Reptil Nabillah Hazimah.doc

  • Uploaded by: Nabillah Hazimah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Reptil Nabillah Hazimah.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,701
  • Pages: 22
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA IDENTFIKASI MORFOLOGI DAN KUNCI DETERMINASI KELAS REPTILIA

OLEH: KELOMPOK IA NABILLAH HAZIMAH

(1710423009)

DEA SYARANITA

(1710421003)

TITIEK RUKMINI

(1710421027)

PANJI CHRISTY

(1710422007)

MELDA YUNITA SARI

(1710422017)

RESA ELITA

(1710423029)

ASISTEN PJ: UMMI KURNIA PUTRI THORIQ ALFATH LABORATORIUM TEACHING IV JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2018

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata reptilia berasal dari bahasa Latin, yaitu reptile yang berarti luar.Anggota Reptil sekitar 6.000 species yang kebanyakan hidup di daeraj tropis dansubtropis. Reptil berkembang biak dengan ovipar atau ovovivipar. Semua anggotareptil memiliki telur yang terbungkus cangkang. Reptilia mempunyai kulit-kulityang tebal yang mengandung keratin dan impermeabel terhadap air. Kelompok hewan ini mengalami pergantian kulit setiap tahun. Reptilia mempunyai paru-paruyang berkembang dibandingkan paru-paru Amphibia. Kebanyaka reptilmempunyai jantung yang hampir terbagi menjadi empat (Akhyar, 2004). Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapipada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekaliseperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksitungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap jarinya bercakar.Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru (Zug, 1993). Reptilia berkembang dari zaman Labyrinthodontia 50 juta tahun yang lalu sesudah amphibi berkembang. Pada zaman itu kelompok reptil merupakan kelompok yang paling banyak diantara vertebrata lainnya. Reptilia merupakan kelas pertama dari Tetrapoda yang strukturnya lengkap, termasuk selaput embrio dan kulitnya yang tahan terhadap kekeringan. Sepanjang zaman itu reptil ditemukan dengan bermacammacam genera mulai hewan kecil sampai yang besar, herbivora sampai karnivora, dan dari yang lamban sampai yang lincah dalam bergerak (Bennet, 1999). Anggota Reptil dari kelompok kadal merupakan hewan karnivora. Mereka memakan serangga, bahkan ada yang memakan sesamanya. Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya

tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti padaserpentes dan sebagian lacertilian (Hidayat, 2011). Reptil terdiri dari empat ordo yaitu Testudinata, Rhynchochephalia atau Tuatara, Squamata dan Crocodilia. Sub kelas dari Testudinata adalah pleurodira, cryptodira, paracrytodira. Sub ordo dari Squamata adalah sauria (kadal) dan serpentes (ular). Sub ordo dari Crocodilia adalah gavial, alligator, dan crocodilidae (Pope, 1956). Oleh karena itu, untuk membuat suatu system klasifikasi diperlukan adanya pengamatan morfologi. Reptil merupakan kelompok hewan ectothermic, yaitu hewan yang suhu tubuhnya sangat tergantung pada suhu lingkungan di sekitarnya. Reptil membutuhkan sumber panas dari luar tubuhnya untuk meningkatkan suhu tubuh agar dapat beraktivitas secara normal. Untuk meningkatkan suhu tubuh hingga mencapai suhu yang sesuai, biasanya reptil berjemur di bawah sinar matahari atau menyerap panas dari permukaan batu atau tanah yang hangat. Sebaliknya untuk menurunkan suhu tubuhnya atau mengatur suhu tubuhnya agar tetap optimum, reptil biasanya berlindung di bawah naungan atau mengubah bentuk tubuhnya untuk mengurangi penguapan. Regulasi suhu tubuh tersebut sangat ideal bagi reptil yang hidup di daerah tropik namun sangat tidak menguntungkan bagi reptil di daerah dingin (Ario, 2010). Berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan lebih lanjut mengenai kelas reptilia. Praktikum ini berfungsi untuk meninkatkan pengetahuan dalam bidang pengamatan morfologi, identifikasi dan pembuatan kunci determinasi. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari karakter morfologi dalam identifikasi hewan vertebrata dan mempelajari pembuatan kunci determinasi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Reptil terdiri dari empat ordo yaitu Testudinata, Rhynchochephalia atau Tuatara, Squamata dan Crocodilia. Sub kelas dari Testudinata adalah pleurodira, cryptodira, paracrytodira. Sub ordo dari Squamata adalah sauria (kadal) dan serpents (ular). Sub ordo dari Crocodilia adalah gavial, alligator, dan crocodilidae (Goin, 1971). Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan peru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnyadan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas ataumelakukan pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Zug, 1993). Ordo dari Testudinata seperti kura-kura memiliki tempurung kura-kura yang terdiri dari karapaks berbentuk cembung di bagian dorsal, dan plastron yang bentuknya relatif datar atau rata di bagian ventral. Pada bagian karapaks terdapat tulang vertebra/ neural, tulang pleural, tulang suprapygal, tulang pygal, tulang nuchal dan tulang peripheral. Pada bagian plastron terdapat tulang epiplastron, tulang entoplastron, tulang hyoplastron, tulang mesoplastron, dan tulang xiphiplastron. Di atas tulang-tulang penyusun karapaks dan plastron terdapat lapisan yang disebut keping perisai. Keping perisai pada karapaks terdiri dari keping vertebral, keping costal, keping marginal, keping nuchal, dan keping supracaudal. Keping perisai pada plastron terdiri dari keping gular, keping humeral, keping pectoral, keping abdominal, keping anal,dan keping femoral. Pada beberapa famili ada yang tidak

dilapisi dengan keping perisai seperti pada Famili Trionychidae dan Famili Charettochelydae (Iskandar, 2000) Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub ordo tertentu mengalami pergantian kulit. Pergantian kulit secara total terjadi pada anggota sub-ordo ophidia dan pada anggota sub-ordo lacertilia pergantian kulit terjadi secara sebagian. Sedangkan pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Jasin, 1992). Menurut Bauer (1998), ordo Squamata dibagi lebih lanjut menjadi tiga sub ordo, diantaraya Sauria/Lacertilia atau kadal; Amphisbaenia; dan Serpentes/Ophidia atau ular. Kadal merupakan kelompok terbesar dalam reptil. Kadal terdiri dari 3.751 jenis dalam 383 genus dan 16 famili, atau 51% dari seluruh jenis reptil. Amphisbaenia terdiri dari empat famili dan dibagi menjadi 21 genus dan 140 jenis, atau sekitar 2% dari seluruh reptil. Ular atau Serpentes terdiri dari 102,389 jenis, 471 genus, 11 famili atau sekitar 42% dari seluruh jenis reptil (Halliday dan Adler, 2000). Subordo serpentes dikenal dengan keunikannya yaitu merupakan Reptilia yang seluruh anggotanya tidak berkaki (kaki mereduksi) dari ciri-ciri ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini. Ciri lain dari subordo ini adalah seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak mata. Sedangkan fungsi pelindung mata digantikan oleh sisik yang transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata yang lain, pertemuan tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan ligament elastic (Brotowidjoyo, 1989). Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ tubuhnya termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri

umumnya vestigial atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Yatim, 1985). Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu Aglypha (tidak memiliki gigi bisa) Contohnya pada Famili Pythonidae, dan Boidae. Proteroglypha (memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka). Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae. Solenoglypha (memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat tidak dibutuhkan). Contohnya pada Famili Viperidae. Ophistoglypha (memiliki gigi bisanya yang terdapat di deretan gigi belakangnya) Contohnya pada Famili Hydrophiidae (Djuhanda, 1983). Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikelkiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur.Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhulingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukanmekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordoreptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordoLacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia. (Zug, 1993). Reptil mempunyai daerah persebaran yang sangat luas di dunia, menempati semua benua kecuali Antartika, dapat dijumpai dari laut, sungai, darat, tepi pantai, hutan dataran rendah sampai pegunungan, namun demikian bukan berarti setiap jenis amfibi dan reptil dapat dijumpai di semua tempat. Beberapa jenis amfibi dan reptil memiliki daerah sebaran yang sempit dan terbatas, kadang hanya dijumpai pada tipe

habitat spesifik, sehingga jenis-jenis yang mempunyai habitat spesifik sangat baik digunakan sebagai jenis indikator terjadinya perubahan lingkungan. Satu dari banyak komponen yang menjadi aspek pengelolaan adalah herpetofauna (kelompok spesies dari reptil dan amfibi) yang ada di dalam kawasan konservasi. Sebagaimana telah diketahui, keberadaan herpetofauna di dalam sebuah kawasan berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem dan penanda indikator perubahannya, dengan peranannya di alam antara lain, pengendali hama (jenis-jenis pemakan tikus 15 dan juga serangga) dan tentunya sebagai sumber plasma nutfah. (Setiawan, 2013).

BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM I.1 Waktu dan Tempat Praktikum Sistematika Hewan Vertebrata tentang Actynopterygii dilaksanakan pada hari Senin, 15 Oktober 2018 pukul 13.30-16.00 WIB di Laboratorium Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. I.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu busa hitam, kamera digital/handphone, penggaris dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Hemidactilus frenatus, Cyclemis dentata, Draco volans, Eutropis multifasciata, Dogonia subplana, Dendrelapis pictus, Tropidolaemus waglerii, dan Malayophython reticulatus. I.3 Cara Kerja Reptil diberi perlakuan agar tidak bergerak saat diamati

Reptil diletakan di atas bak bedah dengan alat ukur Reptil difoto dengan kamera

Reptil diukur dan diamati sesuai karakter morfometrik

Hasil dicatat di data sheet

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Non Serpentes 4.1.1 Draco volans (Cicak Terbang) Filum

: Chordates

Subfilum

: Vertebrata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Famili

: Agamidae

Genus

: Draco

Spesies

: Draco volans (Linnaeus, 1758)

Sumber

: Reptil Database, 2018

Gambar 1. Draco volans

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran total length (TL) 220 mm, snout-to-vent length (SVL) 80 mm, tail length (TAIL) 120 mm, tympanium diameter (TD) 1 mm, eye diameter (ED) 2 mm, head width (HW) 8 mm, head length (HL) 15 mm, FFL 25 mm, LFL 20 mm, UFL 10 mm, HFL 15 mm, LHL 10 mm, UHL 10 mm, body length (BL) 60 mm. Draco volans atau klarap adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam famili Agamidae. Ekor klarap yang cukup panjang berfungsi sebagai alat bantu kemudi saat melayang. Pada klarap, mekanisme perlindungan dirinya tidak dilakukan dengan autotomi ekor karena klarap tidak memiliki struktur ekor khusus untuk melakukan kemampuan atutotomi. Menurut Soesilo (1985), ekor klarap berfungsi sebagai alat untuk berpegangan pada dahan dan ranting. Degan tidak adanya kemampuan autotomi ekor, fungsi ekor klarap sebagai alat keseimbangan pada saat berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain dapat dilakukan dengan baik tanpa jatuh.

4.1.2 Cyclemis dentata Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Testudinae

Famili

: Geoemydinae

Genus

: Cyclemis

Spesies

: Cyclemis dentata Gray, 1831

Sumber

: Reptile database, 2018

Gambar 1. Cyclemis dentata

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran toal length (TL) 240 m, snout-to-vent length (SVL) 260 mm, tail length (TAIL) 40 mm, eye diameter (ED) 6 mm, head width (HW) 25 mm, front foot length (FFL) 30 mm, body length (BL) 180 mm, TVST 50 mm, TPST 40 mm, TMST 120 mm, warna coklat. Cyclemis dentata merupakan salah satu kura-kura yang hidup di air tawar, seperti di sungai besar atau kecil yang memiliki arus tenang. Kura-kura ini memiliki lima keping sisik vertebral yang menonjol pada bagian tengah punggungnya. Pada leher terdapat corak garis-garis memanjang berwarna kuning kemerahan. Panjang tempurungnya

(karapaks)

mencapai

240 mm,

dengan

sisik vertebral di tengah punggungnya (Iskandar, 2000).

lima

buah

keping

4.1.3 Dogania subplana Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Testudinata

Famili

: Trionychidae

Genus

: Dogania

Spesies

: Dogonia subplana (Geoffroy, 1809)

Sumber

: Reptile Database, 2018

Gambar 3. Dogania subplana

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran toal length (TL) 210 m, snout-to-vent length (SVL) 210 mm, tail length (TAIL) 20 mm, eye diameter (ED) 3 mm, head width (HW) 3 mm, head length (HL) 35 mm, snout length (SL) 60 mm, fore foot length FFL 50 mm, LFL 60 mm, UFL 50 mm, body length (BL) 120 mm, warna coklat. Dogania subplana atau Labi-labi ini dicirikan dengan bentuk karapasnya yang pipih, berbentuk oval dan dengan kepala besar. Batang hidung relatif pendek dan mengarah ke bawah. Pada karapas, biasanya terdapat 2 atau 3 pasang bulatan hitam dan garis hitam di sepanjang tulang belakangnya. Panjang karapas dapat mencapai 30 cm. Labi-labi dewasa berwarna coklat pucat atau hijau pucat kekuningan pada karapasnya dan bagian plastron berwarna krem atau abu-abu. Pada bagian pipi dan samping leher terdapat warna kemerahan memanjang. Sebaran di Indonesia meliputi pulau Jawa, Sumatera, Belitung, Natuna dan Kalimantan. Selain di Indonesia, labi-labi ini juga tersebar di Malaysia, Thailand, Malaysia dan Singapura. Hidup di sungai dengan arus lambat di dalam hutan terutama di daerah pegunungan, memangsa ikan, udang dan binatang air lain, selain itu juga makan alga dan buah yang jatuh ke sungai. Bertelur dengan jumlah 3 – 7 butir setiap tahun dengan diameter telur 22 – 31 mm (Lim dan Das, 1999).

4.1.4 Eutrophis multifasciata Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Famili

: Scincidae

Genus

: Eutropis

Spesies

: Eutropis multifasciata, Kuhl, 1820

Sumber

: Reptil Database, 2018

Gambar 4. Euthrophis multifasciata

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran total length (TL) 220 mm, snout-to-vent length (SVL) 160 mm, tail length (TAIL) 40 mm, tympanium diameter (TD) 1 mm, eye diameter (ED) 2 mm, head width (HW) 9 mm, head length (HL) 12 mm, FFL 25 mm, LFL 10 mm, UFL 10 mm, HFL 15 mm, LHL 10 mm, UHL 10 mm, body length (BL) 70 mm, memiliki warna coklat. Eutropis multifasciata memiliki punggung berwarna cokelat zaitun, dengan jalur coklat gelap bertepi terang keputih-putihan atau kekuning kuningan di sisi badannya. Kerongkongan, pada hewan jantan dewasa merah terang kadang-kadang berbintik gelap, pada hewan betina berwarna krem tak berpola. Perut berwarna putih kehijauan (Das, 2010). Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang. Bagian ekor berbentuk silindris, pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali panjang badan ditambah kepala (Kastawi dkk, 1992).

4.1.5 Hemidactilus frenatus Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Famili

: Geckonidae

Genus

: Hemidactylus

Spesies

: Hemidactilus frenatus (Schneider, 1797)

Sumber

: Reptile Database, 2018

Gambar 5. Hemidactilus frenatus

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran total length (TL) 100 mm, snout-to-vent length (SVL) 65 mm, tail length (TAIL) 35 mm, tympanium diameter (TD) 2 mm, eye diameter (ED) 2 mm, head width (HW) 12 mm, head length (HL) 15 mm, snout-to-length (SL) 10 mm, FFL 25 mm, LFL 77 mm, UFL 5 mm, HFL 25 mm, LHL 10 mm, UHL 10 mm, memiliki warna krem. Hemidactilus frenatus memiliki bagian samping ekor memiliki tubercles yang membesar, tidak memiliki cuping atau penutup pada kulit baik di punggung ataupun kaki dan tungkai, jantan memiliki preanofemoral pore. Memiliki variasi warna yang bermacam -macam, mulai dari hijau kecoklatan hingga coklat pudar, terkadang memiliki garis berwarna gelap dan bagian bawah tubuh berwarna krem hingga beige. Ciri-ciri dari jenis ini adalah panjang tubuh maksimal 67 mm dengan bentuk tubuh kokoh dan agak memipih. Ukuran kepala besar dengan sisik supralabials berjumlah 9-12, dan sisik infralabials berkisar antara 7-10. Ekor bersegmen, dengan bagian dorsal halus, tidak memiliki webbing baik pada jari kaki depan ataupun jari kaki belakang. Jantannya memiliki 23-26 preanofemoral pore dan lamellae dibawah jari kaki ke empat berkisar antara 8-11 (Das, 2010).

4.2 Serpentes 4.2.1 Dendrelapis pictus Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Squmata

Famili

: Colubridae

Genus

: Dendrelapis

Spesies

: Dendrelapis pictus (Gmelin, 1789)

Sumber

: Reptile Database, 2018

Gambar 6. Dendrelaphis pictus

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran (PK) 20 mm, (PE) 120 mm, (DM) 5 mm, (PM) 5 mm, (TL) 880 mm, (JSIO) 6 mm, (JSSO) 2 mm, (SP) ada, (JSSL) 9 mm, (JSIL) 12 mm, (ST) ada, (SL) ada, (JSLB) 11 mm, (JSV) 172 mm, (JSE) 130 mm, (BK) rounded, (LP) ada, (BT) slender, (BP) rounded, (BSLB) smooth, (BSK) large, (BSE) single, berwarna coklat, tipe gigi aglypha. Dendrelaphis pictus (Ula Lidi Kepala) berwarna coklat, rostral tumpul, sisik bagian atas kepala besar, pada bagian lateral terdapat garis hitam melintasi lingkar mata yang membatasi warna krem hingga bagian ventral. Kepala bagian atas dan punggung berwarna perunggu, terdapat garis kuning atau krem pada sepanjang tubuh yang diikuti garis berwarna hitam (Merupakan salah satu karakter pembeda dengan Dendrelaphis lainnya) . Sisi kepala dan dagu berwarna putih. Terlihat bintik-bintik biru pada keadaan siaga atau terganggu, bagian ventral berwarna kuning hingga hijau muda. Ular ini memiliki panjang 1.430 mm (Cox, et al., 1998).

4.2.2 Malayophyton reticulatus Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Famili

: Pythonidae

Genus

: Phython

Spesies

: Malayophython reticulatus Schneider (1801)

Sumber

: Reptile Database, 2018

Gambar 7. Malayophyton reticulatus

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran (PK) 71 mm, (PE) 296 mm, (DM) 6 mm, (PM) 55 mm, (TL) mm, (JSIO) 60 mm, (JSSO) 30 mm, (SP) 30 mm, (JSSL) 240 mm, (JSIL) 250 mm, (ST) tidak ada, (SL) ada, JSLB 540 mm, memiliki warna coklat bercorak krem. Menurut Abel (1998), ular ini memiliki corak sisik yang indah dan unik. Corak sisik ular phyton merupakan perpaduan warna coklat, emas, hitam dan putih, sedangkan corak sisik ular sanca darah merah didominasi warna merah atau oranye atau kuning dengan motif totol berwarna abu-abu, hitam dan putih. Ular phyton merupakan ular terpanjang di dunia dan termasuk predator bertubuh besar. Menurut Mehrtens (1987), selama masa hidupnya, panjang tubuh ular sanca batik dapat mencapai 11meter dengan bobot badan mampu mencapai 158 kg.

4.2.3 Tropidolaemus waglerii Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Famili

: Viperidae

Genus

: Tropidolaemus

Spesies

: Tropidolaemus waglerii (Boie, 1827)

Sumber

: Reptile Database, 2018

Gambar 8. Tropidolaemus waglerii

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran (PK) 15 mm, (PE) 47 mm, (DM) 1 mm, (PM) 7 mm, Bentuk kepala (BK) triangularis , loreal pit (LP) tidak ada, (BT) slender, (BP) vertical, (BSLB) smooth, (BSK) kecil, (BSE) tunggal, berwarna hijau, tipe gigi selonoglypha. Tropidolaemus wagleri adalah salah satu spesies dari famili Viperidae tersebar luas di wilayah tropis Asia Tenggara dan merupakan ular berbisa yang sangat mudah dan umum ditemukan. Walaupun memiliki penyebaran luas namun spesies ini merupakan spesies kompleks yang memiliki banyak variasi Pesebaran yang luas memungkinkan terjadinya variasi pada morfologi (Vogel, David, Lutz, Rooijen, and Vidal., 2007)

BAB V. PENUTUP I.4 Kesimpulan 1. Hemidactilus frenatus seperti kadal atau berbentuk pipih dorsolateral dengan terbungkus bintil-bintil sisik yang dapat terkelupas sebagian 2. Cyclemis dentata adalah salah satu kura-kura yang hidup di air tawar, memiliki lima keping sisik vertebral ditengah punggungnya, keping ini terlihat menonjol pada punggungnya, pada leher terdapat garis-garis memanjang kuning kemerahan. 3. Draco volans memiliki Warna tubuh abu-abu kehitaman atau coklat gelap dengan garis-garis dan pola yang berfungsi dalam melakukan kamuflase terhadap predator. 4. Eutropis multifasciata badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan simetris. Lidahnya tipis dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan tersusun seperti genting. 5. Dogania subplana memiliki cangkang yang lunak dengan panjang tubuh 220 mm. Gigi hewan ini menyatu dan memiliki hidung yang menyerupai belalai. 6. Dendrelaphis pictus jenis ular yang kurus ramping, panjang hingga sekitar 1,5 m, meskipun pada umumnya kurang dari itu. Ekornya panjang, mencapai sepertiga dari panjang tubuh keseluruhan 7. Tropidolaemus wagleri merupakan salah satu ular berbisa yang hidup di dataran rendah dan semak belukar tepatnya persebarannya di Asia Tenggara 8. Malayopyton reticulatus Ular ini memiliki bintik kehitaman pada warna kulitnya yang berwarna coklat. Bentuk tubuh ular ini tipical dengan kepala yang meruncing. I.5 Saran Dalam melaksanakan praktikum ini sebaiknya perhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu teliti dalam melakukan pengamatan dan pengukuran morfologi objek tersebut, lakukan pembagian tugas untuk lebih mengefisiensikan waktu, hal-hal yang tidak dipahami dapat ditanyakan kepada asisten pendamping.

DAFTAR PUSTAKA Akhyar, S. Biologi. Grafindo : Jakarta, 2004. Bennet, D. 1999. Expedition Fieled Tachniques of Reptiland Amphibian. Royal Geografhycal: London. Brotowidjoyo.1989. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta Carr, A.1977. The Reptil he life. Time Books inc Alexandria Cox J. M. 1998. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore and Thailand. New Holland Publishers (UK) Ltd. London. Das, I. 2010. Reptiles of South-East Asia. New Holland Publishers. UK. Djuhanda, T. 1983. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Amico. Bandung Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Pebandingan Vertebrata I. CV. Armico: Bandung. Goin, C. J and O. B. Goin. 1971. Intoduction to Herpetology. Second edition. WH. Freeman and Company. San fransisco Halliday T dan Adler K. 2000. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. New York: Facts on File Inc. Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura&Buaya Indonesia&Papua Nugini. PALMedia Citra. Bandung. Kastawi, Yusuf, dkk. 2003. Vertebrata bagian II. Malang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang. Lim, B.L & I. Das. 1999. Turtles of Borneo and Peninsular Malaysia. Natural History Publications (Borneo). 151. Pope, CH. 1956. The Reptile World. Routledge and Kegal Paul Ltd : London.

Soesilo, N.P. 1985. Perbandingan struktur caudales beberapa Lacertilia. Laporan Penelitian Proyek PPPT-UGM 1984/1985. Lembaga Penelitian UGM Yogyakarta. Weber, M. 1915. The reptilia of The Indo-Australian Archipelago. Amsterdam Yatim, W. 1985. Biologi jilid II. Tarsito: Bandung. Vogel, G., P. David, M. Lutz., J. V.Rooijen, and N. Vidal. 2007. Revision of the Tropidolaemus wagleri-complex (Serpentes: Viperidae: Crotalinae). I. Definition of included taxa and redescription of Tropidolaemus wagleri (Boie, 1827). Zootaxa 1644: 1–40. Wuster, W. & Thorpe, R.S. (1989) Population of the Asiatic cobra (Naja naja) species complex in South-East Asia: reliability and random resampling. Biology Journal of the Linnean Society of London, (36): 391-409. Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians and Reptiles. Academic Press. London, p : 357 – 358.

LAMPIRAN 1. Dogania subplana a b c

Keterangan: a. Caput b. Squama c. Caudal

2. Draco volans b a

Keterangan: c

a. Caput b. Truncus c. Cauda

3. Dagonia subplana Keterangan:

a a

a. Moncong b. Karapaks

b

4. Cyclemis dentata Keterangan: a. Karapaks

5. Hemedactilus frenatus Keterangan: a. Caput b. Truncus c. Cauda a

c

b

6. Tripodalemus wagleri Keterangan: a. Caput b. Truncus c. Cauda

b c a

a

7. Dendrelaphis pictus Keterangan: c

b

a

a. Caput b. Truncus

c. Cauda

8. Malayophyton reticulatus Keterangan: a. Caput c

b

a

b. Truncus

c. Cauda

Related Documents


More Documents from "AuliaRahman"