Ansietas Kecemasan adalah Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nanda,2018).
Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidak pastian, ketidakberdayaan, isolasi dan ketidak amanan. (Gail W Stuart,2016). Menurut Gail W Stuart Anxiety disorders dapat diartikan sebagai suatu ketegangan yang memuncak sehingga menimbulkan kegelisahan dan kehilangan kendali akibat adanya penilaian yang subjektif dari proses komunikasi interpersonal. Hal ini juga dapat diartikan sebagai sebuah perasaan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. (Nasir, 2011).
Tingkat Ansietas Peuplau (1963) mengindentifikasi empat tingkat anxietas dengan penjelasan efeknya: a. Anxietas ringan, terjadi saat ketegangan hidup sehari – hari. Selamatahap ini seseorang waspada dan lapang persepsi meningkat. Kemampuan seseorang untuk melihat, mendengar, dan menangkap lebih dari sebelumnya. Jenis ansietas ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. b. Anxietas sedang, di mana seseorang hanya berfokus pada hal yang penting saja lapang persepsi menyempit sehingga kurang melihat, mendengar, dan menangkap. Seseorang memblokir area tertentu tetapi masih mamapu mengikuti perintah jika diarahkan untuk melakukannya. c. Anxietas berat, ditandai dengan penuruanan yang signifikan dilapangan persepsi. Cendereung memfokuskan pada hal yang detail dan tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ansietas, dan banyak arahan yang dibutuhkan untuk focus pada area lain. d. Panik diartikan dengan rasa takut dan terror, sebagian orang yang mengalami kepanikan tidak dapat melakukan hal – hal bahkan dengan arahan. Gejala panic adalah peningkatan aktivitas motoric, penurunan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyempit dan kehilangan pemikirran rasional. Orang panik tidak mampu berkomunikasi atau berfungsi secara efektif.
Ansietas Terhadap Respon Fisiologis Tingkat ansietas ringan dan sedang meningkatkan kapasitas seseorang. Sebaliknya, ansietas berat dan panik melumpuhkan kapasitas. Respons fisiologis yang t=berhubungan dengan
ansietas diatur terutama oleh otak melalui system saraf otonom. Tubh menyesuaikan secara internal tanpa usaha sadar atau sukarela. Ada dua jenis respons otonom : 1. Parasimpatik – melindungi respons tubuh 2. Simpatik – mengaktifkan proses tubuh Reaksi simpatik paling sering terjadi pada respons ansietas. Reaksi ini mempersiapkan tubuh untuk menghadapi situasi darurat dengan reaksi fight or flight. Hal ini juga dapat memicu sindrom adaptasi umum. Ketika korteks otak merasa ancaman, otak akan mengirimkan stimulus ke cabang simpatik dari respons saraf otonom ke kelenjar adrenal. Karena pelepasan efinefrin, maka pernafasan menjadi dalam, jatung berdetak lebih cepat dan tekanan arteri meningkat.
Ansietas Terhadap Respon Psikologis Tingginya tingkat ansietas memengaruhi
koordinasi, gerakan involunter, dan
respons serta dapat mengganggu hubungan manusia. klien dengan ansietas biasanya menarik diri dan mengurangi keterlibatan interpersonal. Fungsi kognitif juga dipengaruhi oleh ansietas, menghasilkan masalah konsentrasi, kebingungan, dan pemecahan masalah yang buruk. respon secara emosional atau afektif klien menggambarkan diri dengann kekakuan otot tubuh, gugup, gelisah, cemas, khawatir, atau resah.
Remaja Adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescere) (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “ tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa.” Sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,1991). Pandangan ini didukung oleh Piaget (1912) yang mengatakan masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang – orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang – kurangnya dalam masalah integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. (Hurlock,2011). Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi
reproduksi
sehingga
memengaruhi
terjadinya
perubahan
–
perubahan
perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial (Kumalasari,2014).
WHO
menetapkan batas usia yaitu 10 – 19 tahun. Sementara itu, menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 - 21 tahun (BKKBN,2006).
Karekteristik Remaja Berdasarkan Umur Karekteristik remaja berdasarkan umur adalah berikut ini : 1. Masa Remaja Awal ( 10 – 12 tahun). a. Lebih dekat dengan teman sebaya ; b. Ingin bebas; c. Lebiih banyak.memperhatikan keadaan tubuhnya; d. Mulai berpikir abstrak. 2. Masa Remaja Pertengahan (13 - 15 tahun). a. Mencari identitas diri; b. Timbul keinginan untuk berkencan ; c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam; d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak; e. Berkhayal tentang aktifitas seks. 3. Masa Remaja Akhir ( 17 – 21 tahun). a. Pengungkapan kebebasan diri; b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya; c. Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri; d. Dapat mewujudkan rasa cinta. ( Kumalasari,2014).
Masa Transisi Remaja Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialam. Masa transisi tersebut menurut Gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagi berikut. 1.
Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh . Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak – anak, tetapi belum sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan kebingunan peran, didukung pula dengan siakp masyarakat yang kurang konsisten.
2. Transisi dalam kehidupan emosi Perubahan hormonal dalam remaja berhubungan erat dengan peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan ketidak stabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersimggung, melamun, dan sedih tetapi dilain sisi akan gembira, tertawa, ataupun marah – marah. 3.
Transisi dalam kehidupan sosial
Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga, di mana lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting. Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan uapaya remaja untuk mandiri 9melepaskan ikatan dengan keluarga). 4.
Transisi dalam nilai – nilai moral Remaja mulai meninggalkan nilai – nilai yang dianutnya dan menuju nilai – nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai – nilai yang diterima pada waktu anak – anak dan mulai mencari nilai sendiri.
5. Transisi dalam pemahaman Remaja mengalami perkembangan kongnitif yang pesat sehingga mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak. (Kusmiran,2014). Perkembangan Remaja dan Tugasnya Tugas perkembanga remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku keanak – kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuam bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas perkemabngan remaja menurut Hurlock (1991) adalah sebagai berikut : 1. Mampu menerima keadaan fisik; 2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa; 3. Mampu mebina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis; 4. Mencapai kemandirian ekonomi; 5. Mencapai kemandirian emosional; 6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat; 7. Memahami dan menginternalisis nilai – nilai orang dewasa dan orang tua; 8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa; 9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan; 10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. ( Kumalasari,2014). Pubertas 1. Pengertian Pubertas Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak – anak berubah dari mahluk aseksual menjadi seksual. Sperti diterangka oleh Root, Masa Puber adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi kematangan alat - alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan - perubahan dalam pertumbuhan somatic dan perspektif psikologis (Hurlock,2011).
Kata pubertas berasal dari kata Latin yang berarti “ Usia kedewasaan.” Kata ini lebih menunjukan pada perubahan fisik dari pada perubahan perilaku yang terjadi pada saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan. Masa puber dikenal sebagai saat terjadinya perubahan – perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles menulis di dalam Historia Animalium : Sebagaian besar pria mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan mulai tumbuh. Pada saat yang sama payudara wanita mulai membesar dan haid mulai mengalir, cairan haid menyerupai darah segar, pada umumnya terjadi bilamana payudara sudah tumbuh setinggi dua jari (Hurlock,2011). Tahap pubertas Tahap Prapuber Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak – kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja . Dalam tahap praber atau tahap “pematangan”, ciri – ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ – organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. Tahap Puber Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak – kanak dan masa remaja saat di mana kriteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan dan pegalaman mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki – laki. Selama tahap remaja (atau tahap “matang”, ciri – ciri seks sekunder telah berkembang dan sel – sel diproduksi dalam organ seks. Tahap Pasca Puber Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja . selama masa tahap ini , ciri – ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ – organ seks muai berfungsi secara matang. Kriteria Pubertas Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap pubertas tertuntu yang telah dicapai adalah haid dan mimpi basah malam hari. Haid perama sering digunakan sebagai kriteria kemtangan seksual anak perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selama masa pubertas. Bila haid terjadi, organ – organ seks dan ciri – ciri seks sekunder semua sudah mulai berkembang , tetapi belum ada yang matang. Haid lebih tepat dianggap sebagai titik tengah dalam masa puber. Bagi anak laki – laki, kriteria yang dipakai adalah mimpi basah pada malam hari, selama tidur, penis kadang – kadang menadi tegang, dan bibit atau cairan yang mengandung sperma dipancaran. Ini merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri dari jumlah bibit yang berlebihan. Namun, tidak semua anak laki – laki mengalami gejala ini dan tidak tidak semua menyadarinya . Selanjutnya, mimpi
basah pada malam hari dan haid terjadi setelah beberapa perkembangan pubertas terjadi dan karenanya tidak dapat digunakan sebagai kriteria yang tepat untuk mennetukann terjadinya pubertas. Kondisi – kondisi yang menyebabkan perubahan pubertas Peran Kelenjar Pituitary Kelenjar pituitary mengeluarkan da hormone , hormone gonadotrofik pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan hormone yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormone gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormone gonadrotofik dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah; dalam keadaan demikianlah perubahan – perubahan pada masa puber mulai terjadi
Peranan Gonad Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ – organ seks yaitu ciri – ciri seks primer- bertamabah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri – ciri seks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
Interaksi Kelenjar Pituitar dan Gonad Hormon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur – angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikam proses pertumbuhan. Interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita mendekati menoupause dan pria mendekati climacteric .
Perubahan tubuh pada masa puber Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting di mana tubuh anak dewasa: prubahan ukuran tubuh perubahan proposi tubuh, perkembangana ciri – ciri seks primer dan perkembangan ciri – ciri seks sekunder. a. Perubahan Ukuran Tubuh Perubahan fisik utama pasa masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan.
b. Perubahan Proposi Tubuh Daerah – daerah tubuh tertentu yang terjadinya terlapau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangana tercapai lebih cepat dari daerah – daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Barulah
pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencapai ukuran dewasa, meskipun perubaan besar terjadi sebelum masa puber. c. Ciri – Ciri Seks Primer Pertumbuhan dan perkembangan ciri seks primer, yaitu orang – orang seks. Semua organ reproduksi wanita tubuh selama masa puber, meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menajdi matanag adalah datangnya haid, ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lender, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira – kira setiap dua puluh delapan hari sempai mencapai menoupouse, pada akhir empat puluham atau awal lima puluh tahun. Periode haid umunya terjadi pada jangka waktu yang snagat tidak teraur dan lamanya berbeda – beda pada tahun – tahun pertama. Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja. Dalam tahap ini tidak terjadi ovulasi , atau pematangan dan pelepasan sel telur matang dari folikel dalam indung telur. Oleh karena itu , anak perempuan disebit mandul (sementara). Bahwa setelah mengalami beberapa periode haid, masih diragulan apakah mekanisme seks sudah cukup matang untuk pembuahan. d. Ciri Ciri Seks Sekunder Perkembangan seks sekunder membedakan pria dari wanita dan membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain. Dengan berkembangnya periode ini , penampilan anak laki – laki dan anak perempuan semakin berbeda. Perubahan ini disebabkan oleh perkembangan ciri seks sekunder secara berangsur – angsur. Laki – laki
Perempuan
Rambut
Pinggul
Rambut
kemaluan
timbul
sekitar Pinggul menjadi bertambah lebar dan
setahun setelah testes dan penis mulai bulat
akibat
membesarnya
tulang
dan
berkembangnya
lemak
membesar. Rambut ketiak dan rambut di pinggul
wajah timbul kalau pertumbuhan rambut bawah kulit. kemaluan hampir selesai. Kulit
Payudara
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, Segera warnanya pucat dan pori – pori meluas.
setelah
pinggul
membesar,
oayudara berkembang. Putting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan bulat.
Kelenjar
Rambut
Kelenjar lemak atau yang memproduksi Rambut
kemaluan
timbul
setelah
minyak dalam kulit semakin membesar pinggul
dan
payudara
mulai
dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada menimbulkan jerawat.
wajah mulai tampak setelah haid.
Otot
Kulit
Otot – otot bertambah besar dan kuat, Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, sehingga
memberikan
bentuk
bagi agak pucat dan lubang pori- pori
lengan, tungkai kaki, dan bahu.
bertambah besar.
Suara
Kelenjar
Mula – mual suara menjadi serak dan Kelenjar lemak dan keringat menjadi kemudian
tinggi
suara
volumenya
meningkat.
menurun, lebih aktif. Sumbatan pada kelenjar
Suara
yang menimbulkan jerawat.
pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat Bejolan Dada
Otot
Benjolan kecil di sekitar kelenjar susu Otot semakin besar dan semakin kuat , pria timbul sekitar usia dua belas dan terutama
pada
pertengahan
dan
empat belas tahun. Ini berlangsung menjelang akhir masa puber. selama beberapa minggu dan kemudian menurun
baik
jumlahnya
maupun
besarnya. Suara Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan sara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan.
Perkembangan fisik yang cepat dan disertai dengan perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru. Hanya sedikit remaja yang mengalami kateksis-tubuh atau merasa puas dengan tubuhnya. Kegagalan mengalami kateksis tubuh menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri selama masa remaja. ( Hurlock,2011).
Pengetahuan Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo,2003 Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan,2010).
Tingkat Pengetahuan Dari Pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo,2003 Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :
1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (comprehention) Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). 4. Sintesis (Syntesis) Menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian- bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 5. Evaluasi (Evaluation) Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. D. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan a. Faktor Internal 1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (nursalam,2003). 2. Pekerjaan Menurut Thomas yang di kutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan
yang
harus
dilakukan
terutama
untuk
menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. 3. Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseornag akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari ornag yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai pengalaman dan kematangan jiwa. b. Faktor Eksternal 1. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan sekuruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. 2. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu : 1. Baik : Hasil Presentase 76% - 100 % 2. Cukup : Hasil Presentase 56% - 75 % 3. Kurang : Hasil Pesentase > 56%