Resep Osce-2.docx

  • Uploaded by: Andika Damanik
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resep Osce-2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,625
  • Pages: 14
BUKU DAFTAR OBAT DAN PENULISAN

RESEP OSCE Pendekatan diagnosis persubbagian

Oleh : cumi

1

Tingkat kemampuan yang harus dicapai (SKDI) Tingkat Kemampuan 1    

Tingkat Kemampuan 2   

Mengenali dan menjelaskan

mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

mendiagnosis dan merujuk

membuat diagnosis klinik menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 3

mendiagnosis, penatalaksanaan awal, dan merujuk

3A. Bukan gawat darurat  membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat.  menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien  mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 3B. Gawat darurat  membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.  menentukan rujukan yang paling tepat  menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan

Tingkat Kemampuan 4

mendiagnosis, penatalaksanaan mandiri dan tuntas



secara

mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B.Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

2

NEUROLOGI Migrain .....................................................................................................4 Tension Type Headache ...........................................................................5 Cluster Type Headache............................................................................5 Vertigo .....................................................................................................6 Bell’s palsy...............................................................................................6 Tetanus.....................................................................................................7 Neuralgia Trigeminal ...............................................................................8 Rabies ......................................................................................................8 Stroke iskemik .........................................................................................9 Stroke hemoragik .....................................................................................9

3

Lokasi Karakteristik Durasi Serangan Intensitas Diperberat

Migrain Unilateral pulsating 4-72 jam Minimal 5x Sedang-berat aktivitas

Keluhan tambahan

Mual muntah, fotofobia

Tension Headache Bilateral Mengikat 30 menit- 7hari Minimal 10x Ringan-sedang Tidak dipengaruhi aktivitas Mual (-) Bisa disertai fotofobia, fonofobi, pericranial tenderness

Cluster Unilateral,orbita Episodic 15-180 menit Minimal 5x berat

Injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal, rinore, edema palpebra

Migrain Prinsip terapi Terapi abortif migrain: - Abortif non spesifik : analgetik, NSAID - Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, Diberikan jika terapi abortif spesifik tidak memberikan respon. Terapi profilaksis migrain: - Beta bloker : Propanolol 80-240 mg/hari (lini pertama) (A) Timolol 10-15 mg 2x/hari ( alternatif) (A) - Antiepilepsi : Asam valproate 400-1000 mg/hari (A) - Antidepresan : Amitriptilin 10-75 mg (B) Abortif non spesifik R/ aspirin 500 mg tab No. XVIII S 3dd tab II pc prn

R/ Ibuprofen 400 mg tab No. XVIII S 3dd tab I pc prn



R/ Paracetamol 500mg tab No. XVIII S 3dd tab II pc prn 



Atau analgetik lain

Abortif spesifik R/ Sumatriptan 50 mg tab No. III S 2 dd tab I prn

R/ Ergotamin tartrat 2mg tab No. III S 3dd tab 1 prn 4



*Ergotamin tidak direkomendasikan untuk migrain ikut (A)

Terapi lain : Antiemetik Antiemetik R/Metoklopramid 10 mg tabNo.XVIII S 3dd tab II ac prn

R/ Domperidon 10 mg tab No. XVIII S 3dd tab 2 ac prn





Tension Type Headache Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu, yaitu dengan: Analgetik Untuk tipe kronis bisa ditambahkan antidepresan (amitriptilin) atau antianxietas (benzodiazepine) Analgetik R/ aspirin 500 mg tab No. XVIII S 2dd tab I pc prn

R/ Ibuprofen 400 mg tab No. XVIII S 3dd tab I pc prn



R/ Paracetamol 500mg tab No. XVIII S 3dd tab II pc prn 

Kombinasi : 325 aspirin, asetaminofen +40 mg kafein

Cluster Type Headache

Tatalaksana akut R/ Nasal Canule No. I S imm  R/ Sumatriptan 50 mg tab No III S 2 dd tab I prn 

R/ Dihydroergotamin 1 amp No. II S imm 

5



Dihidroergotamin (DHE ) 0,5–1,5 mg i.v. akan mengurangi nyeri dalam 10 menit; Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg, akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-15 menit; dapat diulang setelah 24 jam *pada PPK 1, cukup dengan stabilisasi, kemudian rujuk ke PPK 2 (RS tipe B dan C)

Vertigo Tatalaksana: Vestibular exercise dengan metode BrandDaroff, Epley maneuver

Antihistamin R/ Dimenhidrinat 50 mg tab No XXI S 3dd tab I pc prn 

R/ Difenhidramin HCl 50 mg tab No. XXI S 3dd tab I pc 

R/ Betahistin Mesylate 6 mg tab No XXI S 3dd tab I pc prn 

R/ Betahistin HCl 8 mg tab No XXI S 3dd tab I pc prn



*pada PPK 1,vertigo vestibular tipe sentral harus dirujuk ke PPK 2 * Efek samping dimenhidrinat : mengantuk. Edukasi.

Bell’s palsy R/ Prednisone 5 mg tab No. LX  untuk 6 hari S 5dd tab 2 pc  R/ Asiklovir 400 mg tab No. XXX S 3dd tab I pc



R/Artificial tear eye drop fl No I S 4dd gtt 2 OD/OS



Steroid dan asiklovir efektif dalam pengobatan Bell’s palsy (American Academy Neurology/AAN 2011)

6

Tetanus Derajat penyakit tetanus (Modifikasi Klasifikasi Albleet) 1. Grade 1 (ringan) Trismus ringan sampai sedang, spamisitas umum, tidak ada penyulit pernafasan, tidak ada spasme, sedikit atau tidak ada disfagia. 2. Grade 2 (sedang) Trismus sedang, rigiditas lebih jelas, spasme ringan atau sedang namun singkat, penyulit pernafasan sedang dengan takipneu. 3. Grade 3 (berat) Trismus berat, spastisitas umum, spasme spontan yang lama dan sering, serangan apneu, disfagia berat, spasme memanjang spontan yang sering dan terjadi refleks, penyulit pernafasan disertai dengan takipneu, takikardi, aktivitas sistem saraf otonom sedang yang terus meningkat. 4. Grade 4 (sangat berat) Gejala pada grade 3 ditambah gangguan otonom yang berat, sering kali menyebabkan “autonomic storm”.

Manajemen terapi R/ Metronidazole 500mg/100ml inj fl No.II S imm  R/ Penicillin Prokain 1,2jt IU inj No. I S imm



R/ ATS 50.000 IU amp No. I S pro inj



R/ TT 0,5ml vial No. I S pro inj



R/ Spuit 3cc No. I S imm

Bisa ditambah diazepam jika terjadi kejang

Manajemen nonfarmakologi: Rawat inap, Manajemen luka, pengawasan, ruang isolasi, cairan dan elektrolit, antipiretik Rekomendasi manajemen luka traumatik  Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridemen.  Riwayat imunisasi tetanus pasien perlu didapatkan. 7



 

jika riwayat imunisasi tidak diketahui, TT dapat diberikan. Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10 tahun, maka tetanus imunoglobulin (TIg) harus diberikan.

Neuralgia Trigeminal

Antikonvulsan R/ Gabapentin 100 mg caps No XXI S 3dd tab I pc 

R/ Karbamazepin 200 mg tab No XIV S 2dd tab I pc prn 

Dosis diberikan menyesuaikan, bertahap sampai gejala hilang *Pada PPK 1, hanya skrining diagnostik, rujuk ke PPK 2 untuk tatalaksana medis lebih lanjut

Rabies

Manajemen terapi R/ Serum anti rabies inj. fl No I (im) S imm



R/ Vaksin anti rabies inj. fl No. I S imm



R/ Spuit 3cc No. I S imm



Dosis Serum Anti Rabies (SAR): Serum heterolog (berasal dari serum kuda), dosis 40 IU/kgBB Serum homolog (berasal dari serum manusia), dosis 20 IU/kgBB, disuntikkan infiltrasi pada luka sebanyak banyaknya, kemudian sisanya disuntikkan secara IM Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) /post-exposure prophylaxis atau “PEP”VAR secara IM pada otot deltoid atau anterolateral paha dengan: dosis 0,5 ml pada hari 0, 3,7,14, 28 (regimen Essen atau rekomendasi WHO),

8

VAR 0,5 ml pada hari 0, 7, 21 (regimen Zagreb/rekomendasi Depkes RI). Manajemen nonfarmakologi : isolasi pasien, luka gigitan harus dicuci dengan air sabun/deterjen 5-10 menit kemudian bilas, lalu debridement dan desinfeksi dengan alcohol 40-70 persen. -

Stroke iskemik R/ Nicardipin inj S imm



*di PPK 1 , pasien dicurigai TIA atau stroke akut setelah diberikan penanganan awal ABC, segera rujuk ke faskes sekunder (dr spS)

Stroke hemoragik Tatalaksana awal :ABC R/ Mannitol 20% flc No. I S imm



R/ Nasal canul No I S imm

R/ Nicardipin inj S imm



R/ Infusion set No. I S imm



R/ Abocath 18 No. I S imm



R/ Ringer Laktat fl No. I S imm



*di PPK 1 , pasien dicurigai TIA atau stroke akut setelah diberikan penanganan awal ABC, segera rujuk ke faskes sekunder (dr spS)

9

Buku Acuan 1. 2. 3. 4. 5.

Buku Panduan Praktik Klinis Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, 2014. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri kepala, Konsensus Nasional V Pokdi Nyeri Kepala Perdossi, 2016. The International Classification of Headache Disorders 3th.Ed., 2013 Pocket synopsis: Obat di Indonesia. 2016

10

INTERNA 1. Hematologi 2. Respirasi 3. Kardiovaskuler

11

Hipertensi Guideline terapi hipertensi JNC 8

12

Dalam pemilihan terapi hipertensi, harus diperhatikan indikasi dan kontraindikasi penggunaan obat antihipertensi. Pada sebagian besar kondisi, first line yang direkomendasikan adalah golongan ACEi/ARB serta diuretic, namun pemilihan ketiga obat ini dikontraindikasikan pada ibu hamil.

Hipertensi

Hipertensi Hipertensi Hipertensi SEDIAAN OBAT Obat Parasetamol

Tab

Sediaan Analgetik Tab sup

Dosis Syr

500 mg

125, 250 mg

250mg/5ml 160mg/5ml

Ibuprofen

200,400, 600 mg

125 mg

Susp 100mg/5ml 200mg/5ml

Sumatriptan

50, 100 mg

Bentuk lain : inj SC dan nasal spray

Ergotamin Dihidroergotamin

1 mg Inj. iv Antiemetik 13

10-15 mg/kgBB per 4-8 jam D: 500 mg-650mg perkali minum 5-10 mg/kgBB per 4-8 jam D: 200-400 mg 50-100 mg perkali serangan, diulang interval 2 jam 1-2 mg sublingual

Metoklopramid Domperidon

5, 10 mg 10 mg

5mg/5ml Susp 5mg/5ml Inj. 2 mg/ml, amp 2 ml Inj. 2 mg/ml amp 4 ml Antivirus

Ondansentron

4, 8 mg

Asiklovir Valasiklovir

200,400 mg 500 mg

Prednison

5 mg

Dexamethasone

0,5 mg

Inj. 5 mg/ml, amp 1 ml

Metilprednisolon

4,8,16 mg

Inj. 500 mg per vial

Betahistin HCl

8.24 mg

Betahistin Mesylate

6 mg

Difenhidramin

50 mg

D: 10-20 mg/8 jam

Max 8 mg per 6-12 jam 400 mg 5x /hari, selama 10 hari (tergantung penyakit)

Kortikosteroid

24-48 mg/hari dosis terbagi 6-12 mg, 3x sehari Antihistamin Inj. 10 mg/ml, amp ml

Dimenhidrinat Karbamazepin

200 mg

Gabapentin

Caps 100, 300 mg

1 mg/kg BB Terbagi dalam 2-4x sehari Dosis umum Po: 0,5-9 mg/hari tergantung penyakit Iv/im: 0,2-0,5 mg/kgBB/hari Diberikan tiap 6-12 jam

Antikonvulsan Syr 100mg/5ml, botol 120ml

14

1-2 mg/kgBB D: 50-100 mg setiap 6-8 jam

Related Documents

Resep
October 2019 57
Resep
August 2019 58
Resep-bahagia
December 2019 39
Resep Gado.docx
April 2020 11
Resep Masakan.docx
April 2020 15
Resep Brownies
July 2020 13

More Documents from ""

Resep Osce-2.docx
December 2019 4
Nasri Zahari
June 2020 33
Sfac.docx
November 2019 52
Jaar-11-2015-0096.pdf
November 2019 97