Rekayasa Geologi ( R. Marzuki ).docx

  • Uploaded by: icha99
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rekayasa Geologi ( R. Marzuki ).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,664
  • Pages: 22
BAB I. PENGERTIAN GEOLOGI 1. Geologi sebagai pengetahuan alam : yang mempelajari segala sesuatu tentang benda-benda yang terdapat di alam 2. Geologi sebagai pengetahuan sejarah, karena proses yang yang terjadi di alam membutuhkan waktu yang lama misalnya dalam pembentukkan bumi itu sendiri sampai berjuta-juta tahun, sehingga untuk mempelajari harus berdasarkan sejarah 3. Geologi sebagai ilmu pengetahuan, karena yang dipelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan gejala-gejala yang ada di bumi baik asal, proses, hasil misalnya mempelajari bahan-bahan alam yang berguna Cabang-cabang geologi antara lain : -

Mineralogi : yang mempelajari tentang mineral-mineral

-

Petrologi : yang mempelajari tentang batuan

-

Paleontologi : yang mempelajari tentang fosil

-

Geologi ekonomi : yang mempelajari tentang bahan-bahan alam yang ekonomis

-

Hidrogeologi : yang mempelajari tentang air tanah

-

Volkanologi : yang mempelajari tentang gunung api

-

Geomorfologi : yang mempelajari tentang bentang alam

-

Geologi teknik : yang mempelajari penggunaan geologi dalam lapangan teknik sipil

-

dan sebagainya

Geologi untuk teknik sipil, Menurut LEGGET (1939) : Ahli Geologi : - Melihat apa adanya dengan menarik kebelakang, tahu asal dan proses terjadinya sehingga dapat menduga apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang atau menduga kesulitan yang akan dihadapi kelak

Pengantar Geologi Rekayasa

Ahli Sipil : - Menggunakan untuk apa dan mengusahakan untuk bisa mengatasi kesulitan yang timbul pada masa kini dan yang akan datang Menurut KEY (1954) : Ahli geologi menyelidiki keadaan sesungguhnya dan menguraikan hasilnya dengan jelas secara teknis sehingga bisa dipergunakan dengan sewajarnya oleh ahli sipil.

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB II. SUSUNAN BUMI Menurut ADAMS, WILLIAMSON, WASHINGTON : pada hakikatnya tidak terdapat batas-batas yang nyata antara kerak bumi dengan lapisan-lapisan dibawahnya. Menurut KUHN dan RITTMAN : bumi berasal dari matahari, inti bumi seperti yang terdapat pada matahari. Zat-zatnya adalah zat H yang berupa gas dan akibat tekanan yang besar sehingga atom-atom H bersifat seperti benda padat. KERAK BUMI HOLMES, terdiri dari : SiAl (Silium Aluminium) a. Bagian atas : tebal ± 15 Km, BJ ±2,7 , tipe magma granitis b. Bagian tengah : tebal ± 25 Km, BJ ± 3,5 , tipe magma basaltis SiMg (Silisium Magnesium) c. bagian bawah : tebal ± 20 Km, BJ ± 3,5 , tipe magma peridotit dan eklogit Ketebalan SiAl dan SiMg tidak sama. Di pengunungan SiAl lebih tebal daripada di Samudera. TEORI TEKTONIK LEMPENG (Plat Tectonic) Bawah kulit bumi terdiri dari lempeng-lempeng yang bergerak saling menjauhi dan saling mendekat.

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB III. BATUAN DAN MINERAL BATUAN (Rock) : segala sesuatu yang menjadi bahan dalam pembentukkan kerak bumi. Di alam terdapat 3 jenis batuan : 1. Batuan beku (igneus rock) adalah batuan yang terjadi dari pembekuan magma. Terbagi 3 yaitu : batuan beku dalam, gang dan luar. 2. Batuan endapan ( sedimentary rock) adalah batuan yang terbentuk karena proses pengendapan, proses kimia dan proses biologis. Salah satu sifatnya yang khas adalah adanya perlapisan. 3. Batuan ubahan (metamorphic rock) adalah batuan yang terbentuk batuan yang sudah ada sebelumnya karena adanya proses metamorfisme (perubahan akibat suhu dan tekanan yang tinggi yang terjadi di kerak bumi). Perubahan ini akan menimbulkan struktur, tekstur, dan mineralmineral yang baru. 4. Batuan volkanik adalah batuan yang dihasilkan oleh kegiatan gunung api. Batuan ini, berdasarkan cara terjadinya, sebagian dapat digolongkan kedalam batuan beku dan sebagian lain dapat digolongkan kedalam batuan endapan. Batuan adalah merupakan kumpulan dari mineral-mineral, dapat terdiri dari mineral sejenis ataupun dari berbagai jenis mineral. Batuan tersebut kalau lapuk menjadi tanah (soil). Tanah disini hanya merupakan lapisan yang yang tipis dan terletak dibagian terluar dari batuan (di permukaan saja). MINERAL adalah benda alam yang homogen yang memiliki sifat fisik maupun kimia tertentu. Pada umumnya mineral bersifat padat akan tetapi dapat juga berwujud cair atau gas. MINERAL PEMBENTUK BATUAN

Pengantar Geologi Rekayasa

Dari analisa yang telah dilakukan ternyata hanya ada 8 unsur pokok sebagai penyusun kerak bumi. Berdasarkan peranannya dalam batuan maka mineral dapat dikelompokkan menjadi : 1. mineral utama : sebagai penyusun utama pembentuk batuan. Antara lain : a. Kwarsa (quarta), komposisi kimia SiO2 b. Feldpar, terdiri dari ortoklas (KalSiO2) sebagai sumber utama unsur K (kalium) dalam tanah. c. Mika, mineral nin pipih atau seperti lembaran-lembaran terdiri dari mineral muskovit d. Amfibol, Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan kimianya Ca2(MgFeAl)3(OH)2(SiAl4O11)2 e. Piroksen, terutama terdiri dari mineral augit dengan susunan kimianya Ca(MgFe)(SiO3)2((AlFe)2O3) f. Olivin, biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4 g. Kalsit : berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah berbentuk romboeder. h. Grafit : unsur karbaon(C) berwarna hitam, lunak, umunya pada batuan ubahan. 2. mineral tambahan : mineral-mineral yang berfungsi hanya sebagai tambahan terjadi dalam batuan. Terbentuk dari mineral utama karena adanya suatu proses, misalnya pelapukan. 3. mineral penyerta : berfungsi hanya sebagai penyerta saja didalam batuan. Akan tetapi hampir disemua batuan terdapat mineral ini walaupun dalam jumlah yang terbatas. BENTUK-BENTUK BATUAN BEKU 1. DIKE : (bersifat diskordan) batuan beku memotong perlapisan batuan endapan. Batuan beku umurnya lebih muda dari batuan endapan 2. SILL : (bersifat konkordan) batuan beku sejajar dengan batuan endapan 3. LAKOLIT : batuan bekunya berbentuk cembung 4. LOPOLIT : batuan bekunya berbentuk cekung

Pengantar Geologi Rekayasa

5. BATOLIT : batuan bekunya sangat luas penyebarannya dan berbentuk tidak teratur. Klasifikasi Batuan Endapan berdasarkan cara terjadinya (genosa) dapat dibagikan menjadi : -

yang terbentuk secara mekanik

-

yang terbentuk secara kimiawi

-

yang terbentuk secara biologis (organik)

Pengendapan secara mekanik : Batuan endapan hasil dari pembentukan secara mekanik dapat dibagi berdasarkan ukuran butir. Batuan ini terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dulu yang mengalami pelapukan, hancur laulu dibawa oleh air, es, angin atau ombak dan diendapkan di tempat lain yang lebih rendah. Pengendapan secara kimiawi : pembentukan pengendapan ini karena proses penguapan sehingga menjadi jeruh dan yang tertinggal kandungan garam. Biasanya endapan ini tersusun dari krista-kristal garam, misalnya garam dapur, gips dan sebagainya. Tidak ditemukan fosil (bekas hewan atau tumbuhan). Karena pada air yang mempunyai konsentrasi garam tinggi tidak ada kehidupan. Pembentukan endapan secara organik : batuan endapan yang terbentuk oleh adanya organisme baik berupa binatang ataupun tumbuhan dapat dibagi menjadi dua yaitu secara klastik dan non klastik. Non klastik : yang terbentuk oleh organisme ditempat itu, jadi belum mengalami perpindahan. Klastik : terbentuk dari batuan endapan organik yang telah mengalami transfortasi. Ciri : berlapis, terdiri dari bahan-bahan organik. 1. Sebagai batuan beku : Batuan piroklastik. Batuan ini terjadi langsung sebagai hasil letusan gunung berapi, lalu diendapkan disuatu tempat dan mengeras. 2. Sebagai batuan endapan : Batuan volkanik dan epiklastik.

Pengantar Geologi Rekayasa

Apabila terjadinya batuan tersebut berasal dari batuan hasil kegiatan gunung berapi dan sudah mengalami perpindahan tempat (ditransport) ke tempat lain lalu mengeras. contoh : endapan lahar.

Batuan Ubahan : bentuk dari batuan yang telah ada (batuan beku, endapan, ubahan) yang mengalami tekanan suhu yang tinggi sehingga struktur, tekstur, mineral-mineral penyusunnya berubah. Macam-macam proses : -

Metamorfosis thermal (sentuh)

-

Metamorfosis dinamo (tekan)

-

Metamorfosis regional

Ciri-ciri batuan ubahan : Adanya foliasi (semacam perlapisan pada batuan endapan, tetapi yang menyerupai perlapisan tersusun daripada mineralmineralnya). BATUAN ASAL 1. Batuan

BATUAN METARMOF beku,

piroklastik,

dan

endapan, GNEIS batuan

ubahan yang berbutir kasar, misalnya granit, konglome, rat, breksi, 2. Batuan

beku,

piroklastik

dan

endapan, SEKIS batuan

ubahan yang berbutir sedang – halus, misal nya basalt, batupasir, tuf. 3.

Batuan piroklastik

beku, dan

endapan, BATUSABAK batuan (SALTE)

ubahan yang berbutir halus sangat halus, misalnya tuf halus, lanau, batu lempung 4. Batugamping, dolomitit,

MARMER

5. Batupasir, kwarsa.

KWARSIT

Pengantar Geologi Rekayasa

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB IV. PENENTUAN UMUR (WAKTU) BATUAN Percobaan-percobaan untuk menentukan umur batuan : 1. Herodotus (450 th sebelum masehi) menulis bahwa patung Ramses II di Memphis (lembah sungai Nil) umurnya lebih dari 3000 tahun. Patung tersebut sekarang tertimbun ± 3 m. Proses pengendapan yang tebalnya ± 10 cm diperlukan satu abad. 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =

tebal endapan proses pengendapan setiap tahun

2. Dengan menghitung kadar garam Dianggap bahwa semua gram yang ada dilautan berasal dari daratan yang diangkut melalui sungai-sungai ke laut. 𝑢𝑚𝑢𝑟 =

kadar garam seluruhnya pengangkutan setiap tahun oleh sungai

3. Menghitung proses erosi Misalnya yang dilakukan di air terjun Niagara, dimana setiap tahun batuan didasarnya terkikis oleh air sehingga letak air terjun makin ke arah hulu. 4. Cara dengan fosil Cara ini biasanya pada batu endapan. Fosil adalah sisa-sisa binatang atau tumbuhan purba yang sudah membatu. Dasar pemikirannya : evolusi. 5. Cara radioaktif Beberapa unsur tertentu mengalami pemisahan sehingga yang mempunyai berat atom tinggi berubah ke yang mempunyai berat atom kecil dan akhirnya menjadi unsur yang mantap (misalnya Timbal).

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB V. GEOLOGI STRUKTUR Merupakan cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang tersusunnya batuan, bentuk dan bangun daripada kulit bumi. Bentuk, bangun, dan susunan batuan pada kulit bumi tersebut di akibatkan adanya gaya-gaya endogen (tektonik) atau gerak-gerak ada pada kulit bumi. Macam-macamnya : 1. Kompresi (gaya tekan) : dapat bekerja secara 2 dimensi atau 3 dimensi 2. Tensi (gaya tarik) : gaya tarik dan gaya tekan sangat erat hubungannya 3. Kopel : dapat bekerja secara 2 dimensi atau 3 dimensi 4. Torsi (gaya putar) : 3 dimensi putaran dengan 2 arah yang berlawanan Hasil dari ke 4 macam gaya tersebut dapat sama, dapat tidak sama. Posisi atau kedudukan itu dapat diukur dengan Jurus (“strike”) dan Kemiringan (‘dip’). -

Jurus : arah dari suatu garis yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang perlapisan atau bidang daripada struktur geologinya dengan bidang datar.

-

Kemiringan : Besar sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang perlapisan (bidang daripada struktur geologi) dengan bidang datar. dan diukur pada penampang tegak yang tegak lurus jurusnya.

Macam-macam struktur geologi : 1. Kekar (joint) : Struktur geologi berupa retakan pada batuan yang diakibatkan oleh tektonik (gaya yang berasal dari dalam bumi). 2. Sesar (patahan) atau ‘Fault’ : Retakan pada batuan yang disertai pergeseran pada bidang patahan (sesar) tersebut. 3. Perlipatan (‘pold’) : Struktur geologi yang berbentuk seperti gelombang akan jelas tampak pada perlapisan batuan endapan dan kurang jelas pada batuan ubahan (pada foliasi). 4. Ketidak-selarasan (‘unconformity’) : Kenampakan struktur yang tidak selaras antara batuan yang tua dengan yang muda.

Pengantar Geologi Rekayasa

Hal ini dapat disebabkan karena setelah diendapkan (pembentukan) batuan yang tua lalu terjadi pengangkatan (tidak ada pengendapan bahkan ada erosi) lalu setelah itu terjadi pengendapan batuan yang muda.

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB VI. BENTANG ALAM DAN PROSES PEMBENTUKANNNYA Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi yang terjadi baik oleh kekuatan alam dibawah permukaan bumi (tektonik) maupun yang di permukaan bumi (angin, es, air, ombak, dan sebagainya) adalah Geomorfologi. Kenampakan di bumi dapat dibagi menjadi 3 : 1. Kenampakan orde I : Merupakan kenampakan muka bumi yang sangat luas dan terdiri dari semua dan samodra. yang termasuk benua tidak saja pulau-pulau, daratan saja tapi juga paparan benua (continental shelves). Contoh : benua dan samudra 2. Kenampakan orde II : orde pembentukan bentang alam yang disebab kan oleh gaya/kekuatan di bawah permukaan bumi. Kekuatan tersebut disebut epirogenesa

(pembentukan

benua)

dan

orogeness

(pembentukan

pengunungan). Contoh : plain dan plateau, pengunungan, gunung api. 3. Kenampakan orde III : bentuk perusakan (destruktif) Empat agen yang penting sebagai tenaga pengangkut : sungai, angin, ombak, dan es. dari ke empat ini yang terpenting di Indonesia adalah sungai. Walaupun sifat merusak orde III ini juga membangun. Ada 3 bentuk-bentuk yang dihasilkan yaitu bentuk sisa (residual), bentuk-bentuk hasil erosi dan bentuk hasil pengendapan. Tipe genetik sungai : Sungai konsenkwen, subsekwen, obsekwen. Pola aliran sungai : 1. Dendritik (seperti cabang pohon) : daerah mempunyai struktur batuan yang homogen. 2. Raetangular

:

cabang-cabang

sungainya

tegak

lurus.

daerahnya

mempunyai (berupa) kekar-kekar atau sesar-sesar yang mempunyai araharah tertentu. 3. Trellis (seperti sirip ikan). terdapat didaerah pengunungan. daerah lipatannya kuat dengan macam-macam batuan (heterogen)

Pengantar Geologi Rekayasa

4. Radial (menyebar) : daerah berupa dome yang muda atau daerah gunung api. 5. Annular : aliran sungai melingkar dan menyebar ke segala arah. daerahnya berupa dome yang dewasa yang sudah banyak mengalami erosi. Gerakan air laut : 1. Pasang surut, naik-turunnya permukaan air laut setiap 6 jam 12,5 menit, sehingga interval naik-turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. 2. Arus, aliran air laut ini disebabkan oleh angin, perbedaan suhu, rotasi bumi, permukaan bumi dapat mengerosi pantai. 3. Ombak, sesuai dengan arah angin. dapat mengerosi pantai dan membentuk undak pantai. Macm-macam pantai : 1. Pantai submergen

3. Pantai netral

2. Pantai emergen

4. pantai compound

Erosi oleh angin ; 1. Deflasi (deflation) : partikel-partikel kecil batuan atau tanah-tanah lepas hasil pelapukan batuan terangkat dan diterbangkan ke tempat lain oleh angin. 2. Abrasi (abration) atau ‘Corassion’ : kegiatan oleh angin sehingga partikelpartikel kecil yang terangkut dapat menggerus, mempolish batuan di permukaan bumi. Pengangkutan oleh angin : Gerakan oleh angin tersebut merupakan gerakan yang turbulen.

partikel-partikel

bergerak

dengan

cara

melompat

(saltation),

menggelundung, menggeser (traction), suspensi untuk partikel-partikel yang halus.

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB VII. METODE PENGUKURAN OLEH EROSI Erosi adalah proses penghancuran dan pengangkutan tanah ke tempat lain oleh media alami (air, angin, es). Erosi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Erosi Normal : terjadi secara alamiah dengan laju penghancuran dan pengangkutan

tanahnya

sangat

lambat

sehingga

memungkinkan

kesetimbangan antara proses penghancuran dan pengangkutan dengan proses pembentukan tanah. 2. Erosi (erosi dipercepat) : akibat pengaruh manusia sehingga laju erosi jauh lebih besar daripada pembentukan tanah. Berdasarkan bentukannya erosi dapat dibedakan menjadi : 1. Erosi percik ( splash erotion ) : merupakan tahap pertama dari hujan yang menyebabkan erosi. yang disebabkan oleh tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke permukaan tanah. 2. Erosi lembar ( sheet erotion ) : adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah. Penyebabnya kekuatan jatuh butir hujan dan aliran di permukaan. 3. Erosi alur ( rill erotion ) : terjadi pada tanah yang tidak rata, maka air akan terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat yang rendah sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat-tempat tersebut. 4. erosi parit ( gully erotion ) : prosesnya sama dengan erosi alur, tetapi saluran-saluran yang terbentuk sudah dalam. Erosi parit yang terbentuk berukuran lebar sekitar 40 cm dan kedalaman 25 cm. 5. Erosi tebing sungai ( stream bank erotion ) : erosi yang terjadi akibat pengikisan lateral pada tebing sungai oleh aliran sungai. Faktor-faktor yang mempengaruhi Erosi, dapat dinyatakan dengan persamaan : E = f (i,r,v,t,m) dimana : E = erosi

i = iklim

e = relief

Pengantar Geologi Rekayasa

v = vegetasi

t = tanah

m = manusia

1. iklim di daerah tropika basah, faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan, terutama besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan, kecepatan jatuh butir hujan, besar butiran hujan. EI30 = E (I30.10-2) E = energi kinetik (tonmeter/ha/cm hujan) I = Intensitas hujan (cm/jam) I30 = intensitas maksimum 30 menit (cm/jam) 2. relief dua unsur yang berpengaruh adalah kemiringan lereng dan panjang lereng. Xc = 0.065 . s1.49 Keterangan : Xc = jumlah erosi

s = kemiringan lereng (%)

3. Vegetasi vegetasi akan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. aspek pengaruh tersebut : -

intersepsi hujan oleh tajuk

-

mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air

-

pengaruh akar dan kegiatan biologi terhadap ketahanan struktur tanah dan infiltrasi

-

pengaruh terhadap porositas tanah

-

peristiwa transpirasi yang dapat mengurangi kandungan air tanah sehingga yang datang kemudian dapat masuk ke alam tanah lagi

4. Tanah sifat tanah yang berpengaruh terhadap laju erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman tanah, dan sifat-sifat lapisan bawah. 5. Tindakan manusia disini dapat berpengaruh positif dan negatif. yang negatif apabila menjadikan erosi lebih besar dengan contoh penggundulan hutan, sistem huma dan sebagainya. Tindakan yang positif misalnya penghutanan, pembuatan bangunan-bangunan pencegah erosi, tindakan konservasi tanah dan sebagainya.

Pengantar Geologi Rekayasa

Metode pengukuran erosi : pengukuran erosi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu 1. Pengukuran di daerah yang mengalami erosi. Dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. a. secara kualitatif : dengan melakukan observasi atau pengamatan ada/tidaknya kehilangan tanah. dengan melihat adanya gejala erosi, perubahan dari warna tanah yang memucat, adanya pemunculan tanah bawah atau akar tanaman b. secara kuantitaif : cara ini sering dilakukan karena dapat menghitung besarnya erosi secara kuantitatif, yaitu : dengan menampung tanah dan air pada areal tertentu 2. Pengukuran sedimen hasil erosi pada sungai Pengukuran besarnya erosi dari suatu daerah yang dengan mengukur besarnya sedimen pada sungai banyak dilakukan untuk menghitung umur waduk. Sedimen pada sungai terdiri dari muatan suspensi (suspended load) dan muatan dasar (bed load). disini yang dihitung sebenarnya adalah besarnya tanah yang hilang yang sampai ke saluran atau sungai. cara ini digunakan untuk suatu periode, tidak seperti pada plot standar yang menghitung besarnya kehilangan tanah setiap kejadian hujan. jadi yang terlihat pada pengukuran ini adalah tendensi dari keseluruhan area.

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB VIII. GERAKAN TANAH Gerakan tanah : perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu. Macam-macam gerakan tanah berdasarkan atas : 1. Macam/ tipe gerakan 2. Macam material yang bergerak 3. Kecepatan gerakan Adanya beberapa klasifikasi gerakan tanah antara lain oleh : 1. SHARPE (1938) 2. HIGHWAY RESEARCH BOARD COMMITE (1958) Runtuhan batuan (rock fall) : suatu massa batuan yang jatuh ke bawah karena terlepas dari batuan induknya, terjadi pada tebing-tebing yang terjal, gerakannya ekstrim cepat. dapat terjadi karena : -

Tarikan gaya berat, kekar, rekahan.

-

Pemotongan kaki tebing oleh alam maupun manusia

Longsoran batuan (rock slide) : gerakan massa batuan kearah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan-rekahan, bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan batuan. Aliran tanah (earth flow) : gerakan dari masa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat. Aliran fragmen batuan : gerakan secara mengalir dari masaa batuan yang berupa fragmen dengan kecepatan ekstrim cepat dan kering. Gerakan tanah macam lain :

Pengantar Geologi Rekayasa

1. Creep : Aliran masa tanah (batuan) yang ektstrim lambat, tidak dapat dilihat, hanya akibatnya akan tampak seperti tiang pohon bengkok. Contoh : rock creep, soil creep, talus creep (tergantung macam materialnya). 2. Amblesan (subsidence) : Gerakan ke arah bawah yang relatif tegak lurus, yang menyangkut material permukaan tanah atau batuan tanpa gerakan ke arah mendatar dan tdiak ada sisi yang bebas.

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB IX. PENANGGULANGAN LONGSORAN (GERAKAN LONGSORAN) Peralatan untuk pengamatan gerakan tanah 1. T-bar : - alat sederhana berbentuk huruf T -pemantauan terus-menerus. misalnya : setiap minggu selama 1 tahun 2. Inklinometer : untuk mengetahui tekanan dari samping sehingga diketahui vektor horizontal dari gerakan diketahui dan manentukan tempat lokasi gerakan. 3. Ekstensometer : untuk mengetahui adanya tekanan dari atas sehingga vektor vertikal dari gerakan dapat diketahui. 4. Bubble tiltmeter : untuk mengetahui arah gerakan saja. pengukuran secara periodik. Cara penanggulangan gerakan tanah : 1. Cara vegetatif : apabila faktor penyebab gerakan tanah adalah faktor kandungan air dalam tanah akibat curah hujan. Macam vegatasi : mudflow, earthflow, flow. Fungsi vegetasi : -

mengurangi energi butir hujan

-

mengurangi energi aliran permukaan

-

mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke permukaan tanah (intersepsi)

-

akar tumbh-tumbuhan dapat memperkuat tanah

2. Cara mekanis (teknis) ada 2 prinsip : a. mengurangi tekanan : -

pelanaian lereng, tersering

-

anchor

-

grouting yaitu penyemenan permukaan b. memperbesar kekuatan

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB X. AIR TANAH Air tanah adalah air yang berada dibawah permukaan tanah dan terletak pada zone jenuh air. Asal air tanah : 1. Dari permukaan tanah (air hujan, sungai, danau, dsb) 2. Dari dalam bumi sendiri (air tersebut terjadi bersama-sama dengan batuannya), misalnya pada waktu terjadi batuan endapan terdapat air yang terjebak oleh batuan endapan tersebut. Contoh : air fosil (connate water) biasanya asin, air volkanik (panas dan mengandung sulfur). faktor-faktor yang menyebabkan banyak sedikitnya kandungan air tanah dalam suatu daerah : 1. Iklim : banyak sedikitnya curah hujan 2. Kemiringan permukaan tanah 3. tumbuh-tumbuhan 4. Derajad kesarangan/porositas tanah/batuan Berdasarkan perlakuannya terhadap air tanah maka lapisan-lapisan batuan dapat dibedakan menjadi : 1. Lapisan pembawa air (akuifer) yaitu lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah dalam jumlah yang besar dibawah kondisi lapangan. Contoh : pasir, kerikil, batu pasir, batu samping yang banyak rekahan. 2. Lapisan kedap air yaitu lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga hanya dapat menyimpan air tanah tetapi tidak dapat mengalirkan air tanah dalam jumlah yang bearti dibawah kondisi lapangan. Contoh : Lempung, lumpur, luf halus, (batuan yang berukuran sangat halus)

Pengantar Geologi Rekayasa

3. lapisan kebal air yaitu lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga sama sekali tidak dapat mengandung air tanah dibawah kondisi lapangan. contoh : batuan yang kompak dan padat = batuan beku. Berdasarkan atas sifatnya maka lapisan pembawa air dapat dibagi menjadi dua ; 1. lapisan pembawa air tanah bebas (unconfined), air tanah dangkal. Contoh : air tanah pada sumur-sumur gali 2. Lapisan pembawa air tertekan (confined) : lapisan pembawa air yang pada bagian atas ditutupi oleh lapisan kedap air, mempunyai tekanan. Contoh : pada sumur-sumur dalam yang artesis baik positif maupun negatif. Beberapa cara pemanfaatan air tanah 1. sumur gali 2. sumur gali ganda 3. sumur pengumpul 4. Liang pengumpul 5. Parit pengumpul 6. Terowongan pengumpul 7. sumur bor Pemanfaatan air tanah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan dan sangat sulit untuk memperbaikinya.

Pengantar Geologi Rekayasa

BAB XI. PENYELIDIKAN GEOLOGI Ada beberapa penyelidikan geologi sesuai dengan tahap-tahap dan tujuannya. Secara umum yang pertama dilakukan adalah : 1. Pemetaan geologi (permukaan) Pemetaan geologi secara regional dengan skala 1:100.000 untuk daerah pulau jawasebagian besar telah dilakukan oleh pusat penelitian dan pengembangan geologi (P3G) bandung (direktorat geologi). Sedangkan untuk luar jawa dengan skala 1:250.000 dan baru sebagian kecil yang telah diselesaikan pemetaan geologi. 2. Penyelidikan geologi bawah permukaan Dari beberapa lokasi yang direncanakan dapat dilakukan penyelidikan geologi bawah permukaan. a. penyelidikan geofisika (pendugaan geofisika) b. pengeboran (pemboran) Pengujian daya dukung 1. dengan bujur sangkar dengan ukuran tertentu dan dibebani dengan bandul yang beratnya selalu ditambah pada periode waktu tertentu. dari hubungan antara peningkatan pembebanan dan penurunan permukaan tanah dibawah pelat tersebut, maka daya dukung tanah dapat dihitung. 2. Pengujian penetrasi standar (standart penetration test) a. dilkukan bersama-sama pemboran inti b. tinggi jatuh beban pada tumpuan = 75 cm c. berat beban = 63,5 kg 3. Pengujian kelulusan air (permeabilitas) Pengujian air dilapangan dapat dilakukan pada sumur uji atau sumur bor bersama-sama pemboran inti dan pengujian SPT. Pengujian pada sumur uji hanya dapat dilakukan untuk lapisan-lapisan yang tidak begitu dalam sedangkan yang dilakukan pada lubang bor dapat lebih dalam.

Pengantar Geologi Rekayasa

Related Documents


More Documents from "Nuril jannatin Laily"