Rehabilitasi Post Ruptur Tendon Achilles.docx

  • Uploaded by: Okky Said
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rehabilitasi Post Ruptur Tendon Achilles.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,066
  • Pages: 6
REHABILITASI POST RUPTUR TENDON ACHILLES Muhammad Hasanal, Rizal Alisi I. Pendahuluan Tendon adalah struktur anatomis yang berfungsi menghubungkan otot ke tulang. Ketika otot berkontraksi tendon akan menarik tulang yang diperlekatinya dan menyebabkan terjadinya gerakan. Tendon berfungsi sebagai penguat tarikan otot ke tulang. Kontraksi otot tertentu akan menarik tendon, kemudian tulang tertentu, sehingga terjadi gerakan tulang-tulang yang berhubungan pada gerakan sendi oleh ligament dan juga jaringan ikat lainnya, sehingga kontraksi otot menghasilkan gerakangerakan tertentu, tergantung pada otot dan sendi yang terlobat (Pohan dan Pohan, 2018). Hucthison dkk (2015), meneliti antara tahun 2008 hingga 2014 didapatkan sebanyak 273 pasien dengan rupture tendon Achilles akut dimana 211 diantaranya mendapat terapi konservatif dan sebanyak 62 pasien dioperasi. 215 diantaranya adalah pria dan 58 diantaranya adalah wanita. Insiden rupture achiles semakin meningkat pada aktivitas yang berkaitan dengan olahraga, usia menengah dan lansia (Lee dan Schuberth, 2012). Untuk mendiagnosis ruptur tendon achiles dapat dilakukan dengan anamnesis, pmeriksaan fisis yang teliti hingga pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRI

sebagai diagnosa definitif dan menentukan

pengobatan yang tepat (Nunley, 2009). Ruptur tendon Achilles dapat menyebabkan keluhan perasaaan nyeri pada bagian bawah kaki hingga sulit menggerakkan kaki disertai kemerahan dan pembengkakan (Setiawan dkk, 2015). Pasien yang mengalami ruptur tendon Achilles beresiko untuk mengalami kembali ruptur, infeksi pasca operasi, deep vein thrombosis, perasaan kebas pada kaki, penyembuhan luka yang terlambat (Banff sport medicine, 2012).

Ruptur tendon achilles dapat menyebabkan gangguan dalam melakukan aktifitas sehari-hari khususnya dalam melakukan gerakan plantar fleksi dan mencegah dorsofleksi yang berlebihan sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup (Awe dkk, 2015). Penanganan dalam ruptur tendon Achilles dapat dilakukan dengan tindakan operatif maupun non operatif seperti pemasangan splint dan cast. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kedua terapi menunjukkan outcome yang tidak berbeda jauh tergantung dari kondisi pasien yang diikuti dengan rehabilitasi medik secara dini dalam 1 tahun pertama. Tujuan utama dalam program rehabilitasi ini adalah untuk mengontrol nyeri dan pembengkakan dan mendukung dalam proses penyembuhan (Banff sport medicine, 2012). Terdapat berbagai guideline terkait program rehabilitasi dalam ruptur tendon Achilles dimana semua program tersebut bertujuan untuk mengembalikkan individu tersebut dalam menjalankan fungsi dan aktifitasnya sehari-hari secepat mungkin (Brumann dkk, 2014). II. Anatomy

III. Definisi Ruptur tendon Achilles adalah suatu kondisi di mana terjadinya robekan pada tendon Achilles yang merupakan kumpulan otot superficial pada kruris posterior yang terdiri dari otot gastrocnemius, soleus dan plantaris (Olsson, 2013). Tendon Achilles merupakan tendon terkuat yang ada di tubuh yang berperan dalam memberi kekuatan dalam plantar flexi dari kak. Cedera pada tendon ini dapatterjadi secara akut maupun kronik, dapat terjadi oleh karena trauma maupun spontan (Ebnezar dan John, 2017). IV. Epidemiologi Frekuensi pasti dari ruptur tendon Achilles tidak diketahui namun secara historical kejadiannya cukup jarang yaitu sebesar kurang dari 2% dari populasi umum. Selama beberapa decade terakhir kejadian dari ruptur

tendon Achilles ini terus mengalami peningkatan, pada saat ini ruptur tendon Achilles menjadi ruptur tendon tersering pada ekstremitas bawah dan dapat mencapai hingga 40% dari seluruh operasi ruptur tendon. Peningkatan frekuensi ini dianggap berkaitan dengan peningkatan minat dan partisipasi dalam olahraga oleh orang dengan usia menengah dan lansia (Lee dan Schuberth, 2012). Tahun 2008 hingga 2014 didapatkan 273 pasien dengan ruptur tendon Achilles akut. 215 diantaranya adalah pria dan 58 diantaranya adalah wanita dengan rerata usia adalah 46.5 tahun (Hutchison dkk, 2015). Angka kejadian dari ruptur tendon Achilles ini semakin meningkat pada individu yang sering melakukan olahraga (AAOS, 2009). Sekitar 75% kasus ruptur tendon Achilles diakobatkan oleh aktifitas olahraga, 10% diantaranya terjadi pada atlet professional, 80% oleh atlet non professional (Awe dkk, 2015). V. Etiologi Penyebab dari rupturnya tendon achiles merupakan keadaan yang multifaktorial.Terdapat 2 teori yang menyokong terjadinya ruptur tendon Achilles yaitu teori degenerasi dan teori mekanikal. Menurut degenerasi teori, degenerasi kronik pada tendon menyebabkan sebuah ruptur pada tendon. Perubahan degeneratif ini dapat terjadi oleh kerena beberapa faktor termaksud usia yang berhubungan dengan perubahan tendon dimana terjadi penurunan diameter serat kolagen, mikrotrauma kronik pada tendon, obat-obatan dan adanya penyakit lainnya. Pada suatu penelitian histopatologik didapatkan ruptur tendon spontan didapatkan terutama oleh karena proses degenerative pada usia rata-rata di atas 45 tahun. (Nicola maffuli), (J 21 olson) Pada teori mekanikal ruptur tendon dapat terjadi pada regangan tendon yang berlebihan. Mekanisme mekanikel ini khususnya terjadi terutama pada pasien muda dan sehat. Pada tendon yang sehatpun masih terdapat resiko untuk terjadinya ruptur jika regangan yang diberikan terjadi cukup kuat dan secara tiba-tiba (Nicola maffuli). Aktifitas olahraga bertanggung jawab sekitar + 75% terhadap kejadian ruptur tendon

Achilles, sekitar 10% terjadi pada atlet professional, 80% pada atlet non professional dan 10% pada non atlet. Kebanyakan ruptur tendon Achilles terjadi secara spontan tanpa trauma langsung terhadap tendon khususnya pada keadaan dorsofleksi yang tiba-tiba pada ankle. Rupture tendon Achilles juga dapat disebabkan oleh trauma langsung yang menyebabkan laserasi pada tendon oleh karena benda tajam sepertikaca, pisau, kampak, dan fraktur tulang meskipun jarang terjadi (Awe dkk, 2015). VI. Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisis Diagnosis ruptur tendon Achilles dapat dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang baik. Umumnya pasien adalah pasien laki-laki usia menengah yang bermain olahraga yang memerlukan gerakan memulai dan berhenti secara tiba-tiba seperti tenis, basket, badminton. Pasien akan mengeluhkan perasaan nyeri yang tiba-tiba di daerah kaki atau sensasi seperti tertumbuk pada daerah kaki bagian belakang. Pasien juga mengeluhkan tidak mampu menahan berat badan disertai kelemahan pada ankle meskipun plantar fleksi masih mungkin dilakukan. Pasien dengan ruptur tendon kronik mungkin akan mengeluhkan kesulitan dalam melakuklan aktifitas sehari-hari seperti menaiki tangga. Pemeriksaan fisis mungkin dapat terlihat edema dan memar, serta pada palpasi akan teraba gap sepanjang tendon (J20). Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus seperti ini adalah The calf-squeeze test yang disebut juga Simmond’s atau Thompson’s test, tes ini mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang tinggi serta non invasive, sederhana dan murah. Tes ini dilakukan dengan cara pasien berbaring dalam posisi prone, dan kedua pergelangan kaki tergantung dari meja pemeriksaan, kemudian pemeriksa menekan otot betis, jika tendon intak maka kaki akan dalam posisi plantar fleksi, tetapi bila tendon ruptur maka hanya aka nada reaksi minimal atau tidak ada sama sekali rekasi dari kaki sehingga tes dikatakan positif. (J21 Olson).

VII. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada ruptur tendon Achilles yaitu USG dan MRI. Pada USG ruptur tendon achilles akut dapat terlihat sebagai diskontinuitas kolagen fibrils yang dipisahkan oleh hematom hypoechoic. Pada ruptur tendon achilles kronik akan terlihat gambaran pengurusan dari tendon. Pada robekan atau adanya ruptur tendon achilles maka akan terlihat sebagai area anechoic diantara area normal serat tendon yang hyperechoic.

Gambar 1. USG ruptur tendon achilles

Related Documents


More Documents from "Lutfi Afifah"