syariah, Akunansi Lanjutan, Sistem Informasi Akuntansi, dan Analisis Laporan Keuangan, tentang metode RGEC untuk menilai Kinerja Keuangan. Peneltian ini juga dapat digunakan sebagai dasar/acuan dalam penelitian sejenis pada waktu yang akan datang dan dapat dijadikan sumber pustaka yang dapat menambah wawasan dan referensi. Dan diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perbankan dalam penetapan kebijakan dan Pengambilan keputusan serta action plan dalam menilai sejauh mana tingkat kinerja perusahaan, bagaimana kondisi posisi keuangan perusahaan, dan juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 3

menentukan kebijakan keuangan serta dasar prediksi kondisi di masa yang akan datang. Selain itu Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan terhadap kinerja Bank Syariah,pada periode tertentu yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan investasi.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 4

BAB II KERANGKA TEORITIS

Teori dan Manajemen Risiko Perbankan Berdasarkan Vaughan (1978) memberikan definisi tentang risiko, yaitu: Risk is the chance of the loss (Risiko adalah kans kerugian) Chance of the loss adalah menggambarkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau kemungkinan terjadinya kerugian. Sebaliknya jika kata chance dalam ilmu statistik maka chance merupakan suatu keadaan yang tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian) Istilah possibility adalah kemungkinan suatu keadaan berada antara nol dan satu. Pengertian risiko di sini adalah hampir sama dengan pengertian risiko dalam sehari-hari. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian) Risiko menurut definisi ini merupakan adanya ketidakpastian. Adanya ketidakpastian yang diambil dalam pembuat keputusan yang menimbulkan kerugian. Risk is dispension of actual from expected result (Risiko adalah penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan) Definisi sebagai penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan sesungguhnya merupakan versi lain dari risk uncertainty dimana penyimpangan relatif merupakan suatu pernyataan uncertainty secara statistik. Risk is the probability of any outcome (Risiko adalah probability suatu outcome berbeda dari outcome yang diharapkan) Risiko merupakan probability objektif bahwa outcome yang aktual dari suatu kejadian yang berbeda dan outcome yang diharapkan. Probability yang objektif dimaksudkan sebagai frekuensi relatif yang didasarkan atas kepentingan yang didasarkan atas kepentingan yang ilmiah. Inti dari definisi ini adalah bahwa risiko bukan probability dari suatu kejadian Berdasarkan teori-teori risiko di atas,

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 5

khususnya Risk is the chance of the loss (Risiko adalah kans kerugian), dapat dikatakan bahwa risiko mempunyai pengaruh pada kinerja keuangan/profitabilitas (ROA). Apabila risiko naik maka akan terjadi kerugian, dengan kata lain tingkat profitabilitas (ROA) mengalami penurunan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Risiko mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan menurut Gordon CA Dickson M.Litt. Ph D. FCII dalam buku Introduction to Insurance (Study Course 010 The CII Tuition Service) tulisan; banyak sekali pengertian definitive yang dapat diuraikan mengenai Risiko. 1. Risiko adalah ketidak pastian akan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian ekonomis. 2. Risiko adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi, dimana kadangkala kenyataan yang terjadi berbeda dengan hasil – hasil prediksinya. 3. Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. 4. Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the chance of Loss). 5. Risiko adalah kombinasi dari berbagai keadaan yang mempengaruhinya (Risk is the combination of hazards), dll.

Manajemen Risiko Likuiditas Likuiditas diperlukan bank untuk memberikan kompensasi fluktuasi neraca yang terduga dan tak terduga serta menyediakan dana untuk pertumbuhan. Likuiditas menggambarkan kemampuan bank untuk mengakomodasi penarikan deposit dan kewajiban lain secara efisien dan untuk menutup peningkatan dana dalam pinjaman serta portofolio investasi (Van Greuning dan Bratanovic, 2009). Dalam perundingan pada Juni 2008, Basel Comittee on Bank Supervision menyatakan hal-hal berikut ini: a. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk mendanai peningkatan aset dan memenuhi kewajiban yang muncul , tanpa mengakibatkan kerugian besar. b. Peranan dasar bank dalam perubahan waktu jatuh tempo dari deposito jangka pendek ke jangka panjang membuat bank rentan tehadap risiko likuiditas,

baik

yang

bersifat

institusi

spesifik

maupun

yang

mempengaruhi pasar secara keseluruhan. c. Manajemen risiko likuiditas yang efektif dapat memastikan kemampuan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 6

bank untuk memenuhi kewajiban arus kas, yang tidak pasti karena kewajiban tersebut dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa eksternal dan perilaku agen-agen lainnya. d. Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang paling penting karena keraguan likuiditas di satu institusi dapat memberikan dampak terhadap seluruh sistem. e. Perkembangan

pasar

keuangan

pada

decade

sebelumnya

telah

meningkatkan kompleksitas risiko likuiditas dan manajemennya. Menurut Veitzhal (2007: 387) dalam Hetna Darma (2007) teori tentang manajemen likuiditas perbankan ini relatif hampir sama tuanya dengan ilmu perbankan. Ada empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai: Commercial Loan theory Teori ini dianggap paling kuno, nama lain dari teori ini adalah real bills doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar 2 abad lalu. Kajian teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya yang terkenal The Wealth of Nation yang diterbitkan tahun 1776. Teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian pinjaman, mengandung makna untuk pembayaran kembali. Shiftability Theory Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapat diterima bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan membayarnya kembali kepada depositornya. Anticipated Income Theory Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika Serikat, yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipated income theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau setiap upaya mengalokasikan dana

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 7

ditunjukkan pada sector yang feasible dan layak akan menguntungkan bagi bank. The Liability Management Theory Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank adalah: a) untuk menghadapi penarikan oleh nasabah b) memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo c) memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah. Martono (2002) mendefinisikan risiko likuiditas (liquidity risk) ialah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu. Konsep metode RBBR Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 menggunakan indikator Loan to Deposit Ratio untuk menilai risiko likuiditas. Oleh karena itu, penelitian ini juga menggunakan indikator Loan to Deposit Ratio sebagai alat untuk mengukur Risiko Likuiditas. Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit rasio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% sampai 100% (Dendawijaya, 209).

Manajemen Risiko Kredit Kasmir (2002:93) menyatakan kredit memiliki dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti kata “kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin “creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dasar seseorang untuk memperoleh kredit adalah kepercayaan, dalam praktik sehari-hari pengertian ini selanjutnya berkembang

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 8

lebih luas lagi antara lain : kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran yang akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Risiko kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan memenuhi kewajibannya (Tampubolon, 2004: 24). Risiko ini dapat timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kinerja debitur yang buruk ini dapat berupa ketidakmampuan debitur untuk memenuhi sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati bersama sebelumnya. Sementara itu definisi lain menjelaskan risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit, yang berakibat hilangnya aset serta turunnya laba bank tersebut (Juli dkk, 2004:64). Pada dasarnya kredit yang dikeluarkan oleh bank bertujuan untuk membantu nasabah dalam membiayai usaha yang dijalankannya, namun tidak menutup kemungkinan dalam penyalurannya terjadi masalah atau kredit macet, baik itu masalah yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Menurut Suharno (2003:102). "Kredit macet atau problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur". Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan kredit sehingga perlu dilakukan analisis sebelum dana disalurkan kepada calon debitur antara lain: Berdasarkan

konsep

metode

RBBR

Peraturan

Bank

Indonesia

No.13/1/PBI/2011 indikator yang digunakan untuk mengukur risiko kredit, yaitu rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank (Herdiningtyas,2005). Oleh karena itu, Rasio NPL digunakan oleh penulis sebagai indikator dalam mengukur Risiko Kredit yang berdampak pada tingkat Profitabilitas.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 9

Manajemen Risiko Pasar Menurut Van Greuning dan Sonja Brajovic (2009) risiko pasar adalah risiko dari suatu entitas yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas) instrumentinstrumen pendapatan tetap, instrumen-instrumen ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca terkait. Risiko pasar mungkin timbul sebagai akibat dari bank yang dengan sengaja mengambil posisi spekulatif atau mungkin berasal dari kegiatan market making yang dilakukan oleh bank. Menurut ketentuan Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, risiko pasar diukur dengan menggunakan rasio PDN yaitu rasio penjumlahan dari nilai absolut dari selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. PDN digunakan untuk mengendalikan posisi pengelolaan valuta asing karena dalam manajemen valuta asing fokus pengelolaannya ada pada pembatasan posisi keseluruhan masing-masing mata uang asing serta memonitor perdagangan valuta asing dalam posisi yang terkendali. Penguasaan mata uang asing tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban dalam valuta asing dan untuk memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya, yang didapat dari selisih kurs jual dan kurs beli dari valuta asing tersebut (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Analisis profil Risiko ( Risk Profile) a. Risiko Kredit Dengan menghitung rasio Non Performing Loan: 𝑁𝑃𝐿 =

Kredit Bermasalah x 100% Total Kredit

Berdasarkan teori konsep metode RBBR Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 indikator yang digunakan untuk mengukur risiko kredit, yaitu rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 10

jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank (Herdiningtyas,2005). Oleh karena itu, Rasio NPL digunakan oleh penulis sebagai indikator dalam mengukur Risiko Kredit yang berdampak pada tingkat Profitabilitas.

b. Risiko Pasar Dengan menghitung rasio Interest Rate Risk: 𝐼𝑅𝑅 =

RSA (Rate Sensitive Assets) x 100% RSL (Rate Sensitive Liabilities

c. Risiko Likuiditas Dengan menghitung rasio-rasio sebagai berikut: 1) Loan to Deposit Ratio (LDR) 𝐿𝐷𝑅 =

Total Kredit x 100% Dana Pihak Ketiga

Menurut Dendawijaya (2003), LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan

mengandalkan

kredit

yang

diberikan

sebagai

sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin tinggi juga kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga risiko likuiditas menjadi turun. Berdasarkan teori LDR yang disampaikan oleh Dendawijaya dikatakan bahwa semakin tinggi rasio LDR maka akan meningkatkan likuiditas bank, dalam hal ini risiko likuiditas pun menjadi kecil. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan likuiditas bank akan menyebabkan meningkatnya kinerja bank tersebut. Dengan kata lain rasio LDR mempunyai pegaruh positif terhadap ROA. 2) Loan to Asset Ratio (LAR) 𝐿𝐴𝑅 =

Total Kredit x 100% Total Aset

3) Cash Ratio 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =

Alat − alat yang dikuasai x 100% Dana Pihak Ketiga

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 11

Analisis Rentabilitas (Earnings) a. Return on Assets (ROA) 𝑅𝑂𝐴 =

Laba Sebelum Pajak x 100% Rata − rata Total Aset

b. Net Interest Margin (NIM) 𝑁𝐼𝑀 =

Pendapatan Bunga Bersih x 100% Rata − rata Aktiva Produktif

NIM mencerminkan risiko yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank (Hasibuan, 2006). Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil ( Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Berdasarkan

teori

Anticipated

Income

dan

penjelasan

mengenai

pendapatan bunga yang disampaikan oleh Almilia dan Herdiningtyas di atas dapat dikatakan bahwa apabila rasio NIM semakin besar maka risiko yang dialami bank akan turun, sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan (ROA). Dengan kata lain, rasio NIM berpengaruh positif terhadap ROA.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 12

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau mengguna-kan angka-angka. (Sukmadinata, 2006:5). Berhubungan dengan penelitian ini, maka sesuai adanya karena meneliti Laporan keuangan perusahaan, dimana laporan keuangan yang diteliti tersebut merupakan fenomena atau kejadian yang telah lampau (laporan keuangan terdahulu, satu sampai tiga tahun yang lalu).

Metode Kuantitatif Tujuan utama dari metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 13

Operasionalisasi Variabel Pengukuran Variabel dependen : Profitabilitas (Y) Variabel

Konsep Variabel

Profitabilitas

Rasio

(Y)

untuk

ini

Indikator

Skala

digunakan mengukur

kemampuan manajemen dalam

𝐑𝐎𝐀 =

memperoleh

keuntungan

atau

laba

keseluruhan.

Semakin

besar

ROA

suatu

bank,

semakin

besar

pula

tingkat

Rasio

secara

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐱 𝟏𝟎𝟎% 𝐓𝐨𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚

keuntungan yang dicapai bank

tersebut

dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi penggunaan

aset

(Dendawijaya,2003).

Pengukuran Variabel Independen : Risiko Kredit (𝑿𝟏 ) Variabel

Konsep Variabel

Risiko

Risiko Kredit adalah Risiko akibat

Kredit

kegagalan debitur dan/atau pihak

(X1)

lain dalam memenuhi kewajiban kepada

Bank.

Indikator

PBI

Skala

Nomor

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit bermasalah (dengan

𝐍𝐏𝐋 =

𝐊𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭 𝐁𝐞𝐫𝐦𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐱 𝟏𝟎𝟎% 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐊𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭

Rasio

9/1/PBI/2007 dan

kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang

dikeluarkan

bank

Herdiningtyas,2005)dan Jumingan,(2011:245)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 14

Pengukuran Variabel Independen : Risiko Likuiditas (𝑿𝟐 ) Variabel

Konsep Variabel

Indikator

Risiko

Risiko Likuiditas adalah Risiko

Likuiditas

akibat

(X2)

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh

ketidakmampuan

tempo

dari

Skala

Bank

sumber

pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat

diagunkan,

tanpa

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. PBI Nomor 9/1/PBI/2007

menunjukkan

kemampuan

bank

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐊𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭 𝐱 𝟏𝟎𝟎% 𝐃𝐚𝐧𝐚 𝐏𝐢𝐡𝐚𝐤 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚

tingkat dalam

menyalurkan dana pihak ketiga

Rasio

LDR

𝐋𝐃𝐑 =

yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.

(Dendawijaya,

2009).

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 15

Pengukuran Variabel Independen : Earnings (𝑿𝟑 ) Variabel

Konsep Variabel

Indikator

Earnings

Penilaian faktor Earnings meliputi evaluasi

(X3)

terhadap

kinerja

sumber

Rentabilitas,

Rentabilitas,

(sustainability) manajemen

Rentabilitas.

dilakukan tingkat,

dengan trend,

Rentabilitas

sumber-

kesinambungan

Rentabilitas,

Skala

dan

𝐍𝐈𝐌 =

𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐱 𝟏𝟎𝟎% 𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐩𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐭𝐢𝐟

Penilaian

mempertimbangkan struktur,

Bank,

dan

stabilitas

perbandingan

kinerja Bank dengan kinerja peer group¸

maupun

kualitatif.

PBI

Nomor

9/1/PBI/2007.

Rasio

baik melalui analisis aspek kuantitatif

NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. (Hasibuan, 2006). dan Taswan,(2010:559)

Populasi dan Sample Menurut Sugiyono (2004;61) Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas wilayah Generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Sampel menurut Sugiyono (2004:62) yaitu bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dianggap representative dan dapat mewakili seluruh populasi penelitian. Menurut data Statistik Bank Inonesia sampai Februari 2015 Jumlah Bank Syariah ada 162 Buah, sedangkan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat ada 28 Bank. Dalam penelitian ini, teknik sampel yang digunakan penulis yaitu testing hypothesis dan purposive sampling. Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan 20 Bank Syariah, Sample yang dipilih berjumlah 20 LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 16

karena 20 merupakan ukuran jumlah N minimal agara data berdistribusi Normal saat dilakukan uji statistik nantinya. 20 Bank syariah yang dipilih berdasarkan bank syariah Terbesar di Indonesia tahun 2014.

Pengujian Hipotesis 1. Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama (simultan) apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Ghozali :2011). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut: 1. Ho : a1 = a2 = a3 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara (simultan) bersama-sama. 2. Ho : a1 ≠ a2 ≠ a3 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara (simultan) bersama-sama. 3. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 ( α = 5% ) Penentuan besarnya Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus: 𝐹=

𝐽𝐾 (𝑅𝑒𝑔)/𝑘 JK(S)/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Dimana : JK (Reg) = Jumlah Kuadrat untuk regresi, yang diperoleh berdasarkan formula : JK(Reg) = 𝑏1 ∑𝐵𝑋1 𝑦 + 𝑏2 ∑𝐵𝑋2 𝑦 + 𝑏3 ∑𝐵𝑋3 𝑦 JK (S) = Jumlah Kuadrat residual, yang diperoleh berdasarkan formula : JK(S) = ∑𝑦 2 − 𝐽𝐾(𝑟𝑒𝑔) Dimana : ∑𝑦 2 = ∑𝑦 2 − (∑𝑦)2 /𝑛 n = Jumlah Pengamatan k = Jumlah Variabel -

Kriteria Pengujian adalah bila 𝐹−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝐹−𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , Maka 𝐻0 harus ditolak, yang berarti variable bebas NPL (𝑋1), LDR (𝑋2), dan NIM (𝑋3), Secara Simultan berpengaruh Signifikan terhadap variable terikat Profitabilitas (Y) pada tingkat kesalahan α.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 17

-

Sebaliknya, bila bila 𝐹−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝐹−𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , Maka 𝐻0 harus diterima, yang berarti variable bebas bebas NPL (𝑋1), LDR (𝑋2), dan NIM (𝑋3), Secara Simultan Tidak berpengaruh Signifikan terhadap variable terikat Profitabilitas (Y), pada tingkat kesalahan α (Sudjana,2005).

2. Uji-T Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara partial. Adapun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut : a. Ho = A1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variable terikat. b. Ho = A1 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. c. Menentukan tingkat signifikansi α sebesar 0.05 (5%).Untuk menilai t hitung digunakan rumus: 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =

𝒂𝒊 𝑺𝒂𝒊

Rumusan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut : -

Kriteria Pengujian adalah bila 𝑡−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡−𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , Maka 𝐻0 harus ditolak, yang berarti variable bebas NPL (𝑋1), LDR (𝑋2), dan NIM (𝑋3), Secara partial berpengaruh Signifikan terhadap variable terikat Profitabilitas (Y), pada tingkat kesalahan α.

-

Sebaliknya, bila bila 𝑡−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑡−𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , Maka 𝐻0 harus diterima, yang berarti variable bebas NPL (𝑋1), LDR (𝑋2), dan NIM (𝑋3), Secara partial Tidak berpengaruh Signifikan terhadap variable terikat Profitabilitas (Y), pada tingkat kesalahan α. (Sudjana, 2005).

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

Profil Perusahaan Profil preusahaan pada penelitian ini yaitu Perbankan Syariah terbesar di Indonesia. Beradasarkan Data Laporan Triwulan-IV 2014 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Industri keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Namun demikian, saat ini market share industri keuangan syariah di Indonesia masih relatif kecil dibandingkan dengan industri keuangan konvensional yaitu berkisar 4,8% untuk Perbankan Syariah, 4,65% untuk NAB Reksa Dana Syariah, 3,18% untuk nilai Obligasi Syariah/Sukuk dan 3,55% untuk IKNB Syariah. Agar dapat tumbuh dan bersaing dengan industri jasa keuangan konvensional, industri jasa keuangan syariah harus memiliki level playing of field yang sepadan dengan industri jasa keuangan konvensional. OJK memiliki fungsi dan kewenangan untuk melakukan integrasi arah kebijakan, strategi dan tahapan pengembangan industri keuangan syariah. Kegiatan dan langkah strategis OJK dalam mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah pada triwulan IV-2014 dapat dipaparkan sebagai berikut: Perusahaan yang menjadi Studi kasus dalam penelitian ini adalah 20 Perbankan Syariah terbesar di Indonesia, berikut daftar nama-nama perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 : Perbankan Syariah Terbesar periode 2012-2014

No 1

Nama Perusahaan PT Bank BCA Syariah PT Bank Syariah Mandiri

3

PT Bank Mega Syariah

4

PT Bank Muamalat Indonesia

5

PT Bank Panin Syariah

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 19

6

PT Bank Jabar Banten Syariah

7

PT Bank Syariah BUKOPIN

8

PT Bank Victoria Syariah

9

PT Bank BNI Syariah

10

PT BRI Syariah

11

PT Bank BPD DIY Syariah

12

PT BPD Jateng Syariah

13

PT BPD Kalbar Syariah

14

PT BPD NTB Syariah

15

PT BPD RIAU KEPRI Syariah

16

PT BPD Aceh Syariah

17

PT BPD KALSEL Syariah

18

PT BPD SULSELBAR Syariah

19

PT BPD SUMSELBABEL Syariah

20

PT BPD SUMUT Syariah

Analisis Deskriptif Variabel 1. Analisis Deskriptif Risiko Kredit (NPL) Periode 2012-2014 Nilai Non Performing Loan dihasilkan dengan cara menghitung kredit bermasalah dibagi dengan total kredit, hasil perhitungan dari 20 Perbankan Syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: NPL Pada Perbankan Syariah Periode 2012-2014 Non Performing Loan No

Nama Perusahaan 2012

2013

2014

1

PT Bank BCA Syariah

0,10

1,80

2,20

2

PT Bank Syariah Mandiri

3,00

4,06

4,60

3

PT Bank Mega Syariah

2,67

2,98

3,89

4

PT Bank Muamalat Indonesia

1,81

0,78

4,76

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 20

5

PT Bank Panin Syariah

0,19

0,77

0,29

6

PT Bank Jabar Banten Syariah

1,01

1,16

3,87

7

PT Bank Syariah Bukopin

4,59

4,27

4,07

8

PT Bank Victoria Syariah

2,41

3,31

4,75

9

PT Bank BNI Syariah

1,73

1,57

1,74

10

PT BRI Syariah

3,00

4,06

4,60

11

PT Bank BPD DIY Syariah

0,83

0,90

1,23

12

PT BPD Jateng Syariah

0,80

0,72

0,93

13

PT BPD Kalbar Syariah

0,04

0,11

0,10

14

PT BPD NTB Syariah

0,25

0,38

0,38

15

PT BPD RIAU KEPRI Syariah

0,19

0,19

0,28

16

PT BPD Aceh Syariah

1,56

1,01

0,82

17

PT BPD KALSEL Syariah

1,83

1,80

3,86

18

PT BPD SULSELBAR Syariah

1,39

1,19

0,86

19

PT BPD SUMSELBABEL Syariah

4,75

2,92

2,41

20

PT BPD SUMUT Syariah

1,28

1,46

1,79

Sumber : www.bi.go.id : LaporanTahunan, Data diolah.

Berdasarkan data diatas, maka diperoleh gambaran mengenai Risiko Kredit yang diperoleh Perbankan Syariah yang diukur dengan Rasio NPL pada Perbankan Syariah terbesar di Indonesia Periode 2012-2014. Pada tahun 2012 Perusahaan yang memperoleh NPL tertinggi yaitu PT BPD SUMSELBABEL Syariah. dengan nilai 4,75, Sedangkan yang memiliki NPL terendah yaitu PT BPD Kalbar Syariah. dengan nilai 0,04, dan Nilai Rata-rata NPL pada tahun 2012 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 1,67. Pada tahun 2013 hampir Semua Perusahaan mengalami kenaikan NPL, namun ada beberapa Bank yang mengalami penurunan Nilai NPL. Perusahaan yang memperoleh NPL tertinggi yaitu PT Bank Syariah Bukopin dengan nilai 4,27, Sedangkan yang memiliki NPL terendah masih diduduki oleh PT BPD Kalbar Syariah. dengan nilai 0,11, dan Nilai Rata-rata NPL pada tahun 2013 dari Perbankan Syariah adalah 1,77. LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 21

Pada tahun 2014 hampir Semua Perusahaan mengalami penurunan NPL, namun ada beberapa Bank yang mengalami Kenaikan Nilai NPL. Perusahaan yang memperoleh NPL tertinggi yaitu PT Bank Muamalat Indonesia. dengan nilai 4,76, Sedangkan yang memiliki NPL terendah yaitu PT BPD Kalbar Syariah. dengan nilai 0,10, dan Nilai Rata-rata NPL pada tahun 2014 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 2,37. 2. Anaslisis deskriptif Risiko Likuiditas (LDR) 2012-2014 Nilai Loan to Deposit Ratio dihasilkan dengan cara menghitung total total kredit dibagi dengan Dana Pihak Ketiga, hasil perhitungan dari 20 Perbankan Syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini: LDR Pada Perbankan Syariah Periode 2012-2014 Loan to Deposit Ratio No

Nama Perusahaan 2012

2013

2014

1

PT Bank BCA Syariah

79,89

89,87

89,30

2

PT Bank Syariah Mandiri

95,43 102,70

93,37

3

PT Bank Mega Syariah

88,88

93,37

93,61

4

PT Bank Muamalat Indonesia

94,15

99,99

84,14

5

PT Bank Panin Syariah

105,66

90,40

94,04

6

PT Bank Jabar Banten Syariah

87,99

97,40

84,02

7

PT Bank Syariah Bukopin

91,98 100,29

92,89

8

PT Bank Victoria Syariah

73,78

84,65

95,91

9

PT Bank BNI Syariah

66,10

84,39

79,39

10

PT BRI Syariah

95,43 102,70

93,90

11

PT Bank BPD DIY Syariah

71,89

73,67

80,34

12

PT BPD Jateng Syariah

82,62

86,96

88,57

13

PT BPD Kalbar Syariah

86,80

87,20

87,09

14

PT BPD NTB Syariah

108,41 105,56

99,78

15

PT BPD RIAU KEPRI Syariah

66,49

87,60

77,72

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 22

16

PT BPD Aceh Syariah

89,89

86,80

92,38

17

PT BPD KALSEL Syariah

55,77

85,38

91,44

18

PT BPD SULSELBAR Syariah

19

PT BPD SUMSELBABEL Syariah

20

PT BPD SUMUT Syariah

113,21 113,69 108,63 75,98

94,00

85,97

101,90 107,31

95,89

Sumber : www.bi.go.id : LaporanTahunan, Data diolah.

Berdasarkan data diatas, maka diperoleh gambaran mengenai Risiko Kredit yang diperoleh Perbankan Syariah yang diukur dengan Rasio LDR pada Perbankan Syariah terbesar yang di Indonesia Periode 2012-2014. Pada tahun 2012 Perusahaan yang memperoleh LDR tertinggi yaitu PT BPD SULSELBAR Syariah. dengan nilai 113,21%, Sedangkan yang memiliki LDR terendah yaitu PT BPD KALSEL Syariah. dengan nilai -55,77%, dan Nilai Ratarata LDR pada tahun 2012 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 86,61%. Pada tahun 2013 hampir Semua Perusahaan mengalami kenaikan LDR, namun ada beberapa Bank yang mengalami penurunan Nilai LDR. Perusahaan yang memperoleh LDR tertinggi masih diduduki oleh PT BPD SULSELBAR Syariah. dengan nilai 113,69%, Sedangkan yang memiliki LDR terendah yaitu PT Bank BPD DIY Syariah. dengan nilai 55,77%, dan Nilai Ratarata LDR pada tahun 2013 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 93,70%. Pada tahun 2014 hampir Semua Perbankan mengalami penurunan LDR, namun ada beberapa Bank yang mengalami Kenaikan Nilai LDR. Perusahaan yang memperoleh LDR tertinggi yaitu PT BPD SULSELBAR Syariah. dengan nilai 108,63%, Sedangkan yang memiliki LDR terendah yaitu PT BPD RIAU KEPRI Syariah. dengan nilai 77,72%, dan Nilai Rata-rata LDR pada tahun 2014 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 90,42%.

3. Anaslisis deskriptif Earnings (NIM) 2012-2014 Nilai Nett Interest Margin dihasilkan dengan cara menghitung Pendapatan Bunga Bersih dibagi dengan Rata-rata Aktiva Produktif, hasil perhitungan dari 20 Perbankan Syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 23

NIM Pada Perbankan Syariah Periode 2012-2014 Nett Interest Margin No

Nama Perusahaan 2012

2013

2014

1

PT Bank BCA Syariah

3,26

4,90

4,20

2

PT Bank Syariah Mandiri

7,15

6,27

2,98

3

PT Bank Mega Syariah

2,67

2,98

3,89

4

PT Bank Muamalat Indonesia

4,64

4,64

3,36

5

PT Bank Panin Syariah

6,67

4,26

5,88

6

PT Bank Jabar Banten Syariah

7,41

6,65

8,34

7

PT Bank Syariah Bukopin

3,00

3,00

2,00

8

PT Bank Victoria Syariah

2,36

2,96

3,34

9

PT Bank BNI Syariah

11,00

9,00

9,00

10

PT BRI Syariah

7,15

6,27

6,04

11

PT Bank BPD DIY Syariah

8,68

8,38

7,83

12

PT BPD Jateng Syariah

8,22

8,44

7,56

13

PT BPD Kalbar Syariah

9,01

9,93

8,95

14

PT BPD NTB Syariah

11,99

11,08

8,60

15

PT BPD RIAU KEPRI Syariah

6,72

7,49

7,54

16

PT BPD Aceh Syariah

7,87

7,03

7,64

17

PT BPD KALSEL Syariah

5,15

5,65

6,72

18

PT BPD SULSELBAR Syariah

9,53

10,73

10,52

19

PT BPD SUMSELBABEL Syariah

6,50

7,97

7,91

20

PT BPD SUMUT Syariah

8,49

9,34

8,14

Sumber : www.bi.go.id : LaporanTahunan, Data diolah.

Berdasarkan data diatas, maka diperoleh gambaran mengenai Risiko Kredit yang diperoleh Perbankan Syariah yang diukur dengan Rasio NIM pada Perbankan Syariah terbesar yang di Indonesia Periode 2012-2014. Pada tahun 2012 Perusahaan yang memperoleh NIM tertinggi yaitu PT BPD NTB Syariah. dengan nilai 11,99. Sedangkan yang memiliki NIM terendah yaitu LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 24

PT Bank Victoria Syariah. dengan nilai 2,36%, dan Nilai Rata-rata NIM pada tahun 2012 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 6,87%. Pada tahun 2013 Nilai NIM sangat fluktuatif. Perusahaan yang memperoleh NIM tertinggi masih diduduki oleh PT BPD NTB Syariah. dengan nilai 11,08%, Sedangkan yang memiliki NIM terendah yaitu PT Bank Victoria Syariah. dengan nilai 2,96%, dan Nilai Rata-rata NIM pada tahun 2013 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 6,85%. Pada tahun 2014 hampir Semua Perusahaan mengalami penurunan NIM, Perusahaan yang memperoleh NIM tertinggi yaitu PT BPD SULSELBAR Syariah. dengan nilai 10,52%, Sedangkan yang memiliki NIM terendah yaitu PT Bank Syariah Bukopin. dengan nilai 2,00%, dan Nilai Rata-rata NIM pada tahun 2014 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 6,52%.

4. Analisis Deskriptif Profitabilitas : ROA Periode 2012-2014 Analisis Deskriptif untuk variabel Profitabilitas menggunakan indikator Rasio ROA .Nilai Return On Asset dihasilkan dengan cara menghitung Laba Sebelum Pajak dibagi dengan Total Aktiva, hasil perhitungan dari 20 Perbankan Syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini: ROA Pada Perbankan Syariah Periode 2012-2014 Return On Asset No

Nama Perusahaan 2012

2013

2014

1

PT Bank BCA Syariah

0,80

3,10

2,90

2

PT Bank Syariah Mandiri

1,19

1,15

0,08

3

PT Bank Mega Syariah

3,81

2,33

0,29

4

PT Bank Muamalat Indonesia

1,54

1,37

0,17

5

PT Bank Panin Syariah

3,48

1,03

1,99

6

PT Bank Jabar Banten Syariah

-0,59

0,91

0,72

7

PT Bank Syariah Bukopin

0,55

0,69

0,27

8

PT Bank Victoria Syariah

1,43

0,50

-1,87

9

PT Bank BNI Syariah

1,29

1,22

1,13

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 25

10

PT BRI Syariah

1,19

1,15

0,08

11

PT Bank BPD DIY Syariah

2,56

2,71

2,88

12

PT BPD Jateng Syariah

2,73

3,01

2,84

13

PT BPD Kalbar Syariah

3,33

3,42

3,19

14

PT BPD NTB Syariah

5,62

5,10

4,60

15

PT BPD RIAU KEPRI Syariah

2,95

3,00

3,37

16

PT BPD Aceh Syariah

3,66

3,44

3,13

17

PT BPD KALSEL Syariah

1,27

2,33

2,68

18

PT BPD SULSELBAR Syariah

3,99

4,20

4,71

19

PT BPD SUMSELBABEL Syariah

1,90

1,76

2,13

20

PT BPD SUMUT Syariah

2,99

3,37

2,60

Sumber : www.bi.go.id : LaporanTahunan, Data diolah.

Berdasarkan

data

diatas,

maka

diperoleh

gambaran

mengenai

Profitabilitas yang diperoleh Perbankan Syariah yang diukur dengan Rasio ROA pada Perbankan Syariah terbesar yang di Indonesia Periode 2012-2014. Pada tahun 2012 Perusahaan yang memperoleh ROA tertinggi yaitu PT BPD NTB Syariah. dengan nilai 5,62. Sedangkan yang memiliki ROA terendah yaitu PT Bank Jabar Banten Syariah.. dengan nilai -5,59%, dan Nilai Rata-rata ROA pada tahun 2012 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 2,28%. Pada tahun 2013 nilai ROA cenderung stagnan. Perusahaan yang memperoleh ROA tertinggi masih diduduki oleh PT BPD NTB Syariah. dengan nilai 5,10%, Sedangkan yang memiliki ROA terendah yaitu PT Bank Victoria Syariah dengan nilai 0,50%, dan Nilai Rata-rata ROA pada tahun 2013 dari Perbankan Syariah tersebut adalah 2,29%. Pada tahun 2014 hampir Semua Perusahaan mengalami penurunan ROA, Perusahaan yang memperoleh ROA tertinggi yaitu PT BPD SULSELBAR Syariah. dengan nilai 4,71%, Sedangkan yang memiliki ROA terendah yaitu PT Bank Victoria Syariah. dengan nilai -1,87%, dan Nilai Rata-rata ROA pada tahun 2014 dari Perbankan Syariah tersebut adalah -1,89%.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 26

Analisis Deskriptif Perkembangan Variabel 1. Analisis Perkembangan NPL 2012-2014 Dalam perkembangan Risiko Kredit pada Perbankan Syariah di Indonesia dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menggunakan analisis NPL (Nett Performing Loan). Nett Performing Loan merupakan analisis atas kredit macet terhadap total kredit. Rasio ini akan semakin baik jika semakin kecil nilai rasio yang didapat oleh perusahaan. Perkembangan Nett Performing Loan pada 20 Perbankan Syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 4.1 : Grafik Perkembangan NPL Periode 2012-2014

Berdasarkan grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, kredit bermasalah yang ada dari total kredit yang diberikan oleh perbankan syariah selalu meningkat dari tahun ke tahun. Menurut pendapat Presiden Direktur Bank BCA Syariah yaitu Yana Rosiana dalam Annual Report BCAS 2014 yang diterbitkan

Oleh

Bank

BCA

Syariah

Sendiri

(diunduh

dari

http://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/tahunan/2014-2/), Hal terse-but dikarenakan tidak stabilnya kondisi keuangan masyarakat dan di tengah berlanjutnya

perlambatan

kondisi

perekonomian

dunia

yang

disertai

ketidakpastian serta keadaan perbankan Indonesia yang cenderung melambat. Pada tahun 2012 rata-rata nilai NPL Perbankan Syariah berada di level 1,67% dan meningkat menjadi 1,77% pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 kondisi

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 27

NPL meningkat sebesar 25,28% ke level 2,37%. Berdasarkan Data Statistik Perbankan Indonesia tahun 2014 yang diunduh dari web resmi Otoritas Jasa Keuangan (http://www.ojk.go.id/data-statistik-perbankan-indonesi) pada tanggal 11 mei 2015, hal tersebut terjadi karena pada tahun 2014 banyak terjadi kredit macet, yang diakibatkan oleh naiknya tarif dasar listrik, naiknya harga BBM yang diimbangi dengan naiknya harga bahan pokok pada tahun 2014. Disamping itu, pada tahun 2014 terjadi PEMILU Presiden, yang berdampak tidak stabilnya kondisi perekonomian, sehingga berbanding lurus dengan terjadinya kredit bermasalah. 2. Analisis Perkembangan LDR 2012-2014 LDR merupakan analisis Total kredit yang diberikan bank terhadap Dana Pihak ketiga yang diterima Bank. Perkembangan LDR pada 20 perbankan syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 4.2 : Grafik Perkembangan LDR Periode 2012-2014

Berdasarkan grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, kredit yang diberikan

(pembiayaan)

yang

diberikan

Perbankan

Syariah

mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, terbukti dari rata-rata nilai LDR setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 LDR meningkat sebesar

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 28

8,18% dari tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2014 LDR mengalami penurunan sebesar 3,51%. Loan to Deposit Ratio Perbankan Syariah pada tahun 2012 sebesar 86,61% dan mengalami peningkatan menjadi 93,70 pada tahun 2013. Berdasarkan Laporan Tahunan BCAS pada tahun 2014, disebutkan bahwa Dari sisi penyaluran kredit (LDR), perbankan syariah Indonesia pada tahun 2014 tumbuh sebesar 11,6% dari Rp 3.319,8 triliun menjadi Rp 3.706,5 triliun pada tahun sebelumnuya. LDR merupakan perbandingan antara Dana Pihak Ketiga terhadap Total Kredit. Pada tahun 2014, Dana pihak ketiga perbankan syariah tumbuh sebesar 18,7% dari Rp 183,5 triliun menjadi Rp 217,9 triliun, lebih rendah 5,7% jika dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga pada tahun sebelumnya. Sementara itu (total kredit) penyaluran kredit perbankan syariah selama tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 8,3% dari Rp 184,1 triliun menjadi Rp 199,3 triliun, lebih rendah 16,6% jika dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2013 yang mencapai 24,8%. 3. Analisis Perkembangan NIM 2012-2014 NIM merupakan analisis Bunga bersih yang dihasilkan bank terhadap Aktiva Produktif bank. Perkembangan NIM pada 20 perbankan syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 4.3 : Grafik Perkembangan NIM Periode 2012-2014

Berdasarkan grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, bunga bersih yang dihasilkan oleh Perbankan Syariah cenderung stagnan dan flat, rata-rata LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 29

NIM perbankan syariah pada tahun 2013-2-2014 berada di kisaran 6,87 , 6,85 dan pada tahun 2014 turun sedikit ke level 6,52. 4. Analisis Perkembangan ROA 2012-2014 ROA merupakan analisis laba bersih yang dihasilkan bank terhadap Total Aset Bank. Perkembangan ROA pada 20 perbankan syariah periode 2012-2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 4.4 : Grafik Perkembangan ROA Periode 2012-2014

Berdasarkan grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, Pertumbuhan Laba Perbankan Syariah periode 2012 ke 2013 cenderung stagnan, rata-rata ROA Perbankan Syariah yaitu 2,28% dan naik 0,01% menjadi 2,29% pada tahun 2013.Berdasarkan laporan triwulan - IV 2014 yang diterbitkan oleh OJK, Selama tahun 2014, Aset perbankan syariah tumbuh sebesar 12,4% dengan total aset menjadi Rp268.3 triliun. Berdasrkan Data Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Bank Indonesia mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian sepanjang tahun 2014 diwarnai dengan tantangan yang tidak mudah. Perekonomian Indonesia hanya bisa tumbuh 5,02%, jauh di bawah pencapaian tahun 2013 yang sebesar 5,78%. Dari sisi industri, kinerja bank umum syariah maupun unit usaha syariah juga mengalami tekanan yang berat.

Pendapatan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 30

lembaga keuangan syariah tersebut sebesar Rp24,71 triliun atau turun 9,17% dibandingkan tahun 2013 yang Rp27,21 triliun. Pada saat bersamaan, bebannya justru mengalami kenaikan sebesar 18,71%. Jika pada tahun 2013 sebesar Rp14,02 triliun, pada tahun 2014 menjadi Rp16,44 triliun. Kondisi ini membuat tekanan pada laba tahun berjalan yang turun drastis, yaitu 53,04%, dari Rp4,36 triliun menjadi Rp2,05 triliun. Bahkan menjelang tutup tahun 2014, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI rate, dari 7,50% menjadi 7,75%. Hal ini berpotensi menaikkan cost of fund bank. Oleh karena itu, Nilai ROA pada tahun 2014 turun sekitar 17,25% dari tahun 2013.

Hasil Pengujian Hipotesis Coefficientsa Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Model Std.

B 1

Error

(Constant)

-,781

1,097

NPL

-,477

,106

LDR

,029

NIM

,185

t

Sig.

Beta -,712

,480

-,484

-4,507

,000

,012

,223

2,450

,017

,064

,314

2,884

,006

a. Dependent Variable: ROA

1. Uji-t Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah variable independen, NPL (𝑋1 ), dan LDR (𝑋2 ), dan NIM (𝑋3 ), berpengaruh secara partial atau secara masingmasing terhadap variable (Y) ROA. Berikut penjelasan dari masing-masing variabel yaitu sebagai berikut: T tabel = 2sisi x (60-4)=56 = 2,003 a. Pengaruh NPL (𝑿𝟏 ) Secara Partial terhadap ROA (Y) Berdasarkan dari hasil analisis Perhitungan Regresi pada table : 4.6 : Coefficientsa diatas diketahui bahwa Nilai Signifikansi untuk variabel LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 31

NPL (𝑋1 ) 0,00. Nilai sigh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, yaitu nilai 0,00<0,05. maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel (𝑋1) mempunyai thitung yakni 4,507 dengan ttabel=2,003. Jadi thitung>ttabel yang berarti bahwa Variabel NPL (𝑋1) berpengaruh signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y). Dengan demikian Hipotesis yang menyatakan bahwa Secara Partial, NPL (𝑋1) tidak berpengaruh signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y). Harus Ditolak. Sebaliknya Hipotesis yang menyatakan bahwa Secara Partial, NPL (𝑋1) berpengaruh signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y). Harus Diterima. b. Pengaruh LDR (𝑿𝟐 ) Secara Partial terhadap ROA (Y) Berdasarkan dari hasil analisis Perhitungan Regresi pada table : 4.6 : Coefficientsa diatas diketahui bahwa Nilai Signifikansi untuk variabel LDR (𝑋2) 0,00. Nilai sigh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, yaitu nilai 0,017<0,05. maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel (𝑋2) mempunyai thitung yakni 2,450 dengan ttabel=2,003. Jadi thitung>ttabel yang berarti bahwa Variabel LDR (𝑋2), berpengaruh signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y). Dengan demikian Hipotesis yang menyatakan bahwa Secara Partial, LDR (𝑋2) tidak berpengaruh signifikan (ROA) Return On Asset (Y). Harus Ditolak. Sebaliknya Hipotesis yang menyatakan bahwa Secara Partial, LDR (𝑋2) berpengaruh signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y), Harus Diterima. c. Pengaruh NIM (𝑿𝟑 ) Secara Partial terhadap ROA (Y) Berdasarkan dari hasil analisis Perhitungan Regresi pada table : 4.6 : Coefficientsa diatas diketahui bahwa Nilai Signifikansi untuk variabel NIM (𝑋3), 0,00. Nilai sigh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, yaitu nilai 0,006<0,05. maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel (𝑋2) mempunyai thitung yakni 2,884 dengan ttabel=2,003. Jadi thitung>ttabel yang berarti bahwa Variabel NIM (𝑋3), berpengaruh signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y). Dengan demikian Hipotesis yang menyatakan bahwa Secara Partial, NIM (𝑋3), tidak berpengaruh signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y), Harus Ditolak. Sebaliknya Hipotesis yang menyatakan bahwa Secara Partial, NIM (𝑋3), berpengaruh signifikan LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 32

terhadap (ROA) Return On Asset (Y), Harus Diterima.(ROA) Return On Asset (Y).

2. Uji-F Pengujian secara simultan ini akan menggunakan Analisis of Variance (ANOVA), yang dihasilkan dengan menggunakan IBM SPSS Statistic versi 20. Berikut ini disajikan hasil Analisis Of Variance (ANOVA). ANOVAa Sum of Model 1

Squares

Mean Df

Square

Regression

73,039

3

24,346

Residual

57,214

56

1,022

130,254

59

Total

F 23,830

Sig. ,000b

a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), NIM, LDR, NPL

Berdasarkan Tabel 4.7 : ANOVAa diatas dapat dilihat bahwa nilai Sig. dari hasil statistik adalah sebesar 0,000 yang berarti nilai 0,000<0,05, Maka 𝐻0 harus ditolak artinya NPL (𝑋1), LDR (𝑋2 ), dan NIM (𝑋3), Secara Simultan Berpengaruh Signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y). Berdasarkan dengan nilai pengujian 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (23,830)> 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (2,77), maka NPL (𝑋1), LDR (𝑋2), dan NIM (𝑋3 ), berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Return On Asset Maka Dapat ditarik kesimpulan bahwa 𝐻0 harus ditolak dan 𝐻1 Diterima Jadi Variabel NPL (𝑋1), LDR (𝑋2), dan NIM (𝑋3 ), Secara Simultan Berpengaruh positif dan Signifikan terhadap (ROA) Return On Asset (Y).

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kesimpulan Berdasarkan hasil uraian dan analisis yang penulis lakukan pada bab-bab sebelumnya, khususnya pada Bab IV yaitu pengujian Hipotesis dan perhitungan statistik dengan menggunakan regresi berganda mengenai Pengaruh Risiko Kredit (Non Performing Loan); Risiko Likuiditas (Loan to Deposit Ratio); dan Earnings ( Nett Interest Margin) terhadap Profitabilitas (ROA), studi kasus pada Perbankan Syariah dengan Kapitalisasi terbesar di Indonesia periode 2012-2014, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian statistik melalui SPSS 20.0 Analisis Regresi Berganda pada Simultan test (Uji-F) maka didapat hasil Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Earnings (NIM) secara bersama-sama (Simultan) berpengaruh Signifikan terhadap Profitabilitas. Sehubungan dengan hal tersebut dapat dilihat pada Koefisien Determinasi berdasarkan perhitungan rata-rata selama tiga periode (tahun 2012-2014) yaitu diperoleh nilai R Square 0,762, menunjukan bahwa korelasi atau hubungan antara Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Earnings (NIM) terhadap Profotabilitas (ROA) adalah Kuat karena Nilai 0,762 mendekati nilai 1. Selain itu, Nilai Adjusted R Square 0,717 maka koefisien Determinasinya sama dengan 71,7% yang artinya Profotabilitas (Y) ditunjang Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Earnings (NIM) sebesar 71,7% Sedangkan sisanya 28,3% ditunjang oleh variabel lain yang tidak dihitung dalam penelitian ini.

Hasil Diskusi dan saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis Rasio Keuangan tentang Risiko Kredit (NPL), Risiko Likuiditas (LDR) dan Earnings (NIM) terhadap Profotabilitas pada Perbankan Syariah terbesar di Indonesia, maka penulis ingin menyampaikan Saran-sarannya yaitu sebagai berikut :

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 34

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi pihak manajemen Bank Syariah dapat memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi tingkat Profitabilitas yaitu Risiko Kredit, Risiko Likuiditas dan Earnings karena ketiga

Aspek

ini

terbukti

berpengaruh Signifikan

terhadap tingkat

Profitabilitas baik secara teori maupun prakteknya. Dengan demikian pihak manajemen bank dapat memaksimalkan kinerja keuangan yang berdampak pada peningkatan Profitabilitas. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengujian dengan menggunakan variabel dan indikator yang lain, misalnya Profitabilitas menggunakan Indikator ROE (Return On Equity); Risiko Pasar menggunakan indikator IRR (Interest Rate Risk); Risiko Likuiditas menggunakan indikator LAR (Loan to Asset Ratio) dan Cash Ratio; Capital menggunakan indikator CAR (Capital Adequacy Ratio) sehingga dapat menemukan variabel lain yang memngaruhi tingkat Profitabilitas disamping variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Hendaknya Bagi Peneliti Selanjutnya, dapat melakukan penelitian comparatif tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Profitabilitas pada Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional sehingga bisa dilihat konsistensi variabel yang digunakan pada dua jenis Perbankan yang berbeda.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 35

DAFTAR PUSTAKA

Ade Arthesa & Edia Handiman. 2006. Bank dan lembaga keuangan bukan bank. Jakarta: PT.INDEKS kelompok Gramedia. Almilia, Luciana Spica, dan Winny Herdiningtyas, 2005. “Analisa Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 7 Nomor 2, STIE Perbanas, Surabaya, hal 12. Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan lain. Edisi kedua. Jakarta : Salemba Empat. Dahlan Siamat, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Darmawi, Herman. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Djarwanto, Drs Ps. 2010. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.edisi kesatu. Ekananda, Mahyus (2007). Pengujian Asumsi Dasar. Bahan Ajar. Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik. Universitas Indonesia. Jakarta Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi, Bumi Aksara:Jakarta. Irmayanto, Juli dkk. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Universitas Trisakti. Jumingan, S.E, M.M, M.Si. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Kuncoro, M., dan Suhardjono. (2002). Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, 1st ed. Yogyakarta: BPFE. Mawardi, Wisnu. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun)”, Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, hal. 83-94. Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Permana, Bayu Aji. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 36

Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com., Akt. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro Retnadi, Djoko. 2006. Memilih Bank yang Sehat: Kenali Kinerja dan Pelayanannya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah

Jurnal, Skripsi dan Tesis : Atmini, Sari. (2014). " Manfaat Lab dan Arus Kas untuk memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Textile Mill Products dan Apparel and other Textile Products yang tedaftar di Bursa Efek Jakarta ". Jurnal : Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya. Djongkang, Fanni dan Rita,maria Rio (2014). 'Manfaat Laba dan Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress". Jurnal : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristern Satya Wacana. Fauzi, Achmad (2015). tentang “Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas, Likuiditas, dan Capital terhadap Indeks Harga Saham Individu Pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014”. Skripsi : Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Nusantara. Platt, H. and M.B. Platt. 1990. Development of a Class of Stable Predictive Variables: The Case of Bankruptcy Predictions. Journal of Business Finance & Accounting, 17: 31-51. Wahyuningtyas, Fitria. (2010). "Penggunaan Laba dan Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress (Studi Kasus pada perusahaan bukan bank yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2005-2008”. Skripsi : Fakultas Ekonomi, Universitas Dipenegoro.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 37

Widodo, E. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi. Makalah yang disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15-16 September.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN AKUNTANSI 2014/2015 | 38

More Documents from "fifi"