Representation Of Princess Merida In Disney - Pak Hawasi.docx

  • Uploaded by: Risa Dewi Rahmawati
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Representation Of Princess Merida In Disney - Pak Hawasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,271
  • Pages: 9
REPRESENTATION OF PRINCESS MERIDA IN DISNEY’S MOVIE BRAVE A proposal to the English Department, Faculty of Letters Gunadarma University

Written by: Name

: Risa Dewi Rahmawati

NPM

: 16616464

FACULTY OF LETTER GUNADARMA UNIVERSITY DEPOK 2018

CHAPTER I INTRODUCTION

1.1 Latar Belakang

Salah satu perusahaan film animasi paling populer adalah Walt Disney. The Walt Disney Company dimulai pada tahun 1923, Pada tahun 1937, fitur animasi pertama Disney adalah "Snow White and The Seven Dwarfs" dirilis untuk pujian kritis dan kesuksesan di seluruh dunia. Pada tahun 2012 Disney merilis film yg berjudul “Brave” di produksi oleh Pixar Animation Studios. Di film ini terdapat konsep baru putri Disney melalui tokoh utama yaitu Merida, seperti penampilannya, karakteristik dan juga kisahnya sebagai putri Disney. Merida adalah seorang putri Skotlandia yang tinggal di DunBroch bersama orang tuanya, Raja Fergus dan Ratu Elinor. Dia memiliki tiga saudara laki-laki kembar tiga. Ibunya, Ratu Elinor memiliki harapan besar untuk Merida untuk menjadi wanita kerajaan yang tepat, tetapi itu bertentangan dengan ekspektasi Merida yang ingin mengendalikan takdirnya. Ratu Elinor selalu mengajarkannya bagaimana menjadi seorang puteri sejati, tetapi Merida tetap melakukan apa pun yang diinginkannya seperti berlatih memanah, menunggang kuda, dan mendaki gunung. Keinginan mereka yang berbeda menyebabkan perselisihan di antara mereka. Selain itu, Merida memiliki penampilan fisik yang berbeda dari putri lainnya. Dia memiliki kulit pucat, wajah bulat, bintik-bintik hitam di hidungnya, rambut merah keriting panjang, dan mata biru. Dia memiliki sifat yang pemberani, kekanakkanakan, pemberontak dan nekat. Deskripsi Merida sebagai seorang putri Disney dalam film ini jauh berbeda dengan putri-putri Disney lainnya, seperti Snow White dan Belle sebagai wanita kerajaan yang ideal dan anggun.

Berdasarkan cerita di atas, peneliti ingin menganalisis karakter yang diperankan Merida dalam film Brave, Film ini menunjukkan penampilan baru, karakteristik dan kisah putri yang sangat berbeda dari film Disney lainnya. Oleh karena itu, penulis juga menggunakan konsep masculinity untuk mengungkap sifat maskulin Merida sebagai seorang puteri.

1.2 Rumusan Masalah Penulis ingin fokus pada menganalisis Merida sebagai tokoh utama dalam film Brave yang tampaknya memiliki konsep berbeda dari putri Disney lainnya menggunakan teori karakter dan karakteristik. 1. Bagaimana film Brave menggambarkan seorang puteri dalam tokoh Princess Merida? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui film Brave menggambarkan seorang puteri dalam tokoh Princess Merida? 1.4 Pembatasan Penelitian Pembatasan penelitian ini adalah meneliti karakter pada tokoh utama yaitu Princess Merida dalam film Brave. Peneliti akan fokus hanya pada karakter Merida.

CHAPTER II DESKRIPSI TEORITIS

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang teori – teori yang akan diterapkan pada penelitian ini. Peneliti akan menjelaskan tentang representasi, karakter dan karakterisasi, dan film.

2.1 Representasi Banyak ahli yang berpendapat atau mengemukakan apa arti dari representasi. Representasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu representation. Representasi adalah perbuatan mewakili, keadaan diwakili, apa yang mewakili, atau perwakilan (Depdiknas, 2008). Representasi bisa juga diartikan sebagai gambaran (Rafiek, 2010). Representasi menampilkan berbagai fakta sebuah objek sehingga eksplorasi sebuah makna dapat dilakukan dengan maksimal (Ratna dalam Putra, 2012). Jika dikaitkan dengan bidang sastra, representasi dalam karya sastra merupakan penggambaran karya sastra terhadap suatu fenomena sosial. Representasi menggunakan bahasa dalam budaya tertentu. Itu tergantung pada bagaimana budaya itu memberi arti pada bahasa itu karena satu budaya dari orang lain berbeda. Bahasa adalah salah satu media di mana pikiran, konsep, gagasan, dan perasaan terwakili dalam budaya. Oleh karena itu, bahasa adalah alat utama dalam memahami representasi, sedangkan dalam film bahasa adalah kata-kata tertulis, suara bunyi dan gambar visual.

2.2 Karakter sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (Kbbi). Sedangkan menurut W. B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata

dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari berbagai macam penampilan fisik yang ada dalam tiap tingkah laku individu. Dalam dunia perfilman, film tidak akan terbentuk tanpa ada nya karakter di dalam tokoh – tokoh film. Sebab itu karakter dalam film sangatlah penting. Di setiap film tokoh utama selalu menjadi pusat perhatian karena memiliki karakter yang sangat khas atau berbeda – beda di setiap cerita.

1.3 Karakterisasi Karakterisasi adalah proses menghidupkan suatu karakter dalam film. Karakterisasi juga merupakan suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam drama, adalah orang-orang yang berkarakter. Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat. Terdapat berbagai cara untuk dapat menggambarkan suatu tokoh sesuai dengan karakter yang di inginkan; a) Karakterisasi Melalui Pemilihan Nama Sebuah cara karakterisasi yang penting dalam film adalah penggunaan nama yang memiliki ciri-ciri bunyi atau konotasi yang sesuai untuk membantu menggambarkan sebuah watak. Karena memilih nama melibatkan pemikiran yang cukup banyak, maka nama tidak boleh dianggap sepele. b) Karakterisasi Melalui Pergulatan Batin Cara yang paling mudah bagi seorang pembuat film untuk memperlihatkan pada kita pergulatan batin sebuah karakter ialah dengan membawa kita lewat suara ke dalam tokoh itu sendiri. Kita dapat membayangkan, mengingat dan memikirkan tentang pikiran-pikiran yang tidak diucapkan, angan-angan, harapan, aspirasi dan impian oleh si tokoh tersebut.

c) Karakterisasi Melalui Reaksi Tokoh – Tokoh Lain Cara karakter-karakter lain melihat seseorang dapat dipergunakan sebagai alat yang baik untuk membangun karakterisasi.Kadang-kadang sebagian besar dari informasi mengenai suatu tokoh sudah diungkapkan melalui cara-cara ini sebelum tokoh itu sendiri tampil. Salah satu teknik karakterisasi yang paling efektif ialah penggunaan karakter-karakter yang saling bertentangan dalam tingkah laku,sikap,pendapat,gaya hidup,penampilan fisik yang merupakan kebalikan dari apa yang dimiliki tokoh utama,untuk memperjelas dan menegaskan kepribadianya d) Karakterisasi Melalui Dialog Dari percakapan tersebut pembaca atau penonton dapat menangkap watak tokoh, apakah dia temperamental, penyabar, atau pendendam. Melalui percakapan juga dapat diungkapkan, di mana tokoh tinggal, dengan siapa, bagaimana suasananya dan sebagainya.

1.4 Film Film adalah media komunikasi audio visual yang berfungsi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada orang lain dan juga pesan film sebagai alat komunikasi massa yang bisa dikemas dalam bentuk apa pun sesuai dengan Misi pembuatan film. Film itu sendiri mampu mengirim pesan dengan banyak tujuan, ada yang untuk sekedar hiburan, moral, pendidikan, informasi, dan lainnya (Effendy, 1986). Dalam sebuah film ada dua unsur yang harus dipenuhi yakni unsur sinematik dan unsur naratif. Unsur naratif sangatlah penting karena berkaitan dengan tema dan cerita film. Dan tentunya akan sangat berhubungan dengan konflik, masalah, waktu, lokasi, tokoh dan lain sebagainya yang akan ditampilkan dalam film (Himawan, 2008)

Ada empat jenis film; film cerita, film berita, film dokumenter dan film animasi (Effendy, 2003). Film animasi adalah gambar bergerak yang berasal dari kumpulan berbagai objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah ditentukan pada setiap hitungan waktu. Objek yang dimaksud adalah gambar manusia, tulisan teks, gambar hewan, gambar tumbuhan, gedung, dan lain sebagainya. Film animasi sering ditujukan untuk anak-anak tetapi juga bisa dinikmati oleh semua usia.

CHAPTER III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif dapat memberikan perhatian lebih pada analisis data, data yang terkait dengan konteks itu sendiri. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengandalkan data verbal dan numeric untuk mendukung analisis. Metode ini juga mendefinisikan bahwa deskriptif tidak memerlukan analisis statistic dan harus menganalisis berdasarkan metode, teori atau pendekatan relevan. Dengan menggunakan metode ini, peneliti akan mengidentifikasi, menggambarkan dan menganalisis Princess Merida sebagai tokoh utama pada film Brave untuk mencapai kesimpulan pada akhir penelitian.

3.3 Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah film yang berjudul Brave dari Disney yang bekerja sama dengan PIXAR. Film ini di sutradarai oleh Marks Andrew dan Brenda Chapman. Film ini dirilis pada tanggal 22 Juni 2012 di U.S.A yang berdurasi 100 menit. Peneliti juga megambil sumber data dari teks film Brave sebagai data pendukung.

3.4 Teknik Analisis Data Penulis menggunakan teori representasi, karakter dan karakterisasiuntuk menganalisa karakter utama dalam film Brave. Pertama, peneliti menjelaskan perbedaan Merida dengan putri lain dalam film Disney. Setelah itu, data data yang

terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mengungkap pesan film ini.

Related Documents

Merida
July 2019 20
Princess
November 2019 39
Princess
May 2020 33
Disney
April 2020 20
Disney
November 2019 37

More Documents from ""