RELASI MAKNA (1708-BI-S04-03)
TUJUAN PEMBELA JARAN Setelah mempelajari bagian ini, Anda diharapkan telah mampu:
Memanfaatkan adanya relasi makna dengan tepat.
1708-BI-04
HAKIKAT MAKNA Makna sebagai objek dari tataran linguistik (semantik) berada di seluruh atau di semua tataran yang bangun-membangun.
Makna berada di tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. 1708-BI-04
3
JENIS MAKNA
4
1. Makna leksikal
6. Makna denotatif
2. Makna gramatikal
7. Makna konotatif
3. Makna kontekstual
8. Makna konseptual
4. Makna referensial
9. Makna asosiatif
5. Makna nonreferensial 1708-BI-04
1. MAKNA LESIKAL Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau pada leksem meski tanpa konteks apapun, atau berarti makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya, dan makna kamus (Chaer 2007:289). 1708-BI-04
5
2. MAKNA GRAMATIKAL Makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan) dan kalimatisasi
1708-BI-04
6
3. MAKNA KONTEKSTUAL Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Makna konteks dapat juga berkenaan dengan situasinya yaitu tempat, waktu, dan lingkungan pengguna bahasa itu. 1708-BI-04
7
4. MAKNA REFERENSIAL Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada referennya atau acuannya, seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. 1708-BI-04
8
5. MAKNA NONREFERENSIAL Sebuah kata yang tidak memiliki acuan
di dunia nyata. Kata-kata dan, atau, karena, termasuk kata-kata tidak bermakna referensial, karena kata-kata itu tidak mempunyai referen. 1708-BI-04
9
5. MAKNA NONREFERENSIAL Berkenaan dengan acuan ini, ada sejumlah kata yang disebut kata dietetic yang acuannya tidak menetap pada satu maujud, melainkan dapat berpindah dari satu maujud ke maujud lainnya. Yang termasuk kata dietetic adalah pronomina chaer 2007:291). 1708-BI-04
10
5. MAKNA NONREFERENSIAL Ada perbedaan antara makna dan referen. Bahkan ada perbedaan gramatikal antara kelas-kelas kata menurut sifat referensial. maknanya yang paling jelas bereferensi adalah makna nomina, dan adjektiva tidak begitu jelas. 1708-BI-04
11
5. MAKNA NONREFERENSIAL Istilah “referensi” membawa dua arti yang beda. Referensi yang tadi dibicarakan adalah referensi “ekstralingual” karena referensi itu adalah suatu yang di luar bahasa. Tetapi istilah “referensi” dapat membawa juga arti perujukan di dalam tuturan yaitu artinya “intralingual”.
1708-BI-04
12
5. MAKNA NONREFERENSIAL Biasanya pokok referensi intralingula disebut juga endoforis entah anaforis atau kata foris. Lebih-lebih menyangkut semantik gramatikal bukan leksikal. Sebaliknya referensi ekstralingual disebut juga ektoforis lebih-lebih menyangkut semantik leksikal bukan semantik gramatikal.
1708-BI-04
13
6. MAKNA DENOTATIF Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering disebut makna konseptual. 1708-BI-04
14
6. MAKNA DENOTATIF Contoh: Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna makan seperti itu adalah makna denotatif.
1708-BI-04
15
7. MAKNA KONOTATIF Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. 1708-BI-04
16
7. MAKNA KONOTATIF Contoh: Kata makan dalam makna konotatif berarti untung atau pukul.
1708-BI-04
17
8. MAKNA KONSEPTUAL Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Jadi, makna konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif. 1708-BI-04
18
9. MAKNA ASOSIATIF Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan makna ‘suci’ atau ‘kesucian’. 1708-BI-04
19
MAKNA KATA Kata merupakan perwujudan perasaan dan pikiran yang dituangkan melalui bahasa. Sebagai perwujudan perasaan dan pikiran, maka kata memiliki suatu makna atau pengertian tertentu. Makna dari suatu kata biasanya lebih dari satu. 1708-BI-04
20
ISTILAH Istilah dalam KBBI diartikan sebagai kata maupun gabungan kata yang menunjukkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. 1708-BI-04
21
ISTILAH Dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: 1
1708-BI-04
Istilah khusus Istilah khusus adalah kata yang pemakaian dan maknanya terbatas dalam suatu bidang tertentu. Misalnya: apendektomi, kurtosis, bipatride, dan pleistosen.
22
ISTILAH Dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: 2
1708-BI-04
Istilah umum Istilah umum adalah kata yang menjadi unsur bahasa umum. Misalnya: taqwa, anggaran belanja, penilaian, daya, dan nikah.
23
IDIOM Idiom adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frasa) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. 1708-BI-04
24
CONTOH (1) Selaras dengan, insaf akan, berbicara tentang, terima kasih atas, berdasarkan pada/kepada. (2) Membanting tulang, bertekuk lutut, mengadu domba, menarik hati, berkeras kepala.
1708-BI-04
25
CONTOH Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, atas, dan pada/kepada dengan kata-kata yang digabung merupakan ungkapan tetap sehingga tidak dapat diubah atau digantikan dengan kata tugas yang lain. Demikian pula pada contoh (2), Idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah dengan kata-kata yang lain. 1708-BI-04
26
PERIBAHASA Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas, dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip, dan aturan tingkah laku. 1708-BI-04
27
CONTOH
28
Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung Artinya: jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati, dan toleransi dengan budaya setempat. Tiada rotan akar pun jadi Artinya: tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa. 1708-BI-04
🔑 DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Bali Pustaka.
Finoza, Lamuddin. (2010). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi. Ibrahim, Nini. (2012). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: UHAMKA Press.
Matanggui, Juniyah. (2015). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Mandiri. 1708-BI-04
© KREDIT Lecturer Dr. Imam Safi‘i Instructional Design Reviewer Rikky Firmansyah, S.Si, M.Kom. Instructional Designer Rikky Firmansyah, S.Si, M.Kom. Content Developer Randiyan Eko Prasetyo, S.Kom. 1708-BI-04